id
stringlengths
1
7
url
stringlengths
31
389
title
stringlengths
1
250
text
stringlengths
2
534k
4587
https://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa%20Minangkabau
Bahasa Minangkabau
Bahasa Minangkabau (Baso Minangkabau; aksara Jawi: باسومينانجاكابو) adalah suatu bahasa Austronesia yang dituturkan oleh Suku Minangkabau. Melalui diaspora masyarakat bersuku Minangkabau, bahasa ini juga dituturkan di beberapa wilayah lain di Sumatera Utara, Jambi, Bengkulu, sebagian Aceh, sebagian Riau, serta di wilayah luar negeri meliputi Negeri Sembilan. Bahasa Minangkabau merupakan salah satu bahasa yang terdapat dalam rumpun bahasa Minangkabauik yang bercabang dari rumpun Melayu-Sumbawa ( 'rumpun bahasa Indonesia Barat') yang diturunkan dari rumpun Melayu-Polinesia yang merupakan cabang dari rumpun bahasa Austronesia. Dialek Bahasa Minang memiliki banyak dialek, bahkan antarkampung yang dipisahkan oleh sungai sekali pun dapat mempunyai dialek yang berbeda. Menurut Nadra, di wilayah Sumatera Barat bahasa Minang dapat dibagi dalam 8 dialek, yaitu: Dialek Rao Mapat Dialek Muara Lolo Dialek Lubuak Alai Dialek Payakumbuh Dialek Agam Dialek Pancung Soal Dialek Koto Baru Dialek Pekal Dialek Lintau Selain itu, masing-masing dialek Payakumbuh, Agam, dan Pancung Soal masih dapat dibagi lagi ke dalam sub-dialek.. Dialek bahasa Minangkabau yang dituturkan di Singkil, Simeulue, Aceh Selatan, Aceh Barat Daya, Nagan Raya dan Aceh Barat juga disebut dengan bahasa Aneuk Jamee. Sedangkan di Tapanuli Tengah, Sibolga, pantai Tapanuli Selatan dan Pantai Mandailing Natal disebut bahasa Pesisir. Bahasa Minangkabau yang ada di Provinsi Riau terdiri dari 4 dialek, di antaranya: Dialek Rokan, dipakai di Kabupaten Rokan Hilir dan Rokan Hulu Dialek Kampar juga disebut sebagai bahaso Ocu, dipakai di Kabupaten Rokan Hilir, Rokan Hulu, Kampar, Kota Pekanbaru, Pelalawan, Kuantan Singingi (Kuansing), dan Indragiri Hulu Dialek Basilam, dipakai di Kabupaten Rokan Hilir Dialek Indragiri, dipakai di Kabupaten Indragiri Hulu dan Indragiri Hilir Dialek-dialek bahasa Minangkabau yang berada di Provinsi Riau dalam perkembangannya mendapat pengaruh dari bahasa Melayu di sekitarnya. Oleh sebagian masyarakat pengguna dialek tersebut mengganggapnya sebagai bahasa tersendiri. Bahasa Minangkabau Umum ini juga disebut sebagai dialek Padang yang biasa disebut Bahaso Padang atau Bahaso Urang Awak. Karya sastra Karya sastra tradisional berbahasa Minang memiliki persamaan bentuk dengan karya sastra tradisional berbahasa Melayu pada umumnya, yaitu berbentuk prosa, cerita rakyat, dan hikayat. Penyampaiannya biasa dilakukan dalam bentuk cerita (kaba) atau dinyanyikan (dendang). Adapula karya sastra yang digunakan untuk prosesi adat Minang, seperti pepatah-petitih dan persembahan (pasambahan). Pepatah-petitih dan persembahan banyak menggunakan kata-kata kiasan. Agar tidak kehilangan makna, karya sastra jenis ini tidak bisa diterjemahkan ke dalam bahasa lain. Oleh karenanya sangat sedikit sekali orang yang menguasai karya sastra ini, yang hanya terbatas pada ninik mamak dan pemuka adat. Fonologi Berikut merupakan kotak fonem suara dari bahasa Minangkabau. Diftong: [iə̯], [uə̯], [ui̯], [ai̯], [au̯]. Hubungan dengan bahasa lain Orang Minangkabau umumnya berpendapat banyak persamaan antara Bahasa Minangkabau dengan Bahasa Melayu dan Bahasa Indonesia. Marah Roesli dalam Peladjaran Bahasa Minangkabau menyebutkan pada umumnya perbedaan antara Bahasa Minangkabau dan Bahasa Indonesia adalah pada perbedaan lafal, selain perbedaan beberapa kata. Bahasa Melayu dan Indonesia Bahasa Minangkabau merupakan salah satu bahasa daerah yang banyak memberikan sumbangan terhadap kosakata Bahasa Indonesia. Hal ini disebabkan karena banyaknya sarjana Minang yang berkontribusi dalam pembentukan Bahasa Melayu baku yang kelak menjadi Bahasa Indonesia. Selain itu, peran para sastrawan Minang yang banyak menulis karya-karya sastra terkemuka pada masa awal kemerdekaan, juga menjadi faktor besarnya interferensi Bahasa Minangkabau terhadap Bahasa Indonesia. Mereka banyak memasukkan kosakata Minang ke dalam Bahasa Indonesia baku, terutama kosakata yang tidak memiliki padanannya di dalam Bahasa Indonesia. Pada tahun 1966, dari semua kosakata non-Melayu dalam Kamus Bahasa Indonesia, Bahasa Minangkabau mencakup 38% dari keseluruhannya. Angka ini merupakan yang tertinggi dibanding bahasa daerah lain, seperti Bahasa Jawa (27,5%) dan Bahasa Sunda (2,5%). Meskipun dalam perkembangannya, jumlah kosakata Minangkabau cenderung menurun dibandingkan interferensi kedua bahasa daerah tersebut. Abdul Gaffar Ruskhan dalam makalah yang disampaikannya di Sarasehan Bahasa Minangkabau menyampaikan pola perubahan kata dari Bahasa Indonesia ke Bahasa Minangkabau sebagai berikut: Bunyi akhir BI -ul > -ua: bandul > bandua Bunyi akhir BI -ut > -uik: rumput > rumpuik Bunyi akhir BI -us > -uih: putus > putuih Bunyi akhir BI -is > -ih: baris > barih Bunyi akhir BI -it > -ik: sakit > sakik Bunyi akhir BI -as > -eh: batas > bateh Bunyi akhir BI -ap > -ok: atap > atok Bunyi akhir BI -at > -ek: rapat > rapek Bunyi akhir BI -at (dari Arab) > -aik: adat > adaik Bunyi akhir BI -al/-ar > -a: jual > jua, kabar > kaba Bunyi akhir BI -a > -o: kuda > kudo Bunyi -e (pepet) > -a: beban > baban Awalan ter-, ber-, per- > ta-, ba-, pa-: berlari, termakan, perdalam > balari, tamakan, padalam Lafal Contoh-contoh perbedaan lafal Bahasa Melayu dan Bahasa Indonesia dengan Bahasa Minangkabau (umum) adalah sebagai berikut: Selain perbedaan akhiran, imbuhan awalan seperti me-, ber-, ter-, ke-, pe- dan se- dalam bahasa Minang (umum) menjadi ma-, ba-, ta-, ka-, pa-, dan sa-. Contohnya meminum, berlari, terlambat, kesalahan, penakut, dan setiap dalam bahasa Minang menjadi maminum, balari, talambek, kasalahan, panakuik, dan satiok. Sementara itu, imbuhan akhiran seperti -kan dan -nya dalam bahasa Minang (umum) menjadi -an dan -nyo. Contohnya memusnahkan dan selamanya dalam bahasa Minang menjadi mamusnahan dan salamonyo. Perbedaan lainnya adalah setiap suku kata pertama yang mengandung huruf "e pepet" dalam bahasa Minang (umum) menjadi huruf "a". Contohnya selama dan percaya dalam bahasa Minang menjadi salamo dan pacayo. Kosa kata Persamaan Bahasa Minangkabau dengan berbagai bahasa lain dari rumpun Melayu dapat dilihat misalnya dalam perbandingan kosakata berikut: Frasa Penamaan dokumen hukum Sebagai contoh, perbedaan dapat dilihat dalam versi masing-masing dari Pernyataan Umum tentang Hak-Hak Asasi Manusia: Kalimat positif dan kalimat negatif Kalimat negatif seperti dibuat bahasa Prancis. Contoh: Iko lamak (ini enak) Iko indak lamak do Ba a (bagaimana) Ndak ba a do Kalimat pertanyaan Kalimat petunjuk Kata pengganti Bilangan Silsilah keluarga Lihat pula Bahasa Aneuk Jamee Ejaan Bahasa Minangkabau Kongres Bahasa Minangkabau Referensi Bacaan lanjutan Pranala luar Artikel Kategori Bahasa Minang Beberapa kata sulit Bahasa Minangkabau Kamus Bahasa Indonesia – Minangkabau / Minangkabau – Indonesia Deklarasi Sedunia Hak Asasi Manusia dalam Bahasa Minangkabau Kamus Bahasa Indonesia – Minangkabau I – Depdikbud Kamus Minangkabau Indonesia – Depdikbud kamus-bahasa-indonesia-minang.pdf Ucapan dan contoh perkataan dalam bahasa Minangkabau - kanal I Love Languages di Youtube Rumpun bahasa Melayu-Polinesia Bahasa Melayu Bahasa di Indonesia Bahasa di Sumatra Bahasa di Sumatera Barat Rumpun bahasa Austronesia Rumpun bahasa Malayik
4588
https://id.wikipedia.org/wiki/Helsinki
Helsinki
Helsinki (; ; ) adalah ibu kota sekaligus kota terbesar di Finlandia. Kota ini terletak di bagian selatan Finlandia, di tepi Teluk Finlandia dan Laut Baltik. Daerah urban Helsinki termasuk kota Espoo, Vantaa, dan Kauniainen, yang disebut juga Wilayah Ibu kota dengan penduduk sebanyak 992.836 jiwa. Daerah Helsinki Raya (Greater Helsinki) melingkupi lebih banyak kota-kota di sekitarnya dan memiliki 1,4 juta penduduk, menjadikannya munisipalitas dengan penduduk paling banyak dan kawasan urban terbesar di Finlandia. Helsinki berjarak sebelah utara Tallinn, Estonia, timur laut Stockholm, Swedia, dan sebelah barat Saint Petersburg, Rusia. Helsinki memiliki hubungan sejarah yang dekat dengan ketiga kota ini. Kawasan metropolitan Helsinki termasuk kawasan urban Helsinki, Espoo, Vantaa, Kauniainen, dan kota kecil di sekelilingnya. Kota ini adalah kawasan urban paling utara di atas satu juta orang, dan ibu kota paling utara di antara Negara anggota Uni Eropa. Kawasan metropolitan Helsinki adalah metropolitan Nordik terbesar keempat setelah Copenhagen, Stockholm, dan Oslo. Helsinki adalah pusat bisnis, keuangan, mode, hiburan, media, dan budaya di Finlandia dengan jajaran museum, galeri, dan tempat pertunjukan. Sekitar 70% perusahaan luar negeri yang beroperasi di Finlandia bertempat di kota ini. Munisipalitas terdekat di Vantaa adalah lokasi Bandar Udara Helsinki yang memiliki jadwal penerbangan di beberapa kota di Eropa dan Asia. Helsinki memiliki jumlah warga asing terbesar di Finlandia baik dalam jumlah nyata maupun persentasenya. Mereka terdiri dari sekitar 130 kewarganegaraan dengan mayoritas dari Rusia, Estonia, dan Swedia. Saat ini, Helsinki mendapat perhatian dari dunia karena Finlandia memegang jabatan Presiden Uni Eropa dari Juli sampai Desember 2006. Tahun 2009, Helsinki terpilih sebagai World Design Capital pada tahun 2012 oleh Dewan Internasional Perkumpulan Desain Industri, secara tipis mengalahkan Eindhoven. Survei hidup Economist Intelligence Unit bulan Agustus 2012 menempatkan kota ini di posisi kedelapan terbaik dunia. Tahun 2011, Majalah Monocle menempatkan Helsinki sebagai kota terbaik untuk hidup di dunia pada "Indeks Kota Layak Huni 2011". Etimologi Helsinki digunakan untuk merujuk nama kota ini di sebagian besar bahasa, kecuali Swedia. Dalam bahasa Swedia digunakan , nama ini adalah nama asli kota ini (awalnya Hellssingeforss). Nama berbahasa Finlandia mungkin berasal dari Helsinga dan nama sejenis yang digunakan sebagai nama sungai yang saat ini dikenal dengan nama Sungai Vantaa. Sebagai bagian dari Keharyapatihan Finlandia pada masa Kekaisaran Rusia, Helsinki dikenal dengan Gel'singfors (Гельсингфорс) dalam bahasa Rusia. Sejarah Awal sejarah Helsinki didirikan sebagai kota dagang kecil oleh Raja Gustav I dari Swedia tahun 1550 dengan nama Helsingfors, yang tujuannya untuk bersaing dengan kota Reval di Hanseatik (sekarang dikenal dengan Tallinn). Sedikitnya perencanaan untuk kota ini menjadikan kota ini tetap miskin, kerap didera perang dan penyakit. Wabah tahun 1710 membunuh sebagian penduduk Helsinki. Konstruksi benteng Sveaborg (dalam bahasa Finlandia Viapori/Suomenlinna) pada abad ke-18 meningkatkan status kota ini, ditambah ketika Kekaisaran Rusia mengalahkan Swedia pada Perang Finlandia dan menganeksasi Finlandia sebagai Keharyapatihan Finlandia tahun 1809. Selama perang, tentara Rusia mengepung benteng Sveaborg dan sekitar seperempat bagian kota hancur akibat kebakaran 1808. Tsar Aleksandr I dari Rusia memindahkan ibu kota Finlandia dari Turku ke Helsinki tahun 1812 untuk mengurangi pengaruh Swedia di Finlandia dan membuat ibu kota lebih dekat ke Sankt-Peterburg. Setelah Kebakaran Besar Turku tahun 1827, Akademi Kerajaan Turku, satu-satunya universitas di negara ini pada waktu itu, juga dipindah ke Helsinki, dan saat ini menjadi Universitas Helsinki. Naiknya status menjadi ibu kota menaikkan pertumbuhan di kota ini. Di pusat kota dibangun dengan gaya Neoklasik mirip Sankt-Peterburg, dirancang oleh arsitek C. L. Engel. Jalur kereta dan industrialisasi adalah kunci utama pertumbuhan kota. Geografi Disebut sebagai "Putri Baltik", Helsinki terletak di ujung semenanjung dan dikelilingi 315 pulau. Bagian dalam kota menempati bagian selatan semenanjung, dengan nama resminya Vironniemi. Kepadatan penduduk di bagian dalam kota ini sangat tinggi, mencapai 16.494 penduduk per km2 di distrik Kallio, tetapi secara keseluruhan kepadatan kota ini adalah 3.050 jiwa per km2. Taman Central Park Helsinki, yang berada sepanjang dari bagian dalam kota sampai batas utara kota, adalah kawasan rekreasional utama bagi penduduk. Kota ini juga memiliki 11.000 kapal berth dan lebih dari 14.000 hektar kawasan memancing. Kepulauan utama di Helsinki adalah Seurasaari, Vallisaari, Lauttasaari, dan Korkeasaari – terakhir adalah lokasi kawasan kebun binatang terbesar di negara ini. Kepulauan besar lainnya adalah Suomenlinna (Sveaborg), pulau militer Santahamina, dan Isosaari. Pulau Pihlajasaari adalah pulau populer di musim panas. Kawasan Metropolitan Daerah Ibu kota Helsinki terdiri dari 4 munisipalitas: Helsinki, Espoo, Vantaa, dan Kauniainen dan dianggap menjadi satu-satunya metropolis di Finlandia. Jumlah penduduknya lebih dari 1,1 juta, terbesar dan paling padat di Finlandia, 4 kali lebih besar daripada Tampere dengan luas kawasan . Kawasan Metropolitan Helsinki (Helsinki Raya) terdiri dari kota-kota di Daerah Ibu kota dan 10 munisipalitas di sekelilingnya. Kawasan metropolitannya berluas dengan populasi 1,4 juta jiwa atau seperempat total populasi Finlandia. Kawasan ini menyediakan lebih dari 750.000 pekerjaan. Meski kawasan metropolitan, kota ini banyak memiliki ruang rekreasi dan ruang hijau. Iklim Helsinki memiliki iklim humid continental (Köppen: Dfb), kurang dari diatas batas klasifikasi subarktik. Karena pengaruh dari Laut Baltic dan Laut Atlantik Utara, suhu di musim dingin lebih tinggi daripada bagian di utara, dengan rata-rata suhu bulan Januari dan Februari berkisar . Musim dingin di Helsinki lebih hangat daripada di utara dan musim salju juga lebih pendek. Suhu dibawah bisa muncul beberapa kali dalam setahun. Namun, karena posisinya, di musim dingin kota ini hanya mendapatkan rata-rata sinar matahari 5 jam 48 menit dan cuaca yang berawan semakin menambah gelap. Namun, di musim panas Helsinki menikmati sinar matahari yang panjang, rata-rata mencapai 18 jam 57 menit per hari. Suhu rata-rata maksimum pada bulan Juni hingga Agustus adalah . Suhu tertinggi yang pernah tercatat adalah pada 18 Juli 1945, sedangkan terendah pada 10 Januari 1987. Demografi Helsinki memiliki proporsi penduduk wanita lebih banyak (53.4%) daripada rata-rata negara (51.1%). Kepadatan penduduk Helsinki saat ini adalah 2.739,36 orang per kilometer persegi menjadikannya terpadat di Finlandia. Angka harapan hidup adalah 75,1 tahun untuk laki-laki dan 81,7 tahun untuk perempuan. Bahasa Bahasa Finlandia dan Bahasa Swedia adalah bahasa resmi munisipalitas Helsinki. Mayoritas (81.9%) populasi adalah penutur bahasa Finlandia sebagai bahasa ibu. Minoritas (5.9%) berbahasa Swedia. Sekitar 12.2% populasi dapat berbahasa lain selain Finlandia atau Swedia. Bahasa Swedia banyak diucapkan di kota atau biro nasional yang ditujukan khusus ke penutur Swedia, seperti Departemen Layanan Sosial di Hämeentie atau Pusat Budaya Luckan di Kamppi. Pengetahuan mengenai bahasa Finlandia penting dalam bisnis dan biasanya menjadi persyaratan dasar di pasar kerja. Penutur Finlandia melewati penutur Swedia tahun 1890 dan saat ini menjadi penutur mayoritas di kota ini. Pada waktu itu, populasi Helsinki baru 61.530 jiwa. Imigran Helsinki adalah pintu global Finlandia. Kota ini memiliki populasi imigran terbesar di Finlandia. Lebih dari 140 kewarganegaraan ada disini. Beberapa yang terbesar berasal dari Swedia, Rusia, Estonia, Somalia, China, Kurdistan, Spanyol, Jerman, Prancis, Vietnam, dan Turki. Penduduk asing mengisi 8.0% populasi kota, sedangkan kelahiran asing mengisi 11.1%. Tahun 2012, 68.375 penduduk bicara bahasa ibu lain selain Finlandia, Swedia atau satu dari tiga bahasa Sami yang dituturkan di Finlandia. Kelompok asing terbesar berasal dari Rusia (14.532), Estonia (9.065), dan Somalia (6.845). Setengah populasi imigran Finlandia tinggal di Helsinki Raya, dan sepertiga di Kota Helsinki. Pemandangan kota Carl Ludvig Engel (1778–1840) ditunjuk untuk mendesain pusat kota baru. Ia mendesain beberapa gedung neoklasik di Helsinki. Titik pusat dari rencana kota yang dibuat Engel adalah Lapangan Senat yang dikelilingi Istana Pemerintah (sebelah timur), gedung utama Universitas Helsinki (sebelah barat), dan Katedral, di sebelah utara yang selesai 1852, 12 tahun setelah C. L. Engel meninggal. Helsinki juga terkenal dengan bangunan Art Nouveau (Jugend dalam bahasa Finlandia) bergaya romantik nasionalisme yang didesain awal 1900-an. Gaya Art Nouveau juga dihadirkan di banyak kawasan perumahan seperti Katajanokka dan Ullanlinna. Master dari seni Art Nouveau Finlandia adalah Eliel Saarinen (1873–1950), yang salah satu karyanya adalah Stasiun kereta Sentral Helsinki. Helsinki juga memiliki beberapa bangunan yang didesain oleh arsitek Finlandia kaliber dunia, Alvar Aalto (1898–1976), terkenal sebagai salah satu pionir fungsionalisme. Meski begitu, beberapa proyeknya, seperti kantor pusat Stora Enso dan venue konser Finlandia Hall menuai opini yang terbelah dari masyarakat. Bangunan fungsionalis lain di Helsinki di antaranya Stadion Olimpiade Helsinki, Tennispalatsi, Rowing Stadium, Stadion Renang, Velodrome, Glass Palace, Exhibition Hall (sekarang Töölö Sports Hall), dan Bandar Udara Helsinki-Malmi. Venue olahraga dibangun untuk ajang Pesta Olimpiade Helsinki 1940, ajang ini awalnya dibatalkan karena pecahnya Perang Dunia II. Namun, Helsinki terpilih sebagai tuan rumah Olimpiade Musim Panas 1952 pada tahun 1947. Karena itu, venue olahraga ini akhirnya mulai digunakan. Bangunan-bangunan neoklasik di Helsinki sering digunakan sebagai latar belakang untuk set film Hollywood yang terletak di Uni Soviet terutama pada era Perang Dingin di mana melakukan pengambilan gambar di Uni Soviet tidak dimungkinkan. Beberapa di antaranya adalah The Kremlin Letter (1970), Reds (1981), dan Gorky Park (1983). Di saat yang sama pemerintah secara diam-diam menginstruksikan pada pihak berwenang untuk tidak melakukan pengawasan pada proyek film semacam itu. Pada abad 21 kota ini mulai memperbolehkan pembangunan pencakar langkit. Beberapa di antaranya sedang dibangun, terutama di Pasila dan Kalasatama. Gedung tertinggi (40 lantai) akan memiliki tinggi minimum 150 meter. Di Pasila, akan ada 20 bangunan tinggi baru dalam 10 tahun ke depan. Di Kalasataman Keskus REDI, ada gedung pemukiman 35-story pertama (130 meter) dan 32-story (122 meter) sedang dalam pembangunan. Di Kalasatama, diperkirakan akan ada 30 bangunan tinggi dalam 10 tahun ke depan. Transportasi Jalan Tulang punggung jaringan jalan tol Helsinki terdiri dari 3 jalan lingkar semilingkar, Lingkar I, Lingkar II, dan Lingkar III, yang menghubungkan kota ini ke bagian lainnya di Finlandia, dan ke bagian barat dan timur di Länsiväylä dan Itäväylä. Helsinki memiliki kepadatan kendaraan sebesar 390 mobil per 1000 penduduk. Hal ini lebih sedikit dan mirip dengan kota lain di Eropa seperti Brussels dengan 483 per 1000 penduduk, Stockholm 401 per 1000 penduduk, dan Oslo 413 per 1000 penduduk. Kereta dan bus Di kawasan metropolitan Helsinki, transportasi umum diatur oleh Otoritas Transportasi Regional Helsinki. Sistem transportasi umum di Helsinki terdiri dari tram, komuter, metro, bus, 2 jalur feri, dan minibus. Saat ini, Helsinki adalah satu-satunya kota di Finlandia yang punya tram atau sistem metro. Dulunya, ada 2 kota lain yang memiliki tram: Turku dan Viipuri (Vyborg, sekarang di Rusia), tetapi sekarang ditinggalkan. Helsinki Metro, dibuka 1982, adalah satu-satunya sistem angkutan cepat di Finlandia. Tahun 2006, konstruksi perpanjangan metro ke bagian barat di Espoo disetujui. Ada kemungkinan juga untuk membangun Terowongan Helsinki ke Tallinn. Terowongan ini akan menghubungkan Helsinki dengan Tallinn (ibu kota Estonia), dan ke benua Eropa lainnya dengan Rail Baltica. Aviasi Untuk urusan transportasi udara, Helsinki memiliki Bandara Helsinki-Vantaa, terletak sebelah utara pusat kota Helsinki di kota tetangga Vantaa. Bandar udara Helsinki-Malmi digunakan untuk penerbangan pribadi. Helikopter dari Tallinn tersedia dari Hernesaari Heliport. Transportasi laut Helsinki memiliki jalur pelayaran reguler ke Stockholm, Tallinn, dan Sankt-Peterburg sejak 1837. 300 kapal cruise dan 360.000 penumpang penumpang cruise mengunjungi kota ini tiap tahunnya. Dok untuk kapal cruise internasional berada di South Harbour, Katajanokka, West Harbour, dan Hernesaari. Pelabuhan penumpang Helsinki adalah kedua tersibuk di Eropa dengan 11 juta penumpang tahun 2013. Koneksi feri tersedia ke Tallinn, Mariehamn, dan Stockholm. Feri Finnlines ke Gdynia, Polandia; Travemünde, Jerman; dan Rostock, Jerman juga tersedia. St Peter Line juga menyediakan pelayanan ke Saint Petersburg beberapa kali seminggu. Pemerintah Sama seperti Munisipalitas Finlandia lainnya, dewan kota adalah pembuat keputusan utama pada politik lokal yang memutuskan berbagai isu seperti perencanaan kota, sekolah, kesehatan, transportasi umum, dan lain-lain. Dewan kota dipilih 4 tahun sekali. Dewan Kota Helsinki terdiri dari 85 anggota. Pada pemilihan terakhir tahun 2012, tiga partai terbesar adalah Partai Koalisi Nasional (23), Hijau (19), dan Sosial Demokrat (15). Wali kota saat ini, Jussi Pajunen, adalah anggota Partai Koalisi Nasional. Aliansi Kiri adalah partai keempat terbesar, sedangkan True Finns berada di urutan kelima. Ekonomi Kawasan Metropolitan Helsinki menghasilkan kira-kira sepertiga PDB Finlandia. PDB per kapita kota ini sekitar 1,3 kali rata-rata nasional. 83 dari 100 perusahaan Finlandia terbesar berkantor pusat di Helsinki Raya. Dua per tiga dari 200 orang bergaji tertinggi di Finlandia tinggal disini. Kualitas air keran disini sangat baik dan disediakan oleh Terowongan Air Päijänne sepanjang salah satu terowongan batu terpanjang di dunia. Air keran berbotol dari Helsinki bahkan dijual ke negara lain. Pendidikan Helsinki memiliki 190 sekolah umum dan 15 sekolah kejuruan. Ada pula delapan universitas dan empat politeknik. Universitas Universitas Helsinki Universitas Teknologi Helsinki (dari Espoo) Sekolah Ilmu Ekonomi Helsinki Sekolah Ilmu Ekonomi dan Administrasi Bisnis Swedia Akademi Seni Murni Akademi Sibelius Akademi Teater Universitas Seni dan Desain Helsinki Sekolah Tinggi Pertahanan Nasional (tidak dianggap sebagai universitas) Politeknik Politeknik Stadia Helsinki Politeknik Arcada Helsinki Politeknik Bisnis Helsinki Budaya Museum Museum sejarah terbesar di Helsinki adalah Museum Nasional Finlandia, yang menampilkan beragam koleksi dari zaman prasejarah hingga abad ke-21. Gedung museumnya sendiri, bergaya romantik nasional neomedieval, adalah atraksi bagi turis. Museum sejarah lainnya adalah Museum Kota Helsinki yang isinya adalah sejarah kota ini selama 500 tahun. Universitas Helsinki juga mempunyai beberapa museum, di antaranya Museum Universitas Helsinki "Arppeanum" dan Museum Sejarah Alam Finlandia. Galeri Nasional Finlandia terdiri dari 3 museum: Museum Seni Ateneum untuk seni Finlandia klasik, Museum Seni Sinebrychoff untuk seni Eropa klasik, dan Museum Seni Kiasma untuk seni modern. Ateneum, istana neo-Renaissance dari abad 19, adalah salah satu gedung bersejarah utama. Ketiga museum ini dimiliki pemerintah melalui Properti Senat. Museum Desain ditujukan untuk memajang desain karya dari Finlandia maupun luar negeri, termasuk di antaranya desain industri, fashion, dan desain grafis. Museum lainnya antaranya Museum Militer Finlandia, Museum Seni Didrichsen, Museum Seni Amos Anderson, dan Museum Tram. Teater Helsinki memiliki 3 teater utama: Teater Nasional Finlandia, Teater Kota Helsinki, dan Teater Swedia (Svenska Teatern). Teater lain di kota ini antara lain Teater Alexander, Q-teatteri, Teater Savoy, KOM-theatre, dan Teatteri Jurkka. Musik Helsinki adalah rumah dari 2 orkestra simfoni: Helsinki Philharmonic Orchestra dan Orkestra Simfoni Radio Finlandia, keduanya tampil di aula konser Helsinki Music Centre. Komposer kontemporer ternama Kaija Saariaho, Magnus Lindberg, Esa-Pekka Salonen, dan Einojuhani Rautavaara, besar di Helsinki dan belajar di Akademi Sibelius. Opera Nasional Finlandia, satu-satunya perusahaan opera profesional di Finlandia, terletak di Helsinki. Penyanyi opera Martti Wallén, solois terkenal, juga besar di kota ini, begitu juga penyanyi mezzo-soprano Monica Groop. Beberapa band terkenal juga berasal dari kota ini, seperti Hanoi Rocks, HIM, Stratovarius, The 69 Eyes, Finntroll, Ensiferum, Wintersun, The Rasmus, Poets of the Fall, dan Apocalyptica. Venue musik utama kota ini adalah Opera Nasional Finlandia, aula konser Finlandia, dan Helsinki Music Centre. Music Centre juga sebagian dari Akademi Sibelius. Acara dan konser besar biasanya diadakan di salah satu dari 2 arena hoki es besar di kota ini: Hartwall Areena atau Helsinki Ice Hall. Helsinki Arena menyelenggarakan Kontes Lagu Eurovision 2007, Kontes Lagu Eurovision pertama di Finlandia. Hubungan internasional Kota kerjasama khusus Helsinki memiliki hubungan kerjasama khusus dengan: Beijing, Tiongkok (sejak 2006) Kopenhagen, Denmark Moskwa, Rusia London, Britania Raya Praha, Republik Ceko Stockholm, Swedia Teheran, Iran New Delhi, India Referensi Pranala luar Finland Travel Community Ibu kota negara Kota di Finlandia Ibu kota negara di Eropa
4589
https://id.wikipedia.org/wiki/Budapest
Budapest
Budapest () adalah ibu kota dan kota terbesar di Hungaria, serta merupakan kota terbesar kesepuluh di Uni Eropa berdasarkan jumlah penduduk di batas kota. Kota ini diperkirakan memiliki jumlah penduduk sebesar 1.752.704 jiwa pada tahun 2016 dan mereka tersebar di wilayah seluas 525 km2. Secara administratif, Budapest merupakan sebuah kota dan kabupaten dan merupakan pusat wilayah metropolitan Budapest, yang memiliki luas sebesar 7.626 km2 dan jumlah penduduk sebesar 3.303.786, atau sekitar 33% jumlah penduduk Hungaria. Wilayah metropolitan Budapest memiliki produk domestik bruto (PDB) sebesar $141,0 miliar (€129,4 miliar) pada tahun 2016 atau sekitar 49,6% PDB Hungaria. PDB per kapita kota ini mencapai $64.283 atau sekitar 148% rata-rata PDB per kapita Uni Eropa berdasarkan keseimbangan kemampuan berbelanja. Maka dari itu, kota ini masuk ke dalam 100 besar kota-kota di dunia berdasarkan pertumbuhan PDB tertinggi pada tahun 2008. Budapest merupakan kota global dengan keunggulan dalam bidang perdagangan, keuangan, media, seni, mode, penelitian, teknologi, pendidikan, dan hiburan. Kota ini merupakan pusat keuangan dan R&D dan mencapai peringkat tertinggi dalam Indeks Kota-Kota Inovatif di Eropa Tengah dan Timur. Kota ini juga memiliki ekonomi kota dengan pertumbuhan tercepat kedua di Eropa. Di kota ini terdapat bursa efek terbesar kedua di Eropa Tengah dan Timur berdasarkan kapitalisasi pasar, yaitu Bursa Efek Budapest. Kawasan bisnisnya menjadi markas bank dan perusahaan nasional dan internasional yang besar. Di Budapest juga terdapat kantor regional organisasi internasional, seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa, Institut Inovasi dan Teknologi Eropa, dan Akademi Kepolisian Eropa. Lebih dari 40 akademi dan universitas terletak di Budapest, termasuk Universitas Eötvös Loránd, Universitas Semmelweis, dan Universitas Teknologi dan Ekonomi Budapest. Kota ini juga memiliki jaringan kereta bawah tanah Metro Budapest yang dibuka pada tahun 1896 dan melayani 1,27 juta orang, sementara Jaringan Tram Budapest melayani 1,08 juta penumpang setiap harinya. Budapest sendiri masuk ke dalam peringkat kota yang paling dapat ditinggali di Eropa Tengah dan Timur menurut indeks kualitas hidup Economist Intelligence Unit. Sejarah Budapest dimulai oleh kota Aquincum yang awalnya merupakan permukiman Kelt dan kemudian menjadi ibu kota provinsi Romawi yang disebut Pannonia Inferior. Bangsa Hungaria tiba di wilayah Budapest pada abad ke-9. Permukiman pertama mereka dijarah oleh bangsa Mongol pada tahun 1241. Kota yang telah didirikan kembali lalu menjadi pusat budaya humanisme Renaisans pada abad ke-15. Setelah kekalahan besar Hungaria dalam Pertempuran Mohács dan periode kekuasaan Kesultanan Utsmaniyah selama hampir 150 tahun, kawasan ini memulai lembaran baru sebagai kawasan yang sejahtera, dan Budapest menjadi kota global setelah disatukannya kota Buda dan Óbuda di tepi barat Sungai Donau dengan kota Pest di tepi timur pada tanggal 17 November 1873. Setelah ditetapkannya Kompromi Austria-Hungaria pada tahun 1867, Budapest menjadi salah satu ibu kota Kekaisaran Austria-Hungaria,<ref>Alexander Watson, Ring of Steel: Germany and Austria-Hungary at War, 1914–1918 (2014). hlm. 536–40.: In the capital cities of Vienna and Budapest, the leftist and liberal movements and opposition parties strengthened and supported the separatism of ethnic minorities.</ref> sebuah kekuatan besar yang akhirnya bubar pada tahun 1918 akibat kekalahannya dalam Perang Dunia I. Kawasan kota ini juga pernah menjadi lokasi Revolusi Hungaria 1848, Pertempuran Budapest pada tahun 1945, dan Revolusi Hungaria 1956. Budapest disebut-sebut sebagai salah satu kota paling indah di Eropa dan dinobatkan sebagai "kota terbaik kedua dunia" oleh Condé Nast Traveler, serta "tempat terindah ketujuh untuk tinggal di Eropa" oleh Majalah Forbes. Dari antara museum-museum dan institusi-institusi budaya Budapest, museum seni yang paling sering dikunjungi adalah Museum Seni Rupa yang dikenal memiliki salah satu koleksi seni Eropa terbesar yang berasal dari berbagai periode dan terdiri dari lebih dari 100.000 objek. Institusi-institusi budaya lainnya yang terkenal adalah Museum Nasional Hungaria, Rumah Teror, Akademi Musik Franz Liszt, Gedung Opera Negara Hungaria, dan Perpustakaan Nasional Széchényi. Pusat kota Budapest di sepanjang Sungai Donau telah dikategorikan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO dan memiliki berbagai monumen penting, termasuk Gedung Parlemen Hungaria (yang merupakan gedung parlemen terbesar ketiga di dunia), Kastel Buda, Halászbástya, Istana Gresham, Jembatan Rantai Széchenyi, Gereja Mátyás, dan Patung Kebebasan. Marka tanah lainnya yang terkenal adalah Jalan Andrássy, Basilika Santo István, Alun-Alun Pahlawan, Balai Pasar Besar, Stasiun Kereta Api Nyugati yang dibangun oleh perusahaan Perusahaan Eiffel dari Paris pada tahun 1877, serta jalur metro tertua kedua di dunia, yaitu Jalur Kereta Api Bawah Tanah Milenium. Kota ini juga memiliki 80 pemandian air panas geotermal, sistem gua air termal terbesar, dan Sinagoge Jalan Dohány yang merupakan sinagoge terbesar kedua di dunia. Budapest dikunjungi oleh sekitar 4,4 juta wisatawan internasional setiap tahunnya, sehingga kota ini merupakan kota wisata paling populer ke-25 di dunia dan ke-6 di Eropa. Etimologi "Budapest" merupakan gabungan dari kota Buda, Óbuda, dan Pest yang disatukan bersama dengan pada tahun 1873. Dokumentasi pertama yang menyebutkan gabungan nama "Buda-Pest" adalah sebuah buku dari tahun 1831 yang berjudul Világ (Dunia/Cahaya) karya István Széchenyi. Asal nama "Buda" dan "Pest" tidak jelas. Nama Buda kemungkinan berasal dari: Turunan kata "Bod" atau "Bud", nama pribadi dalam rumpun bahasa Turk, yang berarti "ranting". Nama pribadi dalam rumpun bahasa Slavia, Buda, yang merupakan singkatan dari Budimír, Budivoj. Secara linguistik, asal mula dari bahasa Jerman melalui turunan bahasa Slavia вода (voda, air) tidak dimungkinkan, dan tidak ada kepastian bahwa kata dalam bahasa Turk tersebut benar-benar berasal dari kata "buta" ~ "buda". Sementara itu, terdapat beberapa hipotesis mengenai asal nama Pest. Salah satunya menyatakan bahwa nama ini berasal dari zaman Romawi, karena terdapat benteng setempat (Kontra-Aquincum) yang diberi julukan "Pession" ("Πέσσιον") oleh Ptolemaios. Berdasarkan hipotesis lain, kata Pest berasal dari kata "gua" dalam bahasa Slavia, пещера atau peștera. Hipotesis ketiga mengutip kata пещ atau peșt yang mengacu kepada gua tempat api terbakar. Sejarah Sejarah awal Permukiman pertama di wilayah Budapest didirikan oleh bangsa Kelt sebelum abad ke-1 M. Wilayah ini kemudian diduduki oleh bangsa Romawi. Permukiman Romawi yang bernama Aquincum menjadi kota utama Provinsi Pannonia Inferior pada tahun 106 M. Pada awalnya permukiman ini merupakan sebuah permukiman militer, dan secara perlahan sebuah kota tumbuh di sekitarnya. Kota tersebut kini terletak di Distrik Óbuda di Budapest. Bangsa Romawi membangun jalan, amfiteater, pemandian air panas, dan rumah dengan lantai yang dipanaskan. Kota Aquincum merupakan situs arkeologi Romawi yang paling terjaga di Hungaria. Situs ini kini disulap menjadi museum dengan reruntuhan-reruntuhan Romawi di ruangan terbuka. Suku-suku Magyar yang dipimpin oleh Árpád terusir dari tempat asal mereka di sebelah utara wilayah Kekaisaran Bulgaria Pertama oleh Tsar Simeon seusai Pertempuran Buh Selatan, sehingga mereka menetap di wilayah Cekungan Karpatia pada akhir abad ke-9 dan menggantikan pemukim-pemukim Bulgaria di kota Buda dan Pest,Molnar, A Concise History of Hungary, Chronology hlm. 12 dan satu abad kemudian mereka mendirikan Kerajaan Hungaria. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tempat tinggal Dinasti Árpád yang terletak di dekat wilayah Budapest mungkin merupakan pusat kekuatan kerajaan ini pada awalnya. Serangan bangsa Tatar pada abad ke-13 menunjukkan bahwa wilayah dataran rendah sulit untuk dipertahankan. Raja Béla IV dari Hungaria kemudian memerintahkan pembangunan tembok-tembok batu yang dibentengi di sekeliling kota dan mendirikan istana kerajaan di puncak bukit Buda. Pada tahun 1361, Buda menjadi ibu kota Hungaria. Kota Buda memiliki peran budaya yang besar pada masa kekuasaan Raja Mátyás Hunyadi. Renaisans Italia berdampak besar terhadap kota ini. Perpustakaan Bibliotheca Corviniana milik Raja Mátyás merupakan salah satu koleksi kronik sejarah dan karya filosofis dan ilmiah paling besar di Eropa abad abad ke-15. Setelah pendirian universitas Hungaria pertama di Pécs pada tahun 1367 (Universitas Pécs), universitas kedua didirikan di Óbuda pada tahun 1395 (Universitas Óbuda). Buku Hungaria pertama diterbitkan di Buda pada tahun 1473. Buda memiliki jumlah penduduk sekitar 5,000 jiwa pada tahun 1500. Kesultanan Utsmaniyah menaklukkan Buda pada tahun 1526 dan juga pada tahun 1529 dan akhirnya mendudukinya pada tahun 1541. Masa kekuasaan Utsmaniyah berlangsung selama lebih dari 140 tahun. Utsmaniyah mendirikan banyak fasilitas pemandian yang penting di kota tersebut. Beberapa tempat pemandian yang didirikan oleh Utsmaniyah masih digunakan 500 tahun kemudian, seperti pemandian Rudas dan Király. Pada tahun 1547, jumlah orang Kristen menurun hingga sekitar ribuan, dan pada tahun 1647 jumlahnya hanya tinggal sekitar tujuh puluh saja. Sementara itu, bagian barat Hungaria yang tidak diduduki oleh Utsmaniyah menjadi bagian dari Kekaisaran Habsburg dan dikenal dengan sebutan "Hungaria Kerajaan". Pada tahun 1686, dua tahun setelah dilancarkannya Pengepungan Buda yang mengalami kegagalan, Wangsa Habsburg kembali melancarkan kampanye militer untuk merebut kembali Buda. Kali ini Liga Suci memiliki pasukan yang dua kali besar dan berjumlah lebih dari 74.000 orang, termasuk pasukan Jerman, Kroasia, Belanda, Hungaria, Inggris, Spanyol, Ceko, Italia, Prancis, Bourgogne, Denmark, dan Swedia. Pasukan Kristen berhasil merebut kembali Buda, dan dalam waktu beberapa tahun mereka juga menguasai seluruh besar wilayah Hungaria kecuali wilayah di dekat Timișoara (Temesvár). Pada tahun 1699, perubahan wilayah ini secara resmi diakui oleh Perjanjian Karlowitz, dan pada tahun 1718 Kesultanan Utsmaniyah telah diusir dari seluruh wilayah Kerajaan Hungaria. Sejarah kontemporer Tahun 1867 adalah tahun Rekonsiliasi yang melahirkan Austria-Hungaria. Hal ini membuat Budapest menjadi ibu kota kembar dari monarki ganda. Inilah yang membuka fase perkembangan besar kedua dalam sejarah Budapest, yang berlangsung hingga Perang Dunia I. Pada tahun 1918, Austria-Hungaria kalah perang dan runtuh; Hungaria mendeklarasikan dirinya sebagai republik merdeka (Republik Hungaria). Perjanjian Trianon di tahun 1920 membagi dua negara ini, akibatnya Hungaria kehilangan lebih dari dua pertiga wilayahnya, dan sekitar dua pertiga penduduknya. Pada tahun 1944, setahun sebelum akhir Perang Dunia II, sebagian Budapest hancurk oleh serangan udara Britania Raya dan Amerika Serikat. Dari 24 Desember 1944 hingga 13 Februari 1945, kota ini dikepung selama Pertempuran Budapest. Budapest mengalami kerusakan besar yang disebabkan oleh pasukan Soviet dan Rumania yang menyerang dan pasukan pertahanan Jerman dan Hungaria. Lebih dari 38.000 warga sipil tewas selama konflik tersebut. Semua jembatan di Budapest hancur oleh Jerman. Pasca direbut oleh Tentara Merah, Hungaria berdiri sebagai negara komunis (Republik Rakyat Hungaria) pada tahun 1949. Pada tanggal 23 Oktober 1956 warga Budapest mengadakan demonstrasi besar-besaran menuntut reformasi demokrasi. Pemerintah menurunkan pasukan untuk menembak kerumunan demonstran. Ini memicu Revolusi Hungaria 1956. Tank dan pasukan Soviet memasuki Budapest untuk menumpas pemberontakan. Pertempuran berlanjut hingga pertengahan November, menewaskan lebih dari 3000 orang. Dalam dekade terakhir abad ke-20, perubahan politik tahun 1989–90 (Jatuhnya Tirai Besi) menyimpan perubahan dalam masyarakat sipil dan di sepanjang jalan Budapest. Monumen simbol kediktatoran dipindahkan dari tempat umum ke Taman Memento. Dalam 20 tahun pertama demokrasi baru, pembangunan kota dikelola oleh walikotanya, Gábor Demszky. Pariwisata Tempat menarik Budapest dikenal luas karena pemandangan kota pra-perang yang terpelihara dengan baik, dengan berbagai macam jalanan dan landmark dalam arsitektur klasik. Situs yang paling terkenal adalah Gedung Parlemen bergaya neo-Gotik, bangunan terbesar di Hungaria dengan tinggi 268 meter. Basilika Santo István adalah bangunan keagamaan terpenting di kota. Bukit Kastil, tanggul Sungai Danube, dan seluruh Andrássy út telah secara resmi diakui sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO. Budaya Budaya Budapest tercermin dari ukuran dan keragaman Budapest. Sebagian besar gerakan budaya Hungaria pertama kali muncul di area kota. Budapest adalah pusat musik, film, teater, tari, dan seni visual yang penting. Banyak seniman telah ditarik ke kota ini secara kebetulan, karena pemerintah kota mendanai seni dengan sumber daya keuangan yang memadai. Budapest dinobatkan sebagai "Kota Desain" pada Desember 2015 dan telah menjadi anggota Jaringan Kota Kreatif UNESCO sejak itu. Transportasi Bandar udara Budapest dilayani oleh Bandar Udara Internasional Budapest Ferenc Liszt (BUD) (dinamai dari Franz Liszt, komposer terkenal asal Hungaria), dan merupakan salah satu bandara tersibuk di Eropa Tengah dan Timur. Bandara ini menyediakan koneksi internasional ke semua kota besar di Eropa, dan juga ke Amerika Utara, Afrika, Asia, dan Timur Tengah. Sebagai bandara tersibuk di Hungaria, bandara ini menangani hampir semua lalu lintas penumpang udara negara itu. Bandara Budapest Ferenc Liszt menangani sekitar 250 penerbangan terjadwal setiap hari pada tahun 2013. London, Brussel, Frankfurt, München, Paris, dan Amsterdam adalah koneksi internasional tersibuk di bandara ini. Transportasi publik Transportasi umum di Budapest disediakan oleh Pusat Transportasi Budapest (BKK, Budapesti Közlekedési Központ), salah satu otoritas transportasi terbesar di Eropa. BKK mengoperasikan 4 jalur metro, 5 jalur kereta komuter, 33 jalur trem, 15 jalur bus listrik, 264 jalur bus, 4 layanan kapal, dan BuBi'', sistem penyewaan sepeda pintar. Di hari kerja, jalur BKK mengangkut 3,9 juta pengendara; pada tahun 2011, ia menangani total 1,4 miliar penumpang. Per tahun 2014, 65% lalu lintas masyarakat di Budapest menggunakan transportasi umum dan hanya 35% yang menggunakan kendaraan pribadi. Perkembangan sistem transportasi cerdas di Budapest semakin maju; penerapan lampu lalu lintas pintar tersebar luas, mereka dikendalikan oleh GPS dan komputer dan memprioritaskan transportasi angkutan umum yang terhubung dengan GPS secara otomatis, serta lalu lintas diukur dan dianalisis di jalan dan pengemudi mobil diinformasikan tentang waktu perjalanan dan lalu lintas yang diharapkan oleh tampilan cerdas (proyek EasyWay). Jalur trem Budapest no. 4 dan 6 adalah jalur trem kota tersibuk di dunia, dengan salah satu trem terpanjang di dunia yang berjalan dengan interval 2-3 menit di jam sibuk dan 4-5 menit di luar jam sibuk. Kereta Api Negara Hungaria mengoperasikan jaringan luas layanan kereta api komuter, kepentingannya dalam lalu lintas penumpang komuter pinggiran Budapest sangat signifikan. Ada tiga stasiun kereta api utama di Budapest, yakni Keleti (Timur), Nyugati (Barat), dan Déli (Selatan) yang mengoperasikan layanan kereta api domestik dan internasional. Budapest adalah salah satu perhentian utama di rute Eropa Tengah dan Timur. Ada juga layanan kereta api komuter di dalam dan sekitar Budapest, tiga jalur yang dioperasikan dengan nama HÉV. Pendidikan Budapest adalah rumah bagi lebih dari 35 lembaga pendidikan tinggi, banyak di antaranya adalah universitas. Di bawah Proses Bologna, banyak kualifikasi yang ditawarkan diakui di negara-negara di seluruh Eropa. Kedokteran, kedokteran gigi, farmasi, program kedokteran hewan, dan teknik adalah beberapa bidang studi yang paling populer dipelajari oleh mahasiswa asing di Budapest. Sebagian besar universitas di Budapest menawarkan kursus dalam bahasa Inggris, serta dalam bahasa lain seperti Jerman, Prancis, dan Belanda, yang ditujukan khusus untuk orang asing. Banyak mahasiswa dari negara-negara Eropa lainnya menghabiskan satu atau dua semester di Budapest melalui Program Erasmus. Catatan kaki Lihat juga Népliget Pranala luar Budapest information portal Hungary Tourism Info Budapest Information portal about Budapest Budapest and Hungary Travel Guide Worldguide by Lonely Planet Kota Budapest - situs warisan dunia Budapest.hu Budapest pages Kota di Hungaria Situs Warisan Dunia Ibu kota negara di Eropa Ibu kota negara
4590
https://id.wikipedia.org/wiki/Vaduz
Vaduz
Vaduz ( or , Pengucapan bahasa Jerman Hulu: []) adalah ibu kota Liechtenstein. Kota yang terletak di sepanjang Sungai Rhein ini memiliki 5.696 penduduk. Ikon kota Vaduz yang paling menonjol adalah Kastil Vaduz, yang terletak di atas bukit curam yang menghadap ke kota. Vaduz adalah rumah bagi pangeran yang berkuasa di Liechtenstein dan keluarga pangeran Liechtenstein. Arsitektur khas kota ini juga ditampilkan di landmark seperti Katedral St. Florin, Gedung Pemerintah, Balai Kota, Galeri Seni Nasional, serta Museum Nasional. Meskipun Vaduz adalah kota paling terkenal di kerajaan internasional, Vaduz bukan yang terbesar; kota tetangga Schaan memiliki populasi yang lebih besar. Etimologi Nama Vaduz pertama kali dicatat sebagai de Faduzes. Nama pemukiman, seperti kebanyakan kota lain di wilayah lembah sungai Rhein, yang berasal dari bahasa Roman. Nama tersebut dapat ditelusuri kembali ke akar rumpun bahasa Rhaeto-Roman Kuno yaitu auadutg, yang berarti saluran air, yang pada gilirannya berevolusi dari bahasa Latin aquaeductus. Referensi Pranala luar Situs resmi Photos Liechtenstein Munisipalitas di Liechtenstein Kota di Liechtenstein Ibu kota negara Ibu kota negara di Eropa
4591
https://id.wikipedia.org/wiki/Oslo
Oslo
Oslo (, ,) merupakan ibu kota Norwegia dan kota dengan penduduk paling banyak di negara ini. Oslo merupakan salah satu county dan munisipalitas. Dihuni sejak sekitar 1000 AD dan muncul sebagai "kaupstad" atau tempat dagang tahun 1048 oleh Raja Harald III, kota ini naik tingkat menjadi bishopric tahun 1070 dan ibu kota, dibawah kepemimpinan Haakon V sejak tahun 1300. Persatuan dengan Denmark pada tahun 1397 sampai 1523 dan 1536 sampai 1814 dan dengan Swedia tahun 1814 sampai 1905 mengurangi pengaruh kota ini. Setelah hancur terbakar tahun 1624, kota ini berpindah lebih dekat ke Kastel Akershus pada masa kekuasaan Raja Christian IV dan menjadi Christiania untuk menghormatinya. Kota ini didirikan sebagai munisipalitas (formannskapsdistrikt) tanggal 1 Januari 1838. Dengan adanya reformasi pelafalan, kota ini berubah nama menjadi Kristiania tahun 1877 sampai 1925, kemudian nama Oslo kembali digunakan. Oslo adalah pusat perekonomian dan politik Norwegia. Kota ini juga menjadi penghubung perdagangan, perbankan, industri, dan perkapalan. Kota ini adalah pusat penting bagi industri maritim dan perdagangan laut di Eropa. Selain itu, kota ini menjadi rumah banyak perusahaan di sektor maritim, broker kapal, dan brokrer asuransi maritim. Oslo juga kota bagi program kota interkultural Dewan Eropa dan Komisi Eropa. Oslo dianggap sebagai kota global dan berperingkat "Kota Dunia Beta" pada studi yang dilakukan oleh Globalization and World Cities Study Group and Network pada tahun 2008. Kota ini menempati peringkat pertama layak huni di antara kota besar lain di Eropa menurut laporan majalah fDi. Survei yang dilakukan oleh ECA International pada tahun 2011 menempatkan Oslo sebagai kota dengan biaya hidup termahal kedua di dunia setelah Tokyo. Tahun 2013, Oslo bersama dengan Melbourne menempati posisi kota termahal keempat dunia, menurut studi biaya hidup yang dilakukan Economist Intelligence Unit (EIU). Per Januari 2015 kota ini memiliki penduduk sebanyak 648.000. Kawasan Oslo Raya memiliki populasi sebanyak 1.502.604 jiwa. Populasi kota ini saat ini terus meningkat, menjadikannya kota dengan pertumbuhan penduduk tercepat di Eropa. Hal ini disebabkan karena banyaknya imigrasi internasional dan tingginya angka kelahiran, serta migrasi dalam negeri. Populasi imigran di kota ini berkembang lebih cepat daripada populasi orang Norwegia, dan persentasenya saat ini lebih dari 25% total penduduk. Pemandangan kota Pemandangan kota Oslo dikembangkan sebagai kota modern dengan berbagai titik akses, sistem metro ekstensif dengan pusat keuangan dan budaya baru. Tahun 2008, sebuah pameran di London menganugerahkan Rumah Opera Oslo, sebuah contoh regenerasi urban pinggir pantai Oslo, Munch/Stenersen dan Perpustakaan Deichman. Sebagian besar bangunan di kota ini dan sekitarnya pendek, hanya Plaza, Postgirobygget dan Bjørvika yang agak tinggi. Arsitektur Arsitektur Oslo sangat beragam. Arsitek Carl Frederik Stanley (1769–1805) menghabiskan beberapa tahun di Norwegia mendekati abad ke-19. Ia bekerja untuk orang-orang kaya di dan sekitar Oslo, namun pencapaian terbesarnya adalah renovasi Oslo Katedralskole yang selesai tahun 1800. Ketika Christiania menjadi ibu kota Norwegia tahun 1814, tidak ada gedung yang cocok untuk institusi pemerintah. Oleh karena itu, program pembangunan gedung dimulai, namun berjalan sangat lambat karena perlambatan ekonomi. Gedung pertama yang dibangun adalah Istana Raja, didesain oleh Hans Linstow dan dibangun antara 1824 dan 1848. Linstow juga merancang Gerbang Karl Johans, jalan yang menghubungkan Istana dan kota, dengan lapangan yang dikelilingi bangunan milik Universitas, Parlemen (Storting) dan institusi lainnya. Christian Heinrich Grosch mendesain bangunan awal Bursa Saham Oslo (1826–1828), cabang lokal Bank Norwegia (1828), Teater Christiania (1836–1837), dan kampus pertama Universitas Oslo (1841–1856). Untuk bangunan universitas, ia meminta bantuan arsitek Jerman Karl Friedrich Schinkel. Banyak bangunan kayu mengikuti gaya Neoklasik. Arsitek Jerman Alexis de Chateauneuf mendesain Trefoldighetskirken, gereja neo-gotik pertama, yang diselesaikan von Hanno tahun 1858. Banyak gedung juga dibangun dengan gaya fungsionalis (atau Modern di Inggris/AS), yang pertama adalah restoran Skansen (1925–1927) oleh Lars Backer, dihancurkan 1970. Galeri seni Kunstnernes Hus oleh Gudolf Blakstad dan Herman Munthe-Kaas (1930) masih menunjukkan pengaruh tren klasik 1920an. Pembangunan ulang Bandara Oslo oleh Aviaplan di Gardermoen yang selesai tahun 1998 adalah proyek konstruksi terbesar di Norwegia sampai saat ini. Ekonomi Oslo memiliki ekonomi yang kuat dan beragam, menempati posisi pertama di antara kota-kota besar di Eropa menurut laporan majalah fDi Magazine untuk European Cities of the Future 2012. Kota ini menempati posisi ke-2 untuk kemudahan berbisnis, di belakang Amsterdam. Oslo adalah pusat maritim penting di Eropa dan rumah bagi sekitar 1.980 perusahaan dan 8.500 karyawan di sektor maritim. Beberapa di antaranya adalah perusahaan pengapalan, broker kapal, dan broker asuransi. Det Norske Veritas, berkantor pusat di Høvik, adalah satu dari tiga maritim classification society utama dunia, dengan 16.5% fleet to class dunia. Pelabuhan kota ini adalah pelabuhan kargo umum terbesar di Norwegia dan juga berperan sebagai pelabuhan penumpang. Sekitar 6.000 kapal bersandar tiap tahunnya, dengan muatan total 6 juta kargo dan 5 juta penumpang. Produk domestik bruto Oslo adalah NOK268.047 miliar tahun 2003, 17% PDB negara. Kawasan metropolitan Moss dan Drammen menyumbang 25% PDB nasional tahun 2003 dan lebih dari seperempat pendapatan pajak. Sebagai perbandingan, penerimaan pajak total dari industri migas di Norwegian Continental Shelf menyumbang sekitar 16%. Oslo adalah salah satu kota paling mahal di dunia. Tahun 2006, kota ini menempati peringkat kesepuluh pada survei indeks biaya hidup dunia menurut Mercer Human Resource Consulting dan pertama menurut Economist Intelligence Unit. Perbedaan ini disebabkan EIU tidak memperhitungkan beberapa faktor dalam perhitungannya, terutama tempat tinggal. Untuk tahun 2015, of the EIU’s Worldwide Cost of Living survey, Oslo menempati posisi kota termahal ketiga dunia. Pendidikan Institusi pendidikan tinggi Universitas Oslo (Universitetet i Oslo (UiO))—Sarjana, pascasarjana dan program doktor di hampir semua bidang. Oslo and Akershus University College of Applied Sciences (Høgskolen i Oslo og Akershus (HiOA)), dulunya Oslo University College. Fokus pada program sarjana sains terapan. Sekolah Bisnis Norwegia BI (Handelshøyskolen BI)— sekolah ekonomi dan manajemen. Sekolah Teknologi Informasi Norwegia (Norges Informasjonsteknologiske Høyskole (NITH)) Sekolah Arsitektur dan Desain Oslo (Arkitektur- og designhøgskolen i Oslo (AHO)) Sekolah Ilmu Olahraga Norwegia (Norges idrettshøgskole (NIH))—tingkat sarjana, master, doktoral Akademi Musik Norwegia (Norges musikkhøgskole) Sekolah Teologi Norwegia MF (Det teologiske Menighetsfakultet – MF) Akademi Seni Nasional Oslo (Kunsthøgskolen i Oslo – KHIO) Norwegian University of Life Sciences (Norges miljø- og biovitenskapelige universitet – NMBU) terletak di Ås, di luar kota Oslo Akademi Militer Norwegia (Krigsskolen) Norwegian Defence University College (Forsvarets høgskole) Norwegian Police University College (Politihøgskolen – PHS) Sekolah Ilmu Kedokteran Hewan Norwegia (Norges Veterinærhøgskole) Oslo Academy of Fine Arts (Statens kunstakademi) Sekolah Manajemen Oslo (Markedshøyskolen – MH) terletak di Campus Kristiania. Tingkat pendidikan dan produktivitas angkatan kerja di Norwegia termasuk tinggi. Hampir setengah dari penduduk bergelar doktor di Norwegia tinggal di Oslo, menjadikannya masuk dalam 3 terbesar dalam hal pendidikan. Tahun 2008, total angkatan kerja di kawasan Oslo mencapai 1,02 juta jiwa. Universitas Oslo adalah universitas terbesar di negara ini dengan 27.400 mahasiswa dan 7.028 orang karyawan. Transportasi Oslo memiliki sistem transportasi umum paling lengkap di Norwegia yang dikelola oleh Ruter. Termasuk di antaranya Oslo Metro yang memiliki 6 jalur, 6 jalur Oslo Tramway dan 8 jalur Kereta Komuter Oslo. Jalur trem beroperasi pada kawasan dekat pusat kota, sedangkan metro jalurnya berada dibawah tanah melewati pusat kota sampai ke pinggiran kota. Oslo juga mempunyai jaringan bus yang terdiri dari 32 jalur dalam kota, serta bus regional yang menuju ke kota Akershus. Stasiun Oslo Central adalah penghubung utama, dan melayani perjalanan ke kota-kota diutara Norwegia, sampai ke Stockholm dan Gothenburg di Swedia. Kereta Ekspres Bandara beroperasi pada Jalur Gardermoen. Jalur Drammen berjalan melewati bawah tanah pusat kota di Terowongan Oslo. Beberapa pulau kota dan munisipalitas Nesodden dilayani dengan feri. Pelayanan cruiseferry setiap hari beroperasi ke Kopenhagen dan Frederikshavn di Denmark, serta Kiel di Jerman. Sebagian besar jalan tol melewati ke pusat kota dan bagian kota lainnya lewat terowongan. Pembangunan jalan juga didukung dengan jalan tol. Jalan besar utama di Oslo di antaranya Rute Eropa E6 dan E18. Bandar udara utama yang melayani kota ini adalah Bandara Gardermoen yang terletak di Ullensaker, dari pusat kota Oslo. Bandara ini berperan sebagai pintu gerbang internasional utama ke Norwegia, dan bandara domestik terbesar keenam di Eropa. Gardermoen adalah penghubung Scandinavian Airlines, Norwegian Air Shuttle dan Widerøe. Oslo juga memiliki bandara sekunder untuk melayani maskapai low-cost carriers, seperti Ryanair: Bandara Rygge dan Bandara Torp, dari kota. Bandara di kawasan Oslo Demografi Populasi Oslo tahun 2010 meningkat sekitar 2% per tahunnya (lebih dari 17% pada 15 tahun terakhir), menjadikan kota ini ibu kota Skandinavia dengan pertumbuhan tercepat. Menurut sensus terbaru, 432.000 penduduk Oslo (70.4% populasi) beretnis Norwegia, peningkatan 6% sejak 2002 (409.000). Oslo memiliki populasi imigran terbesar di Norwegia. Dari 624.000 penduduk, 189.400 orang merupakan imigran atau lahir dari orang tua imigran, 30.4 persen dari total penduduk. Kawasan pinggiran dengan persentase imigran terbesar adalah Søndre Nordstrand, Stovner og Alna, di mana jumlahnya adalah 50% populasi. Orang Pakistan adalah etnis minoritas terbesar, diikuti Swedia, Somalia, dan Polandia. Kelompok imigran besar lainnya berasal dari Sri Lanka, Vietnam, Turki, Maroko, Irak dan Iran. Tahun 2013, 40% dari siswa sekolah dasar Oslo terdaftar memiliki bahasa ibu selain Norwegia atau Sami. Bagian barat kota ini dominan etnis Norwegia, beberapa sekolah hanya memiliki kurang dari 5% latar belakang imigran. Sedangkan bagian timurnya lebih tercampur, ada sekolah yang persentase imigran mencapai 97%. Tahun 2008, 63% penduduk adalah anggota Gereja Norwegia, sedangkan rata-rata nasional mencapai 82%. Tahun 2011 hampir 20% penduduk menganut agama atau kepercayaan lain. Tahun 2012, ada sekitar 48.000 Muslim terdaftar di Oslo dan 33.000 Katolik Roma. Kota kembar Göteborg, Swedia Schleswig-Holstein, Jerman Shanghai, Republik Rakyat Tiongkok St. Petersburg, Rusia Vilnius, Lituania Warszawa, Polandia Referensi Pranala luar City of Oslo: Official website City of Oslo: Official website Official Travel and Visitors Guide to Oslo County di Norwegia Kota di Norwegia Ibu kota negara di Eropa Ibu kota negara
4594
https://id.wikipedia.org/wiki/Warsawa
Warsawa
Warsawa ( ) merupakan ibu kota dan kota terbesar di Polandia. Terletak di tengah-tengah negara, di tepi Sungai Vistula. Penduduk kota ini berjumlah sekitar 1,8 juta jiwa, menjadikannya kota terbesar ke-7 di Uni Eropa. Warsawa memiliki sejarah yang panjang dan pernah menjadi ibu kota Kerajaan Polandia pada abad ke-16 dan 17. Namun, kota ini mengalami banyak perubahan dan kehancuran selama Perang Dunia II, ketika hampir seluruh kota ini hancur akibat serangan dari pasukan Nazi Jerman. Setelah perang, kota ini dibangun kembali. Kini, Warsawa merupakan pusat ekonomi, budaya, dan politik di Polandia. Kota ini memiliki banyak atraksi wisata, termasuk Kastil Kerajaan Warsawa, Taman Lazienki, Museum Nasional Polandia, serta berbagai toko, restoran, dan kafe yang menarik. Selain itu, kota ini juga merupakan pusat pendidikan, dengan beberapa universitas terkemuka seperti Universitas Warsawa dan Sekolah Ekonomi Warsawa. Olahraga Legia Warszawa – sepak bola, bola basket Polonia Warszawa – sepak bola, bola basket Skra Warszawa – uni rugbi Pada tahun 2012 kota ini menjadi tuan rumah Kejuaraan Eropa UEFA 2012. Daftar tokoh dari kota Warsawa Fryderyk Chopin – komponis Polandia Marie Curie – fisikawan dan kimiawan Polandia, pemenang Hadiah Nobel dua kali Casimir Funk – biokimik Polandia Marek Janota – pelatih sepak bola Polandia, pelatih tim nasional Indonesia Lech Kaczyński – Presiden Polandia Hilary Koprowski – imunolog dan virusolog Polandia Robert Lewandowski – pemain tim nasional sepak bola Polandia Jan Olszewski – Perdana Menteri Polandia Józef Rotblat – fisikawan Polandia Wojciech Szczęsny – pemain tim nasional sepak bola Polandia Alfred Tarski – matematikawan Polandia Krzysztof Zanussi – produser dan sutradara teater dan film Polandia Ryszard Kapuscinski - Jurnalis dan penulis Polandia Galeri Hubungan internasional Kota kembar Warsawa adalah kota kembar dari: Astana, Kazakhstan (2002) Berlin, Jerman (1991) Chicago, Amerika Serikat (1960) Düsseldorf, Jerman (1989) Hanoi, Vietnam (2000) Kyiv, Ukraina (1994) Riga, Latvia (2002) Rio de Janeiro, Brasil (1997) Seoul, Korea Selatan (1996) Taipei, Taiwan (1995) Tel Aviv, Israel (1992) Vilnius, Lituania (1998) Kota kembar sebelumnya: Grozny, Rusia (1997–2022) Moskow, Rusia (1993–2022) Kemitraan dan persahabatan Warsawa juga bekerjasama dengan: Budapest, Hungaria (2005) Buenos Aires, Argentina (1992) Coventry, Britania Raya (1957) Den Haag, Belanda (1991) Hamamatsu, Jepang (1990) Harbin, Tiongkok (1993) Île-de-France, Prancis (1990) Istanbul, Turki (1991) Madrid, Spanyol (1981) Manila, Filipina (2006) Oslo, Norwegia (2006) Paris, Prancis (1999) Saint-Étienne, Prancis (1995) Toronto, Kanada (1990) Wina, Austria (1991) Yerevan, Armenia (2013) Kota mitra sebelumnya: Sankt-Peterburg, Rusia (1997–2022) Lihat pula Złota 44 Lambang Warsawa Daftar ibu kota dunia Pranala luar Situs web resmi Warsawa Situs web resmi pariwisata Kehidupan di Warsawa Peta kota interaktif Pemandangan pusat kota Warsawa Arsitektur modern di Warsawa Hotel di Warsawa Ibu kota negara Ibu kota negara di Eropa Kota penyelenggara Kejuaraan Eropa UEFA 2012
4595
https://id.wikipedia.org/wiki/Wina
Wina
Wina (, bahasa Austria-Bayern: Wean, , , ) adalah ibu kota federal Republik Austria dan sekaligus merupakan salah satu dari 9 negara bagian Austria. Selama berabad-abad kota ini telah berperan sebagai ibu kota dari Kekaisaran Habsburg (Austro-Hungaria) dan saat itu sempat menjadi pusat ekonomi di Eropa Tengah bagian selatan. Dikenal sebagai kota budaya, merupakan tempat kelahiran dari banyak musisi ternama seperti Schubert, Johann Strauss I, dan Brahms. Sedangkan bagi Mozart dan Beethoven Wina adalah kota dalam meniti karier, puncak hingga menutup mata. Dengan hal tersebut dari kota inilah banyak lahir gubahan-gubahan dan opera terkenal, sehingga dijuluki sebagai "kota musik di barat". Sekarang Wien masih berperan sebagai kota musik, walaupun sudah dilampaui kota-kota lain di Eropa. Arsitektur Wina merefleksikan bentuk-bentuk terbaik dari berbagai zaman, mulai dari periode Gothik, Barok, dan modern. Konferensi-konferensi diplomatik dunia sering diselenggarakan di Wien. Badan PBB seperti IAEA (International Atomic Energy Agency), UNIDO (United Nations Industrial Development Organization), OPEC (Organization of the Petroleum Exporting Countries) bermarkas besar di VIC: Vienna International City. Wina bangkit dari kehancuran akibat Perang Dunia II menjadi kota industri modern dan pusat komunikasi. Setelah periode pembangunan, Wina kembali membangun kejayaan sebagai pusat kebudayaan dan kesenian, musik, teater, kuliner, dan pariwisata. Keadaan kota Wina terletak di bagian timur laut Austria, berjarak 65 km masing-masing dari Republik Ceko atau Hungaria di sebelah timur. Luas 45 km², dikelilingi oleh negara bagian (Bundesland) Austria Hilir. Sebagai pusat jalur kereta api nasional, Wina dilewati jalur kereta barat (Westbahn) sampai ke Salzburg. Jalur ini awalnya adalah bekas rute kereta lama Express Orient yang menghubungkan Istanbul (Turki) sampai Calais (Prancis) dari tahun 1883-2009. Sementara jalur kereta selatan (Südbahn) menghubungkan Wina dengan Graz dan Trieste. Bandar Udara Internasional Schwechat terletak 19 km di timur, masih dalam wilayah kota. Dari 23 distriknya, 21 berlokasi di sebelah kanan Sungai Donau (dari arah aliran ke bagian selatan). Distrik pertama membentuk pusat kota atau Innere Stadt. Di pusat kota terdapat terusan yang dinamakan Donaukanal, salah satu anak Sungai Donau yang membentuk sebuah pulau di mana ada berdiri 2 distrik Wina, Brigittenau dan Leopoldstadt. Penduduk Wina gemar berjalan-jalan, baik di jalan utama, taman-taman atau hutan wisata. Berbagai objek wisata dirancang agar bisa menunjang kegiatan jalan-jalan. Mereka menghargai kehidupan tenang dan menyenangkan (gemütlichkeit) seperti menikmati minum kopi atau anggur di kedai-kedai pinggir jalan. Kedai anggur di Austria dinamakan Heurigen. U-Bahn atau jalur kereta bawah tanah menghubungkan stasiun-stasiun kereta utama dengan pusat kota. Jalur kereta api cepat metropolitan atau Schnellbahn (S-Bahn) mengantarkan penumpang dari bagian selatan kota dan seberang Sungai Donau ke bagian utara kota dalam waktu singkat. Selain moda tersebut sistem transportasi di Wina didukung oleh tram (Strassenbahn) dan bus. Sistem transportasi di Wina dikelola oleh pemerintah kota Wina dengan nama Wiener Linien. Perayaan terbesar dalam setahun dilangsungkan 2 kali, yaitu pada saat malam tahun baru dan pra-Paskah (Lent). Di akhir Mei sampai awal Juni ada Wiener Festwochen (Pekan Festival Wina) yang menampilkan berbagai kesenian seperti teater, balet dan pertunjukkan musik. Pada waktu ini dikenal sebagai musim karnaval. Tempat-tempat wisata Stephansdom (Katedral St.Stephen), gereja gaya Gothik yang berada di pusat kota. Ini paling dikenal karena arsitektur yang disebut menara selatan yang dijadikan sebagai titik tertinggi katedral yang dikonstruksikan selama 65 tahun, dari 1368 sampai 1434. Ringstraße atau Ring Boulevard adalah jalan yang sudah dibuat sejak tahun 1857 atas perintah Kaisar Franz Joseph yang menginginkan agar tembok-tembok kota tua diruntuhkan untuk menciptakan suasana kota kekaisaran yang nyaman. Berbentuk tapal kuda, Ringstrasse melingkupi pusat kota, jalan, jalan setapak, 4 baris pepohonan chestnut yang berbunga putih dan berakhir di daerah Donaukanal. Kärntner Strasse, pusat belanja dan jalan-jalan, terbentang dari Alun-alun Stephenplatz di depan Katedral Stephansdom, bersatu dengan Ringstraße dekat Wiener Staatsoper (Gedung Opera Wien), melewati Hotel Sacher yang terkenal akan kue coklat yang bernama Sachertorte. Berputar searah jarum jam di Ringstraße, terdapat Äußeres Burgtor (gerbang luar istana) dan Heldenplatz, lapangan luar istana Hofburg. Heldenplatz dibangun tahun 1820 dan sekarang menjadi monumen tentara Austria yang tak dikenal. Hofburg, istana kekaisaran yang terletak di belakang Heldenplatz. Sejak abad ke-13 sampai 19, bangunannya selalu bertambah luas. Merupakan komplek bangunan yang meliputi apartemen negara di mana presiden Austria melaksanakan resepsi resmi, bangunan Kanselir Federal Austria, aula Spanische Hofreitschule (Sekolah Menunggang Spanyol) di mana berlangsungnya pertunjukkan kuda Lipizzaner, serta Österreichische Nationalbibliothek (ONB, Perpustakaan Nasional Austria) yang dirancang oleh Joseph Fischer von Erlach dan putranya Johann pada awal tahun 1700. Neue Hofburg, bagian dari kompleks Istana Hofburg yang ditambahkan antara tahun 1881-1913. Di dalamnya masih ada lagi bangunan-bangunan museum yang berisi benda-benda berharga antara lain Kunsthistorisches Museum (Museum Sejarah Seni) dan Ephesos Museum. Ephesos Museum menyimpan koleksi berbagai benda seni penting dan artefak bersejarah dari Asia Kecil. Adapula Naturhistorisches Museum (Museum Sejarah Alam), Museum für Völkerkunde (Museum Etnologi), dan Heeresgeschichtliches Museum (Museum Perang). Museum Albertina, terletak di pusat kota, menyimpan koleksi seni grafis, lukisan-lukisan dan sketsa dari para pelukis terkenal. Palais Augarten, bangunan istana yang dibangun abad ke-18, dijadikan sekolah dari Wiener Sängerknaben (Vienna Choir Boys), sebuah kelompok paduan suara putra, pada tahun 1948. Justizpalast, (Istana Keadilan), kursi Mahkamah Agung dan Parlemen Austria.Dibangun dari tahun 1875 sampai 1881 oleh prakarsa Alexander Wielemans von Monteforte dengan gaya Neorenaissance. Rathaus atau Balai Kota, dibangun pada tahun yang sama dengan Justizpalast. Wali kota Wina yang juga berperan sebagai gubernur negara bagian Wina tinggal dan berkantor di sini. Burgtheater atau Teater Kekaisaran, terletak di seberang Rathaus, digunakan sebagai tempat pementasan drama berbahasa Jerman paling terkenal di seluruh dunia. Diselesaikan tahun 1741, teater bersejarah ini dikenal warga Wina dengan nama "die Burg". Karlskirche, gereja St.Charles Barromeo yang bergaya Barok, dibangun oleh Fischer Von Erlach pada abad ke-18. Kubahnya mirip gereja Stephansdom. Istana Belvedere, istana agung Pangeran Eugene dari Savoy (1663-1736) yang bergaya Barok. Terdiri atas komplek Belvedere Bawah (Unteres Belvedere) dan Belvedere Atas (Oberes Belvedere). Di dalamnya terdapat bangunan-bangunan yang berfungsi sebagai museum atau galeri seperti Österreichische Galerie Belvedere (Galeri Belvedere Austria). Istana ini dilengkapi ukir-ukiran, gerbang, taman, Orangerie (kebun jeruk) dan kolam besar. Belvedere Bawah mulai dikonstruksikan sejak 1712 sampai 1718 dan Belvedere Bawah dibangun tahun 1717 dan selesai tahun 1723. Schloss Schönbrunn atau Istana Schönbrunn adalah istana yang berlokasi di kawasan perbukitan barat daya Wina bergaya Rococo, didesain oleh Fischer Von Erlach dan pembangunannya diselesaikan tahun 1713 sebagai kediaman musim panas keluarga kekaisaran. Sebanyak 45 dari 1441 kamar dibuka untuk umum. Kamar pribadi Francis Joseph bergaya Spartan (sederhana dan tidak mewah) namun kamar lain sangat mewah seperti Room of Millions dengan gaya Rococo dan hiasan oriental. Pemandangan kota dan sungai dapat dinikmati dari teras dan tamannya. Pada tahun 1996, istana ini didaftarkan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO. Prater atau Wiener Prater, daerah hutan dan padang rumput di sepanjang Sungai Donau dulu khusus dijadikan tempat wisata kaum bangsawan. Saat ini di Prater ada taman bermain dengan Riesenrad atau kincir raksasa. Wienerwald (Hutan Kota Wina) perbukitan berhutan di sebelah barat dengan puncak tertinggi 483 meter bernama Kahlenberg, titik terakhir dari rangkaian pegunungan Alpen Austria yang tinggi-tinggi di bagian barat daya. Di hutan ini terdapat jalur jalan-jalan santai dan restoran untuk beristirahat. Lainzier Tiergarten, adalah suaka margasatwa yang terletak di dalam Wienerwald. Sejarahnya dimulai sejak tahun 1561, saat daerah itu dibuka oleh Kaisar Ferdinand I sebagai tempat berburu keluarga kekaisaran Austria. Di sini menjadi rumah bagi ribuan hewan-hewan liar seperti babi hutan, rusa totol, rusa merah, burung-burung dan kambing liar. Alte Donau, kawasan di timur laut Wina merupakan pertemuan aliran sungai, mata air tanah yang dijadikan tempat wisata mandi-mandi, berenang dan berlayar. Populasi dan ekonomi Industrialisasi masuk ke Austria pada tahun 1850-an, memicu pertambahan pesat populasi yang berjumlah 431.000 pada tahun itu jadi 2.000.000 jiwa pada tahun 1905. Pada tahun 2010, populasi Wina mencapai 1.712.903 jiwa. Keruntuhan Kekaisaran Habsburg dan kesulitan ekonomi yang menyertainya menyebabkan orang-orang Hungaria dan Ceko pergi meninggalkan Wina. Dalam kekuasaan Nazi, setelah Austria disatukan dengan Jerman pada tahun 1938, populasi warga Yahudi berkurang drastis menjadi 10.000 orang. Bom menghancurkan 17% permukiman di Wina selama Perang Dunia II. Pasca perang pembangunan dilakukan besar-besaran dan ekonomi kembali pulih. Peraturan melindungi kawasan hijau kota dan ekspansi dilakukan ke arah timur di seberang Donau. Industri penyulingan minyak Schwechat berada di sebelah timur berkontribusi memakmurkan Wina dari sisi ekonomi. Selain di timur, minyak mentah juga disuling di utara ditambah minyak yang dikirim lewat pipa Trieste-Wina. Industri petrokimia berada di kawasan Wina-Schwechat. Wina juga memproduksi barang-barang elektronik yang mencakup lebih dari separuh produksi nasional. Industri penting lain adalah kertas, produk kayu, metalurgi, pakaian, kerajinan sulaman petit point, kulit dan kristal. Bagian barat kota memproduksi kayu untuk konsumsi lokal dan gandum untuk ekspor. Anggur tumbuh di perbukitan barat laut dalam jumlah kecil di wilayah seluas 776 hektare. Kontribusi ekonomi lain berasal dari organisasi-organisasi internasional yang bermarkas besar di kawasan International Donaupark Center, yang mendapat status ekstrateritorial. Kantor lain selain IAEA dan UNIDO yang berkedudukan di Wina antara lain United Nations Relief and Works Agency for Palestine Refugees in the Near East, International Narcotics Control Board, dan Centre for Social Development and Humanitarian Affairs. Kota kembar Wina memiliki hubungan kerja sama "kota kembar" dengan kota-kota berikut: Beograd, Serbia Bratislava, Slowakia Budapest, Hungaria Brno, Republik Ceko Kiev, Ukraina Ljubljana, Slovenia Tabriz, Iran (since 2009) Istanbul, Turki (sejak tahun 2007) Tunis, Tunisia Moskwa, Rusia Tel Aviv, Israel , Warsawa, Polandia (sejak tahun 2001) Zagreb, Kroasia (sejak tahun 1994) Bentuk kerja sama dan persahabatan lain yang serupa dengan program kota kembar: Niš, Serbia Di samping itu, distrik-distrik berikut di Wina memiliki hubungan kota kembar dengan sejumlah kota/distrik di Jepang: Lebih lanjut, distrik Leopoldstadt dan borough Brooklyn di New York City bermitra pada tahun 2007. Lihat pula Sejarah Wina Referensi Pranala luar Hotel Vienna, City Guide and Vienna Map Travel Guide Vienna Situs resmi Pusat kota historis Wina - warisan dunia Situs Warisan Dunia UNESCO di Austria Ibu kota negara di Eropa
4596
https://id.wikipedia.org/wiki/Bratislava
Bratislava
Bratislava (, juga ; ; ; ) adalah ibu kota dan kota terbesar di Slowakia. Secara resmi, kota ini memiliki penduduk sekitar 475.000 jiwa. Namun, populasi kota ini diperkirakan penduduk lebih dari 660.000 jiwa atau sekitar 150% dari angka resminya. Bratislava berada di barat daya Slowakia di kaki pegunungan Little Carpathians, berada di kedua tepi Sungai Danube dan tepi kiri Sungai Morava. Kota ini berbatasan dengan Austria dan Hungaria, menjadi satu-satunya ibu kota nasional yang berbatasan dengan dua negara berdaulat. Sejarah kota telah dipengaruhi oleh orang-orang dari banyak bangsa dan agama, termasuk Austria, Bulgaria, Kroasia, Ceko, Jerman, Hungaria, Yahudi, Romani, Serbia dan Slowakia. Kota ini adalah tempat penobatan dan pusat legislatif serta ibu kota Kerajaan Hungaria dari tahun 1536 hingga 1783. Sebelas raja Hungaria dan delapan ratu dimahkotai di Katedral Santo Martinus. Sebagian besar majelis parlemen Hungaria berada di kota ini dari abad ke-17 hingga Era Reformasi Hungaria, dan kota ini telah menjadi rumah bagi banyak tokoh sejarah Hungaria, Jerman, dan Slowakia. Saat ini Bratislava adalah pusat politik, budaya, dan ekonomi negara Slowakia. Kota ini juga merupakan tempat kedudukan dari Presiden Slowakia, parlemen, dan lembaga eksekutif Slowakia. Kota ini memiliki beberapa universitas, museum, teater, galeri, dan lembaga budaya serta pendidikan lainnya. Banyak bisnis besar dan lembaga keuangan Slowakia memiliki kantor pusat di kota ini. Pada tahun 2017, Bratislava menduduki peringkat ketiga wilayah terkaya di Uni Eropa berdasarkan PDB (KKB) per kapita (setelah Hamburg dan Luksemburg). PDB pada keseimbangan daya beli sekitar tiga kali lebih tinggi daripada di wilayah Slowakia lainnya. Bratislava menerima sekitar 1 juta turis setiap tahunnya. Etimologi Pada tahun 1919, kota ini menerima namanya yang saat ini dipakai. Sampai saat itu, sebagian besar dikenal dalam bahasa Inggris sebagai "Pressburg" (dari nama Jermannya, Preßburg), karena setelah tahun 1526, sebagian besar didominasi oleh monarki Habsburg dan kota ini memiliki populasi etnis Jerman yang signifikan. Istilah tersebut berasal dari bahasa Slowak (Prešporok) dan bahasa Ceko (Prešpurk). Ahli bahasa Ján Stanislav percaya bahwa nama kota ini dalam bahasa Hungaria, Pozsony, berkaitan dengan nama keluarga Božan, yang mungkin adalah seorang pangeran yang memiliki kastil di kota ini sebelum tahun 950. Meskipun nama Latin kota ini juga didasarkan pada nama keluarga yang sama. Menurut penelitian yang dilakukan oleh ahli leksikologi Milan Majtán, nama versi Hungaria tidak pernah secara resmi digunakan dalam catatan resmi dari waktu saat sang pangeran hidup. Bagaimanapun juga, nama itu terkait dengan nama yang ditemukan di Slowakia, Ceko dan Jerman: Vratislaburgum (905), Braslavespurch dan Preslavasburc (keduanya 907). Permukiman abad pertengahan Brezalauspurc (secara harfiah berarti benteng Braslav) kadang-kadang dikaitkan dengan Bratislava, tetapi lokasi sebenarnya dari Brezalauspurc masih dalam perdebatan ilmiah. Nama modern kota ini dipercaya berasal dari salah tafsir Pavol Jozef Šafárik tentang Braslav sebagai Bratislav dalam analisisnya tentang sumber-sumber abad pertengahan, yang membuatnya menciptakan istilah Břetislaw, yang kemudian menjadi Bratislav. Selama revolusi 1918–1919, nama 'Wilsonov' atau 'Wilsonstadt' (berasal dari nama Presiden AS Woodrow Wilson) diusulkan oleh orang Slowakia Amerika. Nama Bratislava, yang digunakan oleh beberapa patriot Slowakia, menjadi nama resmi pada Maret 1919 dengan tujuan agar nama Slavia tersebut dapat mendukung tuntutan agar kota tersebut menjadi bagian dari Cekoslowakia. Nama alternatif lain kota ini di masa lalu antara lain (berarti "Kota Danube", juga digunakan dalam bahasa Latin), , , , , , dan . Dalam dokumen lama, kebingungan dapat disebabkan oleh bentuk Latin Bratislavia, Wratislavia dll., yang merujuk pada Wrocław, Polandia, bukan Bratislava. Kota Polandia tersebut memiliki etimologi yang sama meskipun ada perbedaan ejaan. Sejarah Permukiman permanen pertama yang diketahui di daerah itu dimulai dengan Budaya Tembikar Linear, sekitar tahun 5000 SM di era Neolitikum. Sekitar tahun 200 SM, suku Kelt Boii mendirikan permukiman penting pertama, yakni sebuah kota berbenteng yang dikenal sebagai oppidum. Mereka juga mendirikan sebuah percetakan uang logam, yang menghasilkan koin perak yang dikenal sebagai biatecs. Daerah ini jatuh di bawah pengaruh Romawi dari abad ke-1 hingga ke-4 M dan dijadikan bagian dari Danubian Limes, sistem pertahanan perbatasan. Bangsa Romawi memperkenalkan penanaman anggur ke daerah tersebut dan memulai tradisi pembuatan minuman anggur, yang bertahan hingga saat ini. Orang Slavia tiba dari Eropa Timur antara abad ke-5 dan ke-6 selama Masa Migrasi. Sebagai tanggapan atas serangan gencar Avar, suku Slavia setempat memberontak dan mendirikan Kekaisaran Samo (623–658), kelompok politik Slavia pertama yang diketahui. Kastil Bratislava (Brezalauspluk) dan Devin (Dowina) adalah pusat penting kerajaan Slavia abad ke-9, yaitu Kerajaan Nitra dan Moravia Raya. Para ahli telah memperdebatkan identifikasi sebagai benteng dari dua kastil yang dibangun di Moravia Raya, berdasarkan argumen linguistik dan karena tidak adanya bukti arkeologis yang meyakinkan. Penyebutan tertulis pertama dari permukiman yang disebut "Brezalauspurc" berasal dari tahun 907 dan mengacu pada Pertempuran Pressburg, tempat tentara Bavaria dikalahkan oleh Hungaria. Hal ini terkait dengan jatuhnya Moravia Raya, yang dilemahkan oleh kemundurannya sendiri dan dari serangan Hungaria. Lokasi pasti pertempuran tidak diketahui, dan beberapa interpretasi menempatkannya di sebelah barat Danau Balaton. Pada abad ke-10, wilayah Pressburg (yang kemudian menjadi wilayah Pozsony) menjadi bagian dari Hungaria (disebut "Kerajaan Hungaria" sejak tahun 1000). Kota ini kemudian berkembang sebagai pusat ekonomi dan administrasi utama di perbatasan kerajaan. Lokasi yang strategis ini membuat kota ini sering menjadi tempat serangan dan pertempuran, tetapi juga membawa perkembangan ekonomi dan status politik yang tinggi. Kota ini mendapatkan "hak istimewa kota" pertama yang diketahui pada tahun 1291 oleh Raja Hungaria András III, dan dinyatakan sebagai kota kerajaan bebas pada tahun 1405 oleh Raja Sigismund. Pada 1436 ia mengizinkan kota tersebut untuk menggunakan lambangnya sendiri. Kerajaan Hungaria dikalahkan oleh Kesultanan Ottoman dalam Pertempuran Mohács pada tahun 1526. Turki mengepung dan merusak Pressburg, tetapi gagal menaklukkannya. Dengan invasi Ottoman ke Hungaria, kota ini menjadi bagian dari monarki Habsburg dan dinyatakan sebagai ibu kota baru Hungaria pada tahun 1536, yang menyatakan dimulainya era baru. Kota ini menjadi kota penobatan dan tahta raja, uskup agung (1543), kaum bangsawan dan semua organisasi dan kantor besar. Antara tahun 1536 dan 1830, sebelas raja dan ratu Hungaria dimahkotai di Katedral Santo Martinus. Abad ke-17 ditandai dengan pemberontakan anti-Habsburg, pertempuran dengan Turki, banjir, wabah penyakit dan bencana lain yang menyebabkan depopulasi. Pressburg berkembang pesat selama masa pemerintahan Ratu Maria Theresa pada abad ke-18, dan menjadi kota terbesar serta terpenting di Hungaria. Populasi meningkat tiga kali lipat dan banyak istana, biara, rumah besar, dan jalan-jalan baru dibangun, serta kota ini menjadi pusat kehidupan sosial dan budaya di wilayah tersebut. Wolfgang Amadeus Mozart mengadakan konser pada tahun 1762 di Istana Pálffy. Joseph Haydn tampil pada 1784 di Istana Grassalkovich. Ludwig van Beethoven menjadi tamu pada tahun 1796 di Istana Keglevi. Di bawah pemerintahan putra Maria Theresa, Joseph II, kota itu mulai kehilangan arti pentingnya, terutama setelah permata mahkota dibawa ke Wina pada tahun 1783 dalam upaya untuk memperkuat hubungan antara Austria dan Hungaria. Banyak kantor pusat kemudian pindah ke Buda, diikuti oleh sebagian besar bangsawan. Surat kabar pertama dalam bahasa Hungaria dan Slowakia diterbitkan di kota ini: Magyar hírmondó pada tahun 1780, dan Presspurske Nowiny pada tahun 1783. Pada abad ke-18, kota ini menjadi pusat pergerakan nasional Slowakia. Sejarah kota ini pada abad ke-19 terkait erat dengan peristiwa besar di Eropa. Pada tahun 1805 Perjanjian Perdamaian Pressburg antara Austria dan Prancis ditandatangani di kota ini. Kastil Theben dihancurkan oleh pasukan Prancis Napoleon selama invasi tahun 1809. Pada tahun 1825, Perhimpunan Masyarakat Nasional Hungaria (sekarang Akademi Ilmu Pengetahuan Hungaria) didirikan di Pressburg menggunakan sumbangan dari István Széchenyi. Pada tahun 1843, dewan kota memproklamirkan bahwa bahasa Hungaria sebagai bahasa resmi dalam undang-undang, administrasi dan pendidikan. Menanggapi Revolusi 1848, Ferdinand V menandatangani apa yang disebut Hukum April, yang mencakup penghapusan perbudakan. Kota ini memilih Hungaria yang revolusioner, tetapi ditaklukkan oleh Austria pada bulan Desember 1848. Sektor industri berkembang pesat pada abad ke-19. Dari Pressburg ke Svätý Jur, kereta kuda pertama di Kerajaan Hungaria dibangun pada tahun 1840. Pada tahun 1848 jalur baru ke Wina dengan lokomotif uap dibuka, dan pada tahun 1850 jalur baru ke Pest juga dibuka. Banyak industri baru, lembaga keuangan, dll. didirikan saat itu. Misalnya, pada tahun 1842 bank pertama di Slowakia saat ini didirikan. Jembatan permanen pertama kota di atas sungai Danube, Starý most, dibangun pada tahun 1891. Sebelum Perang Dunia I, kota ini memiliki komposisi penduduk 42% Jerman, 41% Hungaria dan 15% Slowakia (sensus 1910, populasi dipengaruhi oleh Magyarisasi). Dalam sensus pascaperang pertama tahun 1919, komposisi etnis kota adalah 36% Jerman, 33% Slowakia, dan 29% Hungaria, tetapi ini mungkin mencerminkan perubahan identifikasi diri, bukan pertukaran penduduk. Banyak penduduk yang bilingual atau trilingual maupun multikultural. Setelah Perang Dunia I dan pembentukan Cekoslowakia pada 28 Oktober 1918, kota ini dimasukkan ke dalam negara baru tersebut meskipun perwakilannya enggan. Penduduk Hungaria dan Jerman yang dominan mencoba untuk mencegah aneksasi kota ke Cekoslowakia dan menyatakannya sebagai kota bebas. Namun, Legiun Cekoslowakia menduduki kota pada 1 Januari 1919, dan menjadikannya bagian dari Cekoslowakia yang bertentangan dengan keinginan penduduk setempat, dengan alasan kepentingan ekonominya bagi negara baru tersebut. Kota ini menjadi pusat lembaga dan organisasi politik Slowakia dan menjadi ibu kota Slowakia pada 4 Februari. Pada 12 Februari 1919, penduduk Jerman dan Hungaria memulai protes menentang pendudukan Cekoslowakia. Pengacara, juru bicara dan anggota parlemen Hungaria Marcel Jankovi mengatakan legiun Cekoslowakia menembaki demonstran yang tidak bersenjata. Sumber-sumber Slowakia tidak menyangkal penembakan itu, tetapi menambahkan bahwa Legiun membela diri dari perilaku kekerasan dan agresif para demonstran. Sebuah surat kabar berbahasa Slowakia kontemporer melaporkan bahwa "sekelompok massa meludahi tentara kami, merobek lencana dari topi mereka, menyerang mereka secara fisik dan menembak mereka dari jendela. Pada tanggal 27 Maret 1919, nama Bratislava secara resmi diadopsi untuk pertama kalinya, menggantikan nama Slowakia sebelumnya Prešporok. Dibiarkan tanpa perlindungan apa pun setelah mundurnya tentara Hungaria, banyak orang Hungaria yang diusir atau melarikan diri. Ceko dan Slowakia memindahkan rumah tangga negara mereka ke Bratislava. Pendidikan dalam bahasa Hungaria dan Jerman sangat berkurang di kota. Sensus Cekoslowakia tahun 1930 menunjukkan bahwa populasi Hungaria di Bratislava telah turun menjadi 15,8%. Pada tahun 1938, Nazi Jerman menganeksasi negara tetangga Austria di peristiwa Anschluss. Pada akhir tahun itu juga mereka menganeksasi wilayah yang masih terpisah dari Bratislava yaitu Petržalka dan Devín dengan alasan etnis, karena kota ini memiliki banyak orang etnis Jerman. Bratislava dinyatakan sebagai ibu kota Republik Slowakia pertama yang merdeka pada 14 Maret 1939, tetapi negara baru itu dengan cepat jatuh di bawah pengaruh Nazi. Pada tahun 1941-42 dan 1944-45, pemerintah Slowakia Baru membantu mendeportasi sebagian besar dari sekitar 15.000 orang Yahudi di Bratislava. Mereka dideportasi ke kamp konsentrasi, tempat sebagian besar terbunuh atau mati dalam Holocaust sebelum akhir perang. Bratislava dibombardir oleh Sekutu, diduduki oleh pasukan Jerman pada tahun 1944, dan akhirnya diambil oleh pasukan Front Ukraina ke-2 Soviet pada tanggal 4 April 1945. Pada akhir Perang Dunia II, sebagian besar etnis Jerman di Bratislava dievakuasi oleh otoritas Jerman. Beberapa kembali setelah perang, tetapi segera diusir tanpa properti mereka di bawah dekrit Beneš, bagian dari pengusiran luas etnis Jerman dari Eropa Timur. Setelah Partai Komunis merebut kekuasaan di Cekoslowakia pada Februari 1948, kota ini menjadi bagian dari Blok Timur. Kota ini mencaplok tanah baru dan populasi meningkat secara signifikan hingga 90% dari total populasi Slowakia. Area perumahan besar yang terdiri dari bangunan panel prefabrikasi bertingkat tinggi, seperti yang ada di wilayah Petržalka mulai dibangun. Pemerintah komunis juga membangun beberapa gedung megah baru, seperti Jembatan Most Slovenskejo Narodnejo Povstania dan Markas Radio Slowakia. Pada tahun 1968, setelah upaya Cekoslowakia yang gagal untuk meliberalisasi rezim Komunis, kota itu diduduki oleh pasukan Pakta Warsawa. Tak lama kemudian, kota ini menjadi ibu kota Republik Sosialis Slowakia, salah satu dari dua negara bagian Cekoslowakia. Para pembangkang Bratislava mengantisipasi jatuhnya Komunisme dengan demonstrasi lilin Bratislava pada tahun 1988, dan kota ini menjadi salah satu pusat utama Revolusi Beludru anti-Komunis pada tahun 1989. Pada tahun 1993, kota ini menjadi ibu kota Republik Slowakia yang baru dibentuk setelah Pembubaran Cekoslowakia. Geografi Bratislava terletak di barat daya Slowakia, di Region Bratislava. Letaknya yang berbatasan dengan Austria dan Hungaria menjadikannya satu-satunya ibu kota negara yang berbatasan dengan dua negara. Hanya berjarak dari perbatasan dengan Hungaria dan hanya dari ibu kota Austria, Wina. Dengan luas total 367,58 kilometer persegi, kota ini adalah kota terbesar kedua di Slowakia berdasarkan luas wilayah (setelah Vysoké Tatry). Bratislava dilintasi Sungai Donau, tempat kota ini telah berkembang dan selama berabad-abad menjadi rute transportasi utama ke daerah lain. Sungai mengalir dari barat ke tenggara. Daerah aliran sungai Danube bagian tengah dimulai dari Gerbang Devín di Bratislava barat. Sungai lainnya adalah Sungai Morava. Sungai Morava membentuk perbatasan barat laut kota dan memasuki sungai donau di Devín, sungai Donau Kecil, dan sungai Vydrica, dan memasuki Danube di wilayah Karlova Ves. Kota ini berada di kaki pegunungan Little Carpathians (Malé Karpaty). Dataran rendah Zahorje dan Danubia meluas ke Bratislava. Titik terendah kota ini berada di Dataran Danube dengan ketinggian rata-rata di atas permukaan laut, dan titik tertingginya adalah Devinska Kovila pada ketinggian . Tinggi rata-rata adalah . Iklim Bratislava terletak di zona sedang utara dan memiliki iklim benua sedang (klasifikasi iklim asli/AS Köppen–Geiger adalah Cfb/Dfb, klasifikasi iklim Trewartha adalah DCbo, dan Zona Kekerasan Tanaman adalah 7b) dengan suhu rata-rata tahunan (1990–2009) sekitar , suhu rata-rata pada bulan terhangat dan pada bulan terdingin, ada empat musim yang berbeda, dan curah hujan cukup merata sepanjang tahun. Seringkali berangin dengan variasi yang mencolok antara musim panas yang panas dan musim dingin yang dingin dan lembab. Kota ini berada di salah satu bagian terhangat dan terkering di Slowakia. Baru-baru ini, transisi dari musim dingin ke musim panas dan dari musim panas ke musim dingin berlangsung cepat, dan periode musim gugur dan musim semi pendek. Salju terjadi lebih jarang dari sebelumnya. Suhu ekstrem yang pernah tercatat antara 1981 hingga 2013 adalah dengan rekor tertinggi: , dan rekor terendah: . Beberapa daerah, khususnya Devín dan Devínska Nová Ves, rentan terhadap banjir dari sungai Danube dan Morava. Perlindungan banjir baru telah dibangun di kedua tepi sungai. Lokasi Pemandangan kota dan arsitektur Pemandangan kota Bratislava dicirikan oleh menara abad pertengahan dan bangunan abad ke-20 yang megah, tetapi mengalami perubahan besar dalam ledakan konstruksi pada awal abad ke-21. Sebagian besar bangunan bersejarah terletak di Kota Tua Bratislava. Balai Kota Bratislava adalah kompleks tiga bangunan yang didirikan pada sekitar abad 14 hingga ke-15 dan sekarang menjadi tempat Museum Kota Bratislava. Gerbang Michael adalah satu-satunya gerbang yang bertahan dari benteng abad pertengahan dan salah satu bangunan tertua di kota. Rumah tersempit di Eropa juga ada di dekatnya. Gedung perpustakaan universitas, didirikan pada tahun 1756, digunakan oleh Parlemen Kerajaan Hungaria dari tahun 1802 hingga 1848. Sebagian besar undang-undang penting dari Era Reformasi Hungaria (seperti penghapusan perbudakan dan pendirian Akademi Ilmu Pengetahuan Hungaria) dicetuskan di tempat tersebut. Ada banyak istana Barok di kota tua. Dibangun sekitar tahun 1760, Istana Grasalkovich sekarang menjadi kediaman Presiden Slowakia, dan pemerintah Slowakia sekarang berada di bekas Istana Uskup Agung. Pada tahun 1805, diplomat kaisar Napoleon dan Franz II menandatangani Perdamaian Pressburg keempat di Istana Primata, setelah kemenangan Napoleon dalam Pertempuran Austerlitz. Beberapa rumah yang lebih kecil memiliki nilai sejarah yang penting. Komposer Johann Nepomuk Hummel lahir di sebuah rumah di kota tua pada abad ke-18. Terdapat beberapa Katedral dan gereja terkenal yang berada di kota ini, salah satunya Katedral Katedral Santo Martinus yang dibangun pada abad ke-13 hingga abad ke-16. Katedral tersebut berfungsi sebagai Gereja Penobatan Kerajaan Hungaria dari tahun 1563 hingga 1830. Gereja Fransiskan, yang berasal dari abad ke-13, telah menjadi tempat upacara ksatria dan merupakan bangunan sakral tertua yang diawetkan di kota. Gereja St. Elizabeth, lebih dikenal sebagai Gereja Biru karena warnanya, dibangun seluruhnya dengan gaya Art Nouveau. Bratislava memiliki satu Sinagoge yang masih berfungsi, dari tiga sinagog utama yang ada sebelum Holokaus. Yang menarik adalah bagian bawah tanah (sebelumnya di permukaan tanah) yang dipugar dari Pemakaman Yahudi, tempat Rabi Moses Sofer dari abad ke-19 dimakamkan, di kaki Castle Hill dekat pintu masuk terowongan trem. Pemakaman militer satu-satunya di Bratislava adalah Slavín, diresmikan pada tahun 1960 untuk menghormati tentara Angkatan Darat Soviet yang gugur selama pembebasan Bratislava pada bulan April 1945. Tempat ini menawarkan pemandangan kota dan Little Carpathians yang sangat indah. Struktur abad ke-20 terkenal lainnya termasuk Most Slovenského národného povstania (Jembatan Pemberontakan Nasional Slowakia) di atas sungai Danube, restoran menara mirip UFO, markas Radio Slowakia berbentuk piramida terbalik, dan Menara Televisi Kamzík yang dirancang unik dengan dek observasi dan restoran berputar. Pada awal abad ke-21, gedung-gedung baru telah mengubah pemandangan kota tradisional. Pada awal abad ke-21, ledakan konstruksi telah melahirkan struktur publik baru, seperti Most Apollo dan gedung baru Teater Nasional Slowakia, serta pengembangan real estat swasta. Kastil Bratislava Salah satu bangunan paling khas di kota ini adalah Kastil Bratislava, yang berdiri di atas sungai Danube. Dihuni sejak transisi antara Zaman Batu dan Zaman Perunggu, Situs bukit kastil telah menjadi akropolis bagi orang-orang Kelt, yang merupakan bagian dari kekaisaran Romawi, permukiman Slavia besar yang berbenteng, dan pusat politik, militer, dan pusat agama dari Moravia Raya. Kastil batu tersebut belum dibangun sampai abad ke-10, ketika daerah itu adalah bagian dari Kerajaan Hungaria, tetapi pada abad ke-9, sebuah basilika batu pra-Romawi berdiri di daerah benteng bukit tersebut. Di bawah Sigismund dari Luksemburg, kastil tersebut dibangun kembali pada 1430 menjadi benteng Gotik anti-Husite, pada 1562 menjadi kastil Renaisans, dan pada 1649 dibangun kembali menjadi bergaya Barok. Di bawah Ratu Maria Theresia, kastil tersebut menjadi tempat tinggal kerajaan yang bergengsi. Pada tahun 1811, kastil secara tidak sengaja dihancurkan oleh api dan menjadi reruntuhan sampai tahun 1950-an, ketika sebagian besar dibangun kembali dengan gaya Theresia sebelumnya. Pada tahun 1940-an, direncanakan untuk menghancurkan reruntuhan kastil dan menggantinya dengan kompleks universitas baru. Namun, itu tidak pernah terwujud, dan pada 1960-an, rekonstruksi dimulai. Saat ini, tempat ini melayani tujuan seremonial dan sebagai museum sejarah untuk Museum Nasional Slowakia. Kastil Devín Kastel Devín yang hancur dan baru saja direnovasi terletak di atas batu di wilayah Devín tempat Sungai Morava, yang membentuk perbatasan antara Austria dan Slowakia, mengalir ke sungai Danube. Kastil ini adalah salah satu situs arkeologi paling penting di Slowakia dan memiliki museum yang didedikasikan untuk sejarahnya. Karena lokasinya yang strategis, Kastil Devín adalah kastil perbatasan yang sangat penting di Moravia Raya dan negara bagian awal Hungaria. Dihancurkan oleh pasukan Napoleon pada tahun 1809. Ini adalah simbol penting dari sejarah Slowakia dan Slavia. Rusovce Rumah Rusovce, dengan taman Inggrisnya, berada di wilayah Rusovce. Rumah ini awalnya dibangun pada abad ke-17 dan diubah menjadi rumah bergaya neo-Gotik Inggris pada tahun 1841–1844. Borough ini juga dikenal dengan reruntuhan kamp militer Romawi bernama Gerulata, bagian dari limes Romawi, sebuah sistem pertahanan perbatasan. Gerulata dibangun dan digunakan antara abad ke-1 hingga ke-4 M. Taman dan danau Karena lokasinya di kaki bukit Little Carpathians dan karena terdapat mintakat riparian di dataran banjir Danube, Bratislava memiliki hutan yang dekat dengan pusat kota. Jumlah total ruang hijau publik adalah atau per penduduk. Taman kota terbesar adalah taman Horsk (secara harfiah, Taman Pegunungan), di Kota Tua. Taman Bratislavský lesný (Taman Hutan Bratislava) terletak di kaki peunungan Little Carpathians dan mencakup banyak tempat yang populer di kalangan pengunjung, seperti Železná studienka dan Koliba. Taman hutan ini meliputi area seluas , 96% di antaranya adalah hutan ek dan campuran hutan ek/hornbeam, dan berisi flora dan fauna asli seperti luak Eropa, rubah merah, babi celeng, serta rusa merah dan rusa roe. Di tepi kanan Danube, di wilayah Petržalka, terdapat Taman Janko Kráľ yang didirikan pada tahun 1774–76. Sebuah taman kota baru direncanakan dibangun di Petržalka antara danau Malý Draždiak dan Veľký Draždiak. Kebun Binatang Bratislava terletak di Mlynská dolina dekat kantor pusat Slovak Television. Per tahun 2007, kebun binatang yang didirikan pada tahun 1960 tersebut, saat ini menampung 152 spesies hewan, termasuk singa putih dan harimau putih yang langka. Kebun Raya, milik Universitas Comenius, terletak di tepi Danube dan menampung lebih dari 120 spesies yang berasal dari dalam dan luar negeri. Kota ini memiliki banyak danau alami dan buatan, yang sebagian besar digunakan untuk rekreasi. Contohnya termasuk Danau Štrkovec di Ružinov, Danau Kuchajda di Nové Mesto, Danau Zlaté Piesky dan Vajnory di timur laut, dan Danau Rusovce di selatan, yang populer di kalangan Naturisme. Demografi Jerman adalah kelompok etnis yang dominan dari awal kota ini berdiri hingga abad ke-19. Pada akhir Perang Dunia I, 42% penduduk Pressburg berbicara bahasa Jerman sebagai bahasa ibu mereka, 40% Hungaria, dan 15% Slowakia. Setelah berdirinya Republik Cekoslowakia pada tahun 1918, Bratislava tetap menjadi kota multietnis, tetapi dengan tren demografi yang berbeda. Karena Slowakisasi, proporsi orang Slowakia dan Ceko meningkat di kota, sedangkan proporsi orang Jerman dan Hungaria turun. Pada tahun 1938, 59% penduduk adalah orang Slowakia atau Ceko, sementara Jerman hanya tersisa 22% dan Hungaria 13% dari populasi kota. Pembentukan Republik Slowakia pertama pada tahun 1939 membawa perubahan lain, terutama pengusiran banyak orang Ceko dan deportasi atau pelarian orang-orang Yahudi selama Holokaus. Pada tahun 1945, sebagian besar orang Jerman dievakuasi. Setelah restorasi Cekoslowakia, Dekret-dekret Beneš (sebagian dicabut pada tahun 1948) secara kolektif menghukum etnis minoritas Jerman dan Hungaria dengan pengambilalihan dan deportasi ke Jerman, Austria, dan Hungaria atas dugaan kerja sama mereka dengan Nazi Jerman dan Hungaria melawan Cekoslowakia. Dengan demikian, kota ini memperoleh karakter Slowakia yang jelas. Ratusan warga diusir selama penindasan komunis tahun 1950-an, dengan tujuan mengganti orang-orang "reaksioner" dengan kelas proletar. Sejak tahun 1950-an, orang Slowakia telah menjadi etnis yang dominan di kota ini, membentuk sekitar 90% dari populasi kota. Politik Bratislava adalah rumah bagi Parlemen Slowakia, Kantor Presiden, Kementerian, Mahkamah Agung (Slowak: Najvyšší súd), dan Bank Sentral. Kota ini merupakan pusat dari Region Bratislava dan sejak tahun 2002 menjadi Daerah Otonomi Bratislava. Kota ini juga memiliki banyak kedutaan dan konsulat asing. Struktur pemerintah lokal saat ini (Mestská samospráva) telah ada sejak tahun 1990. Terdiri dari Wali kota (primátor), majelis kota (Mestská rada), dewan kota (Mestské zastupiteľstvo), komite kota (Komisie mestského zastupiteľstva), dan dewan hakim (Magistrat). Wali kota, yang berbasis di Primate`s Palace, adalah kepala eksekutif tertinggi kota dan dipilih untuk masa jabatan empat tahun. Wali kota Bratislava saat ini adalah Matúš Vallo, yang memenangkan pemilihan yang diadakan pada 10 November 2018, sebagai calon independen. Dewan Kota adalah badan legislatif kota dan bertanggung jawab atas isu-isu seperti anggaran, peraturan daerah, perencanaan kota, pemeliharaan jalan, pendidikan, dan budaya. Dewan biasanya bersidang sebulan sekali dan terdiri dari 45 anggota yang dipilih untuk masa jabatan empat tahun bersamaan dengan wali kota. Banyak fungsi eksekutif dewan dilaksanakan oleh komite kota atas arahan dewan kota. Majelis kota adalah badan yang terdiri dari 28 orang yang terdiri dari wali kota dan wakilnya, wali kota wilayah, dan hingga sepuluh anggota dewan kota. Secara administratif, Bratislava dibagi menjadi lima distrik: Bratislava I (pusat kota), Bratislava II (bagian timur), Bratislava III (bagian timur laut), Bratislava IV (bagian barat dan utara) dan Bratislava V (bagian selatan di sebelah kanan tepi sungai Danube, termasuk Petržalka, daerah permukiman terpadat di Eropa Tengah). Untuk pemerintahan sendiri, kota ini dibagi menjadi 17 distrik, masing-masing dengan wali kota (starosta) dan dewannya sendiri. Masing-masing borough bertepatan dengan 20 wilayah kadaster kota, kecuali untuk dua kasus: Nové Mesto dibagi lagi menjadi wilayah kadaster Nové Mesto dan Vinohrady dan Ružinov dibagi menjadi Ružinov, Nivy dan Trnávka. Ekonomi Region Bratislava adalah region terkaya dan paling makmur secara ekonomi di Slowakia, tetapi menyumbang sekitar 26% dari PDB Slowakia dan merupakan yang terkecil dari delapan region di Slowakia berdasarkan luas wilayahnya dan yang paling sedikit ketiga berdasarkan penduduknya. Gaji bulanan rata-rata penduduk di region Bratislava pada tahun 2020 adalah €1.709. Pada Desember 2007 tingkat pengangguran di Bratislava adalah 1,83%. Banyak lembaga pemerintah dan perusahaan swasta memiliki kantor pusat di Bratislava. Lebih dari 75% penduduk Bratislava bekerja terutama di sektor jasa seperti perdagangan, perbankan, TI, telekomunikasi dan pariwisata. Bursa Saham Bratislava (BSSE), adalah penyelenggara pasar sekuritas publik, didirikan pada 15 Maret 1991. Perusahaan yang beroperasi terutama di Bratislava dengan nilai tambah tertinggi menurut peringkat Trend Top 200 2018, termasuk Volkswagen Bratislava, kilang Slovnaft (MOL), ESET (pengembang perangkat lunak), Asseco (perusahaan perangkat lunak), PPC Power (produsen pemanas dan steam) dan agen personalia Trenkwalder. Grup Volkswagen mengakuisisi dan memperluas pabrik BAZ pada tahun 1991 dan sejak itu memperluas produksi di luar model Škoda Auto asli. Per tahun 2006, 68% produksi difokuskan pada Mobil SUV: Audi Q7, VW Touareg, serta bodi dan sasis bawah Porsche Cayenne. Volkswagen up!, SEAT Mii dan Skoda Citigo juga telah diproduksi sejak 2012. Dalam beberapa tahun terakhir, bisnis yang berorientasi pada sektor tersier dan teknologi tinggi telah berkembang pesat di Bratislava. Banyak perusahaan global seperti IBM, Dell, Lenovo, AT&T, SAP, Amazon, Johnson Controls, Swiss Re, dan Accenture telah mendirikan pusat outsourcing dan layanan di sini atau akan melakukannya dalam waktu dekat. Alasan masuknya perusahaan multinasional adalah kedekatannya dengan Eropa Barat, tenaga kerja terampil dan keberadaan universitas dan fasilitas penelitian yang tinggi. Perusahaan IT Slowakia seperti ESET, Sygic dan Pixel Federation juga memiliki kantor pusat di Bratislava. Perusahaan besar lainnya yang berkantor pusat di Bratislava adalah Slovak Telekom, Orange Slovensko, Slovenská sporiteľňa, Tatra banka, Doprastav, Hewlett-Packard Slowakia, Slovnaft, Henkel Slovensko, Slovenský plynárenský priemysel, Kraft Foods Slowakia, Whirlpool Slowakia, Železnice Slovenskej republiky, AeroMobil, dan Tesco Stores Slovak Republic. Pertumbuhan ekonomi Slowakia yang kuat pada tahun 2000-an menyebabkan ledakan di industri konstruksi, dengan beberapa proyek besar selesai atau direncanakan di Bratislava. Area yang menarik bagi pengembang termasuk tepi sungai Danube, tempat dua proyek besar telah diselesaikan. Taman Sungai di Kota Tua dan Eurovea di dekat Jembatan Apollo. Lokasi lain yang sedang dikembangkan adalah di sekitar stasiun kereta api dan bus utama, bekas kawasan industri di dekat Kota Tua dan di wilayah Petržalka, Nové Mesto, dan Ružinov. Diharapkan bahwa investor akan menghabiskan €1,2 miliar untuk proyek-proyek baru pada tahun 2010. Pada tahun 2010, kota ini memiliki anggaran berimbang sebesar 277 juta euro, seperlimanya digunakan untuk investasi. Bratislava secara langsung memiliki saham di 17 perusahaan, termasuk perusahaan transportasi kota Dopravný podnik Bratislava, perusahaan pengumpulan dan pengolahan limbah yang disebut OLO (Odvoz a likvidácia opadu), dan perusahaan air minum. Kota ini juga mengelola organisasi kotamadya seperti Polisi Kota (Mestská polícia), Museum Kota Bratislava, dan Kebun Binatang Bratislava. Pariwisata Pada tahun 2006, Bratislava memiliki 77 fasilitas akomodasi komersial, 45 di antaranya adalah hotel, dengan total kapasitas 9.940 tempat tidur. Sebanyak 986.201 pengunjung menginap, termasuk 754.870 orang asing. Total tercatat 1.338.497 malam pengunjung menginap di kota ini. Namun, sebagian besar kunjungan dilakukan oleh mereka yang mengunjungi Bratislava selama satu hari, dan jumlah pastinya tidak diketahui. Jumlah pengunjung asing terbesar berasal dari Republik Ceko, Jerman, Inggris, Italia, Polandia, dan Austria. Di antara faktor-faktor lain, pertumbuhan penerbangan maskapai berbiaya rendah ke Bratislava, yang dipimpin oleh Ryanair, telah menyebabkan banyak pesta bujang, terutama dari Inggris. Meskipun ini merupakan pukulan besar bagi industri pariwisata kota, perbedaan budaya dan vandalisme telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan otoritas lokal. Mencerminkan popularitas pesta gaduh Bratislava di awal hingga pertengahan 2000-an, kota ini menjadi lokasi acara komedi EuroTrip tahun 2004, yang sebenarnya difilmkan di Praha, Republik Ceko. Perbelanjaan Bratislava memiliki delapan pusat perbelanjaan utama: Aupark, Avion Shopping Park, Bory Mall, Central, Eurovea, Nivy, Vivo! (sebelumnya Polus City Center) dan Shopping Palace. Sebulan sebelum Natal, alun-alun utama Bratislava diterangi dengan pohon Natal dan kios-kios pasar Natal resmi dibuka. Sekitar 100 toko buka setiap tahun. Buka hampir setiap hari dan malam hari. Budaya Bratislava adalah pusat budaya Slowakia. Karena karakter sejarahnya yang multikultural, budaya lokal dipengaruhi oleh berbagai kelompok etnis dan agama, termasuk Jerman, Slowakia, Hungaria, dan Yahudi. Bratislava memiliki banyak teater, museum, galeri, gedung konser, bioskop, klub film, dan lembaga budaya asing. Seni pertunjukan Bratislava memiliki Teater Nasional Slowakia, yang bertempat di dua gedung yang berbeda. Yang pertama adalah gedung teater bergaya Neo-Renaissance yang terletak di Kota Tua di ujung Hviezdoslav Square. Sedangkan gedung baru teater tersebut, dibuka untuk umum pada tahun 2007 yang berada di tepi sungai. Teater tersebut memiliki tiga ansambel: opera, balet, dan drama. Teater yang lebih kecil termasuk Teater Boneka Bratislava, Teater Astorka Corzo '90, Teater Arena, Studio L+S dan Teater Naive Radošina. Musik di Bratislava berkembang pada abad ke-18 dan terkait erat dengan kehidupan musik Wina. Mozart mengunjungi kota ini pada saat berusia enam tahun. Haydn, Liszt, Bartók dan Beethoven adalah beberapa komposer terkenal yang pernah berkunjung atau tinggal di kota ini. Kota ini juga merupakan tempat kelahiran komposer Johann Nepomuk Hummel, Ernő Dohnányi, dan Franz Schmidt. Bratislava adalah rumah bagi Slovak Philharmonic Orchestra dan musik kamar, Capella Istropolitana. Kota ini menyelenggarakan beberapa festival tahunan, seperti Bratislava Music Festival dan Bratislava Jazz Days. Festival Wilsonic, yang diadakan setiap tahun sejak tahun 2000, membawa lusinan pertunjukan musik internasional ke kota setiap tahun. Di musim panas, Kastel Bratislava menyelenggarakan berbagai acara musik sebagai bagian dari Musim Panas Budaya Bratislava. Selain festival musik, mungkin juga untuk dapat mendengarkan musik mulai dari musik bawah tanah hingga bintang pop terkenal. Bratislava adalah rumah bagi dua ansambel tari rakyat nasional Slowakia, Lúčnica dan Slovenský udový umelecký kolektív (SĽUK). Museum dan galeri Museum Nasional Slowakia (Slovenské národné múzeum), didirikan pada tahun 1961, didirikan pada tahun 1961, bangunan ini terletak di tepi sungai di Kota Tua Bratislava., bersama dengan Museum Sejarah Alam, yang merupakan salah satu subdivisinya. Museum ini adalah lembaga budaya terbesar di Slowakia, dan mengelola 16 museum khusus di Bratislava dan sekitarnya. Didirikan pada tahun 1868, Museum Kota Bratislava (Múzeum mesta Bratislava) adalah museum tertua dan yang masih beroperasi di Slowakia. Tujuan utamanya adalah untuk mendokumentasikan sejarah Bratislava dari awal dalam berbagai bentuk dengan koleksi sejarah dan arkeologi. Ini menawarkan tampilan permanen di delapan museum khusus. Didirikan pada tahun 1948, Galeri Nasional Slowakia menawarkan jaringan galeri paling luas di Slowakia. Dua pajangan di Bratislava bersebelahan di Istana Esterházy (Esterházyho palác, Eszterházy palota) dan Barak Air (Vodné kasárne, Vizikaszárnya) di tepi sungai Danube di Kota Tua. Didirikan pada tahun 1961, Galeri Kota Bratislava adalah galeri terbesar kedua dari jenisnya di Slowakia. Galeri ini menawarkan pajangan permanen di Istana Pálffy (Pálffyho palác, Pálffy palota) dan Istana Mirbach (Mirbachov palác, Mirbach palota), di Kota Tua. Museum Seni Danubiana, salah satu museum seni termuda di Eropa, berada di dekat bangunan air Čunovo. Media Sebagai ibu kota negara, Bratislava adalah rumah bagi banyak media nasional dan lokal. Stasiun TV terkenal yang berbasis di kota ini termasuk Slovak Television (Slovenská televízia), Markíza, JOJ dan TA3. Radio Slowakia (Slovenský rozhlas) terletak di pusat kota dan terdapat banyak stasiun radio komersial Slowakia berbasis di kota ini. Surat kabar nasional yang berbasis di Bratislava termasuk SME, Pravda, Nový čas, Hospodárske noviny dan The Slovak Spectator yang berbahasa Inggris. Dua kantor berita berkantor pusat di sana: Kantor Berita Republik Slowakia (TASR) dan Kantor Berita Slowakia (SITA). Olahraga Berbagai olahraga dan tim olahraga memiliki tradisi panjang di Bratislava, dengan banyak tim dan individu bersaing di liga dan kompetisi di Slowakia dan internasional. ŠK Slovan Bratislava saat ini adalah satu-satunya perwakilan klub Bratislava yang bermain di Liga Fortuna, liga sepak bola teratas Slowakia. ŠK Slovan Bratislava, didirikan pada tahun 1919, bermarkas di stadion Tehelné pole. ŠK Slovan adalah klub sepak bola paling sukses dalam sejarah Slowakia, menjadi satu-satunya klub dari bekas Cekoslowakia yang memenangkan kompetisi sepak bola Piala Winners UEFA, pada tahun 1969. FC Petržalka akadémia adalah klub sepak bola tertua di Bratislava, didirikan pada tahun 1898, dan bermarkas di Stadium FC Petržalka 1898 di Petržalka (sebelumnya di Pasienky di Nové Mesto dan Štadión Petržalka di Petržalka). Mereka saat ini satu-satunya tim Slowakia yang memenangkan setidaknya satu pertandingan di babak penyisihan grup Liga Champions UEFA, dengan kemenangan 5-0 atas Celtic FC di babak kualifikasi menjadi yang paling terkenal, di samping kemenangan 3-2 atas FC Porto. Sebelum itu FC Košice pada musim 1997-98 kalah dalam enam pertandingan, meskipun menjadi tim Slowakia pertama sejak kemerdekaan yang bermain di kompetisi tersebut. Pada tahun 2010, dengan nama baru MFK Petržalka, Artmedia terdegradasi dari Corgon Liga, finis di urutan ke-12 dan sekaligus posisi terakhir. FC Petržalka akadémia saat ini berkompetisi di 5. liga setelah bangkrut pada musim panas 2014. Klub lain yang dikenal dari kota ini adalah ŠFK Inter Bratislava. Didirikan pada tahun 1945, mereka berkandang di Stadion KP Inter Dúbravka di Dúbravka, (sebelumnya di Štadión Pasienky) dan saat ini bermain di 3. liga. Ada lebih banyak klub dengan tradisi panjang dan sejarah sukses meskipun kurang sukses dalam beberapa tahun terakhir, misalnya LP Domino Bratislava saat ini bermain di 4. liga, FK Rača Bratislava berlaga di 3. liga bersama dengan FK ŠKP Inter Dúbravka Bratislava bersama ŠKP Devín (tim sukses dari 1990-an) dan sebagian bersama Inter Bratislava yang asli (Inter asli bangkrut pada 2009, menjual lisensi Corgoň Liga ke FK Senica dan secara legal bergabung dengan FC ŠKP Dúbravka. Inter saat ini telah mengambil alih kembali tradisi, nama, warna, penggemar, dll., tetapi secara hukum bukan penerus Inter asli). FC Tatran Devín, klub yang paling sukses di tingkat pemuda dan bergabung dengan ŠKP Bratislava pada tahun 1995. MŠK Iskra Petržalka, bermain dengan nama ŠK Iskra Matadorfix Bratislava di bekas Liga 1 (hari ini ke-2) pada 1997/98. Bratislava memiliki tiga arena olahraga musim dingin. Stadion Olahraga Musim Dingin Ondrej Nepera, Stadion Olahraga Musim Dingin V. Dzurilla, Stadion Olahraga Musim Dingin Dubravka. Tim hoki es HC Slovan Bratislava telah mewakili Bratislava dari musim 2012–13 di Kontinental Hockey League. Slovnaft Arena, bagian dari Stadion Olahraga Musim Dingin Ondrej Nepela, adalah rumah bagi HC Slovan. Kejuaraan Dunia Hoki Es pada tahun 1959 dan 1992 dimainkan di Bratislava, dan Kejuaraan Dunia 2011 diadakan di Bratislava dan Košice, saat arena baru telah dibangun. Kota ini juga menjadi tuan rumah Kejuaraan Dunia pada 2019. Pusat Olahraga air Čunovo adalah area slalom dan arung jeram, dekat dengan bendungan Gabčíkovo. Tempat ini menyelenggarakan beberapa kompetisi kano dan kayak internasional dan nasional setiap tahunya. Pada tahun 1966, Bratislava menamai stadion multi-olahraga barunya dengan nama pemain tenis mereka Ladislav Hecht. National Tennis Centre, yang meliputi Aegon Arena, menyelenggarakan berbagai acara budaya, olahraga, dan sosial. Beberapa pertandingan Piala Davis telah dimainkan di sana, termasuk final Piala Davis 2005. Kota ini memiliki wakil di liga Slowakia teratas dalam bola basket wanita dan pria, bola tangan dan bola voli wanita, serta polo air pria. Perlombaan Lari Nasional Devín-Bratislava adalah acara olahraga tertua di Slowakia, dan Perlombaan Maraton Kota Bratislava telah diadakan setiap tahun sejak 2006. Petržalka memiliki arena pacuan kuda yang secara rutin menyelenggarakan pacuan kuda, balapan anjing, dan pertunjukan anjing. Bratislava juga merupakan tempat pusat Uni rugbi di Slowakia. Pendidikan Universitas pertama di Bratislava, Kerajaan Hungaria (dan sekarang Slowakia) adalah Universitas Istropolitana, didirikan pada tahun 1465 oleh Raja Matthias Corvinus. Setelah kematiannya universitas tersebut ditutup pada tahun 1490. Per tahun 2008, Bratislava adalah pusat universitas terbesar (Universitas Comenius, 27.771 siswa), universitas teknik terbesar (Universitas Teknologi Slowakia, 18.473 siswa), dan sekolah seni tertua (Akademi Seni Pertunjukan dan Akademi Seni Rupa dan Desain) di Slowakia. Institusi pendidikan tersier lainnya adalah Universitas Ekonomi negeri dan perguruan tinggi swasta pertama di Slowakia, City University of Seattle. Per tahun 2007, secara total terdapat sekitar 56.000 mahasiswa di universitas-universitas di Bratislava. Per tahun 2006, terdapat 65 SD negeri, sembilan SD swasta, dan sepuluh SD agama. Secara keseluruhan, mereka menerima 25.821 siswa. Sistem pendidikan menengah kota (beberapa sekolah menengah pertama dan semua sekolah menengah atas) terdiri dari 39 sekolah gimnasium dengan 16.048 siswa, 37 sekolah menengah khusus dengan 10.373 siswa, dan 27 sekolah kejuruan dengan 8.863 siswa . Akademi Ilmu Pengetahuan Slowakia juga berbasis di Bratislava. Namun, kota ini adalah salah satu dari sedikit ibu kota Eropa yang tidak memiliki observatorium maupun planetarium. Observatorium terdekat berada di Modra, jauhnya, dan planetarium terdekat berada di Hlohovec, jauhnya. Transportasi Posisi geografis Bratislava di Eropa Tengah telah lama menjadikannya sebagai persimpangan alami untuk lalu lintas perdagangan internasional. Transportasi umum di Bratislava dikelola oleh Dopravný podnik Bratislava, sebuah perusahaan milik kota. Sistem transportasinya dikenal sebagai Mestská hromadná doprava (MHD, Angkutan Massal Kota) dan menggunakan bus, trem, dan bus troli. Sebagian besar angkutan umum Bratislava dilapisi dengan kombinasi warna khas merah dan hitam. Bratislava juga merupakan bagian dari sistem terintegrasi IDS BK, yang menghubungkan sistem transportasi umum kota dengan perusahaan transportasi lain di wilayah Bratislava. Bepergian dengan satu tiket dimungkinkan di seluruh jaringan sistem, baik di Bratislava maupun ke desa-desa dan kota-kota terdekat, termasuk di 3 distrik yaitu distrik Senec, Malacky, dan Pezinok. Sebagai pusat kereta api di Slowakia, kota ini memiliki koneksi langsung ke Austria, Hungaria, Republik Ceko, Polandia, Jerman, Kroasia, Slovenia, dan ke seluruh Slowakia. Stasiun kereta api Bratislava-Petržalka dan Stasiun Utama Bratislava adalah stasiun kereta api utama di kota ini. Stasiun bus utama (Autobusová stanica Mlynské Nivy atau AS Mlynské Nivy) terletak di Mlynské Nivy, di sebelah timur pusat kota, dan menawarkan koneksi bus ke kota-kota di Slowakia dan jalur bus internasional. Pada 30 September 2021, sebuah stasiun bus baru dibuka, menghubungkan pusat perbelanjaan, pusat administrasi dan Menara Nivy, gedung pencakar langit tertinggi di Bratislava. Sistem jalan raya menyediakan akses langsung ke Brno di Republik Ceko, Wina di Austria, Budapest di Hungaria,s Trnava, dan titik-titik lain di Slowakia. Jalan raya A6 antara Bratislava dan Wina dibuka pada November 2007. Pelabuhan Bratislava adalah salah satu dari dua pelabuhan sungai internasional di Slowakia. Pelabuhan ini menyediakan akses ke Laut Hitam melalui sungai Danube dan ke Laut Utara melalui Kanal Rhine–Main–Danube. Selain itu, jalur wisata beroperasi dari pelabuhan penumpang Bratislava, termasuk rute ke Devín, Wina, dan tempat lain. Di Bratislava saat ini ada enam jembatan yang berdiri di atas Danube (diurutkan berdasarkan urutan aliran sungai): Most Lafranconi (Jembatan Lafranconi), Most SNP (Jembatan Pemberontakan Nasional Slowakia), Starý most (Jembatan Tua), Most Apollo ( Jembatan Apollo), Prístavný most (Jembatan Pelabuhan) dan Lužný most (Jembatan Dataran Banjir). Bandara M. R. Štefánik di Bratislava adalah bandara internasional utama di Slowakia. Bandara ini terletak timur laut dari pusat kota. Bandara ini melayani penerbangan domestik dan internasional, penerbangan domestik dan internasional terjadwal dan tidak terjadwal. Landasan pacu saat ini mendukung pendaratan untuk semua jenis pesawat umum. Bandara ini melayani 2.024.000 penumpang pada tahun 2007. Bratislava juga dilayani oleh Bandar Udara Internasional Wina yang terletak di sebelah barat pusat kota. Hubungan internasional Kota kembar Pada 18 Juli 1962, Bratislava menandatangani perjanjian kemitraan bilateral internasional pertama dengan Perugia, ibu kota Region Umbria, Italia. Pada tahun 2015, pemerintah kota mendaftarkan 31 kota kembar di situsnya. Kolaborasi lebih lanjut dijelaskan dalam brosur yang diterbitkan pada tahun 2009. Tokoh terkenal Warga kota kehormatan Orang-orang yang telah menerima penghargaan warga kehormatan Bratislava adalah: Galeri gambar Referensi Catatan Daftar pustaka Sumber silsilah Catatan untuk penelitian silsilah tersedia di arsip negara "Arsip Statny di Bratislava, Slovakia" Catatan Gereja Katolik Roma (kelahiran/perkawinan/kematian): 1601–1897 (paroki A) Catatan gereja Lutheran (kelahiran/perkawinan/kematian): 1606–1919 (paroki A) Pranala luar Situs resmi Panduan Wisata dan Perjalanan Resmi ke Bratislava Official Portal Pariwisata Nasional Slowakia Resmi Informasi pariwisata dan kehidupan Sarana angkutan umum di Bratislava Kota di Slowakia Ibu kota negara di Eropa
4598
https://id.wikipedia.org/wiki/Madrid
Madrid
{{Infobox settlement |official_name = Madrid |motto = (On water I was built, my walls are made of fire. This is my ensign and escutcheon) |image_skyline = MontajeMadrid.png |imagesize = 250px |image_caption = Madrid Collage. |image_flag = Bandera de Madrid.svg |image_shield = Escudo de Madrid.svg |flag_link = Bendera Madrid |shield_link = Lambang Madrid |shield_size = 50px |image_map = CiudadMadridPosicion.PNG |map_caption = Location of the municipality of Madrid within the Community of Madrid |pushpin_map = Spain |pushpin_mapsize = 250 |pushpin_map_caption = Location of Madrid within Spain |coordinates_region = ES |subdivision_type = Negara |subdivision_name = |subdivision_type1 = Wilayah Otonomi |subdivision_name1 = Wilayah Otonomi Madrid |government_type = Mayor-council |governing_body = Ayuntamiento de Madrid |leader_title = Wali kota |leader_name = Jorge Fernandes |leader_party = Espãna Democràticà |established_title = Founded |established_date = Prehistory<ref name="History of Madrid"> {{cite web|url= Madrid Medieval (Medieval Madrid). Includes Pre-historic, roman and medieval up to the Catholic Monarchs times.|work=History of Madrid.|publisher=José Manuel Castellanos|accessdate=2007-10-28}}</ref> |established_title2 = |established_date2 = |established_title3 = |established_date3 = |area_magnitude = |unit_pref = |area_footnotes = |area_total_km2 = |area_land_km2 = 607 |area_water_km2 = |area_total_sq_mi = |area_land_sq_mi = |area_water_sq_mi = |area_water_percent = |area_urban_km2 = |area_urban_sq_m = |area_metro_km2 = 10,909 |area_metro_sq_mi = 4,057 |population_as_of = 2009 |population_note = |settlement_type = |population_total = 3,255,944 |population_density_km2 = 5375 |population_metro = 6,386,932 |population_density_metro_km2 = |population_density_metro_sq_mi = |population_urban = |population_density_urban_km2 = |population_density_urban_mi2 = |population_rank = 1st |population_demonym = madrileño (m), madrileña (f)matritense |timezone = CET |utc_offset = +1 |timezone_DST = CEST |utc_offset_DST = +2 |latd=40|latm=23|lats=|latNS=N |longd=3|longm=43|longs=|longEW=W |elevation_footnotes = |elevation_m = 667 |elevation_ft = |postal_code_type = Kode pos |postal_code = 28001—28080 |area_code = 34 (Spanyol) + 91 (Madrid) |blank_name_sec1 = Patron Saints |blank_info_sec1 = Isidore the LaborerVirgin of Almudena |website = www.munimadrid.es |footnotes = }} Madrid adalah ibu kota dan kota terbesar di Spanyol. Kota ini terletak di Sungai Manzanares di bagian tengah negara Spanyol. Jumlah penduduk kota seluas 607 km² ini adalah 3,228 juta jiwa (Juli 2005), sedangkan bila daerah metropolitannya dihitung dapat mencapai 5,843 juta jiwa. Letak dan sejarah Madrid membuatnya menjadi pusat kegiatan finansial dan politik di Semenanjung Iberia, terlebih setelah kembalinya demokrasi pada 1975 dan integrasi ke dalam Uni Eropa. Wali kota Madrid adalah Manuela Carmena. Penduduk Madridistas sering juga disebut madrileños''.63,5% penduduknya beragama Katholik, 8% beragama Islam (terutama sunni) sedangkan sisanya pengikut Hindu, Buddha, Protestan,atau tidak beragama. Transportasi Bandar Udara Internasional Barajas adalah bandar udara yang terdapat di Madrid dan merupakan pusat dari Iberia Airlines. Bandar udara tersebut menjadi pintu gerbang utama ke Semenanjung Iberia dari Eropa, Amerika, dan belahan dunia lain dengan arus penumpang sebesar 40 juta orang per tahun. Karena pertumbuhannya yang pesat, sebuah terminal yang menjadi terminal bandara terbesar di Eropa sudah dibangun ditambah dua landas pacu tambahan. Stasiun kereta api utama di Madrid adalah Atocha dan Chamartin. Fokus utama pembangunan infrastruktur di Spanyol adalah sebuah jaringan rel kecepatan tinggi, Alta Velocidad Española (AVE) dengan tujuan membuat kota-kota penting berjarak maksimal hanya 4 jam dari Madrid dan 6 jam dari Barcelona. Kota-kota yang terhubung dengan stasiun Atocha dalam jaringan ini antara lain Seville, Toledo, Zaragoza, dan Lleida. Barcelona dan Malaga akan terhubung pada 2007. Madrid juga memiliki jaringan kereta bawah tanah, Madrid Metro yang merupakan salah satu jaringan yang paling luas di dunia. Lihat pula Real Madrid Daftar ibu kota negara di dunia Referensi Pranala luar Tour Video di Madrid. Ibu kota negara Kota di Spanyol Ibu kota negara di Eropa
4599
https://id.wikipedia.org/wiki/Praha
Praha
Praha adalah ibu kota Republik Ceko dan memiliki penduduk sekitar 1,5 juta jiwa. Kota ini dibelah sungai Vltava atau disebut pula Moldau dalam bahasa Jerman. Beberapa bangunan terkenal di kota ini antara lain adalah Jembatan Charles atau Karluvmost dalam bahasa setempat, Kastel Praha, Jam Astronomi di Balai Kota dan Menara Televisi Žižkov. Praha adalah ibu kota dan kota terbesar di Republik Ceko, berada di wilayah tengah Bohemia dan Sungai Vlatava yang terletak di tengah-tengah wilayah Republik Ceko. Setelah Velvet Revolution (Revolusi Beludru (Indonesia) atau Ceko: sametová revoluce yang terjadi 17 November - 29 Desember 1989), terjadilah perpecahan pada negara Czechslovakia pada akhir tahun 1992 dimana Praha salah satunya ditetapkan sebagai ibu kota Republik Ceko (Bahasa Inggris: Czech Republic). Praha telah berdiri sejak abad kesebelas sebagai ibu kota Bohemia yang merupakan tempat tinggalnya para pangeran dan raja-raja Ceko, Romawi, dan Jerman. Wilayah Praha seluas 496 km persegi dengan jumlah penduduk 1.286.008. Sejak tahun 2004, Praha ditetapkan sebagai wilayah metropolitan berdasarkan Eurostat. Sebagai daerah yang memiliki pertumbuhan ekonomi transisi yang cepat dan wilayah terkaya di Republik Ceko Praha merupakan kota yang memiliki tingkat biaya hidup yang relatif rendah dibandingkan dengan kota-kota besar lainnya di Uni Eropa. Pada tahun 2010 Survey MERCER menempatkan Praha pada posisi ke-70 sebagai kota yang terus meningkat tingkat kualitas hidupnya dan tercepat di wilayah Eropa Timur. Tidak dapat dimungkiri, Praha dikenal sebagai kota yang paling cantik di Eropa. Pusat kota yang bersejarah, dan Kastel Praha (Bahasa Inggris: Prague Castle, Bahasa Ceko: Pražský hrad) adalah komplek kastel terbesar di dunia dan juga merupakan bangunan yang dilindungi oleh UNESCO. Asal Kata Nama kota Praha ditetapkan sebagai nama resmi kota tersebut pada tahun 1920, sebelum tahun 1784 kota ini disebut sebagai Královské Hlavní Město Praha ( atau disebut pula sebagai Ibu kota Kerajaan Praha). Dalam bahasa lain dikenal sebagai Praga (bahasa Latin, dan sebagian besar bahasa Romawi dan Slavic (Eropa Tengah dan Timur)), Prag (Jerman), atau Prague (Bahasa Inggris dan Prancis). Nama Praha secara tradisional diturunkan dari kata "batas" (práh dalam bahasa Ceko). Sejarawan menyebut Praha berasal dari kata batasan dari sungai dari Karluva Most (Charles Bridge (Bahasa Inggris), atau Jembatan Charles), hal ini disebabkan pada waktu itu hanya ada jembatan itu satu-satunya yang dijadikan masyarakat sebagai sarana transportasi. Legenda juga mengatakan bahwa Puteri Libuse menemukan kota yang berada di sebuat hutan yang diukir oleh batasan sebuah rumah. Istilah lainnya adalah sebagai Praga Caput Regini (Praha sebagai Pemimpin Kerajaan) digunakan pada abad pertengahan pada tahun 1518 sebagai tanda dari Balai Kota. Sejak tahun 1927, Praha merupakan bagian dari Praha yang merupakan ibu kota (Praga Mater Urbium dalam bahasa Latin). Sejak tahun 1991 merupakan bagian dari Praga Caput Rei Publicae (Praha sebagai Pusat Pemerintahan Republik). Sebutan sebagai Ratusan Tombak (Hundred Spires (Inggris)) digunakan pertama kali oleh Josep Hormayer pada awal 1919. Bernard Bolzano menghitung total menara yang ada di Praha dengan sengaja dan hasilnya sebanyak 103 menara (tanpa menara pompa dan rumah pribadi yang terbanyak berada di Katedral Santo Vitus yang berada di tengah Pražský Hrad (Prague Castle)) terdapat di Praha. Sejarah Sejarah Praha sebelum 1348 Peradaban tertua yang ada di Praha sekarang terkonsentrasi di wilayah Veleslavin yang dimulai pada abad ke-6. Pada tahun 885 telah terdapat gereja pertama yang didedikasikan untuk Perawan Maria. Pada abad ke-10 telah didokumentasikan adanya permukiman para pedagang yang dikenal sekarang disebut sebagai Lesser, pada tahun 926 disekitar St. Vitus Cathedral di Kastel Praha yang selanjutnya 12 tahun kemudian di huni oleh Duke St. Wencelas. Setelah dua setengah abad kemudian Vsyehrad berdiri. Seiring dengan pengaruhnya Kristenisasi pada tahun 973, dimulai dari Uskup Mainz yang merupakan Uskup pertama dari para Pendeta Dětmar. Mereka mulai mendirikan gereja (Gereja Brevnov, yang didirikan oleh St. George). Kemudian dari lembah dibawahnya mulai didirikan kastel yang selanjutnya berkembang menjadi permukikan dan terkombinasi menjadi sebuah kota besar. Pada tahun 1172 Juditin Most (Jembatan Judit atau Judith Bridge (Inggris)) di selesaikan. Kemudian pada tahun 1230 Kota Lama (Staré Město) yang diikuti oleh bersatunya beberapa perkampungan kecil dikelilingi oleh benteng. Pada waktu itu di seberang sungai Vltava dan Kota Tua didirikanlah Kastel Praha dan pembangunan Balai Kota Tua (Staroměstská) pada tahun 1338. Pada tahun 3142 banjir menghancurkan Jembatan Judit, dan sesudahnya tak seberapa lama dibangunkan jembatan baru yang disebut sebagai Karluv Most (Jembatan Charles). Dua tahun kemudian Ke-Uskupan Praha dinaikkan menjadi Ke-Uskupan Agung dan dimulainya pembangunan St. Vitus Katedral. Sejarah Praha antara 1348-1523 Pada tahun 1348 merupakan zaman keemasan dari sejarah Praha dan Eropa Tengah, ditandai dengan wabah penyakit dan juga berdirinya universitas di wilayah utara Alpen, yang diberikan kepada Kaisar Charles IV (Charles University in Prague atau Karlova Univerzita). Pada proses pembangunannya Gereja Behlehem dibangun walaupun pada saat Charles IV walaupun dalam bentuk yang masih kasar, pada waktu yang bersamaan berdirilah Kota Baru Praha (Nové Město Pražské) yang terbentang dari Florence pada saat ini hingga Vysehrad dan menjadi kota kuno ketiga terbesar di benua Eropa setelah Roma dan Paris. Pada tahun 1355 Charles IV menetapkan sebagai ibu kota Kekaisaran Romawi Suci yang terbentang dari Prancis, Jerman hingga Italia. Pada tahun 1357 Petr Parléř memulai pembangunan Jembatan Charles dan pada tahun 1391 dibangunlah Gereja Betlehem. Gereja ini merupakan tempat di mana Jan Hus memberikan argumennya dan dibuka pada tahun 1394 sebagi gereja pembaharuan pada abad Pertengahan Bohemia. Pada abad ke-15 mulai muncul pertentangan sosial dan agama di masyarakat Praha. Pada masa ini banyak orang yang tidak setuju dengan Gereja Katolik Roma dan mendirikan Pergerakan Pembaharuan yang dipimpin oleh Jan Hus (Rektor Pertama Universitas di Praha - Charles University in Prague). Persidangan dan eksekusinyanya oleh Konsili Konstanz menyebabkan dia dibakar pada tahun 1415 yang disaksikan oleh para masyarakat dan ia dianggap sebagai martir. Kematiannya menyebabkan ketidakpercayaan dan perlawanan terhadap Roma, situasi kemudian bergerak dengan cepat dan menyebabkan munculnya para penganut Hus di Praha pada tahun 1419 (atau dikenal sebagai Hussite). Akibatnya Raja Sigismund dikirim untuk menghadapi Perang Pertama pada tahun 1420 akan tetapi kemudian pasukannya terbunuh. Praha Hussite kemudian terbentuk berdasarkan politik dan agama, berdasarkan pada ide Hussite Bohemia dan kemudian seluruh kerajaan terlibat dalam perang saudara. Komandan Hussite dipimpin oleh Jan Želivský. Para penduduk Praha memperingati keberhasilan kemenangannya sampai pada tahun 1434 ketika pada Hussite dikalahkan di Pertempuran Lipan. Hal lain yang penting pada saat ini yaitu pemilihan Jiřího z Poděbrad (George of Podebrady) sebagai raja yang dilantik pada tanggal 27 February 1458 di Balai Kota Tua. Selain hal tersebut selama masa ini Gereja Katolik Roma memberikan tekanan untuk mengembalikan kekuasaan dengan memberikan perlawanan pada para Hussite yang sebagian besar dari negara-negara Katolik. Referensi Ibu kota negara Kota di Ceko Ibu kota negara di Eropa
4600
https://id.wikipedia.org/wiki/Himni%20i%20Flamurit
Himni i Flamurit
Hymni i Flamurit adalah lagu kebangsaan Albania. Liriknya ditulis oleh penyair Albania Aleksander Stavre Drenova. Pada mulanya, kata-katanya diterbitkan sebagai puisi dalam Liri e Shqipërisë (Kebebasan Albania), surat kabar Albania di Sofia, Bulgaria. Musiknya dikarang komponis Rumania Ciprian Porumbescu. Dalam perlembagaan Albania lagu kebangsaan adalah Rreth Flamurit të Përbashkuar yang artinya: Bersatu sekeliling Bendera, walaupun sering diterjemahkan sebagai Bersatu di sekeliling Bendera Kita), yang merupakan rangkap pertama puisi. Kadang kala digunakan nama yang umum, Hymni Kombëtar (Lagu kebangsaan). Lirik Hymni i Flamurit juga merupakan puisi oleh Fan Noli. Pranala luar Hymni i Flamurit dalam format MP3 Lagu kebangsaan Albania
4601
https://id.wikipedia.org/wiki/Bukares
Bukares
Bukares, juga dieja Bucharest ( ), adalah ibu kota dan pusat industri, budaya dan finansial Rumania. Kota ini terletak di tepi sungai Dâmboviţa. Kota București pertama kali disebut dalam sebuah dokumen tahun 1459. Sejak saat itu, kota ini mengalami berbagai perubahan. Bukares menjadi ibu kota Rumania pada tahun 1862 dan menjadi pusat media massa, budaya dan seni Rumania. Arsitektur Bukares merupakan gabungan dari gaya historis, komunis dan modern. Pada periode antar dua perang dunia, arsitektur kota ini membuat Bukares dijuluki sebagai "Paris Kecil di Timur" (Micul Paris). Meskipun banyak bangunan yang mengalami kerusakan akibat perang, gempa bumi dan program sistematisasi Nicolae Ceaușescu, banyak bangunan bersejarah yang hingga kini masih bertahan. Per bulan Januari 2023, terdapat 1,74 juta penduduk yang tinggal di dalam batas kota Bukares, dan jika ditambahkan dengan kota-kota satelit di sekitar wilayah perkotaan, wilayah metropolitan Bukares memiliki populasi 2,3 juta orang. Pada tahun 2020, pemerintah menggunakan 2,5 juta orang sebagai dasar laporan pandemi. Bukares adalah kota terbesar kedelapan di Uni Eropa berdasarkan jumlah penduduk dalam batas kota, setelah Hamburg di Jerman dan sebelum Budapest di Hongaria. Bukares merupakan kota paling sejahtera di Rumania dan merupakan pusat industri dan transportasi di Eropa Timur. Kota ini memiliki berbagai fasilitas konvensi, pendidikan, budaya, pusat perbelanjaan dan tempat rekreasi. Kota ini secara administratif dikenal sebagai "Kotamadya Bukares" (), dan memiliki tingkat administratif yang sama dengan tingkat kabupaten nasional, yang selanjutnya dibagi lagi menjadi enam sektor, yang masing-masing diatur oleh wali kota setempat. Sejarah Menurut legenda, Bucureşti didirikan oleh seorang gembala yang bernama Bucur. Kota Bukares pertama kali disebut sebagai "Benteng București" pada tahun 1459. București menjadi tempat kediaman pangeran Wallachia Vlad III. Istana Curtea Veche kemudian didirikan oleh pangeran Mircea Ciobanul dan pada perkembangan berikutnya, Bukares menjadi kediaman musim panas. Kota ini bersaing memperebutkan status ibu kota dengan Târgovişte karena meningkatnya kepentingan Bukares di Muntenia. Setelah dibakar oleh Utsmaniyah pada abad ke-17, Bukares direstorasi dan terus berkembang. Pusat kota Bukares saat itu berada di sekitar jalan "Uliţa Mare". Sebelum tahun 1700-an, Bukares menjadi pusat perdagangan paling penting di Wallachia dan menjadi lokasi permanen istana Wallachia setelah tahun 1698 (dimulai pada era Constantin Brâncoveanu). Kota ini diambil dari kekuasaan Utsmaniyah dan diduduki oleh Monarki Habsburg (1716, 1737, 1789) dan Kekaisaran Rusia (tiga kali antara 1768 dan 1806). Pada tahun 1848, revolusi Wallachia 1848 meletus di Bukares. București tetap berada dibawah pendudukan asing hingga April 1851, dan diduduki kembali oleh tentara Rusia selama Perang Krimea. Pada tahun 1861, ketika Wallachia dan Moldavia bersatu membentuk Kepangeranan Rumania, Bukares menjadi ibu kota negara; pada tahun 1881, kota ini menjadi pusat politik Kerajaan Rumania. Populasi Bukares meningkat tajam karena status barunya. Arsitektur Bukares pada masa ini memberikannya gelar "Paris di Timur" (atau "Paris Kecil", Micul Paris). Antara 6 Desember 1916 dan November 1918, Bukares diduduki oleh tentara Jerman. Setelah Perang Dunia I, Bukares menjadi ibu kota Rumania Raya. Sebagai ibu kota negara anggota Blok Poros, Bukares mengalami kerusakan berat selama Perang Dunia II akibat pengeboman oleh Sekutu. Pada 23 Agustus 1944, kudeta yang membawa Rumania bergabung dengan Sekutu menyebabkan terjadinya pengeboman oleh Luftwaffe yang destruktif. Selama kepemimpinan Nicolae Ceaușescu (1965–1989), banyak bangunan bersejarah di kota ini hancur dan digantikan dengan bangunan bergaya komunis. Pada tahun 1977, gempa bumi berkekuatan 7,4 skala Richter menewaskan 1.500 orang dan menghancurkan banyak bangunan tua. Revolusi Rumania 1989 yang bermula di Timişoara menyebar ke Bukares. Revolusi ini berhasil menjatuhkan rezim Ceauşescu. Tidak puas dengan kepemimpinan setelah revolusi, liga pelajar dan kelompok oposisi melancarkan demonstrasi besar tahun 1990 (peristiwa ini disebut Golaniada), yang dihentikan dengan kekerasan oleh penambang di Valea Jiului (peristiwa ini disebut Mineriadă). Setelah tahun 2000, karena pertumbuhan ekonomi Rumania, kota ini mengalami proses modernisasi. Berbagai pengembangan residensial dan komersial sedang dilakukan, terutama di distrik utara, sementara pusat sejarah Bukares berada pada masa restorasi. Pada tahun 2015, 64 orang tewas dalam kebakaran klub malam Colectiv. Kemudian di ibu kota Rumania terjadi protes Rumania pada tahun 2017–2019 yang menentang reformasi peradilan, dengan protes tahun 2018 yang berakhir dengan 450 orang terluka. Geografi Bukares terletak di tepi sungai Dâmboviţa. Beberapa danau dengan yang paling penting adalah Danau Herăstrău, Floreasca, Tei dan Colentina berada di kota ini. Selain itu, di Bukares juga terdapat danau buatan kecil Danau Cișmigiu yang dikelilingi oleh Taman Cişmigiu. Kota ini terletak di bagian tenggara Rumania. Dahulu, wilayah tempat Bukares berdiri dipenuhi oleh hutan Vlăsiei. București memiliki luas sebesar . Ketinggian kota ini bervariasi dari di jembatan Dâmboviţa hingga di gereja Militari. Iklim Iklim Bukares adalah iklim kontinental (klasifikasi iklim Koppen Dfa). Suhu di kota ini pada musim dingin dapat mencapai , kadang-kadang turun hingga dibawah ; suhu dapat mencapai -20 C, namun jarang terjadi. Pada musim panas, rata-rata suhu di Bukares adalah . Selama musim semi dan gugur, rata-rata suhu harian bervariasi antara hingga , dengan tingkat presipitasi yang cenderung lebih tinggi daripada musim panas. Pemerintahan Bukares memiliki status yang setingkat dengan provinsi dan dipimpin oleh seorang wali kota. Kota ini memiliki status yang unik karena merupakan satu-satunya munisipalitas di Rumania yang tidak menjadi bagian dari sebuah provinsi. (judeţe) Sektor Kota ini terbagi menjadi enam sektor (sectoare), dengan tiap sektor memiliki dewan sektor, balai kota dan wali kota-nya sendiri. Sektor tersebut adalah: Sektor 1 (populasi 227.717): Dorobanţi, Băneasa, Aviaţiei, Pipera, Aviatorilor, Primăverii, Romană, Victoriei, Herăstrău Park, Bucureștii Noi, Dămăroaia, Strǎuleşti, Griviţa, 1 Mai, Pădurea Băneasa, Pajura, Domenii dan sebagian kecil Giuleşti. Sektor 2 (populasi 357.338): Pantelimon, Colentina, Iancului, Tei, Floreasca, Moşilor, Obor, Vatra Luminoasă, Fundeni, Plumbuita, Ştefan cel Mare, Baicului. Sektor 3 (populasi 399.231): Vitan, Dudeşti, Titan, Centrul Civic, Dristor, Lipscani, Muncii, Unirii. Sektor 4 (populasi 300.331): Berceni, Olteniţei, Giurgiului, Progresul, Văcăreşti, Timpuri Noi, Tineretului. Sektor 5 (populasi 288.690): Rahova, Ferentari, Giurgiului, Cotroceni, 13 Septembrie, Dealul Spirii. Sektor 6 (populasi 371.060): Giuleşti, Crângaşi, Drumul Taberei, Militari, Grozǎveşti (juga dikenal sebagai Regie), Ghencea. Demografi Menurut sensus tahun 2011, jumlah penduduk Bukares adalah 1.628.426 jiwa atau 8.9% dari jumlah penduduk Rumania. București mengalami dua fase pertumbuhan cepat. Fase pertama terjadi pada abad ke-19, ketika kepentingan kota ini meningkat, dan kedua pada masa rezim komunis di Rumania, ketika kampanye urbanisasi besar-besaran dilancarkan. Pada masa ini, karena larangan Ceauşescu terhadap aborsi dan kontrasepsi, jumlah penduduk Bukares semakin meningkat. Diperkirakan 97,3% dari penduduk Bukares adalah bangsa Rumania. Kelompok etnis lain di Bukares adalah Rom, Hungaria, Turki, Yahudi, Jerman (kebanyakan Jerman Regat), Tionghoa, Rusia, Ukraina, dan Italia. Sejumlah kecil penduduk Bukares juga merupakan orang Yunani, Armenia, Kurdi, Bulgaria, Albania, Polandia, Prancis, Arab, Afrika (termasuk Afro-Rumania), Iran, Vietnam, Filipina, Nepal, Afganistan, Sri Lanka, Bangladesh, Pakistan, dan India. 226.943 orang tidak menyatakan etnisnya. Dalam hal afiliasi keagamaan, 96,1% populasi adalah Ortodoks Rumania, 1,2% beragama Katolik Roma, 0,5% beragama Islam, dan 0,4% beragama Katolik Yunani Rumania. Meskipun demikian, hanya 18% penduduk yang rutin mengunjungi tempat ibadah seminggu sekali atau lebih. Angka harapan hidup penduduk Bukares pada tahun 2015 adalah 77,8 tahun, 2,4 tahun di atas rata-rata nasional. Ekonomi Bukares adalah pusat perekonomian dan industri Rumania, menyumbang sekitar 24% (2017) PDB negara tersebut dan sekitar seperempat produksi industrinya, serta dihuni oleh 9% populasi negara tersebut. Hampir sepertiga pajak nasional dibayar oleh masyarakat dan perusahaan di Bukares. Standar hidup di wilayah Bukares-Ilfov adalah 145% dari rata-rata UE pada tahun 2017, menurut PDB per kapita pada standar paritas daya beli (disesuaikan dengan tingkat harga nasional). Wilayah Bukares, dalam hal perbandingan, melampaui wilayah metropolitan Eropa seperti Budapest (139%), Madrid (125%), Berlin (118%), Roma (110%), Lisboa (102%), atau Sofia (79%), dan lebih dari dua kali lipat rata-rata Rumania. Setelah mengalami stagnasi pada tahun 1990-an, pertumbuhan ekonomi kota yang kuat telah merevitalisasi infrastruktur dan mengarah pada pengembangan pusat perbelanjaan, kawasan perumahan, dan gedung perkantoran bertingkat tinggi. Pada bulan Januari 2013, Bukares memiliki tingkat pengangguran sebesar 2,1%, jauh lebih rendah dibandingkan tingkat pengangguran nasional sebesar 5,8%. Perekonomian Bukares berpusat pada sektor industri dan jasa, dengan sektor jasa yang semakin penting dalam 10 tahun terakhir. Kantor pusat dari 186.000 perusahaan, termasuk hampir semua perusahaan besar Rumania, berlokasi di Bukares. Bukares juga merupakan pusat teknologi informasi dan komunikasi terbesar di Rumania, dan merupakan rumah bagi beberapa perusahaan perangkat lunak yang mengoperasikan pusat pengiriman ke luar negeri. Bursa saham terbesar di Rumania, Bursa Saham Bukares berperan penting dalam perekonomian kota. Jaringan supermarket internasional seperti Kaufland, Lidl, Metro, Selgros, Penny Market, Carrefour, Auchan, Cora, Profi, dan Mega Image beroperasi di Bukares. Kota ini sedang mengalami ledakan ritel. Bukares adalah tuan rumah bagi merek-merek mewah seperti Armani, Versace, Ralph Lauren, Dior, Prada, Chanel, Hermès, Louis Vuitton, dan Gucci. Mal dan pusat perbelanjaan besar telah dibangun sejak akhir tahun 1990-an, seperti Băneasa Shopping City, AFI Palace Cotroceni, Mega Mall, București Mall, ParkLake Shopping Center, Sun Plaza, Promenada Mall, dan Unirea Shopping Center. Bukares memiliki lebih dari 20 mal pada tahun 2019. Perusahaan Amazon, Microsoft, Ubisoft, Oracle Corporation, atau IBM, semuanya ada di Bukares. Sepuluh besarnya juga didominasi oleh perusahaan yang bergerak di bidang otomotif, minyak & gas (seperti Petrom), serta perusahaan telekomunikasi dan FMCG. Transportasi Bukares dilintasi oleh dua rute internasional utama: koridor transportasi Pan-Eropa IV dan IX. Transportasi umum Jaringan transportasi umum Bukares adalah yang terbesar di Rumania dan salah satu yang terbesar di Eropa. Terdiri dari Metro Bukares yang dijalankan oleh Metrorex, serta sistem transportasi darat yang dijalankan oleh STB (Societatea de Transport București, sebelumnya dikenal sebagai RATB), yang terdiri dari bus, bus troli, trem, dan rel ringan. Selain itu, sistem minibus pribadi juga beroperasi di Bukares. Pada tahun 2007, batasan 10.000 izin taksi diberlakukan. Udara Bukares memiliki dua bandar udara: Bandar Udara Internasional Henri Coandă (IATA: OTP, ICAO: LROP), terletak 16,5 km di utara pusat kota Bukares, di kota Otopeni, Ilfov. Ini adalah bandara tersibuk di Rumania dalam hal lalu lintas penumpang, melayani 12.807.032 penumpang pada tahun 2017. Bandar Udara Internasional Aurel Vlaicu (IATA: BBU, ICAO: LRBS) adalah bandara khusus bisnis dan VIP di Bukares. Letaknya hanya 8 km di utara pusat kota Bukares, dalam batas kota. Rel Bukares adalah pusat jaringan kereta api nasional Rumania, dijalankan oleh Căile Ferate Române (CFR). Stasiun kereta api utamanya adalah Gara de Nord ("Stasiun Utara"), yang menyediakan koneksi ke semua kota besar di Rumania, serta tujuan internasional ke Beograd, Sofia, Varna, Chișinău, Kyiv, Chernivtsi, Lviv, Thessaloniki, Wina, Budapest, Istanbul, Moskwa, dll. Bukares memiliki lima stasiun kereta api lain yang dijalankan oleh CFR, yang terpenting adalah Basarab (berdekatan dengan Stasiun Utara), Obor, Băneasa, dan Progresul. Ini sedang dalam proses diintegrasikan ke dalam jalur kereta komuter yang melayani Bukares dan sekitarnya Provinsi Ilfov. Tujuh jalur utamanya terpancar dari Bukares. Stasiun tertua di Bukares adalah Stasiun Filaret. Stasiun ini diresmikan pada tahun 1869, namun pada tahun 1960, pemerintah komunis mengubahnya menjadi terminal bus. Jalan Bukares adalah persimpangan utama jaringan jalan nasional di Rumania. Beberapa jalan nasional dan jalan raya tersibuk menghubungkan kota ini dengan semua kota besar di Rumania, serta ke negara-negara tetangga seperti Hungaria, Bulgaria, dan Ukraina. Jalanan di kota biasanya sangat padat pada jam-jam sibuk, karena peningkatan kepemilikan mobil dalam beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2013, jumlah mobil yang terdaftar di Bukares berjumlah 1.125.591. Pada tanggal 17 Juni 2011, Jalan Layang Basarab diresmikan dan dibuka untuk lalu lintas, sehingga melengkapi lingkar lalu lintas dalam kota. Pembangunan jalan layang ini memakan waktu lima tahun dan merupakan jembatan kabel terpanjang di Rumania dan jembatan terluas di Eropa. Setelah selesai, lalu lintas di Jembatan Grant dan di kawasan Gara de Nord menjadi lebih lancar. Budaya dan situs utama Bukares memiliki budaya yang kaya dan terus berkembang, dengan karya budaya ditampilkan dalam berbagai cara, seperti seni visual, drama dan kehidupan malam. Kota ini memiliki beberapa museum yang menampilkan seni Rumania klasik dan kontemporer, dan juga beberapa karya internasional yang terpilih. Museum Seni Nasional Rumania merupakan museum yang paling terkenal di Bukares. Museum ini terletak di bekas istana kerajaan dan menampilkan koleksi seni abad pertengahan dan modern. Bukares memiliki banyak marka tanah dan monumen, contohnya adalah Palatul Parlamentului yang dibangun pada tahun 1980-an pada masa pemerintahan Nicolae Ceauşescu. Marka tanah lain yang terkenal di Bukares adalah Arcul de Triumf. Pendidikan Secara keseluruhan, terdapat 159 fakultas yang berada di 34 universitas. Terdapat 16 universitas negeri yang berada di Bukares, yang terbesar adalah Universitas Bukares, Universitas Politehnica Bukares, Universitas Studi Ekonomi Bukares, Universitas Kedokteran dan Farmasi Carol Davila, Universitas Teknik Sipil Bukares, Universitas Nasional Politik Studi dan Administrasi Publik, dan Universitas Ilmu Agronomi dan Kedokteran Hewan Bukares. Pada QS World University Rankings 2020 dari Bukares, hanya Universitas Bukares yang masuk ke dalam jajaran universitas top dunia. Universitas Politehnica telah turun dari peringkat tersebut. Selain itu, dalam beberapa tahun terakhir ini, jumlah mahasiswa asing yang mendaftar di universitas di Bukares juga semakin meningkat. Lebih dari 450 sekolah dasar dan menengah negeri berada di Bukares, semuanya dikelola oleh Inspektorat Sekolah Kota Bukares. Setiap sektor juga memiliki Inspektorat Sekolahnya sendiri, yang berada di bawah Inspektorat Kota. Olahraga Sepak bola adalah olahraga yang paling diikuti di Bukares. Kota ini memiliki berbagai klub yang terkenal di Eropa, termasuk beberapa yang paling terkenal seperti CSA Steaua București, FC Dinamo București, dan FC Rapid București. Arena Națională adalah stadion baru di Bukares yang diresmikan pada 6 September 2011. Stadion ini adalah tuan rumah Final Liga Europa 2012 dan memiliki kapasitas 55.600 kursi, menjadikannya salah satu stadion terbesar di Eropa Tenggara dan salah satu dari sedikit stadion yang memiliki atap. Selain itu, di Bukares juga terdapat klub hoki es, rugby, basket, bola tangan, polo air dan voli. Sejak 2007, diadakan balapan tahunan di tempat yang disebut Bucharest Ring. Kompetisi ini disebut Bucharest City Challenge. Setiap musim gugur, di Bukares juga diadakan turnamen tenis Rumania Terbuka. Kota kembar Kota-kota yang memiliki hubungan kota kembar dengan Bukares adalah: Amman, Yordania Ankara, Turki Atlanta, Amerika Serikat Athena, Yunani Beijing, Tiongkok Chișinău, Moldova Damaskus, Suriah Kyiv, Ukraina Lagos, Nigeria Moskwa, Rusia Nikosia, Siprus Pretoria, Afrika Selatan Regina, Kanada Sofia, Bulgaria Tbilisi, GeorgiaSelain itu, Bukares juga memiliki kemitraan dengan: Yerevan, Armenia (2013) Lihat pula Daftar ibu kota Catatan kaki Referensi Modern history of Bucharest , City Hall of Bucharest Şerban Cantacuzino, Două Oraşe Distincte. Revista Secolul XX 4/6 (1997): 11–40 Ernie Schoffham, Luminiţa MacHedon, Şerban Cantacuzino, Romanian Modernism: The Architecture of Bucharest, 1920–1940 Romania: Arts & Architecture, Romanian Tourist Office Tatiana Murzin, Romanian Education , 2005 Romanian Education Portal , Site for the Ministry of Education containing lists of all educational establishments. Bucharest, the small Paris of the East , on the Museums from Romania web site. Bucica, Cristina. , 2000. Pranala luar Bukares: Situs resmi Prefektur Bukares Situs resmi RATB Ibu kota negara Kota di Rumania Ibu kota negara di Eropa
4603
https://id.wikipedia.org/wiki/Karl%20Popper
Karl Popper
Sir Karl Raymund Popper () merupakan seorang filsuf dan profesor asal Vienna dan Inggris. Dia juga disebut sebagai filsuf terbesar abad 20 dibidang filsafat ilmu. Popper dikenal dengan gagasan falsifikasi sebagai lawan dari verifikasionisme dan induktivisme klasik dalam metode ilmiah. Falsifikasionime mengatakan bahwa suatu teori ilmiah tidaklah terbukti keilmiahannya hanya dengan pembuktian saja, tapi harus diusahakan mencari kesalahan dari teori tersebut sampai kemudian teori tersebut bisa difalisfikasi. Apabila teori tersebut tidak berhasil di falsifikasi maka teori tersebut tidak teruji keilmiahannya. Popper juga dikenal sebagai penentang besar aspek justifikasionisme dalam studi ilmiah yang dilakukan para induktivis. Ia memahami bahwa keseluruhan studi ilmiah tidak semestinya dicapai dengan justifikasi, melainkan rasionalisme kritis. Dalam ranah politik, Popper dikenal sebagai salah satu filsuf yang kuat mempertahankan Demokrasi Liberal dan prinisp-prinsip Kritisisme Sosial yang akan membantu terbentuknya Masyarakat Terbuka - baca Open Society nya Karl Popper. Ide-ide politiknya mempengaruhi hampir seluruh ideologi politik demokrasi dan mencoba merekonsiliasikannya, seperti Sosialisme/Sosial Demokrasi, Liberalisme/Liberalisme Klasik dan Konservatisme. Referensi Pranala luar Filsuf Austria Filsuf Britania Raya Filsafat ilmu Ilmuwan Yahudi Yahudi-Austria Yahudi-Britania Austria-Britania Tokoh dari Wina
4604
https://id.wikipedia.org/wiki/Riga
Riga
Riga (bahasa Latvia: Rīga) adalah ibu kota negara Latvia yang terletak di pesisir Laut Baltik di muara Sungai Daugava. Kota ini adalah kota terbesar di daerah negara Baltik dan menjadi pusat budaya, politik, bisnis, keuangan, industri, dan pendidikan di wilayah tersebut. Selain itu, Pusat Kota Riga dijadikan Situs Warisan Dunia UNESCO. Riga, yang menempati daerah seluas 307,17 km², dihuni oleh sekitar 731.762 jiwa (2005). Angka tersebut menurun dari tahun-tahun sebelumnya. Sebagai perbandingan, di awal 1990-an Riga dihuni oleh sekitar 900.000 jiwa. Hal ini disebabkan oleh pindahnya penduduk keturunan Rusia setelah kemerdekaan Latvia pada 1991. Ekonomi Riga adalah salah satu pusat ekonomi dan keuangan utama di Negara Baltik. Sekitar setengah dari semua pekerjaan di Latvia ada di Riga dan kota ini menghasilkan lebih dari 50% PDB Latvia dan juga sekitar setengah dari ekspor Latvia. Eksportir terbesar ada di produk kayu, IT, manufaktur makanan dan minuman, obat-obatan, transportasi dan metalurgi. Pelabuhan Riga adalah salah satu yang terbesar di Baltik, menangani sebesar 34 juta ton kargo pada 2011. Pariwisata juga merupakan industri besar di Riga. Setelah terjadi perlambatan selama resesi ekonomi global, industri ini tumbuh 22% pada tahun 2011. Transportasi Dengan posisi geografis dan konsentrasi penduduknya, Riga selalu menjadi pusat infrastruktur Latvia. Beberapa jalan nasional dimulai di Riga, dan jalur Eropa E22 melintasi Riga dari timur dan barat, sementara Via Baltica melintasi Riga dari selatan dan utara. Sebagai kota yang terletak di tepi sungai, Riga juga memiliki beberapa jembatan. Jembatan tertua yang masih berdiri adalah Jembatan Kereta Api, yang juga merupakan satu-satunya jembatan pengangkut kereta api di Riga. Jembatan Batu (Akmens tilts) menghubungkan Riga Tua dan Pārdaugava; Jembatan Pulau (Salu tilts) menghubungkan Maskavas Forštate dan Pārdaugava melalui Zaķusala; Dan Jembatan Kafan (Vanšu tilts) menghubungkan Riga Tua dan Pārdaugava melalui Ķīpsala. Pada tahun 2008, tahap pertama rute Jembatan Selatan (Dienvidu tilts) yang akan melintasi seluruh Daugava selesai, dan dibuka untuk lalu lintas pada tanggal 17 November. Jembatan Selatan adalah proyek konstruksi terbesar di negara-negara Baltik dalam 20 tahun, dan tujuannya adalah untuk mengurangi kemacetan lalu lintas di pusat kota. Riga memiliki satu bandara aktif yang melayani penerbangan komersial—Bandara Internasional Riga (RIX), dibangun pada tahun 1973. Renovasi dan modernisasi bandara selesai pada tahun 2001, bertepatan dengan peringatan 800 tahun kota ini. Pada tahun 2006, perpanjangan terminal baru dibuka. Perpanjangan landasan pacu selesai pada bulan Oktober 2008, dan bandara tersebut sekarang dapat menampung pesawat besar seperti Airbus A340, Boeing 747, 757, 767 dan 777. Perluasan terminal lain sedang dibangun pada tahun 2014. Jumlah penumpang tahunan telah berkembang dari 310.000 pada tahun 1993 menjadi 4,7 juta pada tahun 2014, menjadikan Bandara Internasional Riga terbesar di antara negara-negara Baltik. Pemerintah Kepala pemerintahan kota di Riga adalah wali kota. Wali kota petahana Nils Ušakovs, yang merupakan anggota partai Harmony, mulai menjabat pada 1 Juli 2009. Demografi Dengan 639.630 penduduk pada tahun 2016 menurut administrasi statistik Pusat Latvia, Riga adalah kota terbesar di antara Negara-negara Baltik, meskipun populasinya telah menurun dari sekitar 900.000 warga pada tahun 1991. Penyebab penting termasuk emigrasi dan tingkat kelahiran rendah. Menurut data tahun 2017, etnis Latvia merupakan 44,03% populasi Riga, dengan persentase etnis Rusia Pada 37,88%, Belarusia di 3,72%, Ukraina di 3,66%, Polandia di 1,83% dan etnis lainnya di 9,10%. Sebagai perbandingan, 60,1% dari total populasi Latvia adalah etnis Latvia, 26,2% adalah orang Rusia, 3,3% adalah orang Belarusia, 2,4% adalah orang Ukraina, 2,1% adalah orang Polandia, 1,2% adalah orang Lituania dan 4,7% sisanya adalah etnis lainnya. Setelah restorasi kemerdekaan Latvia pada tahun 1991, para imigran era Soviet (dan keturunan mereka yang lahir sebelum 1991) tidak secara otomatis diberikan kewarganegaraan Latvia karena mereka telah bermigrasi ke wilayah Latvia selama tahun-tahun ketika Latvia adalah bagian dari Uni Soviet. Pada 2013, warga Latvia berjumlah 73,1%, non-warganegara 21,9% dan warga negara lain 4,9% dari populasi Riga. Proporsi etnis Latvia di Riga meningkat dari 36,5% pada tahun 1989 menjadi 42,4% pada tahun 2010. Sebaliknya, persentase Rusia turun dari 47,3% menjadi 40,7% pada periode waktu yang sama. Orang Latvia mengalahkan Rusia sebagai kelompok etnis terbesar pada tahun 2006. Arsitektur Menara radio dan TV Riga adalah struktur tertinggi di Latvia dan Negara Baltik, dan salah satu yang tertinggi di Uni Eropa, mencapai ketinggian 368,5 meter. Pusat Riga juga memiliki banyak contoh arsitektur Art Nouveau, serta sebuah kota tua abad pertengahan. Kota kembar Riga memiliki hubungan kota kembar dengan: Aalborg, Denmark Almaty, Kazakhstan Amsterdam, belanda Beijing, China Bordeaux,Prancis Bremen, Jerman Cairns, Australia Dallas, amerika serikat Florence, Italia Kaunas, Lithuania Kiev, Ukraina Kobe, Jepang Minsk, Belarus Moskow, Rusia Norrköping, Swedia Nur-Sultan, Kazakhstan Rostock, Jerman Saint Petersburg, Russia Santiago, Chili Stockholm, Swedia Suzhou, China Taipei, Taiwan Tallinn, Estonia Tartu, Estonia Tashkent, Uzbekistan Tbilisi, Georgia Vilnius, Lithuania Warsaw, Polandia Yerevan, Armenia Pranala luar Situs resmi Situs resmi pariwisata Referensi Ibu kota negara Kota di Latvia Situs Warisan Dunia Ibu kota negara di Eropa
4605
https://id.wikipedia.org/wiki/Chi%C8%99in%C4%83u
Chișinău
Chișinău, dahulu dikenal sebagai Kishinev () adalah ibu kota dan kota terbesar di Republik Moldova. Kota ini merupakan pusat industri dan komersial utama Moldova, dan terletak di tengah negara, di sungai Bîc, anak sungai Dniester. Berdasarkan hasil sensus tahun 2014, jumlah penduduk kota ini adalah 532.513 jiwa, sedangkan jumlah penduduk Kotamadya Chișinău (kota Chișinău sendiri dan komunitas terdekat lainnya) adalah 700.000 jiwa. Chișinău adalah wilayah paling makmur secara ekonomi di Moldova dan pusat transportasi terbesarnya. Hampir sepertiga penduduk Moldova tinggal di wilayah metropolitan. Moldova memiliki sejarah pembuatan anggur sejak setidaknya dari 3.000 SM, dan sebagai ibu kotanya, Chișinău menjadi tuan rumah festival anggur nasional tahunan setiap bulan Oktober. Meskipun bangunan kota ini rusak parah akibat Perang Dunia II dan gempa bumi, masih terdapat warisan arsitektur yang kaya, terutama dalam bentuk realisme Sosialis dan arsitektur Brutalis. Stasiun kereta api pusat kota ini menonjolkan gaya arsitektur Kekaisaran Rusia, dan terus mengoperasikan jalur kereta api langsung ke Rumania. Arsitek Swiss-Italia-Rusia Aleksandr Bernardazzi merancang banyak bangunan kota yang paling mengesankan, termasuk Balai Kota Chişinău, Gereja Santa Theodore, dan Gereja Santo Pantaleon. Kota ini menjadi tuan rumah Museum Nasional Seni Rupa, Universitas Negeri Moldova, Galeri Brancusi, Museum Nasional Sejarah Moldova dengan lebih dari 236.000 pameran, dan pasar yang ramai di utara kota, termasuk rumah tempat Aleksandr Pushkin pernah tinggal saat berada di pengasingan dari Tsar Rusia, dan kini telah diubah menjadi museum. Katedral Kelahiran di Chișinău terletak di pusat kota dan dibangun pada tahun 1830-an, digambarkan sebagai "mahakarya" arsitektur Neoklasik. Sejarah Periode Moldavia Didirikan pada tahun 1436 sebagai desa biara, kota ini merupakan bagian dari Kepangeranan Moldavia (yang sejak abad ke-16 menjadi negara bawahan Kesultanan Utsmaniyah, namun tetap mempertahankan otonominya). Pada awal abad ke-19, Chișinău adalah kota kecil berpenduduk 7.000 jiwa. Periode Kekaisaran Rusia Pada tahun 1812, setelah Perang Rusia-Turki (1806–1812), bagian timur Moldavia diserahkan oleh Utsmaniyah kepada Kekaisaran Rusia. Wilayah yang baru diakuisisi ini dikenal sebagai Bessarabia. Di bawah pemerintahan Rusia, Chișinău menjadi ibu kota oblast (kemudian guberniya) Bessarabia yang baru dianeksasi. Pada tahun 1834, lanskap kota kekaisaran dengan jalan yang lebar dan panjang telah muncul sebagai hasil dari rencana pembangunan yang besar, yang membagi Chișinău menjadi dua wilayah: bagian kota lama dengan struktur bangunannya yang tidak beraturan, dan pusat kota serta stasiun yang baru. Antara 26 Mei 1830 dan 13 Oktober 1836, arsitek Avraam Melnikov mendirikan Catedrala Nașterea Domnului dengan menara lonceng yang megah. Pada tahun 1840, pembangunan Pelengkung Kemenangan yang direncanakan oleh arsitek Luca Zaushkevich selesai dibangun. Setelah itu pembangunan berbagai bangunan dan landmark dimulai. Pada tanggal 28 Agustus 1871, Chișinău dihubungkan dengan kereta api dengan Tiraspol, dan pada tahun 1873 dengan Cornești. Kereta api Chișinău-Ungheni-Iași dibuka pada tanggal 1 Juni 1875 sebagai persiapan untuk Perang Rusia-Turki (1877–1878). Kota ini memainkan peranan penting dalam perang antara Rusia dan Kesultanan Utsmaniyah, sebagai wilayah persiapan utama invasi Rusia. Selama Belle Époque, walikota kota tersebut adalah Carol Schmidt, yang dianggap sebagai salah satu walikota terbaik di Chișinău. Populasinya meningkat menjadi 92.000 pada tahun 1862, dan menjadi 125.787 pada tahun 1900. Pogrom dan pra-revolusi Pada akhir abad ke-19, karena meningkatnya sentimen anti-Semit di Kekaisaran Rusia dan kondisi ekonomi yang lebih baik di Moldova, banyak orang Yahudi memilih menetap di Chișinău. Pada tahun 1897, 46% penduduk Chișinău adalah orang Yahudi, lebih dari 50.000 orang. Sebagai bagian dari gelombang pogrom yang dilakukan di Kekaisaran Rusia, kerusuhan anti-Semit besar-besaran terjadi di kota tersebut pada tanggal 19-20 April 1903, yang kemudian dikenal sebagai pogrom Chisinau. Kerusuhan berlanjut selama tiga hari, mengakibatkan 47 orang Yahudi tewas, 92 orang luka berat, dan 500 orang luka ringan. Selain itu, beberapa ratus rumah dan banyak tempat usaha dijarah dan dihancurkan. Beberapa sumber mengatakan 49 orang tewas. Pogrom ini sebagian besar diyakini dipicu oleh propaganda anti-Yahudi dari satu-satunya surat kabar resmi pada saat itu, Bessarabetz (Бессарабецъ). Walikota Schmidt tidak menyetujui insiden tersebut dan kemudian mengundurkan diri pada tahun 1903. Reaksi terhadap insiden ini termasuk petisi kepada Tsar Nikolai II dari Rusia atas nama rakyat Amerika oleh Presiden AS Theodore Roosevelt pada bulan Juli 1903. Pada tanggal 22 Agustus 1905, peristiwa kekerasan lainnya terjadi: polisi menembaki sekitar 3.000 pekerja pertanian yang berdemonstrasi. Hanya beberapa bulan kemudian, pada tanggal 19-20 Oktober 1905, protes lebih lanjut terjadi, yang memaksa Nikolai II untuk mewujudkan Manifesto Oktober. Namun, demonstrasi ini tiba-tiba berubah menjadi pogrom anti-Yahudi kedua, yang mengakibatkan 19 kematian. Periode Rumania Setelah Revolusi Oktober di Rusia, Bessarabia mendeklarasikan kemerdekaan dari kekaisaran yang telah runtuh, sebagai Republik Demokratik Moldavia, sebelum bergabung dengan Kerajaan Rumania. Pada tahun 1919, Chișinău, dengan perkiraan populasi 133.000 jiwa, menjadi kota terbesar kedua di Rumania. Antara tahun 1918 dan 1940, pusat kota Chișinău direnovasi besar-besaran. Rumania memberikan subsidi penting kepada provinsinya dan memulai program investasi skala besar pada infrastruktur kota-kota utama di Bessarabia, memperluas infrastruktur kereta api dan memulai program ekstensif untuk memberantas buta huruf. Pada tahun 1927, Monumen Ștefan yang Agung karya pematung Alexandru Plămădeală, didirikan. Pada tahun 1933, institusi pendidikan tinggi pertama di Bessarabia didirikan, dengan memindahkan Seksi Ilmu Pertanian Universitas Iași ke Chișinău, sebagai Fakultas Ilmu Pertanian. Perang Dunia II Pada tanggal 28 Juni 1940, sebagai konsekuensi Pakta Molotov–Ribbentrop, Bessarabia dianeksasi oleh Uni Soviet dari Rumania, dan Chișinău menjadi ibu kota Republik Sosialis Soviet Moldavia yang baru terbentuk. Setelah pendudukan Soviet, deportasi massal dilakukan oleh NKVD antara bulan Juni 1940 dan Juni 1941. Lebih dari 400 orang dieksekusi di Chișinău pada bulan Juli 1940 dan dikubur di halaman Istana Metropolitan, Institut Teologi Chișinău, dan halaman belakang Konsulat Italia, tempat di mana NKVD mendirikan kantor pusatnya. Sebagai bagian dari kebijakan represi politik terhadap oposisi kekuasaan Komunis, puluhan ribu anggota keluarga pribumi dideportasi dari Bessarabia ke wilayah lain di Uni Soviet. Gempa bumi dahsyat terjadi pada 10 November 1940, berkekuatan 7,4 (atau 7,7, menurut sumber lain) skala Richter, menyebabkan kerusakan parah: 78 orang tewas dan 2.795 bangunan rusak (172 diantaranya hancur). Pada bulan Juni 1941, untuk memulihkan Bessarabia, Rumania memasuki Perang Dunia II di bawah komando Wehrmacht Jerman, dan menyatakan perang terhadap Uni Soviet. Chișinău terkena dampak parah akibat Perang Dunia II. Pada bulan Juni dan Juli 1941, kota ini dibombardir oleh serangan udara Nazi. Namun, sumber-sumber Rumania dan Moldova baru menyatakan sebagian besar yang bertanggung jawab atas kerusakan tersebut adalah batalyon pemusnah NKVD Soviet, yang beroperasi di Chișinău hingga 17 Juli 1941, ketika direbut oleh pasukan Poros. Selama pemerintahan militer Jerman dan Rumania, kota ini menderita akibat kebijakan Holokaus terhadap penduduk Yahudi, yang diangkut dengan truk ke pinggiran kota dan kemudian ditembak di lubang yang digali. Jumlah orang Yahudi yang dibunuh selama pendudukan awal Chișinău diperkirakan mencapai 10.000 orang. Pada masa ini, Chișinău, bagian dari Kabupaten Lăpușna, adalah ibu kota Kegubernuran Bessarabia yang baru dibentuk di Rumania. Ketika perang hampir berakhir, kota ini sekali lagi menjadi tempat pertempuran sengit ketika pasukan Jerman dan Rumania mundur. Chișinău dikuasai oleh Tentara Merah pada tanggal 24 Agustus 1944 sebagai hasil dari serangan Jassy–Kishinev Kedua. Periode Soviet Setelah perang, Bessarabia sepenuhnya diintegrasikan kembali ke dalam Uni Soviet, dengan sekitar 65% wilayahnya menjadi RSS Moldavia, sedangkan 35% sisanya diserahkan ke RSS Ukraina. Dua gelombang deportasi pribumi Moldova kembali dilakukan oleh Soviet, yang pertama dilakukan setelah pendudukan kembali Bessarabia oleh Soviet hingga akhir tahun 1940-an, dan yang kedua pada pertengahan tahun 1950-an. Pada tahun 1947 hingga 1949, arsitek Aleksey Shchusev dan timnya mengembangkan rencana untuk merekonstruksi kota secara bertahap. Terjadi pertumbuhan populasi yang pesat pada tahun 1950-an, dengan membangun perumahan dan istana berskala besar dengan gaya arsitektur Stalinis. Proses ini berlanjut di bawah Nikita Khrushchev, yang menyerukan pembangunan dengan slogan "baik, lebih murah, dan dibangun lebih cepat". Bangunan-bangunan era Khrushchev ini sering kali secara informal disebut Khrushchyovka. Periode rekonstruksi kota yang paling signifikan dimulai pada tahun 1971, ketika Dewan Menteri Uni Soviet mengadopsi keputusan untuk mengembangkan kota Kishinev lebih lanjut, yang memperoleh investasi lebih dari satu miliar rubel dari anggaran negara, dan berlanjut hingga kemerdekaan Moldova pada tahun 1991. Jumlah tempat tinggal yang dibangun selama periode Soviet (1951–1990) mewakili 74,3% dari total rumah tangga. Pada tanggal 4 Maret 1977, kota ini kembali diguncang gempa bumi dahsyat. Beberapa orang terbunuh, dan kepanikan pun terjadi. Setelah kemerdekaan Pasca kemerdekaan Moldova setelah pembubaran Uni Soviet, banyak jalan di Chișinău telah diganti namanya dengan nama tokoh, tempat, atau peristiwa bersejarah. Kemerdekaan dari Uni Soviet diikuti dengan penggantian nama jalan dan daerah secara besar-besaran dari tema Komunis menjadi tema nasional. Pada tanggal 22 April 1993, kota ini meresmikan Monumen Korban Ghetto Yahudi, sebuah monumen publik yang terfokus pada patung perunggu nabi Musa dalam Alkitab, yang berfungsi sebagai simbol peringatan ribuan orang Yahudi yang tewas selama Holokaus. Monumen ini dirancang oleh arsitek Simeon Shoihet dan pematung Naum Epelbaum. Kota ini berdiri di Jalan Ierusalim, menandai lokasi pintu masuk utama ke ghetto Chisinau, yang didirikan di bagian bawah kota pada bulan Juli 1941, tak lama setelah pasukan Jerman dan Rumania menduduki wilayah tersebut. Setelah invasi Rusia ke Ukraina, Moldova mengizinkan lebih dari 600.000 warga sipil Ukraina melarikan diri dari Ukraina melintasi perbatasan mereka. Meskipun merupakan salah satu negara termiskin di Eropa, Moldova terus menampung lebih dari 100.000 pengungsi Ukraina, banyak dari mereka berada di Chișinău. Pada tanggal 21 Mei 2023, puluhan ribu warga Moldova turun ke jalan dalam rapat umum besar-besaran, Majelis Nasional Moldova Eropa, untuk mendukung upaya Moldova menjadi anggota Uni Eropa. Polisi Moldova mengatakan lebih dari 75.000 demonstran hadir. Presiden Moldova Maia Sandu, yang pemerintahannya mengorganisir rapat umum tersebut berpidato, "Kami tidak ingin berada di pinggiran Eropa lagi", dan Presiden Parlemen Eropa Roberta Metsola juga berpidato di depan massa, dia mengatakan bahwa Eropa akan menyambut Moldova "dengan tangan terbuka dan hati terbuka". Geografi Chișinău terletak di sungai Bâc, anak sungai Dniester, pada 47°0′LU 28°55′BT, dengan luas 120 km2. Kotamadyanya terdiri dari 635 km2. Kota ini terletak di tengah-tengah Moldova dan dikelilingi oleh lanskap yang relatif datar dengan tanah yang sangat subur. Iklim Chișinău memiliki iklim kontinental lembab (klasifikasi iklim Köppen: Dfa) yang ditandai dengan musim panas yang hangat dan musim dingin yang dingin dan berangin. Suhu minimum musim dingin sering kali berada di bawah 0°C, meskipun jarang turun di bawah −10°C. Di musim panas, suhu maksimum rata-rata berkisar 25°C, namun, suhu terkadang mencapai 35 hingga 40°C di pertengahan musim panas di pusat kota. Meskipun curah hujan dan kelembapan rata-rata selama musim panas relatif rendah, badai besar juga jarang terjadi. Suhu di musim semi dan musim gugur bervariasi antara 16 dan 24°C, dan curah hujan selama waktu ini cenderung lebih rendah dibandingkan musim panas, tetapi dengan periode hujan yang lebih sering namun lebih ringan. Pemerintahan Kotamadya Secara administratif, Moldova dibagi menjadi 3 kotamadya, 32 distrik, dan 2 unit otonom. Dengan populasi 662.836 jiwa (per 2014), Kotamadya Chișinău (yang juga mencakup komunitas-komunitas di sekitarnya) adalah kota terbesar di antara kota-kota tersebut. Selain kota itu sendiri, kotamadyanya terdiri dari 34 daerah pinggiran kota lainnya: 6 kota (berisi 2 desa lagi di dalamnya), dan 12 komune (berisi 14 desa lagi di dalamnya). Administrasi Chișinău diatur oleh Dewan Kota dan Walikota , keduanya dipilih setiap empat tahun sekali. Pendahulunya adalah Serafim Urechean. Berdasarkan konstitusi Moldova, Urechean (yang terpilih menjadi anggota parlemen pada tahun 2005) tidak dapat memegang jabatan tambahan selain anggota parlemen. Pemimpin Blok Demokrat Moldova kemudian menerima mandatnya dan pada bulan April mengundurkan diri dari jabatannya sebelumnya. Selama 11 tahun masa jabatannya, Urechean berkomitmen untuk memulihkan menara gereja Catedrala Nașterea Domnului dan perbaikan transportasi umum. Pemerintah lokal Kotamadya secara keseluruhan memilih seorang walikota dan dewan lokal, yang kemudian menunjuk lima pretor, satu untuk setiap sektor. Mereka lebih banyak menangani urusan administratif secara lokal. Setiap sektor mengklaim sebagian kota dan beberapa wilayah pinggiran kota. Ekonomi Secara historis, Chișinău adalah rumah bagi empat belas pabrik pada tahun 1919. Chișinău adalah pusat keuangan dan bisnis Moldova. PDB-nya mencakup sekitar 60% perekonomian nasional yang pada tahun 2012 mencapai angka 52 miliar lei (US$4 miliar). Dengan demikian, PDB per kapita Chișinău mencapai 227% dari rata-rata Moldova. Chișinău memiliki sektor media massa terbesar dan paling berkembang di Moldova, dan merupakan rumah bagi beberapa perusahaan terkait mulai dari jaringan televisi dan stasiun radio terkemuka hingga surat kabar besar. Semua bank nasional dan internasional (15) berkantor pusat di Chișinău. Situs terkenal di sekitar Chișinău termasuk bioskop Patria, mal baru Malldova, Megapolis Mall dan beberapa toko ritel terkenal, seperti N1, Fidesco, Green Hills, Fourchette dan Metro. Meskipun banyak penduduk lokal yang terus berbelanja di pasar, banyak penduduk kelas atas dan wisatawan berbelanja di toko ritel dan di Malldova. Elăt, sebuah mal tua di distrik Botanica, dan Sun City, di tengahnya, lebih populer di kalangan penduduk setempat. Beberapa taman hiburan ada di sekitar kota ini. Taman dari era Soviet terletak di distrik Botanica, di sepanjang tiga danau di sebuah taman besar, yang mencapai pinggiran pusat kota. Taman lainnya, Taman Aventura modern, terletak jauh dari pusat kota. Sebuah sirkus, yang dulunya berada di gedung megah di sektor Râșcani, telah tidak aktif selama beberapa tahun karena proyek renovasi yang tidak didanai dengan baik. Pendidikan Chișinău adalah rumah bagi 12 universitas negeri dan 11 universitas swasta, Akademi Ilmu Pengetahuan Moldova, sejumlah institusi yang menawarkan pendidikan sekolah menengah atas dan 1–2 tahun perguruan tinggi. Diantaranya adalah Universitas Negeri Moldova, Akademi Studi Ekonomi Moldova, Akademi Militer Alexandru cel Bun, Universitas Kedokteran dan Farmasi Negeri Nicolae Testemițanu, dan Universitas Pedagogis Negeri Ion Creangă. Pada tanggal 5 September 2022, universitas Kristen pertama di Moldova, Universitatea Moldo-Americană, dibuka, didukung oleh lembaga penyiaran Skandinavia Visjon Norge dan beberapa donor di Norwegia, dan dijalankan melalui kerja sama dengan American Southeastern University di Florida, Amerika Serikat. Transportasi Udara Bandar Udara Internasional Chișinău menawarkan koneksi ke tujuan-tujuan utama di Eropa dan Asia. Maskapai penerbangan Air Moldova dan FlyOne mempunyai kantor pusat di sini, dan Wizz-Air mempunyai hub di Bandar Udara Internasional Chișinău. Jalan Lalu lintas kota Chișinău menjadi semakin padat seiring berjalannya waktu. Saat ini terdapat sekitar 300.000 mobil di Chișinău, ditambah 100.000 transportasi umum yang datang ke kota setiap hari. Jumlah kendaraan pribadi diperkirakan akan mencapai 550.000 (tanpa transit) pada tahun 2025. Bentuk transportasi internal yang paling populer di Moldova umumnya adalah bus. Meskipun Chișinău hanya memiliki tiga terminal bus utama, bus umumnya berfungsi sebagai sarana transportasi antar kota di dalam dan di luar Moldova. Tujuan populernya termasuk Tiraspol, Odesa (Ukraina), Iași dan Bukares (Rumania). Terdapat jaringan bus troli yang luas yang beroperasi sebagai transportasi umum umum di dalam kota Chișinău. Jaringan ini terdiri dari 22 jalur bus troli dengan panjang 246 km. Bus troli beroperasi antara pukul 05:00 dan 03:00. Terdapat 320 unit yang beroperasi setiap hari di Chișinău. Harga tiket bus troli sekitar 6 lei (sekitar $0,31). Ini adalah moda transportasi termurah di kota Chișinău. Ada 29 jalur bus umum di kota Chișinău. Pada setiap halte angkutan umum terlampir jadwal bus dan bus troli. Terdapat sekitar 330 halte angkutan umum di kota Chișinău. Terdapat kekurangan besar bus di dalam batas kota, dengan hanya 115 bus yang beroperasi di Chișinău. Di Chișinău dan sekitarnya, terdapat minibus yang dioperasikan swasta yang dikenal sebagai "rutieras", umumnya mengikuti rute bus utama dan bus troli dan lebih sering muncul. Rel Moda transportasi domestik terpopuler kedua di Moldova adalah melalui kereta api. Total panjang jaringan yang dikelola oleh CFM (Kereta Api Moldova) per tahun 2009 adalah 1.232 kilometer. Seluruh jaringan rel merupakan jalur tunggal dan tidak dialiri listrik. Pusat dari semua jalur kereta api adalah Stasiun Kereta Api Pusat Chișinău. Ada stasiun kereta api kecil lainnya – Revaca yang terletak di ujung kota. Stasiun Kereta Api Chișinău memiliki terminal kereta api internasional dengan koneksi ke Bukares, Kyiv, Minsk, Odesa, Moskwa, Samara, Varna, dan Sankt-Peterburg. Karena konflik yang membara antara Moldova dan republik Transnistria yang tidak diakui, lalu lintas kereta api menuju Ukraina kadang-kadang dihentikan. Tempat wisata utama Festival Hari Anggur Nasional dan Festival Anggur Moldova berlangsung setiap tahun pada akhir pekan pertama bulan Oktober di Chișinău. Acara ini merayakan panen musim gugur dan melestarikan sejarah panjang pembuatan minuman anggur di Moldova, yang dimulai setidaknya dari tahun 3.000 SM. Moldova disebut sebagai ibu kota anggur Eropa dan festival tahunannya merupakan acara budaya dan wisata utama, dan setiap tahun jalanan dipenuhi orang-orang yang menikmati makanan, minuman anggur, tarian, dan musik. Sommelier Moldova yang paling banyak mendapat penghargaan, Mihai Druta, menggambarkan anggur Moldova sebagai tentang "produsen kecil dan kilang anggur keluarga yang membuat anggur premium. Dan harganya tidak lebih dari 100 Euro per botol." The Daily Express pada tahun 2019 menggambarkan kota ini sebagai "hotspot terbaru di Eropa", di mana jurnalis Maisha Frost memuji "anggurnya, kilang anggurnya yang monumental, dan sesi pencicipannya yang epik." Ia menggambarkan bar anggur Carpe Diem di kota itu sebagai "unggulan bagi generasi baru pembuat gaya kerajinan yang sedang berkembang." Kota kembar Chișinău memiliki jaringan kota kembar dengan: Alba Iulia, Rumania (2011) Ankara, Turki (2004) Borlänge, Swedia (2009) Bukares, Rumania (1999) Chernivtsi, Ukraina (2014) Grenoble, Prancis (1977) Kingston upon Hull, Inggris (1982) Iași, Rumania (2008) Kyiv, Ukraina (1999) Mannheim, Jerman (1989) Odesa, Ukraina (1994) Reggio Emilia, Italia (1989) Sacramento, Amerika Serikat (1990) Suceava, Rumania (2021) Tbilisi, Georgia (2011) Tel Aviv, Israel (2000) Yerevan, Armenia (2000) Lihat pula Daftar ibu kota dunia Referensi Ibu kota negara Ibu kota negara di Eropa Kota di Moldova Munisipalitas di Moldova Pendirian tahun 1436 Moldova Chișinău
4606
https://id.wikipedia.org/wiki/Reykjav%C3%ADk
Reykjavík
Reykjavík (/ˈreɪkjəvɪk, -viːk/ rayk-yə-vik, rayk-yə-veek; Bahasa Islandia: [ˈreiːcaˌviːk]) adalah ibu kota dan kota terbesar di Islandia. Dengan penduduk sekitar 120.000 jiwa, atau sekitar setengah penduduk negara pulau ini, kota ini menjadi pusat budaya aktivitas, ekonomi dan pemerintahan Islandia. Selain menjadi destinasi turis yang cukup populer, Reykjavik juga merupakan salah satu kota terbersih, terhijau, dan teraman di dunia. Reykjavík pernah menjadi tempat perundingan antara Uni Soviet yang diwakili oleh Mikhail Gorbachev dan Amerika Serikat, yang diwakili oleh Ronald Reagan pada tahun 1986. Sejarah Perang Dunia II Pada pagi hari 10 Mei 1940, setelah pendudukan Jerman di Denmark dan Norwegia pada 9 April 1940, empat kapal perang Inggris mendekati Reykjavík dan berlabuh di pelabuhan. Dalam beberapa jam, pendudukan sekutu Reykjavík selesai. Tidak ada perlawanan bersenjata, dan supir-supir taksi dan truk bahkan membantu pasukan dalam menjajah, yang awalnya tidak mempunyai kendaraan bermotor. Pemerintah Islandia telah menerima banyak permintaan dari pemerintah Inggris untuk menyetujui pendudukan, tetapi selalu ditolak atas dasar Kebijakan Netralitas. Pada tahun-tahun terakhir Perang Dunia II, tentara Inggris dan kemudian Amerika menduduki kamp-kamp di Reykjavík, dan jumlah tentara asing di Reykjavík menjadi hampir sama dengan jumlah penduduk lokal kota tersebut. Royal Regiment of Canada (RREGTC) merupakan bagian dari garnisun di Islandia selama bagian awal dari perang. Dampak ekonomi dari pendudukan positif untuk Reykjavík: pengangguran dari tahun-tahun depresi perlahan hilang dan pekerjaan konstruksi dimulai. Bandara Reykjavík yang dibuat oleh Inggris, yang masih beroperasi hingga kini, kebanyakan melayani penerbangan domestik. Amerika, sementara itu, membangun bandara Keflavík, terletak 50 km (31 mil) barat dari Reykjavík, yang akan menjadi bandara internasional utama di Islandia. Pada tahun 1944, Republik Islandia didirikan dan seorang presiden, dipilih oleh rakyat, menggantikan Raja; kantor presiden ditempatkan di Reykjavík. Perkembangan paska perang Pada tahun-tahun pasca-perang pertumbuhan Reykjavík mempercepat. Sebuah eksodus massal dari pedesaan mulai, sebagian besar disebabkan oleh peningkatan teknologi di bidang pertanian yang mengurangi kebutuhan tenaga kerja, dan karena ledakan populasi yang diakibatkan dari kondisi hidup yang lebih baik. Yang dulunya sebuah desa primitif dengan cepat berubah menjadi kota modern. Mobil pribadi menjadi hal yang umum dan kompleks apartemen dibangun di pinggiran kota yang berkembang. Sebagian besar Reykjavík kehilangan nuansa desa nya. Pada tahun 1972, Reykjavík menjadi tuan rumah kejuaraan catur dunia antara Bobby Fischer dan Boris Spassky. Konferensi Tingkat Tinggi Reykjavik (Bahasa Inggris: Reykjavik Summit) tahun 1986 antara Ronald Reagan dan Mikhail Gorbachev menggarisbawahi status internasional Reykjavík. Deregulasi di sektor keuangan dan revolusi komputer pada tahun 1990-an mengubah Reykjavík. Sektor keuangan dan IT sekarang menjadi bidang pekerjaan yang signifikan di kota ini. Kota ini telah mendorong beberapa bakat terkenal di dunia dalam beberapa dekade terakhir, seperti Björk, Ólafur Arnalds dan band Múm, Sigur Rós, Of Monsters and Men dan Reykjavíkurdætur, penyair Sjón dan seniman visual Ragnar Kjartansson. Geografi Reykjavík terletak di barat daya Islandia. Garis pantai Reykjavík daerah ditandai dengan semenanjung, teluk-teluk kecil, selat, dan pulau-pulau. Sungai terbesar yang melalui Reykjavík adalah Sungai Elliðaá, yang merupakan sungai yang tidak bisa dinavigasi. Ini adalah salah satu sungai terbaik di negara ini untuk memancing ikan salmon. Gunung Esja, setinggi 914 m, merupakan gunung tertinggi di sekitar Reykjavík. Sebagian besar kota Reykjavík terletak di semenanjung Seltjarnarnes, tetapi pinggiran kota meluas jauh ke selatan dan timur. Reykjavík adalah kota menyebar: sebagian besar wilayah perkotaan terdiri dari pinggiran kota tidak padat penduduk, dan rumah-rumah biasanya mempunyai banyak ruang. Lingkungan perumahan luar juga berjarak dari satu sama lain; di antara mereka adalah lalu lintas utama dan banyak ruang kosong. Infrastruktur Kepemilikan mobil per kapita di Islandia adalah salah satu yang tertinggi di dunia pada sekitar 522 kendaraan per 1.000 penduduk. Walau begitu, Reykjavik tidak mempunyai masalah kemacetan. Bandar Udara Bandar Udara Reykjavík, bandara terbesar kedua di Islandia (setelah Bandar Udara Internasional Keflavík), terletak di dalam kota, sebelah selatan dari pusat kota. Bandara ini biasanya digunakan untuk penerbangan domestik, serta penerbangan ke Greenland dan Kepulauan Faroe. Bandara ini dibangun oleh pasukan Inggris selama Perang Dunia II, yang pada saat itu merupakan pinggiran kota Reykjavik jauh lebih kecil dari sekarang. Sejak tahun 1962, telah ada beberapa kontroversi mengenai lokasi bandara, karena memakan ruang di pusat Reykjavík. Lihat pula Daftar ibu kota dunia Pranala luar Situs resmi Referensi Ibu kota negara Kota di Islandia Ibu kota negara di Eropa Munisipalitas di Islandia
4607
https://id.wikipedia.org/wiki/Monte%20Carlo
Monte Carlo
Monte Carlo adalah kawasan terpenting di Monako. Di sini, terdapat sebuah kasino yang terkenal. Selain itu setiap tahun diadakan reli mobil di Monte Carlo. Nama 'Monte Carlo' (Prancis: Monte-Carlo, Monako: Monte-Carlu) secara resmi mengacu pada wilayah administrasi Kerajaan Monaco, khususnya kwartir (fr. quartier ordonnancé) Monte Carlo/Spélagues, tempat Kasino Monte Carlo berada. Secara informal nama itu juga mengacu pada sebuah daerah administratif lama yang lebih besar, Kwartir Monte Carlo (kwartir (fr. quartier), istilah sama yang berarti lain saat ini ). Monaco memiliki empat kwartir tradisional (lama). Dari barat ke timur yaitu: Fontvieille (terbaru), Monaco-Ville (tertua), La Condamine, dan Monte Carlo. Sejak 1966 Kwartir (lama) Monte Carlo dipecah hingga saat ini meliputi Kwartir (baru) Monte Carlo/Spélagues, Kwartir La Rousse/Saint Roman, Kwartir Larvotto/Bas Moulins, dan Kwartir Saint Michel . Penduduk tetap Kwartir Monte Carlo sekitar 3.500, sedangkan penduduk tetap Kwartir (lama) Monte Karlo adalah sekitar 15.000. Monte Carlo (secara harfiah berarti "Gunung Karel") terletak di tebing curam yang menonjol di dasar pegunungan Alpen Maritim sepanjang Riviera Prancis. Dekat ujung barat kwartir ini terletak tempat judi yang terkenal di dunia, Place du Casino, pusat perjudian yang telah membuat Monte Carlo menjadi "suatu teladan internasional untuk tampilan mewah dan penyebaran kekayaan nekat." Ini juga merupakan lokasi Hôtel de Paris, Café de Paris, dan Garnier Salle (teater kasino yang merupakan rumah dari Opéra de Monte-Carlo). Bagian timur dari kuartal termasuk masyarakat Larvotto dengan hanya pantai umum Monaco, serta pust konvensi baru (Forum Grimaldi), dan Monte-Carlo Bay Hotel & Resort. Di perbatasan timurnya satu salib ke kota Prancis Beausoleil (kadang-kadang disebut sebagai Monte-Carlo-Supérieur), dan hanya 5 mil (8 km) timur jauhnya terdapat perbatasan barat Italia. Sejarah Pada tahun 1856, Charles III dari Monako memberikan konsesi kepada Napoleon Langlois dan Albert Aubert, untuk mendirikan fasilitas pemandian laut untuk pengobatan berbagai penyakit, dan untuk membangun kasino bergaya Jerman. Kasino pertama dibuka di La Condamine pada tahun 1862, tetapi tidak berhasil. Ia pindah beberapa kali, sebelum mencapai lokasinya yang sekarang di daerah "Les Spélugues" (Gua) di Monte Carlo. Sukses datang perlahan, terutama karena Monaco tidak dapat diakses dari sebagian besar Eropa. Kereta api, yang dipasang pada tahun 1868, membawa arus masuk orang, dan Monte Carlo tumbuh dalam kekayaan. Gereja Saint-Charles di Avenue Sainte-Charles di Monte Carlo selesai dibangun pada tahun 1883. Gereja ini dipugar pada tahun keseratusnya. Kotamadya Monte Carlo dibentuk pada tahun 1911, ketika Konstitusi membagi kerajaan Monako menjadi tiga kotamadya. Monte Carlo mencakup lingkungan yang ada di La Rousse/Saint Roman, Larvotto/Bas Moulins, dan Saint Michel. Kotamadya bergabung pada tahun 1917, setelah tuduhan bahwa pemerintah menggunakannya untuk "membagi dan menaklukkan". Sejak itu, mereka menjadi ward (kuarter). Saat ini, Monako dibagi menjadi 10 distrik, dengan distrik kesebelas yang direncanakan (tetapi saat ini ditunda) untuk mencakup tanah yang direklamasi dari laut. Kuartal Monte Carlo dilayani oleh jalur trem dari tahun 1898 hingga 1931. Ini menghubungkan semua bagian Monako. Pada tahun 2003 dermaga kapal pesiar baru selesai dibangun di pelabuhan di Monte Carlo. Pranala luar Travel guide for Monte Carlo and Monaco
4609
https://id.wikipedia.org/wiki/Skopje
Skopje
Skopje (bahasa Makedonia: Скопје, penyebutan : Skopye) adalah ibu kota Makedonia Utara. Kota yang terletak di tepi Sungai Vardar ini memiliki penduduk berjumlah 515.419 jiwa. Ibu Theresa lahir di kota ini, tetapi ia adalah seorang keturunan Albania. Kota kembar Skopje memiliki hubungan kota kembar dengan Bradford, Inggris (sejak 1961) Dijon, Prancis (sejak 1961) Dresden, Jerman (sejak 1967) Tempe, Amerika Serikat (sejak 1971) Roubaix, Prancis (sejak 1973) Waremme, Belgia (sejak 1974) Nuremberg, Jerman (sejak 1982) Chlef, Aljazair (sejak 1983) Nanchang, Tiongkok (sejak 1985) Manisa, Turki (sejak 1985) Suez, Mesir (sejak 1985) Pittsburgh, AS (sejak 2002) Istanbul, Turki (sejak 2003) Ljubljana, Slovenia (sejak 2007) Podgorica, Montenegro (sejak 2007) Zaragoza, Spanyol (sejak 2008) Zagreb, kroasia (sejak 2011) Tirana, Albania (sejak 2016) Sarajevo, Bosnia dan Herzegovina (sejak 2017) Pranala luar Situs web resmi pemerintah Skopje Referensi Ibu kota negara Kota di Makedonia Utara Ibu kota negara di Eropa
4611
https://id.wikipedia.org/wiki/Luksemburg%20%28kota%29
Luksemburg (kota)
Kota Luksemburg (, , ) merupakan sebuah kota di Luksemburg. Kota ini letaknya di bagian tengah: Distrik Luksemburg. Pada tahun 2009, kota ini memiliki jumlah penduduk sebesar 88.586 jiwa dan memiliki luas wilayah 149,28 km². Kota ini memiliki angka kepadatan penduduk sebesar 444,1 jiwa/km². Referensi Pranala luar Commune of Luxembourg official website Luxembourg City Tourism Museum of the city of Luxembourg website HoloGuides - photos, events and news Luxembourg (city) Photo Gallery A short break in Luxembourg (city) Events, things to do and practical stuff in Luxembourg Kota di Luksemburg Ibu kota negara di Eropa Ibu kota negara
4614
https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten%20Aceh%20Barat%20Daya
Kabupaten Aceh Barat Daya
Aceh Barat Daya () adalah salah satu kabupaten di Provinsi Aceh, Indonesia. Kabupaten ini resmi berdiri setelah disahkannya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2002. Sejarah Aceh Barat Daya atau yang sering disingkat "ABDYA" merupakan pemekaran dari Kabupaten Aceh Selatan. Pemekaran Kabupaten yang dijuluki Bumoe Breueh Sigupai ini bukanlah merupakan akibat dari reformasi pada tahun 1998. Meskipun perubahan pemerintahan nasional saat itu mempercepat pemekaran tersebut, namun wacana untuk pemekaran itu sendiri sudah berkembang sejak sekitar tahun 1960-an. Serangan Amerika Serikat Penduduk Kuala Batee, Kabupaten Aceh Barat Daya pernah menjadi sasaran serangan kapal perang Amerika Serikat. Potomac, nama kapal perang ini, membawa lebih dari 300 prajurit. Dikirim atas perintah Presiden Andrew Jackson sebagai bentuk hukuman bagi penduduk Kuala Batee yang pernah merampas kargo milik kapal dagang Amerika Serikat bernama Friendship. Penduduk Kuala Batee menyerang kapal tersebut karena merasa muak terhadap para pedagang Amerika Serikat yang suka mencurangi timbangan. Kargo yang dirampas bernilai sekitar mencapai 50.000 dollar Amerika Serikat. Salah satu muatannya adalah lada dan opium. Dalam serangan ini lebih dari 450 penduduk Kuala Batee tewas, sedangkan Amerika Serikat hanya kehilangan dua nyawa prajuitnya dan belasan lainnya terluka. Geografi Wilayah ini termasuk dalam gugusan pegunungan Bukit Barisan. Batas wilayah Pemerintahan Bupati Bupati saat ini dijabat oleh Penjabat (Pj.) Bupati H. Darmansah, S.Pd, MM. Sebelumnya, Bupati dijabat oleh Akmal Ibrahim, SH didampingi Wakil Bupati Muslizar, MT untuk masa bakti tahun 2017-2022. Didahului oleh Bupati Ir. Jufri Hasanuddin, MM dan Wakil Bupati Erwanto, SE, MA untuk masa bakti tahun 2012-2017. Bupati definitif pertama hasil pemilihan kepala daerah secara langsung yaitu Akmal Ibrahim, SH didampingi oleh Wakil Bupati Drs . H. Syamsurizal, M.Si untuk masa bakti tahun 2007-2012. Pasangan ini dilantik menggantikan Penjabat Bupati Azwar Umri. Sebelum Azwar Umri menjadi Penjabat Bupati, dia didahului oleh Drs. H. Tgk. T. Burhanuddin Sampe, MM, M.Sc Sedangkan Teuku Burhanuddin Sampe didahului oleh Drs. H. M. Nasir Hasan yang sebelumnya menggantikan Baharuddin, S.Sos, MM sebagai penjabat Bupati perdana. Sekretaris Daerah Kabupaten Aceh Barat Daya saat ini dijabat oleh Salman Alfarisi, ST. Dewan Perwakilan Kecamatan Wacana Pemekatan Daerah Provinsi Aceh Barat Selatan Kabupaten/Kota yang mungkin bergabung yang meliputi: Kabupaten Aceh Jaya Kabupaten Aceh Barat Kabupaten Nagan Raya Kabupaten Aceh Barat Daya Kabupaten Aceh Selatan Kabupaten Simeulue Demografi Penduduk Aceh Barat Daya didominasi oleh Suku Aceh (80%) diikuti oleh Suku Aneuk Jamee (12%). Sedangkan sisanya adalah pendatang dari berbagai suku (8%). Di Aceh Barat Daya ini pula lahir pejuang kemerdekaan Indonesia yaitu Teuku Ben Mahmud dan Teungku Peukan. Ekonomi Aceh Barat Daya mengandalkan sektor pertanian dan perdagangan untuk kelangsungan perekonomiannya. Hal ini ditunjang dengan posisinya yang sangat strategis di jalur dagang kawasan barat selatan Aceh, khususnya kota Blangpidie yang sejak dulu menjadi pusat perdagangan di pantai barat selatan Aceh. Sebenarnya bila kondisi keamanan semakin membaik, banyak sekali potensi yang dapat digali di kawasan ini, seperti pariwisata, karena posisinya yang merupakan paduan antara pantai Samudera Hindia dan Bukit Barisan yang hijau. Selain itu Aceh Barat Daya dapat dikembangkan sebagai kawasan agroindustri, agrobisnis dan peternakan terpadu serta sektor lain yang akan berkembang. Perkebunan Potensi wilayah 32.417 Ha, areal Taman 11.850 Ha, cadangan areal 20.567 Ha Pertanian Potensi wilayah 21.296 Ha, areal taman 16.450 Ha, cadangan areal 4.846 Ha Kehutanan Hutan lindung 31.375 Ha, Taman Nasional Gunung Leuser 62.400 Ha, Hutan Produksi Terbatas 36.165 Ha. Perikanan Darat: Budi Daya Air Payau 10 Ha, Budi Daya Air Tawar 20 Ha Laut/Danau/Sungai: Kerambah 5 unit (sungai) Produksi Perikanan Tangkap tahun 2010: Ikan selar: 335,3 ton, ikan kwee: 748 ton, ikan layang: 440,4 ton, ikan talang-talang: 3,5 ton Ikan lemuru: 368,5 ton, ikan teri: 1.080,6 ton, ikan kakap merah: 186,7 ton, ikan lisong: 516,8 ton Ikan tongkol krai: 889,8 ton, ikan tongkol komo: 833,3 ton, ikan cakalang: 3.642,9 ton, ikan kembung: 1.046,2 ton Ikan tenggiri: 308,6 ton, ikan tuna mata besar: 423,1 ton, ikan kerapu karang: 136,1 ton, ikan layur: 387,5 ton Ikan cucut lanyam: 524,4 ton, ikan lainnya: 134,2 ton Industri Produksi Air Mineral Kemasan ADANT, terletak di Desa Adant Kecamatan Tangan-tangan Aceh Barat Daya. Produski Air Mineral Kemasan IE ABDYA, Terletak di Desa Kuta Tinggi Kecamatan Blangpidie Aceh Barat Daya. Pertambangan Kabupaten Aceh Barat Daya memiliki potensi sumber daya mineral yang cukup kaya, di antaranya bijih besi, emas, batu-bara, pasir zirkon dan galena. Juga terdapat batuan yang dapat dijadikan sebagai bahan baku pupuk mineral. Namun hingga saat ini masih belum dimanfaatkan secara maksimal untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Namun upaya yang telah dilakukan Pemerintah Kabupaten Aceh Barat Daya dalam mempercepat pembangunan sektor energi dan sumber daya mineral, sesuai dengan Qanun No. 1 Tahun 2008 Tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah telah terbentuk SKPD Dinas Pertambangan dan Energi. Pariwisata Wisata Alam Pulau Gosong Sangkalan, Taman Wisata Cemara Indah, Wisata Pantai Ujong Manggeng, Wisata Pantai Lhok Pawoh, Wisata Pantai Jilbab, Wisata Pantai Bali, Wisata Pantai Kuala, Wisata Pantai Lama Muda dan Pantai Lama Tuha. Pariwisata Gunung: Bendungan irigasi Krueng Susoh Blang Pidie, Irigasi Krueng Baru Lembah Sabil Manggeng, Air terjun Kuala Batee Bahbah Rot, Marga Satwa Leuser (Pucuk Kila), Pucok Krueng Alue Sungai Pinang. Tempat Wisata Kabupaten Aceh Barat daya saat ini memiliki beberapa Objek Daerah Tujuan Wisata (ODTW) yang tersebar di beberapa kecamatan di Kabupaten Aceh Barat Daya seperti wisata alam, wisata cagar budaya dan situs sejarah sampai wisata minat khusus seperti hiking dan arung jeram. Sampai tahun 2012 belum tercatat wisatawan dalam dan luar negeri yang berkunjung ke berbagai pelosok Aceh Barat Daya. Di antara jenis wisata yang menonjol adalah wisata minat khusus hiking. Untuk mendukung kegiatan wisata tersebut terdapat pula 7 hotel/losmen yang tersebar di Kabupaten Aceh Barat Daya khususnya di Kota Blangpidie. Berikut ini adalah tabel yang memperlihatkan objek wisata yang terdapat di Kabupaten Aceh Barat Daya. Potensi Wisata di Kabupaten Aceh Barat Daya Sumber: Draft RTRW Kabupaten Aceh Barat Daya, 2012 Sumber: Untuk Kecamatan Setia dari Tabloid Jangka Pos, 2018 Seni Budaya Tari Ratéb Meuseukat Aceh Barat Daya Tari Rateb Meuseukat merupakan salah satu tarian Aceh yang berasal dari Aceh. Nama Ratéb Meuseukat berasal dari bahasa Arab yaitu rateb asal kata ratib artinya ibadat dan meuseukat asal kata sakat yang berarti diam. Diberitakan bahwa tari Ratéb Meuseukat ini diciptakan gerak dan gayanya oleh anak Teungku Abdurrahim alias Habib Seunagan (Nagan Raya), sedangkan syair atau ratéb-nya diciptakan oleh Teungku Chik di Kala, seorang ulama di Seunagan, yang hidup pada abad ke XIX. Isi dan kandungan syairnya terdiri dari sanjungan dan puji-pujian kepada Allah dan sanjungan kepada Nabi, dimainkan oleh sejumlah perempuan dengan pakaian adat Aceh. Tari ini banyak berkembang di Meudang Ara Rumoh Baro di kabupaten Aceh Barat Daya.Pada mulanya Ratéb Meuseukat dimainkan sesudah selesai mengaji pelajaran agama malam hari, dan juga hal ini tidak terlepas sebagai media dakwah. Permainannya dilakukan dalam posisi duduk dan berdiri. Pada akhirnya juga permainan Ratéb Meuseukat itu dipertunjukkan juga pada upacara agama dan hari-hari besar, upacara perkawinan dan lain-lainnya yang tidak bertentangan dengan agama.Saat ini, tari ini merupakan tari yang paling terkenal di Indonesia. Hal ini dikarenakan keindahan, kedinamisan dan kecepatan gerakannya. Tari ini sangat sering disalahartikan sebagai tari Saman milik suku Gayo. Padahal antara kedua tari ini terdapat perbedaan yang sangat jelas.Perbedaan utama antara tari Ratéb Meuseukat dengan tari Saman ada 3 yaitu, pertama tari Saman menggunakan bahasa Gayo, sedangkan tari Ratéb Meuseukat menggunakan bahasa Aceh. Kedua, tari Saman dibawakan oleh laki-laki, sedangkan tari Ratéb Meuseukat dibawakan oleh perempuan. Ketiga, tari Saman tidak diiringi oleh alat musik, sedangkan tari Ratéb Meuseukat diiringi oleh alat musik, yaitu rapa’i dan geundrang Tari Rapa'i Geleng Rapa'i Geleng adalah sebuah tarian etnis Aceh yang berasal dari Manggeng, Aceh Barat Daya. Rapa'i Geleng dikembangkan oleh seorang anonim di Aceh Barat Daya. Permainan Rapa'i Geleng juga disertakan gerakan tarian yang melambangkan sikap keseragaman dalam hal kerjasama, kebersamaan, dan penuh kekompakan dalam lingkungan masyarakat. Tarian ini mengekspresikan dinamisasi masyarakat dalam syair yang dinyanyikan, kostum dan gerak dasar dari unsur Tari Meuseukat. Jenis tarian ini dimaksudkan untuk laki-laki Kuliner Mie Kocok Mie berwarna kuning dan putih dimasak menggunakan adonan berupa gayung dari aluminium bertangkai kayu. Disebut mie kocok karena prosesnya dikocok-kocok selama beberapa detik dalam air mendidih sebelum dihidangkan. Mie ini umum ditemukan di Provinsi Aceh, termasuk di daerah lain di Indonesia. Akan tetapi, Mie kocok ala Abdya, menurut banyak kalangan, memiliki cita rasa berbeda dengan yang lain. Pada 1960, Said Idrus (alm) pernah merantau ke Negeri Cina membuka warung di deretan pertokoaan kontruksi kayu di Jalan Selamat, Kota Blangpidie. Toko tersebut diberi label “Warung Muslim”. Selain menyediakan minuman kopi, menu khas di warung itu disebut mie kuning dan mie putih yang dikenal dengan sebutan mie kocok. Era 60-an, di Kota Blangpidie (saat itu masih wilayah Aceh Selatan), ada tiga warung menyediakan mie kocok: Warung Muslim, Warung Sayangan dan Warung Japaris. Dua lainnya milik warga Tionghoa. Warung Muslim milik Said Idrus terus berkembang dan membuka cabang di Losmen Muslim, Jalan At-Taqwa, Blangpidie. Kemudian, warung tersebut dikelola oleh salah seorang putranya, Said Tantawi. Mi kocok Warung Muslim di lantai dasar Losmen Muslim, masih bertahan hingga saat ini. Kini, gerai tersebut dikelola Said Muswir (putra Said Tantawi atau cucu dari almarhum Said Idrus). Referensi Pranala luar UURI No.4 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kabupaten Aceh Barat Daya Situs web Kabupaten Aceh Barat Daya Aceh Barat Daya Aceh Barat Daya Negara dan wilayah yang didirikan tahun 2002 Pendirian tahun 2002 di Indonesia
4615
https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten%20Aceh%20Jaya
Kabupaten Aceh Jaya
Aceh Jaya () adalah salah satu kabupaten di Provinsi Aceh, Indonesia. Kabupaten Aceh Jaya dibentuk tahun 2002 sebagai hasil pemekaran dari Kabupaten Aceh Barat. Sejarah Aceh Jaya dulunya terdapat sebuah kerajaan pelabuhan bernama Kerajaan Daya dengan Raja pertamanya Sultan Alauddin Riayat Syah bergelar Po Teumereuhom Daya. Kerajaan Daya ini kemudian menjadi asal usul nama Kecamatan Jaya yang juga dipakai sebagai nama kabupaten baru pemekaran dari Aceh Barat. Wilayah Aceh dahulu terdiri dari banyak kerajaan pelabuhan kecil yang mudah dipengaruhi oleh Portugis. Untuk menghadang Portugis yang semakin kuat, Kesultanan Aceh Darussalam dengan Sultan pertamanya Ali Mughayat Syah pada Abad ke-16 berusaha mempersatukan daerah-daerah pesisir dan memusatkan kegiatan pelabuhan di Banda Aceh. Sultan menaklukan kerajaan kecil seperti Daya, Pedir dan Samudera Pasai. Wilayah Daya menjadi makin ramai pada masa Sultan Iskandar Muda dengan mendatangkan penduduk dari Aceh Besar dan Pidie. Pada masa penjajahan Belanda, Aceh dijadikan sebuah karesidenan yang dibagi menjadi empat Afdeeling salah satunya Afdeeling Westkust van Atjeh (Aceh Barat) dengan Meulaboh dijadikan ibukota. Afdeeling tersebut dibagi menjadi beberapa orderafdeeling seperti Tjalang, Tapaktuan, Simeulue, Singkil, dan lain-lain. Setelah merdeka, Afdeeling Westkust van Aceh berubah menjadi Kabupaten Aceh Barat. Satu persatu daerah pembentuk Kabupaten Aceh Barat kemudian memisahkan diri. Salah satunya adalah bekas onderafdeeling Tjalang yang terdiri dari landschap Keluang, Kuala Daya, Lambeusoi, Kuala Unga, Lhok Kruet, Patek, Lageun, Rigaih, Krueng Sabee dan Teunom. Bekas onderafdeeling Tjalang berpisah tahun 2002 dan diberi nama Kabupaten Aceh Jaya dengan ibukotanya di Calang. Menjadi kabupaten baru adalah momen baik untuk memajukan daerah, karena dengan adanya otonomi daerah suatu daerah dapat memanfaatkan pendapatan yang ada untuk mengurus daerahnya sendiri. Tetapi tidak lama setelah menjadi kabupaten baru, di tahun 2004 hal yang tidak disangka terjadi. Tsunami besar menghantam pesisir Aceh termasuk yang terparah adalah Aceh Jaya. Daerah yang baru merangkak untuk maju mendapat ujian yang sangat berat. Hampir seluruh infrastruktur rata dengan tanah. Aceh Jaya harus membangun daerah dari nol. Tetapi, bantuan pun berdatangan termasuk dari dunia internasional sehingga Aceh Jaya bisa berkembang pesat sampai sekarang. Tsunami tersebut diperingati dalam bentuk monumen di Kota Calang. Geografi Kabupaten Aceh Jaya merupakan wilayah pesisir Barat pantai Sumatra dengan panjang garis pantai lebih kurang 160 kilometer. Curah hujan rata-rata sepanjang tahun sebesar 318,5 mm dengan jumlah hari hujan rata-rata 19 hari. Suhu udara dan kelembaban udara sepanjang tahun tidak terlalu berfluktuasi, dengan suhu udara minimum rata-rata berkisar antara 21,0-23,2 °C dan suhu udara maksimum rata-rata berkisar antara 29,9-31,4 °C. Batas wilayah Pemerintahan Kabupaten Aceh Jaya terbentuk pada tanggal 22 Juli 2002, merupakan wilayah pemekaran dari Kabupaten Aceh Barat. Wilayah administrasi terdiri dari 9 kecamatan, 21 mukim dan 172 desa, dengan ibu kota kabupaten terletak di Calang, yakni suatu wilayah yang terletak di Krueng Sabee. Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Jaya, secara susunan organisasi pada tahun 2005 terdiri dari lembaga/instansi berupa 11 Dinas, 3 Badan dan 9 Kantor yang merupakan kantor kecamatan. Jumlah keseluruhan Pegawai Negeri Sipil daerah yang bertugas di jajaran pemerintahan Kabupaten Aceh Jaya pada tahun 2005 sebanyak 1.148 orang. Sementara itu jumlah wakil rakyat yang duduk pada lembaga legislatif yaitu Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Aceh Jaya pada tahun 2005 masih sebanyak 20 orang sebagaimana tahun 2004, hanya saja beberapa wakil rakyat mengalami pergantian antar waktu, terutama disebabkan oleh beberapa anggota DPRD yang meninggal pada saat terjadinya bencana gempa dan tsunami. Daftar Bupati Dewan Perwakilan Kecamatan Penduduk Jumlah penduduk Kabupaten Aceh Jaya pada tahun 2005 didasarkan pada hasil Sensus Penduduk Aceh Nias (SPAN) yang merupakan sensus penduduk sesudah bencana alam gempa bumi dan gelombang tsunami yang melanda wilayah Aceh. SPAN dilaksanakan oleh BPS pada bulan September 2005 dengan hasil jumlah penduduk Provinsi Aceh tercatat sebanyak 4.031.589 jiwa. Sementara itu jumlah penduduk Kabupaten Aceh Jaya hasil sensus tersebut sebanyak 60.660 jiwa yang terdiri dari laki-laki sebanyak 31.515 jiwa dan perempuan 29.145 jiwa.Pada tahun 2012, jumlah penduduk Kabupaten Aceh Jaya 82.172 jiwa, terdiri dari 42.653 penduduk laki-laki dan 39.519 penduduk perempuan. Ekonomi Kabupaten Aceh Jaya merupakan salah satu daerah yang sangat cocok untuk budidya berbagai jenis komoditas pertanian, baik jenis tanaman pangan seperti padi, palawija, buah-buahan, dan sayuran, maupun jenis tanaman perkebunan seperti karet, kelapa sawit, dan kelapa dalam. Kabupaten Aceh Jaya termasuk daerah Zona Pertanian di antara beberapa kabupaten yang ada di Provins Aceh. Disamping itu lahan yang tersedia untuk budidaya pertanian masih cukup luas. Sub sektor peternakan juga sangat menjanjikan untuk lebih ditingkatkan di daerah ini mengingat wilayah berupa padang rumput yang masih luas tersedia. Untuk perikanan laut juga menjadi andalan daerah ini karena semua kecamatannya berbatasan langsung dengan samudera Indonesia. Namun setelah terjadinya bencana gempa dan gelombang tsunami, sebagian besar komoditas pertanian mengalami penurunan produksi pada tahun 2005. Hal ini disebabkan oleh rusaknya areal budidaya berbagai komoditas tanaman pertanian oleh gelombang tsunami. Seperti tanaman kelapa dalam yang dibudidayakan di sepanjang pantai wilayah ini, mulai dari Teunom sampai kecamatan Jaya, hancur oleh gelombang tsunami. Penurunan produksi tanaman pertanian juga disebabkan lumpuhnya kota Calang sebagai sentra penyediaan sarana produksi pertanian seperti pupuk, obat-obatan dan peralatan pertanian lainnya. Pada tahun 2005 produksi padi sawah tercatat sebesar 13.844 ton gabah, atau mengalami penurunan yang sangat besar dibanding tahun 2004 yaitu menurun sebesar 74,31 persen dengan total produksi padi sawah pada tahun 2004 sebanyak 53.896 ton. Demikian juga halnya dengan produksi tanaman palawija dan sayur-sayuran yang rata-rata mengalami penurunan di atas 50 persen dibanding produksi tahun sebelumnya. Referensi Pranala luar UURI No.4 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kabupaten Aceh Jaya Daftar Gampong di Kabupaten Aceh Jaya Kabupaten Aceh Jaya. Harian Kompas, 31 Maret 2004 Wilayah terkena Tsunami di Aceh Jaya Situs Demokratisasi dan Tata Pemerintahan di Kabupaten Aceh Jaya Aceh Jaya Aceh Jaya
4618
https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten%20Bener%20Meriah
Kabupaten Bener Meriah
Bener Meriah adalah salah satu kabupaten di Aceh, Indonesia. Kabupaten ini merupakan hasil pemekaran Kabupaten Aceh Tengah. Kabupaten Bener Meriah yang beribu kota di Simpang Tiga Redelong memiliki luas 1.454,09 km² terdiri dari 10 Kecamatan dan 233 desa. Penduduk di wilayah ini adalah suku Gayo. Bahasa Gayo, dipakai oleh sebagian besar penduduk selain bahasa Indonesia. Di Bener Meriah terdapat bandara Rembele yang melayani Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah. Geografi Bener Meriah terletak 4° 33 50–4° 54 50 Lintang Utara dan 96° 40 75- 97° 17 50 Bujur Timur dengan tinggi rata-rata di atas permukaan laut 100–2.500 mdpl. Batas wilayah Kabupaten Bener Meriah memiliki batas wilayah sebagai berikut: Sejarah Kabupaten Bener Meriah merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Aceh Tengah berdasarkan Undang-Undang No. 41 tahun 2003 tanggal 18 Desember 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Bener Meriah di Provinsi Aceh. Kabupaten ini diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri tanggal 7 Januari 2004. Etimologi Nama Bener Meriah diperkirakan berasal dari Beuner Meria, putera dari Raja Linge XIII. Syair Mude Kala menceritakan saat masih kecil Beuner Meria dan adiknya yang bernama Sengeda dibawa oleh sang ibu ke Kesultanan Aceh selepas wafatnya ayah mereka. Takhta Kerajaan Linge kemudian dipegang oleh Raja Linge XIV yang merupakan kakak dari Raja Linge XIII. Ketika dewasa Beuner Meria dan Sengeda kembali ke Linge dan menuntut takhta dari pamannya. Sayangnya, sang paman justru menghukum mati kedua kakak beradik tersebut. Menurut legenda, Beuner Meria tidak mati dan menjelma menjadi seekor gajah putih, sedangkan nyawa Sengeda berhasil diselamatkan oleh algojo yang seharusnya mengeksekusinya. Keberadaan gajah putih ini didengar oleh Sultan Aceh. Sultan Aceh meminta agar gajah putih ini dihadiahkan kepadanya. Saat tiba di ibukota Kesultanan Aceh, gajah putih ini mengamuk. Amukan gajah putih ini berhasil dijinakan oleh Sengeda. Lantas dia menceritakan asal usul gajah putih ini. Sultan Aceh lalu memerintahkan untuk menghukum mati Raja Linge XIV, namun sang ibu dari Beuner Meria memaafkannya. Raja Linge XIV hanya dijatuhi hukuman untuk membayar denda. Akhirnya, Sengeda diangkat menjadi raja Linge dengan gelar Raja Linge XV. Sementara itu, nama Beuner Meria diabadikan menjadi salah satu daerah di Tanah Gayo. Radio Rimba Raya Radio Rimba Raya (Desember 1948–... 1949) adalah Radio Republik Indonesia Darurat yang disiarkan oleh Tentara Republik Indonesia Divisi X/Aceh pimpinan Kolonel Husin Yusuf. Radio ini mulai bersiaran sejak terjadinya Agresi Militer Belanda I sampai dengan Konferensi Meja Bundar berakhir dan tentara pendudukan Belanda ditarik dari Indonesia. Pemerintahan Daftar Bupati Dewan Perwakilan Kecamatan Wilayah yang memiliki daerah terluas yaitu Kecamatan Syiah Utama dengan luas wilayah 792,71 Km² atau 41,29%, sedangkan untuk wilayah yang memiliki daerah terkecil yaitu Kecamatan Bener Kelipah dengan luas wilayah 19,75 Km² atau 1,08%. Bandar Bukit Permata Pintu Rime Gayo Syiah Utama Timang Gajah Wih Pesam Mesidah Gajah Putih Bener Kelipah Demografi Berdasarkan data Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Bener Meriah tahun 2022, penduduk di Bener Meriah berjumlah 168.469 jiwa terdiri dari 85.040 jiwa laki-laki (50,48% dari total penduduk) dan 83.429 jiwa perempuan (49,52% dari total penduduk). . Dilihat dari distribusinya jumlah penduduk paling banyak di Kecamatan Bukit, yaitu sebesar 31.155 jiwa atau sebesar 18,49% dari total penduduk di Bener Meriah. Kecamatan Syiah Utama memiliki jumlah penduduk yang paling sedikit, yaitu sebesar 2.482 jiwa atau sebesar 1,47% dari total penduduk. Penduduk menurut kecamatan Jumlah Penduduk Kabupaten Bener Meriah Hasil Data Agregat Kependudukan Per Kecamatan Tahun 2022 berjumlah 168.469 jiwa yang terdiri atas 85.040 Laki-laki dan 83.429 Perempuan. Penduduk terbanyak berada di Kecamatan Bukit yakni berjumlah 31.155 jiwa sedangkan penduduk terkecil berada di Kecamatan Syiah Utama yang berjumlah 2.482 jiwa. Wacana penggantian nama Camat Syiah Utama menyampaikan aspirasi penggantian nama Kabupaten Bener Meriah kepada Gubernur Aceh, Nova Iriansyah di Takengon, 2 Juni 2020. Gubernur Aceh menyambut baik usulan ini. Dalam diskusi juga disampaikan alternatif nama pengganti, seperti Tanoh Gayo, Pintu Rime Gayo, dan Gayo Antara. Sebelumnya usul ini juga pernah disampaikan oleh Ketua Forum Reje Syiah Utama kepada Bupati Bener Meriah. Terdapat dua alasan utama pergantian nama ini. Pertama, nama Bener Meriah berasal dari nama orang baik yang dibunuh karena kedengkian dan kekuasaan sehingga mungkin bisa membawa masalah. Kedua, tidak ada kabupaten lain di Indonesia yang menggunakan nama orang. Referensi Lihat pula Pemerintah Aceh Dewan Perwakilan Rakyat Aceh Majelis Permusyawaratan Ulama Lembaga Wali Nanggroe Majelis Adat Aceh Pranala luar Situs resmi Pemerintah Kabupaten Bener Meriah UU RI No.41 Tahun 2003 Profil Kab Bener Meriah BPS Kab. Bener Meriah, 2010 Bener Meriah Bener Meriah Sumatra
4619
https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten%20Aceh%20Tamiang
Kabupaten Aceh Tamiang
Aceh Tamiang adalah salah satu kabupaten di provinsi Aceh, Indonesia. Kabupaten ini merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Aceh Timur dan terletak di perbatasan Aceh-Sumatera Utara. Kabupaten ini berada di jalur timur Sumatra yang strategis dan hanya berjarak lebih kurang 250 km dari Kota Medan sehingga akses serta harga barang di kawasan ini relatif lebih murah daripada daerah Aceh lainnya. Di samping itu, kawasan ini relatif lebih aman semasa GAM berjaya dahulu. Ketika seruan mogok oleh GAM diberlakukan di seluruh Aceh, hanya kawasan ini khususnya Kota Kuala Simpang yang aktivitas ekonominya tetap berjalan. Sejarah Sebelum kemerdekaan Kerajaan Tamiang pernah mencapai puncak kejayaannya dibawah pimpinan seorang Raja Muda Setia yang memerintah selama tahun 1330–1366 M. Pada masa itu kerajaan tersebut dibatasi: Sungai Raya/Selat Malaka di bagian Utara Besitang di bagian Selatan Selat Malaka di bagian Timur Gunung Segama (Gunung Bendahara/Wilhelmina Gebergte) di bagian Barat. Pada masa Kesultanan Aceh, Kerajaan Tamiang telah mendapat cap Sikureung dan hak Tumpang Gantung (Zainuddin, 1961: 136-137) dari Sultan Aceh Darussalam atas wilayah Negeri Karang dan Negeri Kejuruan Muda. Sementara negeri Sultan Muda Seruway, Negeri Sungai Iyu, Negeri Kaloy, dan Negeri Telaga Meuku merupakan wilayah-wilayah yang belum mendapat cap SIkureung. Karena itu negeri-negeri tersebut dijadikan sebagai wilayah pelindung bagi wilayah yang telah mendapat cap SIkureung. Pada tahun 1908, dengan berlakunya Staatblad No.112 tahun 1878, maka wilayah Tamiang dimasukkan ke dalam Geuverment Aceh en Onderhoorigheden. Maksudnya adalah, Tamiang berada dibawah status hukum Onderafdelling. Dalam Afdeling Oostkust Van Atjeh (Aceh Timur) beberapa wilayah Landschaps berdasarkan Korte Verklaring diakui sebagai Zelfbestuurder, dengan status hukum Onderafdelling Tamiang, termasuk wilayah-wilayah: Landschap Karang Landschap Seruway/Sultan Muda Landschap Kejuruan Muda Landschap Bendahara Landschap Sungai Iyu, dan Gouvermentagebied Vierkantepaal Kualasimpang. Asal kata "Tamiang" Nama Tamiang tumbuh dari legenda "Te-Miyang" atau "Da-Miyang" yang berarti tidak kena gatal atau kebal gatal dari miang bambu. Hal tersebut berhubungan dengan cerita sejarah tentang Raja Tamiang yang bernama Pucook Sulooh. Ketika masih bayi, ia ditemukan dalam rumpun bambu betong (istilah Tamiang adalah bulooh) oleh seorang raja berjulukan "Tamiang Pehok". Menginjak dewasa, Pucook Sulooh dinobatkan menjadi Raja Tamiang bergelar "Pucook Sulooh Raja Te-Miyang", yang artinya "seorang raja yang ditemukan di rumpun rebong, tetapi tidak kena gatal atau kebal gatal". Menurut sumber lain, kata Tamiang berasal dari kata “Da Miang”. Sejarah menunjukkan tentang eksistensi wilayah Tamiang melalui prasasti Sriwijaya. Tak kurang pula sastra tulis Cina karya Wee Pei Shih mencatat pula keberadaan negeri Kan Pei Chiang (Tamiang), atau Tumihang dalam Kitab Negara Kertagama. Daerah ini juga berjuluk Bumi Muda Sedia, sesuai dengan nama Raja Muda Sedia yang memerintah wilayah ini selama 6 tahun (1330-1336). Raja ini mendapatkan cap Sikureung dan hak Tumpang Gantung dari Sultan Aceh atas wilayah Karang dan Kejuruan Muda kala itu. Selengkapnya, data-data tentang Kerajaan Tamiang setidaknya termaktub dalam: 1. Prasasti Sriwijaya yang diterjemahkan oleh Prof. Nilkanta Sastri dalam The Great Tamralingga (capable of) Strong Action in dangerous Battle (Moh. Said, 1961:36). 2. Data kuno Tiongkok (dalam buku Wee Pei Shih) ditata kembali oleh I.V.Mills, 1937, halaman 24, tercatat negeri Kan Pei Chiang (Tamiang) yang berjarak 5 kilometer (35 mil) dari Diamond Point (Posri). 3. Kerajaan Islam Tamiang dalam The Rushinuddin's Geographical Notices (1310 M). 4. Tercatat sebagai "Tumihang" dalam syair 13 buku Nagara kertagama (M.Yamin, 1946: 51). 5. Benda-benda peninggalan budaya yang terdapat pada situs Tamiang (Penemuan T. Yakob, Meer Muhr, serta Sartono, dkk). Berkaitan dengan data-data tersebut dan ditambah penelitian terhadap penemuan fosil sejarah, maka nama Tamiang dipakai menjadi usulan bagi pemekaran status wilayah Pembantu Bupati Aceh Timur Wilayah-III, yang meliputi wilayah bekas Kewedanaan Tamiang. Pemekaran Tuntutan pemekaran daerah di Propinsi Daerah Istimewa Aceh sebenarnya telah dicetuskan dan diperjuangkan sejak 1957 awal masa Propinsi Aceh ke-II, termasuk eks-Kewedanaan Tamiang diusulkan menjadi Kabupaten Daerah Otonom. Usulan tersebut lantas mendapat dorongan semangat yang lebih kuat lagi sehubungan dengan keluarnya ketetapan MPRS hasil Sidang Umum ke-IV tahun 1966 tentang pemberian otonomi seluas-luasnya. Dalam usulnya mengenai pelaksanaan otonomi secara riil dengan Memorandum Nomor B-7/DPRD-GR/66, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah-Gotong Royong (DPRD-GR) Propinsi Daerah Istimewa Aceh mengusulkan sebagai berikut bekas Daerah "Kewedanaan Tamiang" menjadi Kabupaten Aceh Tamiang dengan ibu kotanya Kualasimpang. Sebagian besar usulan tersebut sudah menjadi kenyataan namun usulan mengenai Tamiang belum dikabulkan. Sebagai tindak lanjut dari cita-cita masyarakat Tamiang, maka pada era reformasi, sesuai Undang-Undang No. 22/1999 tentang Pemerintahan Daerah, maka keinginan Tamiang untuk menjadi daerah otonomi terbuka kembali dan mendapat dukungan melalui: Bupati Aceh Timur dengan surat No. 2557/138/tanggal 23 Maret 2000 ke DPRD Kabupaten Aceh Timur tentang usul peningkatan status Pembantu Bupati Wilayah-III Kuala Simpang menjadi Kabupaten Aceh Tamiang. DPRD Kabupaten Aceh Timur dengan surat No. 1086/100-A/2000, tanggal 9 Mei 2000, tentang persetujuan peningkatan status Kabupaten Aceh Tamiang. Surat Bupati Aceh Timur, No. 12032/138 tanggal 4 Mei 2000 kepada Gubernur Daerah Istimewa Aceh tentang peningkatan status Kabupaten Aceh Tamiang. Surat Gubernur Daerah Istimewa Aceh No. 138/9801 tanggal 8 Juni 2000 kepada DPRD Propinsi Daerah Istimewa Aceh tentang peningkatan status Kabupaten Aceh Tamiang. Surat DPRD Daerah Istimewa Aceh No. 1378/8333 tanggal 20 Juli 2000 tentang persetujuan peningkatan status Kabupaten Aceh Tamiang. Surat Gubernur Daerah Istimewa Aceh No. 135/1764 tanggal 29 Januari 2001 kepada Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah Republik Indonesia Cq. Dirjen PUMD tentang usul peningkatan status Daerah Pembantu Bupati dan Kota Adminstrasi menjadi Daerah Otonom. Geografi Batas wilayah Pemerintahan Daftar Bupati Dewan Perwakilan Kecamatan Demografi Kabupaten Aceh Tamiang merupakan pecahan dari Kabupaten Aceh Timur dan merupakan satu-satunya kawasan di Aceh yang mayoritas dihuni oleh etnis Melayu Tamiang. Suku Aceh membentuk suku kedua terbesar di kabupaten tersebut. Selain kedua etnis tersebut, Suku Jawa & Suku Batak juga banyak dijumpai di kabupaten ini. Sementara di daerah hulu terdapat Suku Gayo, Suku Alas dan Suku Karo. Ekonomi Kabupaten Aceh Tamiang merupakan kawasan kaya minyak dan gas, meski jumlahnya tidak sebesar Kabupaten Aceh Utara, dan kawasan ini juga merupakan salah satu pusat perkebunan kelapa sawit di Aceh. Di samping itu, Aceh Tamiang juga mengandalkan sektor angkutan karena posisinya yang strategis, dan angkutan air merupakan salah satu primadona alternatif karena kabupaten ini dialiri dua sungai besar yakni Sungai Tamiang (yang terpecah menjadi Simpang Kiri dan Simpang Kanan) dan Sungai Kaloy. Kabupaten Aceh Tamiang juga mengandalkan sektor pertanian, industri pengolahan dan perdagangan. Pariwisata Kabupaten Aceh Tamiang memiliki beberapa tempat wisata yang hingga saat ini perlu penataan yang serius dan dikelola dengan baik. Air Terjun Tujuh Tingkat, Air Terjun Sangka Pane, Gua Sarang Burung Walet, Pantai Kupang adalah beberapa contoh tempat wisata di Aceh Tamiang yang perlu mendapatkan perhatian untuk dapat dikelola menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah. Berikut adalah objek wisata yang ada di Kabupaten Aceh Tamiang: Tokoh terkenal Ismed Sofyan. Atlet Sepak Bola nasional Derli Amalia Putri. Atlet Menembak internasional Fifi Young. Artis legendaris Helenius Henri de Cock. Mantan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta pada era Hindia Belanda Hunter Chalid. Master Nasional Catur Maell Lee. Pelawak, Selebgram, Youtuber, slogan (Manusia Terkuat di Bumi, Bukan Kaleng-kaleng) Referensi Lihat pula Kota Langsa Kabupaten Aceh Timur Pranala luar Situs Bappeda Aceh Tamiang Situs Resmi Kabupaten Aceh Tamiang Aceh Tamiang Aceh Tamiang
4620
https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten%20Gayo%20Lues
Kabupaten Gayo Lues
Gayo Lues adalah salah satu Kabupaten yang terletak di provinsi Aceh di Indonesia. Pemerintah daerah kabupaten dan ibu kotanya berada di kota Blangkejeren, Kabupaten ini berasal dari pemekaran Kabupaten Aceh Tenggara dari 57% wilayahnya di mekarkan pada tahun 2002 untuk memebentuk kabupaten Gayo Lues Geografi Gayo Lues memiliki luas wilayah 5.719 km2 dan terletak pada koordinat 3°40'46,13"–4°16'50,45" LU 96°43'15,65"–97°55'24,29" BT. Batas wilayah Kabupaten ini memiliki batas wilayah sebagai berikut: Sejarah Asal Usul Penamaan Gayo Lues Gayo berasal dari bahasa aceh kuno yang di adopsi dari bahasa sanskerta yang arti nya Gunung dan Lues berarti Luas dalam bahasa setempat. Maka dapat di simpulkan Gayo Lues berarti gunung luas atau pegunungan yang luas yang terletak di gugusan bukit barisan. Pemerintahan Daftar Bupati Dewan Perwakilan Kecamatan Kabupaten Gayo Lues mencakup 57 persen dari wilayah lama Aceh Tenggara, dan dibagi menjadi 11 (sebelas) kecamatan dengan perincian sebagai berikut: Blang Kejeren Kuta Panjang Pining Rikit Gaib Terangon Putri Betung Blang Pegayon Debun Gelang Blang Jerango Tripe Jaya Pantan Cuaca Suku penduduk kabupaten Gayo Lues adalah suku Gayo. Potensi daerah Kabupaten yang berpenduduk multi etnis ini sedang berbenah diri untuk mengejar ketertinggalannya dalam pembangunan. Potensi pertanian menjadi prioritas utama pengembangan. Pertanian Beberapa komoditas potensial yang dimiliki kabupaten ini adalah: Cabe merah besar di kecamatan Blang Pegayon dan Puteri Betung Serai Wangi, yang dikembangkan di sela-sela pepohonan pinus di hampir seluruh wilayah Gayo Lues Nilam, yang banyak ditanam di daerah Terangun Tembakau Virginia di Kecamatan Pantan Cuaca Kakao di Kecamatan Puteri Betung Kopi Gayo di Kecamatan Pantan Cuaca Durian di Kecamatan Pining jagung di kecamatan Blangkejeren Pariwisata Pintu utama pendakian Gunung Leuser di Kedah, Penosan, Kecamatan Blang Jerango Pemandian air panas di Kecamatan Puteri Betung Air terjun Akang Siwah di Kecamatan Blang Pegayon Wisata Ekosistem Leuser di Kecamatan Puteri Betung Genting di Kecamatan Pining Air terjun Rerebe di Kecamatan Tripe Jaya Kampung Inggris di Agusen Seni budaya Tari Saman Tari Bines Didong Pertambangan Timah di Kecamatan Pining Emas di Kecamatan Putri Betung dan Kecamatan Pantan Cuaca Tambang pasir keramik di Kecamatan Rikit Gaib Transportasi Rencana pembangunan Jalur Ladia Galaska (Samudera Indonesia, Gayo, Alas, dan Selat Malaka) yang menghubungkan Samudera Indonesia dengan Selat Malaka sangat diharapkan dapat memperbaiki tingkat perekonomian masyarakat Gayo Lues. Saat ini, lalu lintas dari Blangkejeren, pusat pemerintahan kabupaten, ke Banda Aceh harus melalui Medan, Sumatera Utara. Meskipun demikian, rencana ini banyak ditentang oleh kalangan pelestari lingkungan hidup karena memotong zona utama taman nasional. Gayo Lues kemudian dikenal dengan nama Negeri Seribu Bukit. Nama ini dipopulerkan oleh Mohsa El Ramadan, wartawan senior, Pemimpin Redaksi Koran Rajapost Banda Aceh, dan editor buku Memadamkan Bara di atas Ladia Galaska. Buku yang ditulis oleh Muhammad Alikasim Kemaladerna ini adalah sebuah solusi penyelesaian konflik pembangunan jalan Ladia Galaska antara pemerintah dan pemerhati lingkungan di Aceh. Referensi Pranala luar UU RI Nomor 4 Tahun 2002 Situs Resmi Pemkab Gayo Lues Website Informasi Berita Gayo Lues Gayo Lues Gayo Lues
4621
https://id.wikipedia.org/wiki/Saus%20Tabasco
Saus Tabasco
Tabasco adalah merek dagang untuk berbagai jenis saus cabai yang dibuat dari cuka, cabai jenis Capsicum frutescens var. tabasco, dan garam. Sebelum dibotolkan, saus ini disimpan selama 3 tahun di dalam tong yang dibuat dari kayu ek putih. Dengan demikian saus ini memperoleh rasa dan aromanya yang unik. Saus ini rasanya pedas sedikit asam, dan populer di banyak negara di dunia. Saus ini diproduksi di Amerika Serikat, tetapi namanya berasal dari nama negara bagian Tabasco di Meksiko. Saus tabasco dipasarkan perusahaan Amerika Serikat bernama McIlhenny Company asal Avery Island, Louisiana. Perusahan McIlhenny adalah perusahaan keluarga. Pemiliknya yang sekarang adalah pemilik generasi ke-5. Keseluruhan dari 145 pemegang sahamnya masih sanak keluarga yang mewariskan saham perusahaan secara turun temurun. Sejarah Sejarah saus tabasco dimulai tahun 1840 ketika Edmund McIlhenny pindah ke Louisiana. Lahir tahun 1815 di Hagerstown, Maryland, McIlhenny bekerja sebagai seorang nasabah. Setelah jatuh bangkrut akibat Perang Saudara Amerika Serikat, ia mulai menjual saus pedas yang mungkin inspirasinya didapat dari saus serupa yang dijual pengusaha New Orleans bernama Maunsel White. McIlhenny pertama kali menanam cabai tabasco untuk saus produksinya pada tahun 1868. Cabai tersebut ditanamnya di Avery Island, Louisiana. Setelah panen, hasilnya dibuat saus dan pertama kali dipasarkannya pada tahun 1869. Pada tahun 1870, McIlhenny mendapat surat paten untuk saus cabai penemuannya. Saus penemuannya dikemas dalam botol yang tutupnya dibuat dari gabus. Logo segi empat yang digunakannya pada waktu itu terlihat hampir serupa dengan logo yang sekarang. Saus tabasco pertama kali dipasarkannya di kota-kota di daerah selatan Amerika Serikat, terutama di New Orleans. Pada pertengahan dekade 1870-an, sausnya sudah dipasarkan di sebagian besar kota-kota besar di Amerika Serikat. Walaupun masih dalam jumlah terbatas, saus tabasco bahkan sudah diekspor ke Eropa dan sejumlah negara lain. McIlhenny meninggal dunia pada tahun 1890, tetapi dirinya tidak menganggap saus tabasco sebagai pencapaian terbesar dalam hidupnya. Pada masa tuanya, McIlhenny menuliskan hal-hal yang menurutnya akan dikenang orang bila dirinya sudah meninggal dunia, dan saus tabasco tidak dimasukkannya dalam daftar tersebut. Setelah Edmund McIlhenny meninggal dunia, keluarganya memperbesar kapasitas produksi dan melakukan modernisasi praktik bisnis perusahaan. Pada awal abad ke-20, Tabasco sudah menjadi produk terkenal di Amerika Serikat, dan banyak negara di dunia. Nama "Tabasco" bahkan sudah identik dengan saus cabai. Saus tabasco bisa dijumpai di seluruh Eropa, India, RRC, Mesir, Afrika bagian barat, dan tempat-tempat lain di dunia. Lokasi pabrik pada label kemasan botol saus mulanya ditulis sebagai "New Iberia, Louisiana." Pada abad ke-19, New Iberia merupakan pusat distribusi yang terdekat dengan pabrik saus tabasco di Avery Island. Pada tahun 1980-an, lokasi pabrik pada label diganti menjadi "Avery Island." Pada tahun 1990-an, sebagian dari perkebunan cabai tabasco disubkontrakkan ke sejumlah perkebunan di Amerika Latin, tetapi bibit cabainya masih dikirim dari Avery Island. Bidang usaha perusahaan McIlhenny berkembang dari saus tabasco hingga ke bidang penambangan garam, pertambangan gas dan minyak bumi, serta sebuah kebun botani bernama Jungle Gardens. Referensi Pranala luar Situs resmi Tabasco tabasco Hidangan Amerika Serikat
4623
https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten%20Aceh%20Singkil
Kabupaten Aceh Singkil
Aceh Singkil adalah salah satu kabupaten di Provinsi Aceh, Indonesia. Kabupaten Aceh Singkil merupakan pemekaran dari Kabupaten Aceh Selatan dan sebagian wilayahnya berada di kawasan Taman Nasional Gunung Leuser. Kabupaten ini juga terdiri dari dua wilayah, yakni daratan dan kepulauan. Kepulauan yang menjadi bagian dari kabupaten Aceh Singkil adalah Kepulauan Banyak. Ibu kota kabupaten Aceh Singkil terletak di kecamatan Singkil. Geografi Wilayah Kabupaten Aceh Singkil terletak di ujung tenggara dari wilayah Provinsi Aceh, yaitu pada posisi antara 2°0'20"–2°36'40" LU dan 97°04'54"–98°11'47" BT. Kabupaten Aceh Singkil mempunyai luas wilayah sebesar 1.857,88 km². Batas wilayah Kabupaten Aceh Singkil, Provinsi Aceh memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut: Topografi Secara topografis, kabupaten Aceh Singkil terletak pada wilayah pesisir Barat–Selatan provinsi Aceh. yang membentang dari Utara berupa kawasan perbukitan ke arah Selatan berupa kawasan pesisir pantai. Sekitar 146.274,65 Ha (66,88%) wilayah berada pada ketinggian 0-100 meter dpl. Sedangkan wilayah yang berada pada ketinggian 100-500 meter dpl sekitar 68.821,89 Ha (31,47 %). Sisanya sebesar 1,65% dari luas wilayah adalah daerah dengan ketinggian diatas 500 meter dpl (diolah dari Peta Bakosurtanal Skala 1 : 250.000). Berdasarkan peta topografi, sebagian besar wilayah Kabupaten Aceh Singkil adalah dataran. Bentuk wilayah yang datar ini umumnya terletak di bagian selatan. Sedangkan daerah berbukit berada di bagian utara. Bentuk muka bumi yang relatif datar di wilayah Kabupaten Aceh Singkil memberikan implikasi ketersediaan lahan untuk pengembangan secara ekstensif berbagai kegiatan ekonomi produktif, khususnya pertanian lahan basah. Di samping itu, sebagian wilayah yang berada di pesisir pantai serta daerah kepulauan memiliki potensi untuk pengembangan pariwisata alam dan perikanan laut. Daerah-daerah yang berpotensi untuk pengembangan wisata alam dan perikanan laut meliputi kecamatan: Singkil; Singkil Utara; Kuala Baru; dan Kepulauan Banyak Iklim Wilayah Kabupaten Aceh Singkil beriklim tropis dengan kategori iklim hutan hujan tropis. Hal tersebut ditandai dengan curah hujan yang tinggi sepanjang tahun. Curah hujan tahunan berkisar antara 3700–4200 mm per tahun. Tingkat kelembapan nisbi berada pada angka 70%–85%. Suhu udara rata-rata berkisar antara 21°–32 °C. Demografi Berdasarkan data Badan Pusat Statistik kabupaten Aceh Singkil tahun 2021, penduduk Aceh Singkil berjumlah 126.514 jiwa dengan kepadatan 68 jiwa/km2. Penduduk kabupaten Aceh Singkil berasal dari beragam suku, termasuk Singkil, Aneuk Jamee, Aceh, Batak Pakpak, Melayu dan Minang. Sedangkan penduduk berdasarkan agama yang dianut, BPS dan Kementerian Dalam Negeri 2020 mencatat, pemeluk agama Islam sebanyak 87,95%, kemudian Kristen 11,93% dimana Protestan 10,93% dan Katolik 0,90%. Sebahagian lagi menganut Kepercayaan yakni 0,20% yang tinggal di kecamatan Suro Makmur dan Danau Paris, kecamatan yang berbatasan dengan Sumatera Utara. Dan selebihnya adalah Hindu atau Buddha 0,01%. Pemerintahan Bupati Dewan Perwakilan Kecamatan Referensi Lihat pula Suku Singkil Bahasa Singkil Bahasa Pakpak Pranala luar Situs resmi Aceh Singkil Pariwisata Singkil Blog di Blogspot Blog di Wordpress Aceh Pedia Pembentukan Kabupaten Aceh Singkil Aceh Singkil Aceh Singkil
4624
https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten%20Bireuen
Kabupaten Bireuen
Bireuen adalah salah satu kabupaten di Aceh, Indonesia. Kabupaten ini beribukotakan di Bireuen Kabupaten ini menjadi wilayah otonom sejak 12 Oktober tahun 1999 sebagai hasil pemekaran dari Kabupaten Aceh Utara. Kabupaten ini terkenal dengan julukan kota juangnya, dan sempat menjadi salah satu basis utama Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Semenjak diberlakukannya darurat militer sejak bulan Mei 2003, situasi di kabupaten ini berangsur-angsur mulai kembali normal setelah perjanjian damai MOU Helsinki. Kabupaten Bireuen termasuk salah satu kabupaten yang bersejarah bagi bangsa ini karena pernah ditetapkan sebagai ibukota Republik Indonesia kedua pada tanggal 18 Juni 1948 yakni tepat pada saat Agresi Militer Belanda II (1947-1948). Akibatnya, PDRI yang semula menetap di Kota Bukittinggi berpindah lokasi ke Kabupaten Bireuen (a.k.a. Kota Juang). Kabupaten Bireuen juga terkenal di bidang kulinernya diantaranya Mie Kocok Geurugok (Gandapura), Rujak Manis dan Bakso Gatok (Kuta Blang), Sate Matang (Peusangan) Bu Sie Itek dan Nagasari (Kota Juang/Bireuen). Geografi Secara geografis Kabupaten Bireuen terletak di antara 04° 54' 00”–05° 21' 00” LU dan 96° 20' 00”–97° 21' 00” BT yang merupakan pemekaran dari Kabupaten Aceh Utara pada tanggal 12 Oktober 1999 (berdasarkan Undang-undang No. 48 Tahun 1999). Luas wilayah Kabupaten Bireun adalah 1.796,32 Km² (179.632 Ha), dengan ketinggian 0–2.637 mdpl (meter di atas permukaan laut). Terbagi dalam 17 kecamatan, dimana Kecamatan Peudada merupakan kecamatan terluas dengan luas wilayah 312,84 km2 atau sebesar 17,42 persen dari luas Kabupaten Bireuen. Sedangkan kecamatan terkecil adalah Kecamatan Kota Juang dengan luas hanya 16,91 km². Batas Wilayah Kabupaten Bireuen Memiliki Batas Wilayah Sebagai Berikut : Pemerintahan Bupati Sekretaris Daerah Dewan Perwakilan Kecamatan Menjelang tahun 2005 terjadi pemekaran kecamatan dari 10 Kecamatan menjadi 17 kecamatan dan pembentukan 17 Kecamatan ini diperbaharui dengan UU No.5 Tahun 2008. Kecamatan Gandapura Kecamatan Jangka Kecamatan Jeunieb Kecamatan Jeumpa Kecamatan Juli Kecamatan Kota Juang dengan dasar UU No.40 tahun 2004. Kecamatan Kuala dengan dasar UU No.41 tahun 2004. Kecamatan Kuta Blang dengan dasar Pembentukan UU no.44 tahun 2004. Kecamatan Pandrah Kecamatan Peudada Kecamatan Peulimbang dengan dasar UU No.43 tahun 2004 yang dimekarkan dari Kecamatan Jeunieb. Kecamatan Peusangan Kecamatan Peusangan Selatan dengan dasar UU No. 42 tahun 2004. Kecamatan Peusangan Siblah Krueng dengan dasar Pembentukan UU No. 46 tahun 2004. Kecamatan Makmur Kecamatan Samalanga Kecamatan Simpang Mamplam dengan dasar UU No.45 tahun 2004 yang dimekarkan dari kecamatan Samalanga. Referensi Daftar Pustaka Sufa, Rahmat Asri. 2014. Bireuen dalam Lintasan Sejarah Pranala luar Daftar Gampong di Kabupaten Bireuen Situs Resmi Pemerintah Aceh Situs Resmi Pemerintah Kabupaten Bireuen Situs Resmi BPS Kabupaten Bireuen Bireuen Bireuen |}
4625
https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten%20Nagan%20Raya
Kabupaten Nagan Raya
Nagan Raya adalah sebuah kabupaten di Provinsi Aceh, Indonesia. Ibu kotanya Suka Makmue, yang berjarak sekitar 287 km atau 6 jam perjalanan dari Banda Aceh. Kabupaten ini berdiri berdasarkan UU Nomor 4 Tahun 2002, tanggal 2 Juli 2002 sebagai hasil pemekaran Kabupaten Aceh Barat. Kata Nagan memiliki kemiripan dengan nama 5 kecamatan yang ada di kabupaten tersebut, namun secara arti bahasa sampai sejauh ini sama sekali tidak ada dalam kosakata Aceh. Pun, belum terketemukan landasan historis, maupun hasil penelitian yang jelas terkait dari mana penyebutan nama tersebut muncul. Sedangkan Raya berarti besar, menunjuk semua kecamatan yang ada di Nagan, kendati di dalam nama kecamatan tersebut tidak tercantum kata "Nagan", misalnya: Beutoeng, salah satu kecamatan. Geografi Batas wilayah Pemerintahan Daftar Bupati Dewan Perwakilan Kecamatan Potensi Kabupaten Nagan Raya berada di pantai barat Sumatra yang subur dan sangat cocok bagi pertanian, khususnya padi yang terpusat di Kecamatan Seunagan, Seunagan Timur, dan Beutong karena ditunjang oleh Sungai Krueng Beutong dan Sungai Krueng Nagan yang mengalir di wilayah tersebut. Potensi lainnya adalah usaha peternakan dan perkebunan terutama kelapa sawit. Karena sumber daya pertaniannya yang melimpah, maka Nagan Raya dikenal sebagai salah satu lumbung beras utama di Aceh. Bahkan Soeharto, mantan presiden RI pernah berkunjung ke Nagan Raya, sebagai apresiasinya terhadap pertumbuhan hasil pertanian di daerah tersebut (tahun 1987). Sebelum adanya gangguan keamanan pada masa konflik Aceh, Nagan Raya menjadi pusat bagi transmigran yang menghidupkan sektor pertanian di kawasan ini. Namun setelah tahun 2001 banyak transmigran yang meninggalkan unit-unit permukimannya karena gangguan dan ancaman dari kelompok sipil bersenjata. Diharapkan setelah kondisi keamanan membaik, para transmigran kembali untuk menyemarakkan perekenomian Nagan Raya, dari sejak kabupaten tersebut belum genap berusia 2 tahun ini. Pariwisata 1. Air Terjun Krueng Isep Gampong Pante Ara, Kecamatan Beutong, Kabupaten Nagan Raya 2. Bendungan Irigasi Nagan Raya Gampong Kede Seumor, Kecamatan Beutong, Kabupaten Nagan Raya 3. Danau Laut Tadu Gampong Laut Tadu, Kecamatan Tadu Raya, Kabupaten Nagan Raya 4. Pantai Naga Permai Gampong Suak Puntong, Kecamatan Kuala Pesisir, Kabupaten Nagan Raya 5. Pantai Suak Dama Gampong Babah Lueng, Kecamatan Tripa Makmur, Kabupaten Nagan Raya 6. Pantai Nagaya Gempong, Gampong Kuala Trang, Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya 7. Pantai Seunagan Gampong Kubang Gajah, Kecamatan Kuala Pesisir, Kabupaten Nagan Raya 8. Makam Habib Sayid Ibrahim atau Habib Sayid Athaf di Gampong Kuta Aceh, Kecamatan Seunagan, Kabupaten Nagan Raya 9. Makam Habib Abdurrahim bin Sayid Abdul Qadir (Habib Seunagan) Gampong Pulo Ie, Kecamatan Seunagan, Kabupaten Nagan Raya 10. Makam Sayid Muhammad Yasin bin Habib Sayid Abdurrahim di Gampong Pulo Ie Kecamatan Seunagan, Kabupaten Nagan Raya 11. Makam Habib Muda Seunagan, Gampong Peulekung, Kecamata Seunagan Timur, Kabupaten Nagan Raya 12. Makam Habaib Padang Seutui Gampong Blang Ara, Kecamatan Seunagan Timur, Kabupaten Nagan Raya 13. Makam Syaikh Abdul Qahar Seumot Gampong Seumot, Kecamatan Beutong, Kabupaten Nagan Raya 14. Panorama Singgah Mata Kecamatan Beutong Ateuh Banggalang, Kabupaten Nagan Raya 15. Masjid Syaikunna Gampong Gudang Buloh Kecamatan Seunagan, Kabupaten Nagan Raya (masjid bersejarah yang didirikan oleh Sayid Abdurrani. 16. Masjid Jamik Habib Musa Seunagan di Gampong Peuleukung, Kecamatan Seunagan Timur, Kabupaten Nagan Raya Transportasi Jarak Bandara Cut Nyak Dhien Nagan Raya ke ibu kota Nagan Raya kurang lebih 25 km, sedangkan ke Meulaboh 40 km. Transportasi ke kedua tempat tersebut tersedia sepanjang waktu dengan kualitas jalan yang sangat baik. Untuk kendaraan umum, kendaraan yang menjadi andalan masyarakat Nagan adalah "Labi-Labi" untuk mobilitas dalam kabupaten juga untuk menghubungkan Nagan Raya dengan kabupaten tetangga, Aceh Barat. Kesehatan Nagan Raya mempunyai 1 RSUD Sultan Iskandar Muda Tipe C (Dokter Spesialis, Dokter Umum dan Dokter Gigi), 10 Puskemas, dan 1 Klinik Pratama Mantri Doi yang terletak dipinggir jalan raya, sehingga mudah diakses. Komunikasi Wilayah kabupaten ini juga terdapat sarana telekomunikasi BTS Telkomsel, Indosat Ooredoo Hutchison, 3 (telekomunikasi) dan IM3. Di Dinas Kesehatan terdapat akses internet 24 jam, menggunakan satelit, donasi dari IOM. Referensi Pranala luar Situs Resmi Pemerintah Aceh Situs Resmi Pemerintah Kabupaten Nagan Raya Situs Resmi BPS Kabupaten Nagan Raya UU RI No.4 Tahun 2002 Kabupaten Nagan Raya. Harian Kompas, 3 Maret 2004 Berharap Transmigran Kembali ke Nagan Raya. Harian Kompas, 3 Maret 2004 Nagan Raya Nagan Raya
4626
https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten%20Simeulue
Kabupaten Simeulue
Kabupaten Simeulue adalah sebuah wilayah kabupaten yang terletak di di Aceh, Indonesia. Ibu kota kabupaten ini terletak di Sinabang. Kabupaten ini berada kurang lebih 150 km dari lepas pantai barat Aceh, Kabupaten Simeulue berdiri tegar di Samudra Hindia. Kabupaten Simeulue merupakan pemekaran dari Kabupaten Aceh Barat sejak peningkatan status pada tahun 1996 dan peresmian pada tahun 1999, dengan harapan pembangunan semakin ditingkatkan di kawasan ini. Sejarah Ibu kota Kabupaten Simeulue adalah Sinabang, kalau diucapkan dengan logat daerah adalah Si Navang yang berasal dari legenda Navang. Navang adalah seorang pembuat garam masa dulu di daerah Babang (pintu masuk teluk Sinabang). Dulunya Navang membuat garam dengan membendung air laut yang masuk ke pantai Babang, kemudian dikeringkan lalu menjadi garam. Garam Navang lambat laun menjadi dikenal di sekitar Ujung Panarusan sampai ke Lugu. Jika penduduk membutuhkan garam, maka mereka akan menuju Si Navang, yang lambat laun konsonan "V" pada Navang berubah menjadi Nabang. Sementara Sibigo ibu kota kecamatan Simeulue Barat berasal dari kata/kalimat CV dan Co karena masa-masa penjajahan dulu, Sibigo adalah lokasi perusahaan pengolahan kayu rasak–sejenis kayu sangat keras setara dengan jati–yang dikirim ke Belanda melalui laut. Karena posisi geografisnya yang terisolasi dari Pulau Sumatra, hiruk-pikuk konflik di Aceh daratan tidak pernah berimbas di kawasan ini, bahkan tidak ada pergerakan GAM di kawasan kepulauan ini. Peningkatan status Simeulue menjadi Kabupaten telah dirintis sejak lama dan lahir dari keinginan luhur masyarakat Simeulue sendiri yaitu melalui prakarsa sejumlah tokoh dan segenap komponen masyarakat. Tonggak sejarah perjuangan ini dimulai sejak Kongres Rakjat Simeulue yang sedianya dilaksanakan pada tahun 1956, namun terkendala saat itu dan baru dilaksanakan pada tahun 1957. Salah satu bukti sejarah yang masih ada saat ini adalah dokumen Hasil Putusan Kongres Rakjat Kewedanaan Simeulue (Dok Rasmal Kahar) dan sebuah spanduk usang pelaksanaan kongres tersebut yang telah lusuh dimakan usia. Saat itu Gubernur Aceh, Prof. Ali Hasjmi melakukan kunjungan ke Simeulue pada tahun 1957 sebagai wujud dukungan dia terhadap isi pernyataan Kongres Rakjat Simeulue dalam upaya peningkatan status Simeulue. Kemudian pada tahun 1963 kembali diadakan musyawarah Luan Balu dan dilanjutkan Musyawarah Rakyat Simeulue dan tahun 1980, di mana hasil semua pertemuan tersebut hanya ada satu kata dan satu tekad bahwa Simeulue harus berubah status menjadi Kabupaten Otonom. Seiring dengan perjalanan waktu, perjuangan tetap diteruskan oleh tokoh-tokoh masyarakat Simeulue, sehingga atas perjuangan yang begitu gigih dan tak kenal lelah tersebut, kita memperoleh dukungan dari berbagai pihak yaitu dari DPRD Tingkat I Aceh dan DPRD Tingkat II Aceh Barat. Perkembangan selanjutnya setelah Drs. H. Muhammad Amin dilantik menjadi Pembantu Bupati Simeulue, upaya ini terus digulirkan dengan sungguh-sungguh dan terbukti pada tahun 1995 Gubernur Aceh menurunkan tim pemutakhiran data ke Simeulue yang diikuti dengan kedatangan Dirjen Bangda ke Simeulue pada tanggal 12 Desember 1995. Sebagai akhir dari perjalanan ini, yaitu dengan datangnya Dirjen PUOD, DPODS, dan Komisi II DPR-RI pada tanggal 30 Maret 1996 dan mengadakan rapat umum di depan pendopo Pembantu Bupati Simeulue. Di mana pada saat itu, J. Sondakh selaku Ketua Komisi II DPR-RI mengatakan rapat hari ini seakan-akan sidang DPR-RI di luar gedung karena lengkap dihadiri oleh empat fraksi yaitu: Fraksi Golkar, PPP, PDI dan Fraksi Utusan Daerah dan dia berjanji dalam waktu tidak begitu lama Simeulue akan ditingkatkan statusnya. Alhamdulillah berkat Rahmat Allah SWT, akhirnya hasil dari semua kunjungan tersebut serta niat dan doa yang tulus dari seluruh masyarakat Simeulue, Presiden Republik Indonesia Bapak H. Mohammad Soeharto pada tanggal 13 Agustus 1996 menandatangani PP 53 tahun 1996 tentang peningkatan status wilayah Pembantu Bupati Simeulue menjadi Kabupaten Administratif Simeulue. Selanjutnya pada tanggal 27 September 1996 bertempat di DPRD Provinsi Daerah Istimewa Aceh, Kabupaten Administratif Simeulue diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri Bapak Yogie S. Memet sekaligus melantik Drs. H. Muhammad Amin sebagai Bupati Kabupaten Administratif Simeulue. Simeulue telah berubah status meskipun masih bersifat administratif, seluruh masyarakat menyambut gembira disertai rasa syukur menggema dari Ujung Batu Belayar hingga batu Si Ambung-Ambung. Kabupaten yang dianggap mimpi oleh sebagian masyarakat selama ini telah hadir nyata dalam kehidupan masyarakat Simeulue. Status baru ini telah menambah semangat yang tinggi untuk berjuang menggapai satu tahap lagi yaitu daerah otonom. Untuk mencapai usaha itu segala potensi dikerahkan, pikiran dan tenaga dicurahkan, keringat bercucuran di mana semua anak pulau bahu membahu dan disertai dengan doa yang senantiasa dipanjatkan demi sebuah cita-cita. Akhirnya Allah SWT mengabulkan apa yang diinginkan, sehingga melalui UU No. 48 Tahun 1999 lahirlah Kabupaten Simeulue dan Kabupaten Bireun sebagai Kabupaten Otonom dalam Pemerintahan Indonesia. Kemudian pada tanggal 12 Oktober 1999 Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Ad Interim Faisal Tanjung meresmikan lahirnya Kabupaten Simeulue dan tanggal inilah yang dijadikan sebagai hari jadi Kabupaten Simeulue yang setiap tahunnya diperingati. Pemerintahan Daftar Bupati Dewan Perwakilan Kecamatan Pembentukan DPRK Simeulue Pembentukan DPRD Simeulue perdana dilakukan melalui upaya yang serius, melalui sebuah tim yang mewakili unsur Pemerintah dan Partai Politik adalah sebagai berikut: Drs. Safii Agur ; Unsur Pemerintah (Kakansospol) Sebagai Ketua Tim, Satria Mandala, Golkar ; sekretaris, H. Umar Darwis, PPP ; Anggota, TM. Hasbi Mahmud, PAN ; anggota, H. Azharuddin Agur, S. Pd, Golkar ; Anggota, Maruddin Hadiar, BBA FKPPI ; Anggota, Rasyidinsyah, PDIP ; Anggota, M. Noor H, PAN ; Anggota, Drs. Rusdam. MD, PKB ; Anggota, Periode pertama DPRD Kabupaten Simeulue diketuai oleh Azharuddin Agur, S. Pd dengan para wakil ketua adalah Umar Darwis dan Rasyidinsyah. Kemudian digantikan oleh Rapian, SE, setelah Rasyidinsyah meninggal dunia). Untuk periode ke dua diketuai oleh Muhammad Daudsyah dengan wakil ketua Drs. H. Mandar M. Adam dan H. TM. Hasbi Mahmud. Pada periode ke 3 DPRK Simeulue dipimpin oleh H. Aryaudin dengan wakil ketua M. Asdarmansyah Mas, SE dan Iduarmin MK, SH (digantikan oleh Hasdian Yasin, SP setelah Iduarmin meninggal dunia). Penduduk Hampir seluruh penduduk kepulauan ini beragama Islam. Penduduk kawasan ini juga berprofil seperti orang Cina, dengan kulit kuning dan sipit dan mempunyai bahasa yang berbeda dengan Aceh daratan. Bahasa Terdapat tiga bahasa utama yang dominan dalam pergaulan sehari-hari yakni bahasa Devayan, bahasa Sigulai, dan bahasa Leukon. Bahasa Devayan umumnya digunakan oleh penduduk yang berdomisili di Kecamatan Simeulue Timur, Teupah Selatan, Teupah Barat, Simeulue Tengah dan Teluk Dalam. Bahasa Sigulai umumnya digunakan penduduk di Kecamatan Simeulue Barat, Alafan dan Salang. Sedangkan bahasa Leukon digunakan khususnya oleh penduduk Desa Langi dan Lafakha di Kecamatan Alafan. Selain itu digunakan juga bahasa pengantar (lingua franca) yang digunakan sebagai bahasa perantara sesama masyarakat yang berlainan bahasa di Simeulue yaitu bahasa Jamu atau Jamee (tamu), awalnya dibawa oleh para perantau niaga dari Minangkabau dan Mandailing. Budaya Masyarakat Simeulue mempunyai adat dan budaya tersendiri berbeda dengan saudara-saudaranya di daratan Aceh, salah satunya adalah seni Nandong, suatu seni nyanyi bertutur diiringi gendang tetabuhan dan biola yang ditampilkan semalam suntuk pada acara-acara tertentu dan istimewa. Terdapat pula seni yang sangat digemari sebagian besar masyarakat, seni Debus, yaitu suatu seni bela diri kedigjayaan kekebalan tubuh terutama dari tusukan bacokan pedang, rencong, rantai besi membara, bambu, serta benda-benda tajam lainnya, dan dari seni ini pulalah para pendekar Simeulue acap diundang ke mancanegara. Lembaga Adat Lembaga Adat adalah suatu organisasi kemasyarakatan adat yang dibentuk oleh suatu masyarakat hukum adat tertentu mempunyai wilayah tertentu dan mempunyai harta kekayaan tersendiri  serta berhak dan berwenang untuk mengatur dan mengurus  serta menyelesaikan hal-hal yang berkaitan dengan adat Aceh. Sama halnya seperti fungsi lembaga adat di daratan Aceh, Lembaga adat di Simeulue juga berfungsi sebagai wahana partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan, pembinaan masyarakat, dan penyelesaian masalah-masalah sosial kemasyarakatan. Lembaga adat di Simeulue antara lain: Majelis Adat Aceh Simeulue; Kepala Mukim; Imam chik; Kepala Desa atau keuchik; Imam meunasah; Keujruen blang; Panglima laot; Panglima Laot Lembaga Adat Laot adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Lembaga Adat Laot dipimpin oleh seorang Panglima Laot untuk mangatur adat istiadat dibidang pesisir dan kelautan. Di Simeulue, lembaga adat laot terdiri dari: Lembaga Adat Laot Kabupaten; Lembaga Adat Laot Kecamatan; Lembaga Adat Laot Desa. Ekonomi Peternakan Salah satu andalan Kabupaten Simeulue yang menjadi ciri khas adalah kerbau simeulue yang meski ukurannya kecil, namun rasa dagingnya lebih manis daripada kerbau di daratan Sumatra. Kerbau ini banyak dijual keluar Pulau Simeulue dan, karena kualitasnya prima, harganya pun menjadi tinggi. Kelautan Di dalam satu dasawarsa terakhir hasil pulau Simeulue yang sangat terkenal adalah Lobster (udang laut) yang cukup besar ukurannya dan telah diekspor ke luar daerah seperti Medan, Jakarta dan bahkan ke luar negeri hingga Singapura dan Malaysia. Perkebunan Kabupaten ini terkenal dengan hasil cengkihnya dimasa lalu era tahun 1970 s/d 1990. Hasil perkebunan rakyat lainnya di antaranya adalah kopra yang berasal dari pohon kelapa yang tumbuh subur di sepanjang pantai Pulau Simeulue, selain itu ada perkebunan kelapa sawit milik Pemerintah Daerah bernama Perusahaan Daerah Kelapa Sawit (PDKS) yang terdapat di Kecamatan Teluk Dalam dan Teupah Selatan. Kehutanan Sedangkan hasil hutan yang menjadi sumber utama pabrik meubel di Cirebon, Jawa Barat adalah rotan. Diharapkan pula dalam tahun 2008 hasil perkebunan kelapa sawit murni milik rakyat dan swakelola Pemerintah Kabupaten Simeulue akan membuahkan hasil yang nantinya diharapkan dapat meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten Simeulue. Pariwisata Simeulue memiliki potensi wisata yang cukup menarik. yaitu" Wisata selancar, berada di pantai Matanurung, Pantai Nancala, Batu Rundung, Pulau Teupah dll. Wisata Pantai, yaitu Pantai Busung, Ganting, Pantai Pasir Tinggi, Alafan, Along dll. Danau, yaitu Danau Air Tawar Teluk Dalam, Danau Laulo dll. Bahari, Pulau Siumat, Pulau Simanaha, Pulau Teupah, Pulau Batu Berlayar, dll. Minyak Bumi Badan Pengkajian Penerapan Teknologi (BPPT) dan Lembaga Riset Geologi dan Kelautan Jerman (BGR) menemukan potensi minyak (hidrokarbon) dalam jumlah sangat besar di perairan timur laut Pulau Simeulue, Provinsi Aceh. Prediksi sementara jumlah kandungan minyak yang ada sekitar 107,5-320,79 miliar barel. "Temuan ini hasil riset kami dengan Kapal Riset Sonne, yang tujuan awalnya untuk mengetahui detail deformasi struktur geologi di daerah busur muka (fore arc) pasca tsunami 26 Desember 2004," kata Dr Yusuf Surachman, Direktur Pusat Teknologi Inventarisasi Sumber Daya Alam BPPT, di Jakarta, Senin (11/2) seperti dikutip Antara. Dibandingkan dengan cadangan minyak bumi milik Arab Saudi yang volumenya mencapai 264,21 miliar barrel. Temuan itu, menurut Yusuf, sangat signifikan. Sedangkan nilai volume di perairan timur laut Pulau Simeulue itu dihitung minimal 17,1 x 109 m³ dan maksimal volume total 51 x 109 m³. "Perkiraan volume berdasar volume reservoir yang dihitung atas dasar sejumlah asumsi, yakni seismik dua dimensi, karbonat build-up berbentuk melingkar, faktor pengali elongasi antara 0,5-1,5 dan porositas 30 persen," ujarnya. Kebudayaan Smong Masyarakat Simeulue menyampaikan peringatan tradisional tsunami melalui "tutur" secara turun temurun dari generasi ke generasi melalui cerita, nanga-nanga, sikambang dan nandong (seni tradisional Simeulue berupa dendang). Smong (nama lain dari tsunami dalam bahasa Simeulue), adalah sebuah bentuk pemahaman budaya yang telah mengalami proses pengendapan berpuluh tahun dalam memori kolektif masyarakat Pulau Simeulue. Karena telah menjadi memori kolektif maka smong telah menjadi bagian dari jati diri masyarakat Simeulue. Potongan syair tentang itu dapat ditemukan pada senandung pengantar tidur anak-anak di Pulau Simeulue. Istilah smong dikenal masyarakat Simeulue setelah tragedi tsunami pada hari Jumat, 4 Januari 1907. Gempa disertai tsunami dahsyat yang terjadi di wilayah perairan Simeulue masih pada zaman penjajahan Hindia Belanda. Kejadian tsunami ini tercatat dalam buku berbahasa Belanda S-GRAVENHAGE, MARTINUSNIJHOF, tahun 1916 yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Saat itu masyarakat Simeulue belum mengetahui perihal tsunami ini, laut yang tiba-tiba surut pasca gempa menjadi daya tarik bagi masyarakat pesisir pantai, karena ditemukannya banyak ikan-ikan yang terdampar. Sebagian besar penduduk pesisir berlarian ke arah pantai dan berebut ikan-ikan yang terdampar tersebut, namun secara mengejutkan tiba-tiba kemudian datanglah tsunami yang menderu-deru dari arah laut lepas, sebagian besar masyarakat meninggal atas kejadian itu. Dan sebagian yang selamat, menjadi saksi mata atas kejadian smong dan menuturkannya untuk generasi mendatang agar berhati-hati terhadap kejadian serupa. Pada saat gempa dan tsunami Aceh tahun 2004 yang lalu di seluruh wilayah Kabupaten Simeulue lebih dari 1.700 rumah hancur tersapu tsunami, akan tetapi jumlah korban jiwa yang meninggal adalah 6 jiwa. Apabila diperkirakan di Pulau Simeulue rata-rata penghuni satu rumah adalah 5 jiwa, maka jumlah total manusia yang rumahnya diterjang tsunami lebih dari 8.500 jiwa. Atau sekitar 10 % dari total jumlah penduduk Kabupaten Simeulue. Hal ini berarti pada saat itu ada proses evakuasi besar-besaran dalam kurun waktu kurang dari 10 menit secara serempak di seluruh wilayah pantai Pulau Simeulue yang panjang garis pantainya mencapai 400 km. Mengingat bahwa infrastruktur telekomunikasi di Kabupaten Simeulue sangat terbatas maka peristiwa mobilisasi massa tersebut adalah peristiwa yang luar biasa. Kejadian serupa itu hanya dapat dilakukan oleh sebuah pemahaman bersama yang kuat dengan persepsi yang sama terhadap satu objek tertentu. Sehingga pada saat kejadian yang sangat genting hal ini telah menjadi pengetahuan umum yang merata, yang dengan hanya satu sandi tertentu yang diucapkan maka hal tersebut akan menjadi gerakan massa yang sangat masif yang bergerak dengan kecepatan tinggi secara bersama-sama, walaupun mereka berada pada daerah yang terpisah-pisah. Kata "smong" adalah kata sandi yang dipahami bersama oleh seluruh penduduk Pulau Simeulue untuk melukiskan terjadinya gelombang raksasa setelah terjadinya gempa besar. Mereka bukan hanya memahami kata tersebut saja, tetapi juga mereka memahami tindakan apa yang harus dilakukan apabila peristiwa tersebut terjadi. Ditengah tidak adanya sistem peringatan dini tsunami yang memadai, budaya smong yang merupakan salah satu bentuk kearifan lokal (local wisdom) masyarakat Kabupaten Simeulue telah mengambil alih fungsi teknologi. Dan terbukti pula budaya ini telah meyelamatkan masyarakat Kabupaten Simeulue dari bencana yang lebih besar. Masyarakat dunia yang juga mengetahui lemahnya sistem peringatan dini tsunami di sepanjang pantai barat Sumatra takjub melihat keajaiban yang terjadi di Pulau Simeulue. Hal ini kemudian mendorong masyarakat dunia melalui ISDR (International Strategy for Disaster Reduction) memberikan penghargaan Sasakawa Award kepada masyarakat Kabupaten Simeulue. ISDR adalah lembaga dibawah Perserikatan Bangsa-bangsa (United Nations) yang memberikan perhatian pada upaya-upaya masyarakat mengurangi kerusakan dan kerugian akibat bencana. Penghargaan tersebut diterima langsung oleh Bupati Simeulue Drs. H. Darmili mewakili seluruh masyarakat Kabupaten Simeulue pada tanggal 12 Oktober 2005 yang lalu di Bangkok, Thailand. Penghargaan tersebut adalah wujud pengakuan dunia internasional pada kekuatan budaya smong sebagai sistem peringatan dini tsunami. Budaya smong semakin menemukan pengakuan ditengah kondisi bahwa sebelum tsunami 26 Desember 2004, tidak ada sistem peringatan dini tsunami di sepanjang pantai barat Sumatra yang sangat rawan gempa dan tsunami. Ditinjau dari sisi linguistik, terbentuknya kata smong cukup dekat dengan bunyi yang mendengung saat ombak menyerang bergulung-gulung. Di masyarakat Simeulue, smong berarti ombak besar yang datang bergulung-gulung yang didahului oleh gempa yang sangat besar. Fenomena yang dikenal masyarakat dunia dengan istilah tsunami. Pemahaman tentang smong ini tertanam kuat dalam memori masyarakat Simeulue dari anak-anak sampai orang tua. Kuatnya penanaman smong dalam ingatan masyarakat Simeulue menunjukkan bahwa smong telah mengalami proses pengendapan yang lama sehingga lambat laun menjadi memori kolektif dalam bentuk sistem nilai masyarakat. Dalam sistem masyarakat Simeulue, penyampaian sebuah pesan sampai tertanam menjadi memori kolektif masyarakat hanya bisa dilakukan melalui media lisan. Nandong sebagai sebuah seni tradisi lisan masyarakat Simeulue memegang fungsi penting dalam membangun memori kolektif tersebut. Dengan demikian nandong dalam masyarakat Simeulue tidak hanya menjalankan fungsi klasik pantun atau syair yaitu sebagai media penyampai isyarat, pendidikan, pencatat sejarah dan hiburan. Nandong telah sampai pada fungsi tertinggi budaya lisan yaitu pembangun memori kolektif masyarakat. Fungsi ini yang membuat nandong efektif membangun perilaku masyarakat Simeulue dalam merespon fenomena alam gempa bumi yang diikuti tsunami. Berikut ini pantun atau syair tentang smong dalam bahasa Simeulue yang disampaikan secara turun temurun dalam menyikapi kewaspadaan dini terhadap kejadian tsunami: Bencana alam Gugusan Kepulauan Simeulue yang terdiri beberapa pulau besar dan kecil (± 40 buah) berada tepat di atas persimpangan tiga palung laut terbesar dunia, yakni pada pertemuan lempeng Asia dengan lempeng Australia dan lempeng Samudera Hindia. Sehingga pada saat terjadinya gempa bumi dan tsunami tanggal 26 Desember 2004 yang ber-episentrum di ujung barat Pulau Simeulue, pulau ini mengalami kerusakan sarana prasarana sangat parah. Namun jumlah korban jiwa akibat peristiwa tersebut relatif minim, hal ini disebabkan masyarakat setempat sudah mengenal secara turun temurun peristiwa yang disebut sebagai smong,karena peristiwa serupa yakni tsunami pernah terjadi pada tahun 1907 sehingga apabila terjadi gempa besar diikuti oleh surutnya air laut dari bibir pantai secara drastis dan mendadak, maka otomatis tanpa disuruh seluruh penduduk, tua muda, besar kecil laki-laki dan perempuan beranjak meninggalkan lokasi menuju tempat-tempat ketinggian atau perbukitan guna menghindar dari terjangan smong atau tsunami tersebut. Referensi Pranala luar UURI No.48 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Simeulue Hasil Sensus Penduduk 2010: Data Agregat per Kecamatan di Kabupaten Simeulue Simeulue Simeulue
4627
https://id.wikipedia.org/wiki/Kota%20Lhokseumawe
Kota Lhokseumawe
Lhokseumawe () adalah sebuah kota yang berada di provinsi Aceh, Indonesia. Kota ini berada persis di tengah-tengah jalur timur Sumatra. Berada di antara Banda Aceh dan Medan, sehingga kota ini merupakan jalur vital distribusi dan perdagangan di Aceh. Pada tahun 2021, jumlah penduduk kota Lhokseumawe sebanyak 190.903 jiwa dengan kepadatan 1.054 jiwa/km². Kota Lhokseumawe, Aceh, dengan ketinggian 2-24 meter di atas permukaan laut memiliki luas wilayah 181,06 km² yang dibagi dalam 4 kecamatan yaitu Kecamatan Blang Mangat dengan luas wilayah 56,12 km², Kecamatan Muara Dua luas wilayah 57,80 km², Kecamatan Muara Satu luas wilayah 55,90 km² dan Kecamatan Banda Sakti luas wilayah 11,24 km². Keempat kecamatan ini terdiri dari 9 kemukiman dan 68 desa/gampong. Sejarah Secara etimologi Lhokseumawe berasal dari kata Lhok dan Seumawe. Dalam Bahasa Aceh, Lhok dapat berarti dalam, teluk, palung laut, dan Seumawe bermaksud air yang berputar-putar atau pusat mata air pada laut sepanjang lepas pantai Banda Sakti dan sekitarnya. Keberadaan kawasan ini tidak lepas dari kemunculan Kerajaan Samudera Pasai sekitar abad ke-13, kemudian kawasan ini menjadi bagian dari kedaulatan Kesultanan Aceh sejak tahun 1524. Zaman Kolonial Sebagian warga masih menyebut Lhokseumawe sebagai Kota Petro Dolar, seiring masa kejayaan Mobil Oil, PT Arun, dan sejumlah proyek vital lainnya di Lhokseumawe. Kawasan ini sudah memainkan perannya sejak kemunculan Kerajaan Samudera Pasai sekitar abad ke-13. Lhokseumawe terus memainkan peran penting saat menjadi bagian dari kedaulatan Kesultanan Aceh sejak tahun 1524, masa kolonial dan perang kemerdekaan. Peran penting Kota Lhokseumawe dalam sejarah Aceh bisa terlihat dari banyaknya situs bersejarah (dari abad 11 M-20 M) di seantero kota yang membawahi lima kecamatan ini. Di antaranya, tiang gantung atau tempat Teuku Chik Di Tunong dieksekusi, Benteng Tentara Jepang, Makam Teungku Lhokseumawe, Makan Tgk Chik Ditunong. Meriam Belanda, Tugu Perlawanan Tentara Indonesia melawan Tentara Belanda, Makam Putro Neng, Makam Tgk Syiah Hudam. Gua Ibrahim Tapa, Cot Bukulah, Gua Jepang, Makam Tgk Chik Di Paloh, Makam Tgk Jrat Meuindram, Makam Tgk Chik Buket Bruek Krueng, Rumah Adat Ule Balang, Tugu TKR melawan tentara Jepang, Tugu Syahid Tgk Abdul Jalil Cot Plieng dan makam prajuritnya, Mon Tujoh, Makam Mualim Taufiq Shaleh, Makam Tgk Batee Meutarah, dan kawasan sumur Tgk di Mon Lhok. Sayangnya, belum banyak upaya untuk melestarikan situs-situs bersejarah ini. Padahal, jika dikelola secara profesional dan dikemas secara menarik, semua situs bersejarah ini dapat menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk berkunjung ke Kota Lhokseumawe. Sejumlah rujukan juga mengarahkan bahwa sektor wisata (sejarah) akan memberikan pendapatan dalam jangka panjang, dibandingkan dengan ekploitasi hasil alam. Hanya perlu kemauan dan inovasi bagi kita untuk mengelola warisan orang terdahulu. Sebelum abad ke-20, negeri ini telah diperintah oleh Uleebalang Kutablang. Tahun 1903, setelah perlawanan pejuang Aceh terhadap penjajah Belanda melemah, Aceh mulai dikuasai dan dijajah Belanda. Lhokseumawe menjadi daerah taklukan dan mulai saat itu status Lhokseumawe menjadi Bestuur Van Lhokseumawe dengan Zelf Bestuurder adalah Teuku Abdul Lhokseumawe yang tunduk di bawah Aspiran Controeleur. Di Lhokseumawe, berkedudukan juga Wedana serta Asisten Residen atau Bupati. Pada dasawarsa kedua abad ke-20 itu, di antara seluruh daratan Aceh, Kota Lhokseumawe sebagai salah satu pulau kecil dengan luas sekitar 11 km² yang dipisahkan dengan Sungai Krueng Cunda diisi bangunan-bangunan Pemerintah Umum, Militer, dan Perhubungan Kereta Api oleh Pemerintah Belanda. Pulau kecil dengan desa-desa (Gampong) Kampung Keude Aceh, Kampung Jawa, Kampung Kutablang, Kampung Mon Geudong, Kampung Teumpok Teungoh, Kampung Hagu, Kampung Uteuen Bayi, dan Kampung Ujong Blang yang keseluruhannya baru berpenduduk 5.500 jiwa secara jamak di sebut Lhokseumawe. Bangunan demi bangunan mengisi daratan ini sampai terwujud embrio kota yang memiliki pelabuhan, pasar, stasiun kereta api dan kantor-kantor lembaga pemerintahan. Masa Kemerdekaan Pada tanggal 21 September dan 22 September 1953, Pasukan DI/TII menyerang Lhokseumawe sebanyak dua kali. Kedua serangan tersebut digagalkan oleh TNI. Sejak Proklamasi Kemerdekaan, Pemerintahan Negara Republik Indonesia belum terbentuk sistemik sampai kecamatan ini. Pada mulanya Lhokseumawe digabung dengan Bestuurder Van Cunda. Penduduk didaratan ini makin ramai berdatangan dari daerah sekitarnya seperti Buloh Blang Ara, Matangkuli, Blang Jruen, Lhoksukon, Nisam, cunda serta Pidie. Pada tahun 1956, dengan Undang-Undang Darurat Nomor 7 Tahun 1956, terbentuk daerah-daerah otonom kabupaten-kabupaten dalam lingkup daerah Provinsi Sumatera Utara, di mana salah satu kabupaten diantaranya adalah Aceh Utara dengan ibu kotanya Lhokseumawe. Pada tahun 1964, dengan Keputusan Gubernur Daerah Istimewa Aceh Nomor 34/G.A/1964 tanggal 30 November 1964, ditetapkan bahwa kemukiman Banda Sakti dalam Kecamatan Muara Dua, dijadikan Kecamatan tersendiri dengan nama Kecamatan Banda Sakti. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan di Daerah, status Lhokseumawe berpeluang ditingkatkan menjadi Kota Administratif. Pada tanggal 14 Agustus 1986, dengan Peraturan Daerah Nomor 32 Tahun 1986 Pembentukan Kota Administratif Lhokseumawe ditandatangani oleh Presiden Soeharto, dan diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri Soeparjo Roestam pada tanggal 31 Agustus 1987. Dengan adanya hal tersebut maka secara de jure dan de facto Lhokseumawe telah menjadi Kota Administratif dengan luas wilayah 253,87 km² yang meliputi 101 desa dan 6 kelurahan yang tersebar di lima kecamatan yaitu: Kecamatan Banda Sakti, Kecamatan Muara Dua, Kecamatan Dewantara, Kecamatan Muara Batu, dan Kecamatan Blang Mangat. Sejak Tahun 1988 gagasan peningkatan status Kotif Lhokseumawe menjadi Kotamadya mulai diupayakan sehingga kemudian lahir UU Nomor 2 Tahun 2001 tentang Pembentukan Kota Lhokseumawe tanggal 21 Juni 2001 yang ditandatangani Presiden RI Abdurrahman Wahid, yang wilayahnya mencakup tiga kecamatan, yaitu: Kecamatan Banda Sakti, Kecamatan Muara Dua, dan Kecamatan Blang Mangat. Pada tahun 2006, kecamatan Mura Dua mengalami pemekaran menjadi Kecamatan Muara Dua dan Muara Satu sehingga jumlah kecamatan di Kota Lhokseumawe menjadi empat kecamatan. Geografi Penggunaan lahan terbesar di Kota Lhokseumawe adalah untuk permukiman seluas 10 877 ha atau sekitar 60% dari luas yang ada. Kebutuhan lahan yang menonjol adalah untuk usaha kebun campuran 4.590 ha atau sekitar 25,35%, di samping untuk kebutuhan persawahan seluas 3 747 ha atau sekitar 21%. Untuk kebutuhan perkebunan rakyat telah dimanfaatkan seluas 749 ha atau sekitar 4% dan untuk lain–lainnya. Batas Wilayah berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2001, tanggal 21 Juni 2001 Lhokseumawe ditetapkan statusnya menjadi kota dengan batas-batas wilayah: Iklim Wilayah kota Lhokseumawe memiliki iklim muson tropis (Am) dengan dua musim yang jelas, yaitu musim kemarau dan musim penghujan. Suhu udara di wilayah ini cenderung konstan antara 23°–34 °C. Tingkat kelembapan di kota ini pun cenderung tinggi antara 60% hingga 90%. Pemerintahan Daftar Wali kota Dewan Perwakilan Kecamatan Kesehatan Rumah sakit Fasilitas Sarana kesehatan yang tersedia di Kota Lhokseumawe terdiri dari: Catatan: Tidak termasuk Perusahaan Swasta, Hanya Data sarana/prasarana Pemerintah dan pegawai pemerintah Jumlah tenaga kesehatan yang tersedia adalah: Pendidikan Jumlah sarana pendidikan umum yang ada di Kota Lhokseumawe sampai dengan tahun 2023, terdiri dari Taman Kanak – kanak 37 unit (swasta 24 unit), Sekolah Dasar sebanyak 72 unit, SLTP 18 unit serta SMU/SMK sebanyak 13 unit, Akademi/Perguruan Tinggi 12 unit. Sarana pendidikan agama yang ada 8 unit Madrasah Ibtidaiyah (5 negeri dan 3 swasta), 6 unit Madrasah Aliyah (1 negeri dan 5 swasta). Di Kota Lhokseumawe memiliki 26 unit Pondok Pasantren dan 189 unit Balai Pengajian. Tempat ibadah Sedangkan sarana peribadatan yang dimiliki Kota Lhokseumawe adalah: Perekonomian Perekonomian Kota Lhokseumawe mengarah pada sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran. Sektor ini semakin meningkat dari tahun ke tahun. Tingkat permintaan penginapan di Kota Lhokseumawe juga terbilang tinggi, karena Kota Lhokseumawe merupakan Kota transit antara Medan dan Banda Aceh. Selain itu, karyawan negeri dan swasta yang bekerja di Kota Lhokseumawe sering mencari penginapan ketika dalam masa penugasan, mengingat karyawan-karyawan tersebut berasal dari luar Kota Lhokseumawe. Berdasarkan hasil penelitian Geologi Departemen Pertambangan dalam wilayah kawasan Kota Lhokseumawe terdapat bahan galian Golongan C berupa batu kapur, tanah timbun dan pasir/kerikil. Di samping itu terdapat juga sumber daya alam berupa gas alam yang pengolahannya dilakukan oleh PT. Arun NGL Co. Sumber daya alam tersebut sudah dieksplorasi sejak tahun 1975 oleh Mobil Oil Indonesia Inc (sekarang ExxonMobil) di Kabupaten Aceh Utara yang selanjutnya dilakukan pengolahan untuk diekspor ke luar negeri, hasil pengolahan gas berupa condensat juga dimanfaatkan oleh Pabrik Aromatix yang dibangun tahun 1998 dan perusahan–perusahaan besar lainnya seperti pabrik pupuk. PT. Kertas Kraft Aceh(PT.KKA), PT. Pupuk Iskandar Muda, PT. Asean Aceh Fertilizer dan EXXON Mobil–Arun berada di sekitar kota ini. Dengan pertumbuhan ekonomi yang pesat dari pabrik-pabrik besar yang dimiliki kota Lhokseumawe, namun tak juga mampu mengangkat derajat kehidupan sebagian besar penduduk asli Lhokseumawe dari bawah garis kemiskinan. Pariwisata Beberapa objek wisata yang dinilai sangat menunjang kemampuan Sektor Pariwisata ke depan antara lain: Pantai Ujong Blang Pantai Rancong Pulau Seumadu Pantai Meuraksa Pantai KP3 Sungai Krueng Cunda Waduk Pusong Taman Riyadhah Kampung P. Ramlee (seniman besar Malaysia, asal Aceh). Taman Ngieng Jioh (Blang Panyang) Bukit Gua Jepang (Blang Panyang) Waduk Jeuleukat Kesemua objek ini dapat menjadi aset bagi dunia Pariwisata Kota Lhokseumawe jika ditata dan dikembangkan dengan lebih menarik. Media Radio Kota Lhokseumawe memiliki beberapa stasiun radio yaitu: Transportasi Objek perhubungan yang menunjang sektor perekonomian antara lain: Darat: Terminal Mobil Bongkar Muat Kandang Terminal Mobil Penumpang type C Keude Aceh Terminal Terpadu type B Lhokseumawe Terminal Terpadu type A Lhokseumawe Stasiun Kereta Api Paloh Lhokseumawe (akan beroperasi di bulan januari 2024) Stasiun Kereta Api Lhokseumawe (direncanakan 2025) Stasiun Kereta Api Blang Mangat Lhokseumawe (direncanakan 2027) Udara: Bandar Udara Malikussaleh Bandar Udara Lhok Sukon Laut: Pelabuhan Laut Kruengeukeuh Referensi Lihat pula Pemerintahan Aceh Lembaga Wali Nanggroe Kawasan Ekonomi Khusus Arun Lhokseumawe Sejarah Aceh Majelis Permusyawaratan Ulama Majelis Adat Aceh Pranala luar Website Pemkot Lhokseumawe Bappeda Kota Lhokseumawe Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum Kota Lhokseumawe Layanan Pengadaan Secara Elektronik Kota Lhokseumawe Lhokseumawe Lhokseumawe Aceh Kota di Sumatra Sumatra
4629
https://id.wikipedia.org/wiki/Pala
Pala
Pala (Myristica fragrans) merupakan tumbuhan berupa pohon yang berasal dari kepulauan Banda, Maluku. Akibat nilainya yang tinggi sebagai rempah-rempah, buah dan biji pala telah menjadi komoditas perdagangan yang penting sejak masa Romawi. Pala disebut-sebut dalam ensiklopedia karya Plinius "Si Tua". Semenjak zaman eksplorasi Eropa pala tersebar luas di daerah tropika lain seperti Mauritius dan Karibia (Grenada). Istilah pala juga dipakai untuk biji pala yang diperdagangkan. Tumbuhan ini berumah dua (dioecious) sehingga dikenal pohon jantan dan betina. Daunnya berbentuk elips langsing. Buahnya berbentuk lonjong seperti lemon, berwarna kuning, berdaging dan beraroma khas karena mengandung minyak atsiri pada daging buahnya. Bila matang, kulit dan daging buah membuka dan biji akan terlihat terbungkus fuli yang berwarna merah. Satu buah menghasilkan satu biji berwarna putih ketika masih muda dan berwarna coklat gelap apabila sudah matang. Pemanfaatan buah pala bisa berupa biji, salut bijinya (arillus), dan daging buahnya. Dalam perdagangan, salut biji pala dinamakan fuli, atau dalam bahasa Inggris disebut mace, dalam istilah farmasi disebut myristicae arillus atau macis). Daging buah pala dinamakan myristicae fructus cortex. Tanaman pala merupakan tanaman yang cukup lama pertumbuhannya hingga pemanenan. Panen pertama dilakukan 7 sampai 9 tahun setelah pohonnya ditanam dan mencapai kemampuan produksi maksimum setelah 25 tahun. Tumbuhnya dapat mencapai 20m dan usianya bisa mencapai ratusan tahun. Sebelum dipasarkan, biji dijemur hingga kering setelah dipisah dari fulinya. Pengeringan ini memakan waktu enam sampai delapan minggu. Bagian dalam biji akan menyusut dalam proses ini dan akan terdengar bila biji digoyangkan. Cangkang biji akan pecah dan bagian dalam biji dijual sebagai pala. Biji pala mengandung minyak atsiri 7-14%. Bubuk pala dipakai sebagai penyedap untuk roti atau kue, puding, saus, sayuran, dan minuman penyegar (seperti eggnog). Minyaknya juga dipakai sebagai campuran parfum atau sabun. Selain itu, tanaman ini juga kaya akan manfaat, diantaranya buah pala yang terdiri dari kulitnya dapat dijadikan bahan tambahan obat pengusir nyamuk; dagingnya yang mengandung banyak nutrisi dapat dijadikan bahan dasar pembuatan berbagai jenis makanan dan minuman seperti manisan, sirup, dan permen; biji dan fulinya sering dijadikan sebagai bahan utama pembuatan minyak atsiri; begitu juga dengan daunnya, namun pada daging buahnya pun sering dijadikan bahan baku minyak atsiri. Kondisi optimal untuk tumbuh dan pembibitan Tanaman pala secara umum dapat tumbuh pada daerah dengan ketinggian sekitar 0-700 mdpl dengan kebutuhan curah hujan yang cukup tinggi yaitu 2000–3500 mm/tahunnya dan kelembapan udara sekitar 50-80 %. Tanaman ini dapat tumbuh biasanya hingga ketinggian pohon 5-15 meter atau bahkan dapat mencapai 30 meter. Pala cocok tumbuh pada suhu udara sekitar 20-30oC dengan struktur tanah tempat tumbuhnya memiliki rentang yang cukup besar yaitu dari tanah padat hingga berpasir serta memiliki derajat keasaman 5,5 – 7. Pada pembibitan tanaman pala biasanya dilakukan pengairan setiap 1-2 kali dalam sehari apabila tidak ada hujan sama sekali disertai penyiangan dari tanaman gulma disekitarnya dan juga perlakuan penggemburan tanah. Dilakukan pula penambahan pupuk tanaman seperti pupuk kandang, pupuk kompos, ataupun pupuk anorganik seperti urea setiap 3 bulan sekali. Pemanenan pala dapat dilakukan sebanyak 3 kali dalam satu tahun, yaitu saat awal musim hujan yang memberikan hasil buah pala dengan kualitas paling baik, lalu pertengahan musim hujan dengan biasanya buah pala yang siap panen berjumlah paling banyak diantara periode lainnya, kemudian jumlah pala siap panen menurun dan dapat dipanen pada akhir musim hujan. Penyebaran Tanaman pala tersebar pada wilayah atau negara yang memiliki iklim tropis termasuk diantaranya Guangdong dan Yunan di Cina, Taiwan, Malaysia, Grenada di Kepulauan Karibia, Kerala di India, Sri Lanka, dan Afrika Selatan, terutama juga di negara asalnya yaitu Indonesia. Pada negara Indonesia, penghasil utama pala ada pada Kepulauan Maluku, Sulawesi Utara, Sumatera Barat, Nanggroe Aceh Darussalam, Jawa Barat, dan Papua. Umur tanaman pala pun cukup panjang bahkan bisa mencapai 100 tahun. Pala di Indonesia Indonesia memasok sekitar 60% dari total kebutuhan pasar pala dunia setiap tahunnya. Jawa Barat merupakan salah satu daerah sentra produksi pala pada tahun 2008 saja tercatat luas areal tanaman pala sekitar 4049 hektar dengan produksi 778 ton dan rata-rata produktivitas tanaman 359 kg/hektar dimana angka tersebut lebih tinggi dibanding produktivitas tanaman pala nasional. Kabupaten Sukabumi dan Bogor merupakan wilayah dengan produksi pala terbesar di Jawa Barat. Selain itu, di Jawa Barat pula telah banyak industri pengolahan pala yang lebih berkembang pesat dibanding daerah lainnya, diantaranya adalah minyak atsiri dan manisan pala Minyak Atsiri Pala dan Analisis Kandungannya Produk utama dari tanaman pala adalah minyak atsiri yang dapat dihasilkan melalui penyulingan dari bahan baku berupa daging buah, biji, dan fuli pala. Pada minyak atsiri mengandung berbagai senyawa, yang paling banyak dan menjadi ciri khas adalah myristicin. Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI 06-2388-2006) syarat kadar myristicin dalam minyak atsiri pala minimal 10%. Myristicin sebenarnya dapat dijadikan sebagai agen insektisida, penambah rasa pada rokok, chemopreventive dan hepatoprotective, namun senyawa ini dapat memberikan efek halusinasi yang sama seperti narkotik. Seiring perkembangan zaman, minyak atsiri pala ini bahkan dijadikan sebagai bahan baku aromaterapi yang bersifat menghilangkan stress karena adanya kandung myristicin-nya. Kandungan myristicin lebih tinggi kadarnya pada daging buah pala dibandingkan dengan biji dan fulinya. Pada SNI 06-2388-2006 pun didapati adanya syarat lain yang harus dimiliki oleh minyak atsiri pala, diantaranya adalah nilai rata-rata indeks bias pada suhu 20oC harus berkisar pada rentang 1,475-1,485. Minyak atsiri pala harus memiliki bau khas pala dengan memiliki warna dari tidak berwarna hingga kuning muda dengan berat jenis 20oC/20oC pada rentang 0,885-0,907. Minyak atsiri pala pun harus larut dengan sempurna dan tetap jernih pada etanol 90% dengan rentang 1:1-1:3. Kelarutan minyak atsiri pada etanol 90% sangat berkaitan dengan jenis komponen kimia yang terkandung didalamnya. Kandungan senyawa terpen teroksigenisasi seperti α-terpineol dam terpinen-4-ol banyak terkandung dalam minyak atsiri pala.Senyawa terpen teroksigenisasi lebih mudah larut dalam alkohol dibanding terpen, sehingga semakin tinggi kandungan terpen maka semakin rendah daya larutnya Telah dilakukan beberapa analisis kandungan senyawa dalam minyak atsiri pala salah satunya dengan pendekatan metabolomik. Analisis dilakukan pada minyak atsiri pala yang berasal dari daging buah menggunakan instrumen Gas chromatography–mass spectrometry (GC-MS) oleh Sipahelut dan Telussa pada tahun 2011. Didapati adanya 21 senyawa yang teridentifikasi diantaranya sebagai berikut. α-thujene α-pinene Camphene β-pinene β-myrcene α-phellandrene Linalool α-terpineol Safrole Myristicin Mutu dan rendemen minyak atsiri dapat ditentukan distilasi atau penyulingannya. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, myristicin merupakan senyawa ciri khas dan menjadi karakteristik utama dalam minyak atsiri pala dengan titik didih paling tinggi diantara senyawa lainnya yaitu 276,5oC. Peningkatan mutu minyak atsiri dapat memanfaatkan pendekatan metabolomik, contohnya dengan membandingkan kadar myristicin juga senyawa lainnya pada berbagai metode distilasi, contohnya distilasi air dan air-uap. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sipahelut dan Telussa pada tahun 2011, metode penyulingan minyak atsiri pala dengan distilasi air menghasilkan lebih banyak myristicin yang terekstraksi karena bahan dasar kontak langsung dengan air mendidih sehingga senyawa lebih mudah keluar dari jaringan bahan. Maka dari itu, mutu minyak atsiri pala dapat dimaksimalkan salah satunya dengan peningkatan kadar myristicin terkekstraksi menggunakan distilasi air. Referensi Galeri Pranala luar Rempah-rempah Hasil hutan non-kayu Myristica it:Myristica fragrans#Seme
4640
https://id.wikipedia.org/wiki/Ode%20an%20die%20Freude
Ode an die Freude
Ode an die Freude adalah puisi Jerman karangan Friedrich Schiller yang diadaptasi ke Simfoni kesembilannya Ludwig van Beethoven dan sekarang menjadi lagu kebangsaan Uni Eropa. Puisi ini mengandung pesan-pesan Humanisme dan mencampurkan unsur-unsur sekuler, pagan dan kristiani. Latar Belakang Lihat: Renaissance, Humanisme, Friedrich Schiller, Romantisisme Penggubah puisi ini adalah Friedrich Schiller, seorang sastrawan, filosof dan sejarawan Jerman abad ke-18. Pada zaman itu, gaya sastra yang naik daun adalah gaya Sturm und Drang (letterlijk: Badai dan Tekanan) yang mencitrakan gairah, energi dan pemberontakan. Karakteristik dari 'Sturm und Drang' adalah kecintaan pada alam, serta penolakan kepada norma-norma Klasik abad ke-18. Di antara para pencetus era "Sturm und Drang" dalam sastra adalah Johann Georg Hamann yang salah-satu buah pikirannya adalah pentingnya individualisme. Beethoven, yang di kemudian hari mengadaptasikan puisi ini ke dalam mahakaryanya, Simfoni kesembilan, merupakan seorang komposer masa peralihan dari musik Klasik ke musik Romantik. Analisis Puisi An die Freude, sesuai dengan nama judulnya, 'Tentang Kebahagiaan', merupakan suatu puisi yang isinya menyerukan kepada kebahagiaan, kebebasan pribadi, serta persaudaraan sesama manusia. Puisi ini juga mengandung unsur-unsur pagan Yunani yang dicampur dengan unsur-unsur Kristiani, hal ini menunjukkan semangat universalisme yang tidak memandang bulu serta dapat pula ditafsirkan sebagai penyatuan unsur-unsur kebudayaan Eropa. Unsur-unsur pagan Yunani yang dimasukkan ke dalam bait-bait puisi ini adalah penggunaan kata 'Götterfunken' (percikan para Dewa), Elysium (surga Yunani) serta 'Zauber' (sihir, mantra). Unsur-unsur ini terdapat pada stanza pertama. Beberapa stanza kemudian, terdapat usnur-unsur Kristiani berupa kata-kata 'Cherub' (suatu golongan malaikat), 'Vater' (Tuhan Bapa), dan Gott (Tuhan). Analisis Setiap Stanza Lagu kebangsaan Uni Eropa
4641
https://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa%20Malta
Bahasa Malta
Bahasa Malta atau bahasa Malti (Lingwa Maltija) adalah sebuah bahasa Semit yang dipertuturkan di Malta, sebuah negara kepulauan kecil yang berada di selatan Italia dan juga merupakan anggota Uni Eropa. Bahasa Malta adalah satu-satunya bahasa Semit yang ditulis dengan huruf Latin. Bahasa ini sebenarnya mempunyai banyak kemiripan dengan Bahasa Arab, bahkan nyaris serupa dengan varian bahasa Arab di Afrika Utara. Hal ini ditengarai dengan banyaknya kesamaan kosakata antara kedua bahasa tersebut. Meskipun bahasa Malta adalah sebuah bahasa Semit, tetapi kosakatanya banyak dipengaruhi oleh bahasa-bahasa Roman, seperti bahasa Sisilia dan bahasa Italia, kemudian juga dipengaruhi bahasa Inggris karena Malta pernah merupakan wilayah jajahan Britania Raya. Contoh kalimat: Bonġu (dibaca: bonju) : Selamat pagi Bonswa : Selamat Malam Il-Lejl it-tejjeb : Selamat Malam, selamat tidur Kift int? : Apa kabar? Tejjeb : Baik-baik saja Grazzi ħafna : Terima kasih banyak Saħħa! : Sampai jumpa! Għandi pjaċir (dibaca: andi pyacir): Senang bertemu denganmu! Catatan Referensi Malta Malta
4642
https://id.wikipedia.org/wiki/Euro
Euro
Euro (Kurs: €, Kode: EUR) adalah mata uang yang dipakai di 20 negara anggota Uni Eropa. Secara giral, mata uang ini mulai dipakai sejak tanggal 1 Januari 1999, tetapi secara fisik baru dipakai pada tanggal 1 Januari 2002. Uang kertas Euro di mana-mana rupa dan gambarnya sama, tetapi sisi belakang uang logamnya berbeda-beda di setiap negara. Uang logam setiap negara diberi lambang identitas masing-masing negara anggota UE yang berada di Zona Euro (Eurozone). Euro adalah mata uang cadangan terbesar kedua serta mata uang kedua yang paling banyak diperdagangkan di dunia setelah dolar Amerika Serikat. Pada Desember 2019, dengan lebih dari €1,3 triliun yang beredar, euro memiliki salah satu nilai gabungan uang kertas dan koin tertinggi yang beredar di dunia. Pada Juli 2012, Euro turun di bawah AS$1,21 untuk pertama kalinya dalam dua tahun, menyusul kekhawatiran atas utang Yunani dan sektor perbankan bermasalah Spanyol. Karakteristik Koin dan uang kertas Euro dibagi menjadi 100 sen (juga disebut sebagai sen euro, terutama ketika untuk membedakannya dari mata uang lain, dan disebut sebagai sisi umum dari semua koin sen). Dalam tindakan legislatif Komunitas, bentuk jamak euro dan cent dieja tanpa huruf s, berbeda dengan penggunaan bahasa Inggris normal. Jika tidak, digunakan bentuk jamak bahasa Inggris yang normal, dengan banyak variasi lokal seperti centime di Prancis. Koin yang diterbitkan dalam denominasi €2, €1, 50c, 20c, 10c, 5c, 2c, dan 1c. Untuk menghindari penggunaan dua koin terkecil, beberapa transaksi tunai dibulatkan ke lima sen terdekat di Belanda dan Irlandia (dengan kesepakatan kedua belah pihak) dan di Finlandia (menurut hukum). Praktik ini tidak disarankan oleh komisi, seperti praktik toko-toko tertentu yang menolak menerima uang kertas euro bernilai tinggi. Desain uang kertas euro memiliki desain umum di kedua sisinya. Desainnya dibuat oleh desainer Austria, Robert Kalina. Uang kertas diterbitkan dalam €500, €200, €100, €50, €20, €10, dan €5. Setiap uang kertas memiliki warnanya sendiri dan didedikasikan untuk periode artistik arsitektur Eropa. Bagian depan uang kertas memiliki jendela atau gerbang sementara bagian belakang memiliki jembatan, melambangkan hubungan antara negara bagian dalam serikat pekerja dan dengan masa depan. Sementara desain seharusnya tanpa karakteristik yang dapat diidentifikasi, desain awal oleh Robert Kalina adalah jembatan tertentu, termasuk Rialto dan Pont de Neuilly, dan kemudian dibuat lebih umum; desain akhir masih memiliki kemiripan yang sangat dekat dengan prototipe spesifik mereka; sehingga mereka tidak benar-benar generik. Monumen tampak cukup mirip dengan monumen nasional yang berbeda untuk menyenangkan semua orang. Simbol mata uang Simbol mata uang euro khusus (€) dirancang setelah melalui survei publik yang mempersempit sepuluh proposal asli menjadi dua. Komisi Eropa kemudian memilih desain yang dibuat oleh perancang Belgia, Alain Billiet. Dari simbol tersebut, Komisi menyatakan: Negara-negara yang menggunakan mata uang Euro Ada 20 negara anggota Uni Eropa yang menggunakan Euro sebagai mata uang. Wilayah pengguna mata uang ini disebut sebagai Zona Euro. Sebelas negara pertama mulai menggunakan sejak awal 1999. Yunani menjadi pengguna ke-12 sejak awal 2001. Mulai tanggal 1 Januari 2007 Slovenia turut bergabung. Siprus dan Malta menggunakan sejak 1 Januari 2008. Slowakia, yang bergabung mulai 1 Januari 2009 dan Estonia pada 1 Januari 2011. Yang terakhir adalah Kroasia pada 1 Januari 2023. Berikut adalah negara-negara pengguna mata uang ini: Negara anggota Uni Eropa (sejak 1 Januari 2002, menggantikan Mark Jerman) (sejak 1 Januari 1999, menggantikan Pound Irlandia) (sejak 1 Januari 2002, menggantikan Gulden Belanda) (sejak 1 Januari 2002, menggantikan Franc Prancis) (sejak 1 Januari 1999, menggantikan Franc Luksemburg) (sejak 1 Januari 2002, menggantikan Schilling Austria) (sejak 1 Januari 1999, menggantikan Markka) (sejak 1 Januari 2002, menggantikan Franc Belgia) (sejak 1 Januari 1999, menggantikan Lira Italia) (sejak 1 Januari 1999, menggantikan Escudo) (sejak 1 Januari 1999, menggantikan Peseta Spanyol) (sejak 1 Januari 2001, menggantikan Drachma) (sejak 1 Januari 2007, menggantikan Tolar Slovenia) (sejak 1 Januari 2008, menggantikan Pound Siprus) (sejak 1 Januari 2008, menggantikan Lira Malta) (sejak 1 Januari 2009, menggantikan Koruna) (sejak 1 Januari 2011, menggantikan Kroon) (sejak 1 Januari 2014, menggantikan Lats) (sejak 1 Januari 2015, menggantikan Litas) (sejak 1 Januari 2023, menggantikan Kuna) Beberapa negara kecil di Eropa: Beberapa daerah yang juga diperbolehkan memakai Euro sebagai mata uang: (bahasa Prancis: Guyane) di Amerika selatan Guadeloupe di kepulauan Karibia, salah satu Departemen seberang laut Prancis di kepulauan Karibia, salah satu Departemen seberang laut Prancis di Samudra Hindia, sejak 31 maret 2011, salah satu Departemen seberang laut Prancis Réunion di Samudra Hindia, salah satu Departemen seberang laut Prancis Uang logam Ada delapan denominasi koin euro, berkisar dari satu sen hingga dua euro (euro dibagi menjadi seratus sen). Uang kertas Syarat penggunaan Euro Negara yang akan beralih ke euro sebagai alat pembayaran skala nasional, harus memenuhi kriteria sebagai berikut: kestabilan harga barang; keuangan publik yang sehat; kurs yang stabil; dan suku bunga jangka panjang. Lihat pula Uni Eropa Uni moneter Daftar mata uang di Eropa Simbol euro Catatan Referensi Bacaan Lanjutan Pranala luar Situs Web Resmi The euro – Eropa Bank Sentral Eropa Security features Exchange rates Lainnya The Euro Information Site – ibiblio The symbolic power of the euro  – Bundeszentrale für politische Bildung Historical Documentation of EMU and the euro Euro in crisis dossier by Radio France Internationale in English June 2010 Euro against other major currencies from 1971 The Euro and the US from the Dean Peter Krogh Foreign Affairs Digital Archives
4645
https://id.wikipedia.org/wiki/Sate
Sate
Sate (, ) adalah makanan yang terbuat dari daging yang dipotong kecil-kecil dan ditusuk sedemikian rupa dengan tusukan lidi tulang daun kelapa atau bambu, kemudian dipanggang menggunakan bara arang kayu. Sate disajikan dengan berbagai macam bumbu yang bergantung pada variasi resep sate. Daging yang dijadikan sate antara lain daging ayam, kambing, domba, sapi, babi, kelinci, kuda, dan lain-lain. Sate diketahui berasal dari Jawa, Indonesia, dan dapat ditemukan di mana saja di Indonesia dan telah dianggap sebagai salah satu masakan nasional Indonesia. Sate juga populer di negara-negara Asia Tenggara lainnya seperti Malaysia, Singapura, Filipina, dan Thailand. Sate juga populer di Belanda karena dipengaruhi masakan Indonesia yang dulu merupakan koloninya. Sate adalah hidangan yang sangat populer di Indonesia, dengan berbagai suku bangsa dan tradisi seni memasak (lihat Masakan Indonesia) telah menghasilkan berbagai jenis sate. Di Indonesia, sate dapat diperoleh dari pedagang sate keliling, pedagang kaki lima di warung tepi jalan, hingga di restoran kelas atas, serta kerap disajikan dalam pesta formal dan non-formal. Resep dan cara pembuatan sate beraneka ragam bergantung variasi dan resep masing-masing di tiap daerah. Hampir segala jenis daging dapat dibuat sate. Sebagai negara asal mula sate, Indonesia memiliki variasi resep sate yang banyak. Biasanya sate diberi saus, bisa berupa bumbu kecap, bumbu kacang, atau yang lainnya, biasanya disertai acar dari irisan bawang merah, mentimun, dan cabai rawit. Sate dimakan dengan nasi hangat atau bisa juga disajikan dengan lontong atau kupat ataupun hanya sate saja. Hidangan internasional yang mirip sate antara lain yakitori dari Jepang, shish kebab dari Turki, shashlik dari Kaukasia, chuanr dari Tiongkok, dan sosatie dari Afrika Selatan. Sate terdaftar sebagai peringkat ke-14 dalam World's 50 most delicious foods (50 Hidangan Paling Lezat di Dunia) melalui jajak pendapat pembaca yang digelar oleh CNN Go pada 2011. Asal mula Sate telah menjadi makanan yang populer secara luas di berbagai belahan dunia, hal ini menjadikan orang tertarik untuk mengetahui asal mula hidangan populer ini yang tercatat dalam petikan di buku Encyclopaedia of Chinese and Oriental Cookery:"Meskipun Thailand dan Malaysia menganggap hidangan ini adalah milik mereka, tanah air sate yang sesungguhnya di Asia Tenggara adalah Jawa, Indonesia".Sate merupakan makanan yang berasal dari Ponorogo, Jawa Timur. kata Sate berasal dari bahasa Jawa dialek Ponoragan, yakni Sak Biting (dibaca Sak Beteng) yang berarti satu tusuk sedangkan di Madura pelafalannya menjadi Sati. Sate baru diketahui oleh Batoro Katong selaku bupati Ponorogo pertama pada abad ke 15 setelah penaklukan Ponorogo yang merupakan makanan warok, sehingga usia makanan sate bisa lebih tua. Hingga saat ini potongan daging sate Ponorogo dipotong memanjang dan dibuat dengan cara primitif yang ditusuk menggunakan lidi seperti awal mulanya, dibanding jenis sate lain dengan potongan daging kecil yang ditusuk bambu. Dari Jawa, sate menyebar ke seluruh Nusantara dan sebagai konsekuensinya, berbagai variasi hidangan telah dikembangkan. Pada akhir abad ke-19, sate telah melintasi Selat Malaka ke negara tetangga Malaysia, Singapura, dan Thailand. Pada abad ke-19, istilah tersebut bermigrasi, mungkin dengan imigran Melayu dari Hindia Belanda, ke Afrika Selatan, di mana ia dikenal sebagai sosatie. Orang Indo Belanda membawa hidangan ini, serta banyak makanan khas Indonesia lainnya, ke Belanda, mempengaruhi masakan Belanda. Cara memasak Ada banyak resep sate yang ada di dunia. Akan tetapi secara garis besarnya resep sate adalah sebagai berikut. Kunyit atau kecap manis adalah salah satu bumbu penting untuk membumbui daging sate dan memberikan warna. Daging sate sendiri banyak ragamnya, misalnya daging kambing, ayam, sapi, domba, babi, ikan, udang, cumi-cumi, kelinci,telur puyuh atau jeroan. Beberapa daging adalah daging eksotik yang kurang lazim, seperti daging kura-kura, bulus, buaya, kuda, kadal, dan ular. Daging yang sudah ditusuki dan diberi bumbu baluran rendaman ini, kemudian dipanggang dalam bara api arang hingga matang. Sate dapat disajikan dengan bumbu kacang atau kecap manis, disertai potongan bawang merah dan mentimun. Disajikan dengan nasi putih panas, ketupat, atau lontong. Sate babi biasanya menggunakan saus berbahan dasar nanas, atau kecap manis. Aneka ragam sate Indonesia Indonesia adalah negeri asal mula sate, dan hidangan ini dikenal luas di hampir seluruh wilayah di Indonesia dan dianggap sebagai masakan nasional dan salah satu hidangan terbaik Indonesia. Sate, adalah hidangan penting dalam masakan Indonesia, dihidangkan di mana-mana, mulai dari gerobak pedagang kaki lima hingga restoran mewah di hotel berbintang, demikian juga di rumah atau dalam berbagai pesta, perayaan, dan kenduri. Hasilnya telah tumbuh berkembang berbagai variasi resep sate di seluruh kepulauan Indonesia. Di Indonesia terdapat beberapa rumah makan yang khusus menghidangkan berbagai macam sate, seperti restoran Sate Ponorogo, Sate Blora, serta gerai Sate Khas Senayan, sebelumnya dikenal sebagai Satay House Senayan. Di Bandung, Jawa Barat, kantor gubernurnya dikenal dengan nama Gedung Sate yang merujuk kepada kemuncak (mastaka) atapnya yang menyerupai sate. Indonesia memiliki koleksi jenis sate paling kaya di dunia. Variasi sate di Indonesia biasanya dinamakan berdasarkan tempat asal resep sate tersebut, jenis dagingnya, bahannya, atau proses pembuatannya. Sate Ponorogo Jenis sate yang berasal dari Kota Ponorogo, Jawa Timur. Terbuat dari potongan daging ayam yang direndam dalam bumbu kecap, disajikan dengan bumbu kacang dan sambal dengan irisan bawang merah dan cabai rawit serta jeruk nipis. Variasi ini unik karena dalam setiap tusuknya hanya terdapat satu potong daging ayam yang diiris memanjang, berbeda dengan sate biasanya yang terdiri atas empat potong daging. Daging ayam sebelumnya direndam dalam kecap manis dan bumbu dan melalui proses "bacem" agar bumbunya masuk meresap. Kemudian dihidangkan dengan lontong. Panggangannya terbuat dari tanah liat yang dilubangi satu sisinya untuk mengipasi arang. Sate Ambal Sate dari daerah Ambal, Kebumen, Jawa Tengah. Berbahan daging ayam kampung. Keunikannya adalah bumbunya bukanlah bumbu kacang, melainkan tempe tumbuk yang dicampur cabai dan aneka bumbu lainnya. Daging ayam dibaluri dan direndam bumbu selama dua jam agar rasanya meresap. Sate ini dimakan dengan ketupat. Sate Ampet Juga hidangan sate dari Pulau Lombok. Terbuat dari jeroan sapi dan daging sapi. Bumbu sate ampet sangat pedas. Bumbunya adalah campuran santan dan bumbu. Sate Ati Sate yang dibuat dari campuran hati, ampela, dan usus. Biasanya ampela diletakkan paling bawah, usus di tengah, dan hati di atas. Setelah dibumbui, jeroan ayam ini tidak digoreng atau dibakar, tetapi direbus hingga matang. Sate ini bukanlah makanan utama, biasanya dijadikan makanan pendamping bubur ayam atau soto. Sate Babat Babat yang dibumbui secara ringan dan direbus, biasanya disajikan sebagai hidangan teman makan soto. Sate Babi Populer di kalangan warga Tionghoa Indonesia, yang kebanyakan bukan warga muslim yang mengharamkan daging babi. Hidangan ini lazim ditemukan di Pecinan di perkotaan Indonesia, khususnya Glodok, Pecenongan, dan Senen di Jakarta. Juga populer di Bali yang kebanyakan penganut agama Hindu, juga populer di Belanda. Sate Banjar Jenis sate yang populer di Kota Banjarmasin Kalimantan Selatan Sate Bebek Tambak Sate daging bebek dari Tambak, Banyumas. Disajikan dengan saus bumbu manis kacang tanah atau bumbu pedas (menurut selera), irisan tomat, serta mentimun. Sate Bekicot Bekicot diambil dulu dagingnya biasanya direbus dulu untuk memudahkan mengambil daging bekicot, kemudian daging diurap dengan bumbu setelah itu ditusuk dan dipanggang di atas bara api. Sate Blora Sate dari daerah Blora yang mendapat pengaruh kuat dari sate Ponorogo, karena Blora pada zaman kolonial Belanda merupakan bawahan dari Ponorogo. Sate berbahan daging dan kulit ayam ini lebih kecil dari sate lainnya Dimakan dengan bumbu kacang seperti sate Ponorogo. Sate Bulus Juga hidangan sate langka dari Yogyakarta. Terbuat dari daging bulus. (softshell turtle). Disajikan dengan irisan bawang merah, merica, kol, dan kecap manis. Daging bulus juga disajikan sebagai tongseng. Sate Buntel Khas Kota Solo atau Surakarta, Jawa Tengah. Terbuat dari cincangan daging sapi atau kambing (terutama bagian perut atau iga). Daging kaya lemak ini kemudian dibungkus selaput membran daging dan dililitkan membungkus tusukan bambu. Ukuran sate ini cukup besar, mirip dengan kebab Timur Tengah. Setelah dipanggang di atas bara arang, irisan sate ini kemudian dipisahkan dari tusuknya, diiris-iris, lalu disajikan dengan kecap manis dan merica. Sate Kambing Sate yang populer di Jawa, dibuat dari daging kambing atau daging domba. Berbeda dengan sate jenis lainnya, sate kambing biasanya tidak dibumbui terlebih dahulu. Daging kambing mentah biasanya langsung dipanggang di atas bara api arang. Setelah matang disajikan dengan kecap manis, irisan bawang merah, dan tomat. Daging yang digunakan sebaiknya daging kambing muda yang lebih lembut, biasanya berusia 3 sampai 5 bulan. Sate Kelapa Sate yang dibuat dari dua atau tiga irisan daging sapi yang ditusuk dan dibalut dengan parutan kelapa muda yang bercampur bumbu, kemudian dikepal sampai berbentuk oval panjang setelah itu sate digoreng dengan minyak goreng sampai balutan parutan kelapa muda berwarna cokelat. Inilah salah satu dari sate yang tidak dipanggang dan merupakan sate tradisional Jawa yang dihidangkan pada acara khusus selamatan tradisi di Jawa Timur. Sate Kelinci Sate yang terbuat dari daging kelinci, lazim ditemukan di Jawa. Disajikan dengan irisan bawang merah, bumbu kacang, dan kecap manis. Sate kelinci biasanya ditemukan di kawasan pegunungan di Pulau Jawa tempat penduduk memelihara kelinci sebagai hewan ternak, seperti di Lembang, Jawa Barat, Kaliurang di Yogyakarta, Bandungan dan Tawangmangu di Jawa Tengah, juga Telaga Sarangan di Jawa Timur. Sate Kerang Kerang yang dibumbui secara ringan dan direbus, biasanya disajikan sebagai hidangan teman makan lontong kupang dan lontong balap. Sate Kerbau Sate dari daerah Kudus, tempat sebagian umat muslim menghindari memakan daging sapi sebagai bentuk tenggang rasa dan toleransi bagi umat Hindu. Daging kerbau dimasak dengan gula jawa, ketumbar, jintan putih, dan bumbu lainnya hingga empuk. Beberapa pedagang menggiling dagingnya dulu agar lebih empuk. Kemudian dipanggang di atas bara arang, disajikan dengan saus bumbu yang terbuat dari santan, gula jawa, dan bumbu lainnya. Secara tradisional sate ini disajikan di atas daun jati. Sate Kere (sate orang miskin) Sate vegetarian murah yang dibuat dari tempe giling (lebih dikenal dengan sebutan tempe gembus) dari Kota Solo, disajikan dengan bumbu kacang dan acar. Istilah "kere" dalam bahasa Jawa berarti "miskin"; aslinya untuk menyediakan kesempatan bagi warga miskin untuk menikmati sate karena zaman dahulu daging adalah barang mewah. Kini sate kere juga menyediakan usus, hati, dan daging sapi di samping sate tempe. Sate Kikil (Sate Cecek) Sate kikil atau populer dengan nama sate cecek adalah makanan khas dari Jepara, sate ini biasanya untuk lauk Horok-Horok (makanan pokok orang Jepara pada era kolonial). Sate Kuda Dikenal sebagi "Sate Jaran" oleh warga setempat di Yogyakarta, terbuat dari daging kuda. Disajikan dengan irisan bawang merah, merica, kol, dan kecap manis. Sate Kulit Ditemukan di Sumatra, sate yang renyah terbuat dari kulit ayam yang dibumbui. Sate Lembut Sate yang langka dari masyarakat Betawi. Dapat ditemukan di Jalan Kebon Kacang, Jakarta Pusat. Sate dibuat dari daging cincang dicampur parutan kelapa dan bumbu-bumbu, dililitkan pada tusukan sate dari bambu yang pipih. Biasanya dimakan dengan ketupat laksa Betawi. Sate Lilit Variasi sate dari Bali. Sate ini terbuat dari daging cincang berbahan daging sapi, ayam, ikan, babi, atau kura-kura. Daging cincang ini dicampur kelapa parut, santan kental, jeruk nipis, bawang merah, dan merica. Adonan ini kemudian dibungkus melilit tusukan bambu, batang tebu, atau batang serai, lalu dipanggang di atas bara arang. Sate Madura Berasal dari Pulau Madura, sebelah utara Pulau Jawa, sate jenis ini adalah yang paling populer di Indonesia. Bahan dagingnya adalah daging ayam atau kambing, dengan bumbu kecap manis dan gula jawa, dicampur bawang putih, bawang goreng, kacang tanah goreng yang sudah dihaluskan, petis, kemiri, dan garam. Sate ayam biasanya dihidangkan dengan bumbu kacang, sementara sate kambing dihidangkan dengan kecap manis ditambah irisan bawang merah. Sate Madura menggunakan irisan daging yang lebih kecil. Dimakan dengan nasi putih, lontong, atau ketupat. Terkadang ditambahi acar irisan bawang, mentimun, dan cabai rawit. Biasanya penjual sate madura berasal dari suku Madura. Sate Makassar Dari Sulawesi Selatan, sate ini terbuat dari jeroan sapi atau kambing yang dibumbui saus yang terbuat dari belimbing. Rasanya khas asam dan pedas. Tidak seperti sate lainnya, sate Makassar dihidangkan tanpa bumbu. Sate Manis Juga masakan khas Betawi. Dapat ditemukan di Jalan Kebon Kacang, Jakarta Pusat. Sate ini dibuat dari daging has dalam (tenderloin) bagian yang paling lembut dari daging sapi, direndam dalam bumbu yang manis. Biasanya dimakan dengan ketupat laksa Betawi. Sate Maranggi Sate khas Sunda yang lazim ditemukan di Purwakarta, Cianjur, dan Bandung, Jawa Barat. Bumbu sate ini dibuat dari bumbu khusus, yaitu pucuk bunga kecombrang (Nicolaia speciosa) dan tepung ketan. Kecombrang memberikan aroma dan rasa yang seperti mentol. Dihidangkan dengan ketan (jadah) atau nasi putih. Sate Padang Hidangan dari Padang dan daerah sekitarnya di Sumatera Barat yang terbuat dari jeroan sapi atau kambing yang direbus dengan bumbu, lalu dipanggang. Ciri utamanya adalah saus kuah kuning yang terbuat dari tepung beras yang dicampur kaldu daging dan jeroan, kunyit, jahe, bawang putih, ketumbar, lengkuas, jintan putih, bubuk kari, dan garam. Sate Padang terbagi atas dua jenis, Sate Padang Pariaman dan Padang Panjang, yang berbeda dalam cita rasa saus bumbu kuningnya. Sate Pusut Hidangan dari Pulau Lombok. Terbuat dari campuran daging cincang (sapi, ayam, atau ikan), kelapa parut, dan bumbu. Campuran ini kemudian dililitkan membungkus tusukan dan dipanggang dengan bara arang. Sate Susu Dapat ditemukan di Jawa dan Bali, dibuat dari brisket sapi dengan cita rasa susu, disajikan dengan sambal. Sate Taichan Sate daging ayam polos yang langsung dibakar, disajikan dengan sambal dan jeruk nipis. Sate Tegal Sate kambing muda yang baru berumur di bawah lima bulan; julukannya di Tegal adalah sate "balibul" singkatan dari "baru lima bulan". Dipanggang dalam satuan kodi, yang terdiri atas dua puluh tusuk, dan tiap tusuk terdapat empat potong dua potong daging, satu potong lemak dan satu lagi potongan daging. Dipanggang di atas bara arang dari hampir matang atau matang sekali; dapat juga diminta dimasak tidak terlalu matang. Kadang kala potongan lemak dapat diganti hati, jantung, atau ginjal kambing. Daging ini tidak dibumbui sebelum dipanggang. Saat disajikan, disertai kecap manis yang diencerkan dengan air panas, ditambah irisan cabai, bawang merah, tomat hijau, dan nasi putih, ditaburi bawang goreng. Sate Telur Puyuh Beberapa telur puyuh yang direbus dan ditusuk sate, dibumbui dan direbus lebih lanjut, biasanya disajikan sebagai hidangan makan. Sate Telur Muda Sate yang dibuat dari telur yang belum jadi (uritan) diambil dari ayam betina yang disembelih. Telur muda ini ditusuk sate, dibumbui, dan dibakar. Sate Torpedo Sate yang dibuat dari testis kambing, dibumbui dalam kecap manis, dan dibakar. Disajikan dengan bumbu kacang, kecap manis, acar, dan nasi putih. Sate Tuna (Sate Gorontalo) Sate Tuna atau lebih dikenal dengan nama "Sate Tuna Gorontalo atau Sate Gorontalo" merupakan sebuah varian sate yang berasal dari Gorontalo (Sulawesi, Indonesia). Sate Tuna sangat unik karena tidak menggunakan daging ayam, daging sapi, daging kambing ataupun jeroan, melainkan memakai bahan daging ikan Tuna pilihan yang empuk dan segar. Sate Tuna disajikan bersama "dabu-dabu arang" khas masyarakat Gorontalo dan tanpa menggunakan bumbu kacang. Sate Ular Sate eksotik dan langka yang biasanya disajikan di rumah makan atau warung yang menyediakan daging unik seperti daging ular dan kadal, misalnya di dekat Stasiun Gubeng di Surabaya, atau daerah Mangga Besar dan Stasiun Tebet di Jakarta. Biasanya menggunakan daging ular sendok, kobra, atau ular sanca). Disajikan dengan irisan bawang merah, merica, acar, dan kecap manis. Sate Usus Usus yang dibumbui secara ringan dan digoreng, biasanya juga untuk teman makan bubur ayam atau soto. Malaysia Sate dapat ditemukan di berbagai negara bagian di Malaysia, baik di rumah makan maupun di kedai pinggir jalan, pedagang sate menjual dagangannya di pusat jajan ataupun di pasar malam. Jenis sate yang populer di Malaysia adalah sate sapi dan sate ayam, beberapa wilayah mengembangkan resepnya sendiri. Sate biasanya dikaitkan dengan masyarakat muslim Melayu. Jenis sate yang paling terkenal di Malaysia adalah sate Kajang, Selangor, yang disebut sebagai kota sate di Malaysia. Sate Kajang adalah nama generik untuk merujuk pada sate yang potongan dagingnya cukup besar dengan saus kacang manis yang ditaburi sambal. Sate Kajang tersedia di berbagai kota di Malaysia. Jenis daging yang ditawarkan bukan hanya sapi dan ayam yang sudah lazim, tetapi juga daging lainnya seperti ampela ayam, hati, daging kambing, daging kelinci, ikan, dan lain-lain. Variasi lainnya adalah sate lok-lok dari Penang dan sate celup dari Malaka. Keduanya adalah variasi paduan cita rasa Tionghoa Malaysia antara hotpot Tionghoa dengan sate Melayu. Potongan daging mentah, tahu, telur pitan, telur puyuh, bakso ikan, jeroan, dan sayuran, semuanya disajikan dalam tusuk sate. Sate ini kemudian dicelup dalam air kaldu panas hingga matang. Kemudian dimakan dengan saus kehitaman yang manis dapat ditambahkan sambal. Jika disajikan dengan saus sate (saus kacang) maka sate ini disebut sate lok-lok. Jika dimasak dalam saus kacang mendidih, disebut sate celup. Sate jenis ini tersedia di kedai pinggir jalan maupun di restoran, kebanyakan adalah nonhalal. Pelanggan menggunakan tungku panci rebusan bersama untuk memasak sate mereka sendiri. Singapura Sate adalah salah satu makanan yang diasosiasikan dengan Singapura sejak tahun 1940-an. Awalnya dijual di kaki lima dan gerobak dorong. Perhatian akan kesehatan umum serta pembangunan kota menjadikan pedagang sate berhimpun dalam satu kawasan pedagang sate di Beach Road pada tahun 1950-an, yang saat itu disebut Satay Club. Dipindahkan ke Esplanade Park pada tahun 1960-an, gerai sate ini menjadi tujuan wisata populer di Singapura. Dipindahkan beberapa kali kini menempati tempat tetap di Clarke Quay pada tahun 1990-an karena tempat yang lama tergusur teater Esplanade. Beberapa kawasan penjual sate lainnya adalah Sembawang di sebelah utara kota. Kedai sate yang dibuka di Lau Pa Sat juga populer di antara wisatawan. Tempat lainnya antara lain Newton Food Centre, East Coast Park Seafood Centre, dan Toa Payoh. Sate yang umum dijual di Singapura antara lain Satay Ayam, Satay Lembu, Satay Kambing, Satay Perut (sate usus), dan Satay Babat. Maskapai penerbangan nasional Singapura, Singapore Airlines, juga menyajikan sate sebagai hidangan pembuka untuk penumpang kelas satu Raffles Class. Thailand Sate adalah hidangan yang populer di Thailand. Biasanya dihidangkan dengan saus kacang, sate Thailand memiliki beberapa variasi, misalnya sate ayam, sapi, babi, hingga sate vegetarian yang terbuat dari lembar protein kedelai atau tahu. Sate dapat ditemukan di berbagai restoran Thailand di seluruh dunia. Karena masakan Thailand lebih awal terkenal dan dipasarkan serta dipromosikan secara gigih secara internasional dan telah menarik perhatian dunia lebih awal dari seni kuliner Indonesia, telah terjadi kekeliruan pemahaman terutama di luar negeri yang beranggapan sate berasal dari Thailand. Akibatnya sate sering kali dikaitkan dengan masakan Thai. Filipina Filipina memiliki dua macam tradisi dalam memanggang daging sate. Hidangan yang dipengaruhi kebudayaan Spanyol di Luzon dan Visayas, umumnya dari daging babi dan sebagian kecil ayam, direndam dan dibaluri saus manis kental berwarna merah yang merupakan campuran kecap dan saus pisang. Karena pengaruh Amerika hidangan jenis ini disebut Barbikyu. Jenis yang kedua disebut Satti, adalah makanan khas bangsa Moro di Filipina Selatan (Mindanao, Kepulauan Sulu, Palawan selatan, dan Tawi-Tawi). Satti ini paling mirip dengan sate dari Indonesia dan Malaysia. Satti disajikan dalam kuah kacang kental. Campuran sausnya adalah kacang, bawang putih, jahe, bawang merah, jintan, terasi, cabai, dan santan. Karena penduduknya mayoritas muslim, daging yang digunakan adalah daging halal seperti sapi, ayam, kambing, dan domba. Belanda Disebut saté atau sateh di Belanda, hidangan ini telah teradaptasi ke dalam hidangan Belanda sehari-hari. Sate babi dan sate ayam biasanya disajikan dengan saus kacang, yang banyak tersedia di berbagai toko makanan ringan dan pasar swalayan. Sate kambing dengan kecap manis tersedia di rumah makan Indonesia dan makanan kedai siap saji lainnya. Sate babi dan sate ayam dalam saus kacang, dengan salad dan kentang goreng adalah hidangan populer di pub yang disebut eetcafes. Favorit lainnya di kedai makanan ringan adalah satékroket, kroket yang dibuat dari saus kacang dan daging cincang (ragout). Sate fusion Salah satu kekeliruan yang telah berkembang di dunia internasional adalah menyamakan istilah "sate" dengan bumbu kacang. Secara tradisional sate berarti potongan daging yang ditusuk tusukan bambu dalam aneka bumbu, tidak harus selalu bumbu kacang. Akan tetapi karena jenis paling populer adalah sate ayam berbumbu kacang (Sate Madura di Indonesia, Sate Kajang di Malaysia, dan sate ayam Thai semuanya menggunakan bumbu kacang); dalam istilah masakan fusion istilah "satay" telah bergeser menjadi merujuk kepada bumbu kacang. Misalnya, "burger sate" merujuk kepada hamburger yang disajikan dengan apa yang disebut sebagai "saus sate", yang utamanya adalah bumbu kacang bercita rasa manis yang kerap diganti selai kacang botolan.Australian Satay chicken burgers Hidangan Singapura sate bihun adalah bihun dengan bumbu kacang semata. Hidangan Thailand filet ikan dalam saus sate juga menunjukkan tren yang sama. Masakan Prancis fusion Cuisses de Grenouilles Poelees au Satay, Chou-fleur Croquant'' adalah kaki kodok (swikee) disiram bumbu kacang. Mi instan Indomie juga pernah mengeluarkan varian rasa sate, yang sesungguhnya hanya menambahkan paket berisi saus kacang, namun sejak 2013 varian ini sudah tidak lagi beredar di pasaran. Referensi Sate Hidangan Indonesia Kuliner Indonesia Makanan
4648
https://id.wikipedia.org/wiki/Asia%20Tenggara
Asia Tenggara
Asia Tenggara adalah wilayah yang terletak di bagian tenggara benua Asia. Wilayah ini mencakup Semenanjung Indochina dan Semenanjung Malaka, serta Kepulauan Nusantara. Asia Tenggara berbatasan dengan Tiongkok di sebelah utara, Samudra Pasifik di timur, Samudra Hindia di selatan, dan Samudra Hindia, Teluk Benggala, dan anak benua India di barat. Asia Tenggara Dibedakan dalam dua kelompok: Asia Tenggara Daratan (ATD) yang Terdiri atas Semenanjung Indochina dan Semenanjung Malaka dan Asia Tenggara Maritim (ATM) yang Terdiri Atas Kepulauan Filipina Dan Nusantara (Indonesia, Malaysia, Singapura, Timor Leste, dan Brunei Darussalam) Atau Yang Lebih Sering Disebut Kepulauan Melayu. Negara-negara yang termasuk ke dalam ATD adalah Negara-negara yang termasuk ATM adalah Meskipun terdapat bagian dari wilayah Malaysia yang tersambung dengan benua utama Asia, Malaysia tetap dikategorikan sebagai negara ATM karena alasan budaya. Semua negara Asia Tenggara terhimpun ke dalam organisasi ASEAN. Timor Leste yang sebelumnya merupakan bagian dari Indonesia telah mengajukan diri menjadi anggota ASEAN walaupun oleh beberapa pihak, atas alasan politis, negara ini dimasukkan ke kawasan Pasifik. Secara Geografis (dan juga secara historis) sebenarnya Taiwan dan pulau Hainan juga termasuk Asia Tenggara, sehingga diikutkan pula. Namun, karena alasan politik, Taiwan dan pulau Hainan lebih sering dimasukkan ke kawasan Asia Timur. Kepulauan Cocos dan Pulau Natal, yang terletak di selatan Jawa, oleh beberapa pihak dimasukkan sebagai Asia Tenggara meskipun secara politik berada di bawah administrasi Australia. Sebaliknya, Pulau Papua dimasukkan sebagai Asia Tenggara secara politik meskipun secara geologi sudah tidak termasuk Kedalam benua Asia. Sejarah penamaan Nama untuk kawasan ini pertama kali dipakai pada abad ke-20. Sebelumnya, Asia Tenggara dikenal dengan nama India Belakang (jika dibandingkan dengan anak benua India). Subkawasan Asia Tenggara terdiri dari sebelas negara, beberapa di antaranya berada di daratan utama (mainland), yang juga dikenal sebagai Asia Tenggara Daratan (Indochina) dan sebagian lagi seluruhnya merupakan kepulauan (Asia Tenggara Maritim), yang dikenal dengan istilah beragam, seperti Kepulauan Selatan (Nan Yang, Tiongkok, dan Vietnam), Kepulauan Melayu (Malay Archipelago menurut A.R. Wallace), Malayunesia (Logan), Indonesia (Logan, dan Adolf Bastian), Hindia Timur (Oost-Indie, Belanda), Malaysia, Insulinde (oleh orang Hindia Belanda di awal abad ke-20), atau Nusantara (oleh masyarakat Indonesia). Agak menarik bahwa Semenanjung Malaya biasanya dimasukkan dalam wilayah kepulauan meskipun masih tersambung dengan benua Asia. Geografi Geologi Asia Tenggara terletak pada pertemuan lempeng-lempeng geologi, dengan aktivitas kegempaan (seismik) dan gunung berapi (vulkanik) yang tinggi. Sementara ATD relatif stabil, dan merupakan daratan tua, ATM sangatlah dinamis karena di sana bertemu dua lempeng benua besar: lempeng Indo-Australia dan lempeng Eurasia, ditambah dengan lempeng Filipina yang lebih kecil. Tiga pulau besar di Indonesia: Sumatra, Jawa, dan Kalimantan baru terpisah dari benua Asia sekitar 10 ribu tahun yang lalu akibat naiknya muka air laut karena usainya Zaman Es terakhir. Pulau Papua secara geologi termasuk dalam benua Australia, yang juga terpisah karena peristiwa yang sama. Kedua lempeng besar itu bertemu pada busur cekungan yang memanjang ke selatan dari Teluk Benggala di barat Myanmar, dan Thailand, terus menuju sisi barat Sumatra, lalu membelok ke timur membentuk Palung Jawa yang memanjang di selatan Jawa dan Kepulauan Nusa Tenggara. Akibatnya gempa bumi sering terjadi di daerah-daerah sekitarnya, seperti Gempa bumi Samudra Hindia 2004. Desakan lempeng Indo-Australia mengangkat permukaan pulau-pulau yang ada di dekatnya, sehingga terbentuklah deretan gunung berapi aktif. Pulau Jawa adalah pulau dengan jumlah gunung berapi terbanyak di dunia. Gunung Kerinci adalah gunung berapi tertinggi di Asia Tenggara. Di sebelah timur Filipina terdapat pula Palung Mindanao, dan Palung Mariana yang merupakan pertemuan antara lempeng Filipina, dan lempeng Pasifik. Di Filipina juga terdapat aktivitas kegunungapian yang tinggi. Puncak tertinggi yang berada di Gunung Kinabalu (4.101 m; Kalimantan) dan Puncak Jaya di Pulau Papua, Indonesia (5.030 m). Terdapat beberapa klaim, dan perebutan wilayah, dan batas perairan di kawasan ini, yang melibatkan negara-negara di kawasan ini maupun yang melibatkan negara di luar Asia Tenggara (terutama Tiongkok dan Taiwan dalam kasus Kepulauan Spratly). Geografi Geografi Asia Tenggara dapat dikategorikan menjadi dua bagian, daratan, dan kepulauan. Negara-negara yang berada di daratan termasuk Myanmar, Kamboja, Laos, Thailand, Semenanjung Malaysia, dan Vietnam, sedangkan negara-negara yang berada di kepulauan termasuk Brunei, Filipina, Indonesia, Malaysia Timur, dan Singapura. Asia Tenggara secara astronomis terletak pada 28°LU-11°LS dan 93°BT-141°BT. Asia Tenggara terletak diantara dua samudra yaitu Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Samudra Hindia berada di sebelah selatan dan barat. Dan Samudra Pasifik berada di sebelah timur. Seluruh wilayah Asia Tenggara dipengaruhi oleh angin muson yang bertiup dari barat laut dan kembali bertiup dari tenggara. Sehingga dengan angin ini memberi curah musim hujan yang cukup dapat diprediksi. Sejarah Dengan ditemukannya Homo floresiensis di Pulau Flores pada 2003 menandakan bahwa di daerah kepulauan Asia Tenggara ini paling tidak telah ditinggali oleh manusia sejak 18.000 tahun lalu, dengan perkiraan terjauh sampai 94.000 tahun yang lalu. Sejarah Asia Tenggara sebelum zaman kerajaan tidak diketahui banyak. Beberapa kerajaan berawal di daratannya, yang sekarang Myanmar, Kamboja, dan Vietnam. Kerajaan pertama yang berkembang di kepulauan Asia Tenggara adalah Sriwijaya. Dari sejak abad ke-5 ibu kota Sriwijaya, Palembang, merupakan pelabuhan utama antara India dan Tiongkok. Dan kemudian diikuti oleh Majapahit, Sailendra, dan Mataram. Pedagang Muslim mulai memasuki daerah ini pada abad ke-12. Pasai merupakan kesultanan pertama. Karena kondisi geografis yang berdekatan dengan India dan Tiongkok, kawasan ini banyak terpengaruh oleh kebudayaan India, dan Tiongkok. Selat Malaka merupakan jalur perdagangan yang ramai sejak berabad-abad lalu, dan masih bertahan hingga sekarang. Ekonomi Kebanyakan ekonomi negara-negara di Asia Tenggara masih digolongkan negara berkembang, hanya Singapura yang digolongkan ke dalam negara maju. Ekonomi kawasan Asia Tenggara masih banyak tergantung pada hasil alam, dengan pengecualian Singapura. Dengan pembentukan kawasan perdagangan bebas Asia Tenggara oleh negara-negara ASEAN diharapkan dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi di kawasan ini. Demografi Penduduk asli Asia Tenggara terdiri dari berbagai macam suku yang jumlahnya sangat banyak. Agama Agama yang dianut oleh penduduk Asia Tenggara sangat beragam, dan tersebar di seluruh wilayah. Agama Buddha menjadi mayoritas di Thailand, Myanmar, dan Laos serta Vietnam dan Kamboja. Agama Islam dianut oleh mayoritas penduduk di Indonesia, Malaysia, dan Brunei dengan Indonesia menjadi negara dengan penganut Islam terbanyak di dunia. Agama Kristen menjadi mayoritas di Filipina dan Timor Leste. Di Singapura, agama dengan pemeluk terbanyak adalah agama yang dianut oleh orang Tionghoa seperti Buddha, Taoisme, dan Konfusianisme. Lingkungan Beraneka ragam hewan hidup di Asia Tenggara; di pulau Kalimantan, dapat ditemukan orang utan, Gajah Asia, Badak Sumatra dan Macan Dahan (Neofelis nebulosa diardi). Binturong dapat ditemukan di pulau Palawan. Kerbau, baik yang dipelihara maupun yang liar, tersebar di sepanjang Asia Tenggara, sedangkan kancil dapat ditemukan di Sumatra, dan Kalimantan. Kancil sendiri merupakan hewan yang sering muncul dalam cerita-cerita rakyat di Indonesia, dan banyak dikenal anak-anak. Burung-burung yang cantik seperti burung merak dan srigunting (drongo) hidup di subkawasan Asia ini hingga sejauh sebelah timur Indonesia. Babirusa (babi dengan empat gading), anoa, dan komodo juga terdapat di Indonesia. Burung Enggang banyak dicari untuk paruhnya, dan diperdagangkan ke Tiongkok. Tanduk badak juga turut diperdagangkan. Kepulauan Indonesia dipisahkan Garis Wallace. Garis ini berada di sepanjang sebuah perbatasan lempeng tektonik, dan memisahkan spesies Asia (Barat) dari spesies Australasia (Timur). Pulau-pulau antara Jawa/Kalimantan, dan Papua yang membentuk kawasan campuran di mana kedua spesies ada dinamakan Wallacea. Perairan dangkal di terumbu karang (coral reef) di Asia Tenggara mempunyai tingkat biodiversitas tertinggi untuk ekosistem laut di dunia, di mana ikan-ikan, dan moluska banyak dijumpai. Ikan hiu paus (rhincodon typus) juga hidup di Laut Tiongkok Selatan. Pepohonan, dan tanaman lainnya di kawasan ini adalah tumbuhan tropis; di beberapa negara di mana terdapat gunung-gunung yang cukup tinggi, tanaman bersuhu menengah dapat ditemukan. Wilayah-wilayah hutan hujan (rainforest) ini saat ini banyak mengalami penebangan liar, khususnya di Kalimantan. Meskipun Asia Tenggara kaya akan flora, dan fauna, kawasan ini menghadapi penebangan hutan yang berat, sehingga mengakibatkan hilangnya habitat berbagai spesies terancam seperti orang utan, dan Harimau Sumatra. Pada saat yang sama, kabut asap juga merupakan peristiwa yang lazim. Kabut asap terburuk yang pernah terjadi berlangsung pada tahun 1998 yang menyebabkan beberapa negara diselimuti kabut yang tebal. Menghadapi masalah ini, beberapa negara di Asia Tenggara menandatangani Persetujuan ASEAN mengenai Pencemaran Kabut Asap Lintas Perbatasan (ASEAN Agreement on Transboundary Haze Pollution) untuk melawan pencemaran yang diakibatkan kabut asap. Rujukan Pranala luar Entri terkait Asia Tenggara di Microsoft Encarta, diakses tanggal 11 November 2005. Lihat pula ASEAN Kawasan Asia
4650
https://id.wikipedia.org/wiki/Rupiah
Rupiah
Rupiah, atau lengkapnya Rupiah Indonesia, adalah mata uang resmi yang berlaku di Republik Indonesia. Mata uang ini dicetak dan diatur penggunaannya oleh Bank Indonesia dengan kode ISO 4217 IDR. Secara tidak formal, orang Indonesia juga menyebut mata uang ini dengan nama "perak". Satu rupiah dibagi menjadi 100 sen, walaupun inflasi telah membuatnya tidak digunakan lagi kecuali hanya pada pencatatan di pembukuan bank. Nama dan etimologi Nama rupiah berasal dari kata India: rupiya () yang juga berakar dari bahasa Sansekerta yaitu: rupyakam () yang berarti "perak". Nama "Rupiah" dijadikan nama mata uang Indonesia disebabkan pengaruh budaya India yang kuat semasa kejayaan kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di Nusantara selama ratusan tahun yang telah terasimilasi ke dalam budaya dan perbahasaan di Indonesia. Nama Rupee (dibaca "rupi") juga digunakan untuk mata uang negara-negara seperti India, Pakistan, Nepal, Seychelles, Mauritius, dan Sri Lanka sementara di Maladewa diketahui sebagai "Rufiyah", mirip dengan di Indonesia "Rupiah", hanya dibedakan dengan "f". Banyak negara-negara yang menggunakan kata ini (rupya) untuk mata uang negara mereka karena merupakan hasil dari pengaruh penyebaran bahasa Sansekerta yang telah ada sejak Abad ke-6 SM ke berbagai negara-negara kawasan Samudra Hindia. Sejarah penggunaan Pada masa-masa awal kemerdekaan, Indonesia belum menggunakan mata uang rupiah namun menggunakan mata uang resmi yang dikenal sebagai ORI. ORI memiliki jangka waktu peredaran di Indonesia selama 4 tahun, ORI sudah mulai digunakan semenjak 1945–1949. Namun, penggunaan ORI secara sah baru dimulai semenjak diresmikannya mata uang ini oleh pemerintah sebagai mata uang Indonesia pada 30 Oktober 1946. Pada masa awal, ORI dicetak oleh Percetakan Canisius dengan bentuk dan desain yang sangat sederhana dan menggunakan pengaman serat halus. Bahkan dapat dikatakan ORI pada masa tersebut merupakan mata uang yang sangat sederhana, seadanya, dan cenderung berkualitas kurang, apalagi jika dibandingkan dengan mata uang lainnya yang beredar di Indonesia. Pada masa awal kemerdekaan tersebut, ORI beredar luas di masyarakat meskipun uang ini hanya dicetak di Yogyakarta. ORI sedikitnya sudah dicetak sebanyak lima kali dalam jangka waktu empat tahun antara lain, cetakan I pada 17 Oktober 1945, seri II pada 1 Januari 1947, seri III dikeluarkan pada 26 Juli 1947. Pada masa itu, ORI merupakan mata uang yang memiliki nilai yang sangat rendah jika dibandingkan dengan uang-uang yang dikeluarkan oleh de Javasche Bank. Padahal uang ORI adalah uang langka yang semestinya bernilai tinggi. Pada 8 April 1947, gubernur provinsi Sumatra mengeluarkan rupiah Uang Republik Indonesia Provinsi Sumatra (URIPS). Sejak 2 November 1949, empat tahun setelah merdeka, Indonesia menetapkan rupiah sebagai mata uang kebangsaannya yang baru. Kepulauan Riau dan Irian Barat memiliki variasi rupiah mereka sendiri, tetapi penggunaannya dihapuskan pada tahun 1964 di Riau dan 1974 di Irian Barat. Krisis ekonomi Asia tahun 1998 menyebabkan nilai rupiah jatuh sebanyak 600% (dari dua ribuan rupiah pada Agustus 1997 menjadi 15 ribu rupiah Januari 1998) dan membawa kejatuhan pemerintahan Soeharto. Rupiah merupakan mata uang yang boleh ditukar dengan bebas tetapi diperdagangkan dengan penalti disebabkan kadar inflasi yang tinggi. Redenominasi Dilansir dari situs BI, redenominasi rupiah adalah tindakan penyederhanaan dan penyetaraan nilai mata uang saat kondisi ekonomi stabil serta sehat. Tindakan redenominasi dilakukan dengan menghilangkan beberapa angka nol pada nilai uang atau barang, sehingga menyederhanakan penulisan nilai barang, jasa, dan uang. Berdasarkan definisi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), redenominasi merupakan upaya untuk menyederhanakan nilai mata uang tanpa mengubah nilai tukarnya di pasar. Bank Indonesia sebagai otoritas moneter di Indonesia merencanakan kebijakan pengurangan nilai pecahan mata uang rupiah tanpa mengurangi nilainya dengan cara menghilangkan 3 angka 0 terakhir (x000 menjadi x). Rencana kebijakan ini dilontarkan oleh Bank Indonesia pada awal Mei 2010 dan dikonfirmasikan oleh Gubernur BI terpilih, Darmin Nasution pada 31 Juli 2010. Kebijakan redenominasi ini diambil setelah hasil riset Bank Dunia menyebutkan bahwa uang pecahan Rupiah Indonesia Rp100.000 adalah yang terbesar kedua di dunia setelah Dong Vietnam (VND) 500.000. Proses redenominasi akan mundur dari rencana yang semula akan direalisasikan pada 14 Agustus 2014. Urgensi Redenominasi Gubernur BI periode 2013-2018, Agus Marto Warjoyo menilai setidaknya ada lima urgensi terkait kebijakan redenominasi. Pertama, penyederhanaan nilai mata uang dengan mata uang terlihat lebih efisien. Dengan mengurangi nilai nol, maka aktivitas ekonomi akan semakin sederhana. Kedua, penyederhanaan rupiah akan membuat rupiah semakin berdaulat dan bergengsi. Hal ini dapat membuat rupiah bisa sejajar dengan mata uang negara lain. Ketiga, redenominasi dapat membuat waktu transaksi menjadi lebih cepat. Jika sebuah mata uang memiliki banyak angka nol di belakangnya (contohnya 1.000.000 atau 1.000.000.000), maka perhitungan dan pencatatan dalam transaksi sehari-hari bisa menjadi rumit dan memakan waktu. Keempat, dapat mengurangi risiko human error. Dengan jumlah digit yang lebih sedikit, maka perhitungan keuangan menjadi lebih mudah dan efisien. Hal ini dapat mengurangi kemungkinan terjadinya kesalahan perhitungan, seperti kesalahan pencatatan, kesalahan penjumlahan, dan kesalahan pembukuan. Kelima, efisiensi pencantuman harga barang dan jasa. Uang emisi sebelum tahun 2014 * TE: Tahun Emisi * TST: Tahun Seri Terkini * TNP: Tahun Nilai Pertama Uang emisi tahun 2014 Rencana semula Bank Indonesia meredenominasikan rupiah terganjal kondisi perekonomian global yang belum stabil dan pembahasan Undang-undang Redenominasi yang terhenti akibat agenda Pemilu 2014. Target semula realisasi redenominasi pada 14 Agustus 2014 akan berubah dengan wajah uang baru, yaitu Uang Negara Kesatuan Republik Indonesia (Uang NKRI). Sesuai amanat Undang-undang Nomor 7 Tahun 2011 Tentang Mata Uang, Rupiah ditempatkan sebagai salah satu simbol kedaulatan negara yang harus dihormati dan dibanggakan seluruh warga negara Indonesia. Dengan demikian, Bank Indonesia tidak lagi menjadi institusi tunggal yang berwenang mencetak uang Rupiah. Nantinya Bank Indonesia harus selalu berkoordinasi dengan pemerintah, yakni kementerian keuangan dalam hal rencana mencetak uang, penerbitan uang, hingga penarikan dan pemusnahan uang yang lama. Setelah tidak lagi menjadi institusi tunggal pencetak uang Rupiah, frasa Bank Indonesia yang terdapat di setiap pecahan Rupiah saat ini akan diganti menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Selain itu, perubahan lainnya pada uang NKRI nantinya adalah akan adanya tanda tangan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia dan sistem pengamanan baru anti pemalsuan pada uang kertas. Uang emisi tahun 2016 & 2020 Pada tanggal 19 Desember 2016, Bank Indonesia (BI) resmi meluncurkan 11 desain baru rupiah yang terdiri dari 7 pecahan uang kertas dan 4 pecahan uang logam. Rupiah kertas yang diterbitkan terdiri dari nominal Rp100.000, Rp50.000, Rp20.000, Rp10.000, Rp5.000, Rp2.000, dan Rp1.000. Sementara rupiah logam terdiri atas pecahan Rp1.000, Rp500, Rp200, dan Rp100. Desain uang baru ini sejalan dengan rencana Bank Indonesia menerbitkan uang Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Hampir semua wajah pahlawan di uang tunai berganti, kecuali pecahan Rp100.000. Pecahan Rp100.000 tetap menampilkan wajah dua proklamator Republik Indonesia, yaitu Presiden dan Wakil Presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno dan Mohammad Hatta. Bertepatan dengan Hari Bela Negara Indonesia, Bank Indonesia menerbitkan 11 desain baru rupiah yang terdiri dari 7 pecahan rupiah kertas dan 4 pecahan rupiah logam. Setelah diterbitkannya rupiah baru, maka uang rupiah yang sudah beredar di masyarakat masih berlaku dan masih bisa digunakan sebagai alat transaksi yang sah sampai BI menarik peredaran rupiah lama. Penggunaan gambar pahlawan pada rupiah baru juga sebelumnya sudah disetujui oleh Presiden Republik Indonesia ke-7 Joko Widodo (Jokowi), Menteri Keuangan Republik Indonesia ke-26 Sri Mulyani Indrawati, dan Gubernur Bank Indonesia ke-15 Agus Martowardojo. Untuk memperingati ulang tahun Republik Indonesia ke-75, Bank Indonesia mengeluarkan uang komemoratif bertajuk Uang Peringatan Kemerdekaan dengan nominal Rp75.000. Uang ini diperkenalkan kepada publik pada tanggal 17 Agustus 2020 dan mulai bisa dipesan sejak 18 Agustus 2020 melalui pemesanan daring. Ultraungu (UV-A) Kode Tuna Netra (Blind Code)Uang kertasBerikut adalah gambar pahlawan di uang kertas rupiah baru dengan tahun emisi 2016.' Rp1.000 bergambar Tjut Meutia Rp2.000 bergambar Mohammad Hoesni Thamrin Rp5.000 bergambar KH Idham Chalid Rp10.000 bergambar Frans Kaisepo Rp20.000 bergambar Dr. G.S.S.J Ratulangi Rp50.000 bergambar Ir. Djuanda Kartawidjaja Rp75.000 bergambar Presiden Republik Indonesia Dr. (H.C.) Ir. H. Soekarno dan Wakil Presiden Republik Indonesia Drs. Mohammad Hatta Rp100.000 bergambar Presiden Republik Indonesia Dr. (H.C.) Ir. H. Soekarno dan Wakil Presiden Republik Indonesia Drs. Mohammad Hatta Uang logam Rp100 bergambar Prof. Dr. Ir. Herman Johannes Rp200 bergambar Dr. Tjiptomangunkusumo Rp500 bergambar Letjend TNI Purn. TB Simatupang Rp1.000 bergambar I Gusti Ketut Pudja Selain menampilkan gambar pahlawan dan tarian tradisional, sebagai bentuk melestarikan karakteristik sebuah bangsa, uang kertas rupiah baru dengan tahun emisi 2016 ini juga menampilkan gambar destinasi wisata unggulan yang ada di Indonesia. Berikut beberapa destinasi wisata yang ditampilkan dalam uang kertas rupiah baru dengan tahun emisi 2016. Rp1.000, Banda Neira Rp2.000, Ngarai Sianok Rp5.000, Gunung Bromo Rp10.000, Taman Nasional Wakatobi Rp20.000, Kepulauan Derawan Rp50.000, Pulau Padar, Taman Nasional Komodo Rp100.000, Kepulauan Wayag, Raja Ampat Berikut beberapa tarian tradisional yang ditampilkan dalam uang kertas rupiah baru dengan tahun emisi 2016. Rp1.000, Tari Tifa Rp2.000, Tari Piring Rp5.000, Tari Gambyong Rp10.000, Tari Pakarena Rp20.000, Tari Kancet Ledo Rp50.000, Tari Legong Rp100.000, Tari Topeng Betawi Berikut 7 gambar bunga yang ada di uang kertas baru rupiah dengan tahun emisi 2016. Rp1.000, Bunga Anggrek Larat Rp2.000, Bunga Jeumpa Rp5.000, Bunga Sedap Malam Rp10.000, Bunga Cempaka Hutan Kasar Rp20.000, Bunga Anggrek Hitam Rp50.000, Bunga Jepun Bali Rp100.000, Bunga Anggrek Bulan Tanda air yang sama dengan seri sebelumnya. Uang emisi tahun 2022 Pada tanggal 18 Agustus 2022, Bank Indonesia (BI) resmi meluncurkan 7 desain baru uang kertas rupiah. Gambar pahlawan masih sama dengan desain uang kertas rupiah emisi tahun 2016, namun dengan ukuran uang kertas yang lebih pendek. Wajah baru uang kertas tahun emisi 2022 tetap mempertahankan gambar pahlawan nasional sebagai gambar utama di bagian depan dan bertema kebudayaan Indonesia seperti tarian, pemandangan alam , dan flora di bagian belakang. Satuan uang dalam rupiah Subsatuan Rupiah memiliki satuan di bawahnya. Pada masa awal kemerdekaan, rupiah disamakan nilainya dengan Gulden Hindia Belanda, sehingga dipakai pula satuan-satuan yang lebih kecil yang berlaku pada masa kolonial. Berikut adalah satuan-satuan yang pernah dipakai, namun tidak lagi dipakai karena penurunan nilai rupiah menyebabkan satuan itu tidak bernilai penting. Supersatuan Terdapat 2 satuan di atas rupiah yang sekarang juga tidak dipakai lagi. Kurs rupiah terhadap dolar AS Catatan: untuk tahun tahun 1965-2009 untuk tahun 1945-1949 rupiah masih dalam taraf mencari pengakuan dari luar negeri untuk tahun 1950-an, rupiah dipatok tinggi tetapi sebenarnya di pasar gelap rupiah diperdagangkan jauh lebih rendah untuk tahun 1950 nilai Rp7,6 per USD adalah untuk ekspor dan Rp11,4 per USD adalah untuk impor untuk tahun 1964 dasarnya adalah UU No. 32/1964 tahun 1965 diperkenalkan rupiah baru dengan mencoret 3 angka nol untuk tahun 1970, 1971, 1978 adalah devaluasi yang dilakukan dalam keadaan mata uang ditentukan nilainya terhadap dolar oleh pemerintah diberlakukan sistem Nilai Tukar Mengambang Terkendali mulai tahun 1978 sampai Juli 1997 IMF yang dikutip Nation Master pada 1980, 1985, 1990, 1995, 2000, 2005 untuk tahun 1999, 2001, 2002, 2003, 2004 untuk perkiraan tahun 2006 untuk perkiraan tahun 2007 untuk tahun 2008 untuk tahun 2009-sekarang Daftar mata uang bernama seperti rupiah Rupee India (रुपया) Rufiyaa Maladewa (ދިވެހި ރުފިޔ) Rupee Mauritius (roupie) Rupee Nepal (रूपैयाँ) Rupee Pakistan () Rupee Seychelles (roupi, roupie) Rupee Sri Lanka (ரூபாய்) Sudah tidak ada Rupee Afghanistan Rupee Bhutan Rupee Burma Rupee Hindia Denmark Rupee Afrika Timur (Britania) Rupee Hindia Prancis (roupie) Rupee Afrika Timur (Jerman) (rupie) Rupee Teluk Rupee Hyderabad Rupia Somaliland Italia Ripis Jawa Roepiah Hindia Belanda Rúpia Hindia Portugis Rupiah Riau Rupee Travancore Rupiah Papua Barat Rupee Zanzibar Fiksi Rupee Hylia Referensi Pranala luar Kurs Uang Kertas Asing versi BI Kurs Rupiah dari sejumlah Bank terkemuka Indonesia Mengenali Ciri-ciri Keaslian Uang Rupiah Koleksi uang Rupiah Buku Panduan Uang Rupiah Bank Indonesia Booklet Ciri-ciri Rupiah Bank Indonesia Leaflet Ciri-ciri Rupiah TE2016 Ekonomi Indonesia Numismatika Mata uang di Indonesia
4651
https://id.wikipedia.org/wiki/Pemerintahan%20Sipil%20Hindia%20Belanda
Pemerintahan Sipil Hindia Belanda
Pemerintahan Sipil Hindia Belanda (; ; disingkat NICA) merupakan otoritas sipil dan militer yang berfungsi sebagai perpanjangan tangan pemerintah Belanda dari tahun 1944 hingga 1947 untuk wilayah yang merupakan bekas dari koloni Hindia Belanda dan diproklamasikan menjadi Republik Indonesia sejak berakhirnya masa pendudukan Jepang pada bulan Agustus 1945. NICA dibentuk pada 3 April 1944 sebagai badan penghubung pemerintahan Belanda di pengasingan yang berkedudukan di London dengan Pasukan Sekutu di Kawasan Pasifik Barat Daya yang berkedudukan di Brisbane, Australia di bawah pimpinan Jenderal Douglas MacArthur. Pembentukan NICA dibentuk di Australia pada 3 April 1944 dan awalnya bertugas menghubungkan Pemerintah Kolonial Hindia Belanda di pengasingan dengan Komando Tertinggi Sekutu di Wilayah Pasifik Barat Daya (SWPA/South West Pacific Area). Berkedudukan di Camp Colombia, Brisbane, lembaga ini awalnya bernaung di bawah struktur komando Sekutu. Di awal 1944, Letnan Gubernur Jenderal Hindia Belanda, H.J. Van Mook dan Panglima Tertinggi SWPA, Jenderal Douglas MacArthur dari AS, menyepakati bahwa wilayah Hindia Belanda yang berhasil direbut oleh pasukan Sekutu akan diserahkan kepada pemerintahan sipil NICA. Namun karena penundaan politis di Departemen Luar Negeri AS (U.S. State Department), kesepakatan berjudul Van Mook - MacArthur Civil Affairs Agreement tersebut baru ditandatangani pada 10 Desember 1944.[1] Pada April 1944, detasemen personil NICA yang pertama mendarat di Hollandia (sekarang kota Jayapura, Indonesia), terdiri dari personil militer atau paramiliter Belanda, Indo (Eurasia) dan pribumi Hindia Belanda yang berseragam. Komando umum dijabat oleh Colonel C. Giebel yang Staff Officer NICA (SONICA). Setiap detasemen dikepalai oleh seorang Commanding Officer NICA (CONICA) yang bertanggung jawab untuk pemerintahan lokal. Sebelum kapitulasi Jepang, unit-unit NICA sudah membentuk pemerintahan sipil di New Guinea (seperti Hollandia, Biak and Manokwari, Numfor), Maluku (Morotai) dan Borneo (Tarakan dan Balikpapan). Dukungan suplai dan logistik dari AS kepada NICA berakhir ketika komando militer dialihkan dari SWPA yang dikepalai AS kepada SEAC (South East Asia Command) pimpinan Inggris pada 15 Agustus 1945. 250 detasemen NICA yang tadinya direncanakan akan dikirim ke Pulau Jawa dihentikan aktivitasnya. Perebutan kembali Sumatra, Jawa, Bali dan Lombok menjadi tanggung jawab Inggris. Sementara wilayah selain wilayah tersebut menjadi tanggung jawab Australia. Pada 24 Agustus 1945, Belanda menandatangani perjanjian British Civil Affairs Investment Agreement dengan South East Asia Command (SEAC) pimpinan Lord Louis Mountbatten. Pada September 1945, utusan pertama NICA mendarat di Batavia (sekarang menjadi Jakarta). Karena pemerintah Republik Indonesia bersikeras menentang kehadiran staff NICA dan penggunaan nama Hindia Belanda dalam lembaga tersebut, maka pada Januari 1946, namanya diubah menjadi AMACAB (Allied Military Administration-Civil Affairs Branch). Setelah Inggris meninggalkan Indonesia dan pembubaran SEAC pada Juni 1946, namanya diganti lagi menjadi Tijdelijke Bestuursdienst (Temporary Administrative Service). Hindia Belanda Pendirian tahun 1944 di Hindia Belanda
4652
https://id.wikipedia.org/wiki/Gerilya
Gerilya
Perang Gerilya merupakan terjemahan dari bahasa Spanyol: guerrilla yang secara harafiah berarti perang kecil. Perang gerilya adalah perang yang dilakukan secara sembunyi sembunyi, penuh kecepatan, sabotase dan biasanya dalam kelompok yang kecil tapi sangat fokus dan efektif. . A.H. Nasution yang pernah menjabat pucuk panglima Tentara Nasional Indonesia-Angkatan Darat (TNI-AD) menuliskan di buku "Pokok-pokok Gerilya". Bagi tentara perang gerilya sangatlah efektif. Mereka dapat mengelabui,menipu atau bahkan melakukan serangan kilat. Taktik ini juga sangat membantu dan manjur saat menyerang musuh dengan jumlah besar yang kehilangan arah dan tidak menguasai medan. Kadang taktik ini juga mengarah pada taktik mengepung secara tidak terlihat (invisible). Sampai sekarang taktik ini masih dipakai teroris untuk sembunyi. Jika mereka menguasai medan mereka dapat melakukan: penahanan sandera, berlatih, pembunuhan, hingga menjadi mata-mata. Dan musuh dapat melakukan nomaden, yaitu berpindah-pindah dan menyerang secara bersembunyi tanpa ketahuan oleh lawan.Tokoh besar Indonesia dalam taktik gerilya adalah Jendral Soedirman. Jendral Soedirman membuat Belanda tidak bisa menang melawan pasukan gerilya Indonesia saat itu. Taktik ini kemudian dipakai oleh Ho Chi Minh dalam Perang Vietnam sehingga Vietnam Utara menang telak melawan Vietnam Selatan dan Amerika Serikat. Taktik Gerilya juga digunakan banyak pasukan resistensi, seperti Pasukan Resistensi Spanyol dibawah pendudukan Napoleon Bonaparte. Taktik gerilya kurang lebih berlangsung secara diam diam, mematikan musuh dalam serangan kejutan. Sehingga menjebak musuh adalah hal yang paling utama dalam taktik gerilya. Perang Gerilya diyakini sudah ada sejak tahun 3100 sebelum masehi. Seebelum adanya taktik Perang Konvensional. Strategis China, Sun Tzu, menyarankan penggunaan Gerilya dalam buku "Art of war" (Seni dari Perang) miliknya. Perang gerilya Militer
4653
https://id.wikipedia.org/wiki/Kota%20Langsa
Kota Langsa
Langsa adalah salah satu kota yang berada di provinsi Aceh, Indonesia. Kota Langsa berada kurang lebih 400 km dari kota Banda Aceh. Pada tahun 2021, jumlah penduduk kota Langsa sebanyak 185.622 jiwa, dengan kepadatan 707 jiwa/km2. Sejarah Pada awalnya Langsa merupakan pusat ibu kota dari kabupaten Aceh Timur dan berstatus Kota Administratif sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun 1991 tentang Pembentukan Kota Administratif Langsa. Setelah pemekaran dari kabupaten Aceh Timur, Kota Administratif Langsa diangkat statusnya menjadi Kota Langsa berdasarkan Undang-Undang Nomor 3 tanggal 21 Juni 2001. Hari jadi Kota Langsa ditetapkan pada tanggal 17 Oktober 2001. Kota Langsa terkenal sebagai kota pendidikan, kota perdagangan, kota kuliner, dan kota wisata. Geografi Batas Wilayah Luas wilayah Kota Langsa adalah 262,41 km2. Kota langsa terletak pada posisi antara 04° 24’ 35,68’’ – 04° 33’ 47,03” Lintang Utara dan 97° 53’14,59’’ – 98° 04’ 42,16’’ Bujur Timur. Ketinggian wilayah Kota Langsa antara 0 – 25 M di atas permukaan laut serta mempunyai batas-batas wilayah sebagai berikut. Iklim & Cuaca Kota Langsa merupakan daerah tropis yang selalu dipengaruhi oleh angin musim, sehingga setiap tahun ada dua musim yang berbeda yaitu musim hujan dan musim kemarau. Musim hujan dan musim kemarau biasanya terjadi secara acak sepanjang tahun. Meskipun perubahan cuaca sering, curah hujan rata-rata per tahun berkisar dari 1500 mm sampai 3000 mm, sedangkan suhu udara rata-rata berkisar antara 28°-32 °C dan kelembaban relatif rata-rata 75 %. Pemerintahan Daftar Wali Kota Dewan Perwakilan Kecamatan Kota Langsa terdiri dari 5 kecamatan, yakni Langsa Barat, Langsa Kota, Langsa Lama, Langsa Baro dan Langsa Timur. Langsa Barat terbagi menjadi 13 desa/kelurahan. Langsa Kota terbagi menjadi 10 desa/kelurahan. Langsa Lama terbagi menjadi15 desa/kelurahan. Langsa Baro terbagi menjadi 12 desa/kelurahan. Langsa Timur terbagi menjadi 16 desa/kelurahan. Penduduk Mayoritas penduduk Kota Langsa adalah suku Aceh lalu disusul oleh suku Melayu, suku Jawa, suku Tionghoa, suku Gayo, suku Batak, suku Alas, dan suku Karo. Kota Langsa merupakan kota termaju dan terbesar di provinsi Aceh setelah kota Banda Aceh, kota ini juga merupakan kota terpadat dan teramai setelah Banda Aceh. Bahasa yang digunakan masyarakat kota Langsa adalah: Bahasa Melayu dan bahasa Aceh, yang merupakan bahasa yang dominan dipakai oleh masyarakat kota Langsa, namun bahasa Indonesia tetap menjadi bahasa utama dan menjadi pemersatu untuk berkomunikasi antar etnis, terutama untuk berbicara kepada pendatang luar provinsi Aceh. Agama Islam adalah agama mayoritas masyarakat Kota Langsa dan rakyat Aceh umumnya. Hukum Syariat Islam menjadi aturan dasar dalam kehidupan masyarakat Kota Langsa. Agama Kristen juga menjadi bagian dari populasi, sementara Buddha banyak diadopsi oleh komunitas warga Tionghoa. Kota Langsa merupakan kota yang kaya akan perbedaan etnis dan penduduk tetap hidup dalam damai serta memiliki toleransi beragama yang kuat. Lokasi Kota Langsa sangat dekat dengan Medan, ibu kota Provinsi Sumatera Utara, sehingga menempatkan Kota Langsa sebagai kota yang strategis dan ramai imigran. Pendidikan Perguruan Tinggi Universitas Samudra Langsa IAIN Zawiyah Cot Kala Langsa Universitas Sains Cut Nyak Dhien Kampus LP3I STIM Pase Langsa Akademi Akademi Kebidanan Harapan Ibu Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Cut Nyak Dhien Akademi Keperawatan UMMI Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bustanul Ulum Langsa Akademi Kebidanan Bustanul Ulum Akademi Keperawatan DepKes (Departemen Kesehatan) Kesehatan Rumah sakit Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat) Puskesmas Langsa Timur Puskesmas Langsa Lama Puskesmas Langsa Barat Puskesmas Langsa Baro Puskesmas Langsa Kota Pariwisata Tempat Wisata Lapangan Merdeka Kota Langsa Lapangan Merdeka Kota Langsa terletak di pusat Kota Langsa. Lapangan ini biasa dipakai untuk acara-acara dan kegiatan sosial. Lapangan ini adalah Ruang Terbuka Hijau utama Kota Langsa. Setiap hari ramai warga menghabiskan waktu di tempat ini. Taman Bambu Runcing Taman Bambu Runcing terletak tak berjauhan dari Lapangan Merdeka Kota Langsa. Taman dengan konsep central park atau "taman di tengah kota" ini ramai dikunjungi karena ada nilai sejarah kemerdekaan di sini. Karakteristik utama taman ini adalah, adanya Tugu Bambu Runcing yang berdiri megah di tengah taman. Taman Hutan Kota Langsa Taman Hutan Kota Langsa dikenal juga dengan sebutan Hutan Lindung Kota Langsa, berlokasi di Jalan Perumnas, Desa Paya Bujok Seulemak, Langsa Baro. Taman hutan ini adalah kawasan wisata dengan konsep Ruang Terbuka Hijau yang juga berfungsi sebagai paru-paru Kota Langsa. Memiliki luas sekitar 10 hektare. Pengunjung bisa merasakan sejuknya suasana alam serta melihat keindahan dan keasrian flora fauna di taman hutan ini. Di taman hutan ini terdapat sekitar 300 jenis tanaman dan puluhan binatang. Pohon damar, pohon merbau merupakan salah satu tumbuhan yang bisa dilihat di sini. Bila beruntung, pengunjung juga bisa menyaksikan bunga bangkai yang sedang mekar. Tapi ini hanya terjadi setahun sekali, biasanya pada November atau Desember. Itupun hanya berlangsung sekitar 4 hari. Koleksi binatangnya juga lumayan banyak. Ada buaya, rusa, ular, musang, kera, landak, dan aneka jenis burung. Kegiatan yang paling digemari, terutama bagi anak-anak yaitu memberi makan rusa. Cukup membeli makanannya berupa wortel yang sudah dirajang, pengunjung pun bisa memberi makan rusa-rusa tersebut. Hutan Mangrove Kota Langsa Hutan Mangrove Kota Langsa disebut juga dengan nama Mangrove Forest Park. Kawasan Hutan Mangrove yang terletak di kilometer 10 Kuala Langsa, adalah tempat favorit untuk menikmati wisata alam mangrove bersama keluarga. Hutan Mangrove ini sangat indah, rimbunan pohon bakau atau mangrove terbentang luas di atas lahan rawa pesisir Kuala Langsa ini. Aneka ragam pohon mangrove di hutan mangrove ini adalah salah satu yang terlengkap di dunia. Ada jalan setapak di dalam hutan mangrove sehingga pengunjung bisa masuk ke dalam hutan mangrove dengan sangat nyaman. Pengunjung bisa merasakan sensasi dan sejuknya suasana hutan mangrove yang mungkin tidak bisa didapatkan di kota lain di Aceh. Central Business District Kuliner Langsa Central Business District Kuliner Langsa terletak di jalan Teuku Nyak Arief dan jalan Cut Nyak Dhien. Merupakan sentra wisata kuliner Kota Langsa. Ada banyak sajian makanan yang ditawarkan di sini. Menu istimewa adalah, Mie Aceh, sop daging sapi, sate daging, martabak, es krim, aneka makanan tradisional, aneka western food seperti burger dan pizza, dan jajanan lainnya dengan harga yang sangat terjangkau. Gedung Balee Juang Gedung Balee Juang diresmikan menjadi Museum Kota Langsa oleh Wali kota Langsa Tgk. Usman Abdullah, SE pada tanggal 22 Januari 2019. Balee Juang adalah gedung peninggalan kolonial Belanda. Arsitektur ala Belanda masih sangat jelas terdapat pada gedung ini. Gedung ini telah ada sejak tahun 1920, yang ketika itu bernama Het Kantoorgebouw Der Atjehsche Handel-Maatschappij Te Langsar, gedung semacam ini hanya ada di Aceh saja ketika itu yaitu di Kuta Raja dan di Kota Langsa. Pelabuhan Kuala Langsa Pelabuhan Kuala Langsa adalah pelabuhan internasional yang menghubungkan Kota Langsa dengan luar negeri dan juga aktif dengan kegiatan Ekspor Impor. Pada hari Sabtu 23 Februari 2013, pelayaran perdana Kota Langsa–Penang kembali diresmikan setelah sempat vakum pada masa konflik dahulu. Pelabuhan ini juga menarik untuk para wisatawan, di sini wisatawan bisa memancing, berenang, bersantai dengan keluarga dan melihat perahu-perahu nelayan yang lalu lalang. Di pelabuhan ini juga banyak dijumpai pedagang yang menjual aneka makanan dan minuman, seperti bakso, jagung rebus, es krim, mie Aceh, es kelapa muda dan lain sebagainya. Para penjualnya sebagian besar berasal dari desa setempat. Ujong Pusong Ujong Pusong adalah sebuah pedesaan unik dan langka di mana penduduk sehari-hari berpencaharian mayoritas nelayan. Nuansa desa Pusong sangat unik mengingat Pusong ini terletak di tengah laut yang berbentuk daratan pantai. Ujong Pusong adalah salah satu tempat kunjungan wisata yang masih terus dikembangkan, melihat penduduknya yang relijius dan bersahabat didukung oleh adanya beberapa sarana dan prasarana seperti masjid, dan air bersih. Pulau Teulaga Tujoh Pulau Teulaga Tujoh adalah pulau kecil yang berada tak jauh dari Pusong. Tempat ini sangat indah dan unik serta langka karena tidak ada satu pun orang yang bermukim di sini karena beberapa sebab. Salah satunya adalah karena tempat ini diyakini masyarakat adalah tempat keramat. Pulau Teulaga Tujoh adalah pulau yang belum tersentuh dan masih alami dengan pantai, hutan yang hijau dan dengan hunian binatang di antaranya kera dan burung yang ramah menyambut kedatangan pengunjung. Pulau ini sangat cocok menjadi tempat penelitian dan rekreasi alam. Kawasan Toko Belakang Kawasan Toko Belakang merupakan kawasan Pecinan atau biasa disebut dalam bahasa Inggris, China Town. Kawasan ini dulunya merupakan kawasan komunitas warga Tionghoa yang besar. Sampai sekarang beberapa bangunan asli milik warga Tionghoa masih bisa dilihat, namun seiring perkembangan zaman, sebagian bangunan ini dihancurkan dan dibangun bangunan yang lebih modern. Ada beberapa makanan khas China di tempat ini, seperti kwetiau, pangsit, cap cay, dan lain-lain. Terdapat juga satu bangunan pabrik kecap asin tertua di tempat ini. Langsa Town Square (LATOS) LATOS merupakan pusat perbelanjaan terbesar di Kota Langsa. LATOS terletak di pusat pasar Kota Langsa. Gedung LATOS terdiri dari 3 lantai dengan 400 unit toko, dan memiliki beragam fasilitas menarik. Agama Tempat Ibadah Masjid Raya Darul Falah Kota Langsa, masjid terbesar yang berlokasi di jantung kota dengan fasilitas besar yang dapat menampung jamaah untuk melakukan ibadah. Terdapat banyak masjid yang tersebar di penjuru kota. Mayoritas penduduk di Kota Langsa beragama Islam, tidak sulit untuk menemukan masjid khususnya di Kota Langsa umumnya di Aceh. Masjid tertua yang dimiliki Kota Langsa adalah Masjid Istiqamah, yang berdiri kukuh di kecamatan Langsa Kota tepatnya di desa Gampong Teungoh. Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP). Vihara Buddha Kota Langsa, berlokasi di pusat pasar tradisional Kota Langsa, vihara ini sangat indah dengan balutan cat warna merah yang mencirikan warna khas komunitas Tionghoa. Olahraga Tim Olahraga PSBL Langsa Langsa United PS Garuda Sungai Pauh PS Gabrem Gampong Teungoh PS PTPN 1 Langsa Sarana Olahraga Stadion Langsa Lapangan Merdeka Kota Langsa Bumi Perkemahan Kemuning Gedung PBSI Langsa Lapangan Tembak Perbakin Lapangan Golf PTPN 1 Langsa Industri Perusahaan Kecap Aneka Guna Galangan Kapal PT Era Global Conservasi Transportasi Terminal Terpadu Langsa Pelabuhan Kuala Langsa Lapangan Terbang Kuala Langsa Prestasi WTP BPK Tahun 2013. WTP BPK Tahun 2014. WTP BPK Tahun 2015. Juara 1 Fahmil Quran Putra Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Tingkat Provinsi Aceh ke 32 Tahun 2015. Juara 1 Kota Sehat Lingkungan Hidup se-Aceh Tahun 2015. Juara 1 Adipura Tingkat Provinsi Aceh Tahun 2015. Pada tanggal 22 Juli 2016, Kota Langsa memperoleh Anugerah Adipura Buana. Peringkat Pertama Lomba Penanaman Dan Pemeliharaan Pohon Tingkat Provinsi Aceh Tahun 2016. WTP BPK Tahun 2016. Anugerah Dana Rakca Tahun 2016. Penghargaan Pastika Parahita Tahun 2017. Peringkat Pertama Penanaman Pohon Terbanyak Dan Pemeliharaan Pohon Terbaik Tingkat Nasional Tahun 2017. Penghargaan Kota Peduli Hak Asasi Manusia dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Tahun 2017. WTP BPK Tahun 2017. Adipura Tingkat Provinsi Aceh Tahun 2018. Predikat Kepatuhan Tinggi 2018 dari Ombudsman Republik Indonesia. Tim Sepak Bola Langsa United Juara Liga Aceh 2018. Kepolisian Resor Langsa sebagai Unit Penyelenggara Pelayanan Publik Kategori Baik Tahun 2018 dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia. Kepolisian Resor Langsa sebagai Unit Penyelenggara Pelayanan Publik Kategori Baik Tahun 2019 dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia. Kepolisian Resor Langsa Peringkat Pertama Dalam Layanan SKCK Tingkat Polres/ta/tabes/metro Seluruh Indonesia Tahun 2019 dari Badan Intelijen dan Keamanan Kepolisian Negara Republik Indonesia. Juara Umum Ajang Olimpiade Olah Raga Siswa Nasional Tingkat Provinsi Aceh tahun 2019. WTP BPK Tahun 2019. Mangrove Forest Park Juara 1 Anugerah Pesona Indonesia 2019 Kategori Ekowisata Terpopuler dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia. Mangrove Forest Park Juara Terfavorit Untuk Semua Kategori Anugerah Pesona Indonesia 2019 dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia. Tokoh Kota Langsa Jessica Mila Kivlan Zen Jusman Syafii Djamal Hasunal Miftah Israfani Usman Abdullah Johannes Antonius Franciscus Roelen Mohamad Kasim Arifin Peter Kuiper Abdul Rachman Ramly Ayu Wahyuni Elvira Saputri Yuka Kharisma Naufal Raziq Profesor Taifo Mahmud Iskandar St Grup Band Shouts To The World (STTW) Grup Band Plincore Referensi Lihat Pula Kabupaten Aceh Timur Kabupaten Aceh Tamiang Pranala luar Website Kota Langsa Profil di situs web resmi Kamar Dagang dan Industri Aceh Perusahaan Listrik Negara Langsa Wisata Hutan Lindung Kota Langsa Pelabuhan Kuala Langsa Diserbu Pengunjung >> Foto Instagram Terkait Kota Langsa Langsa Langsa
4654
https://id.wikipedia.org/wiki/Suku%20Aneuk%20Jamee
Suku Aneuk Jamee
Aneuk Jamee ( Ughang Jamu) adalah suatu kelompok etnis atau suku bangsa Indonesia yang tersebar di sepanjang pesisir barat–selatan Aceh mulai dari kabupaten Aceh Singkil, Aceh Selatan, Aceh Barat Daya, Nagan Raya, Aceh Barat, dan Simeulue. Suku ini merupakan keturunan perantau Minangkabau yang bermigrasi ke Aceh dan telah berakulturasi dengan suku Aceh. Etimologi Secara etimologi, nama Aneuk Jamèe berasal dari bahasa Aceh yang secara harfiah berarti anak tamu. Sedangkan sebutan yang digunakan oleh suku Aneuk Jamee sendiri adalah Ughang Jamu yang berarti orang tamu Sejarah Sejak berabad-abad lalu, pesisir barat Sumatra telah menjadi rantau tradisional bagi orang Minangkabau. Migrasi orang Minang ke pesisir barat Aceh telah berlangsung sejak abad ke-16, di mana ketika itu banyak dari saudagar Minang yang berdagang dengan Kesultanan Aceh. Selain berdagang banyak pula dari masyarakat Minang yang memperdalam ilmu agama ke Aceh. Salah satunya ialah Syeikh Burhanuddin Ulakan, seorang ulama yang berasal dari Ulakan, Pariaman, Sumatera Barat. Syekh Burhanuddin pernah menimba ilmu di Aceh kepada Syekh Abdurrauf Singkil dari Singkil, Aceh, yang pernah menjadi murid dan penganut setia ajaran Syekh Ahmad al-Qusyasyi Madinah. Oleh Syekh Ahmad keduanya diberi wewenang untuk menyebarkan agama Islam di daerahnya masing-masing. Gelombang migrasi berikutnya terjadi pada masa Perang Paderi. Di mana pada masa itu banyak dari masyarakat Minang yang menghindar dari pergolakan dan penjajahan Hindia Belanda. Penyebaran Suku Aneuk Jamee terutama terdapat di kabupaten Aceh Selatan (lebih kurang 30% dari populasi) dan sebagian kecil di kabupaten Aceh Barat Daya, Aceh Barat, Aceh Singkil dan Simeulue. Kawasan-kawasan yang didiami oleh suku Aneuk Jamee: Bahasa Dalam percakapan sehari-hari, kelompok masyarakat ini menggunakan bahasa Minangkabau dialek Aceh, atau yang dikenal dengan bahasa Aneuk Jamee. Bahasa Jamee merupakan bahasa Minangkabau yang telah menyerap beberapa unsur dan kosakata Bahasa Aceh. Kini kebanyakan masyarakat Suku Aneuk Jamee, terutama yang mendiami kawasan yang didominasi oleh suku Aceh, misalnya di Kabupaten Aceh Barat, umumnya juga menguasai dan menggunakan bahasa Aceh sebagai bahasa pergaulan sehari-hari. Sementara di kawasan dengan populasi yang lebih didominasi oleh suku Aneuk Jamee, seperti di beberapa kecamatan di Aceh Selatan dan Aceh Barat Daya, bahasa Aneuk Jamee digunakan secara lebih luas. Lihat pula Merantau Suku Aceh Suku Minangkabau Suku Pesisir Sumber Pranala luar Menelusuri sejarah suku Aneuk Jamee Suku Aneuk Jamee Aneuk Jamee of Indonesia Suku bangsa di Aceh|Aneuk Jamee Suku bangsa di Aceh Minangkabau
4656
https://id.wikipedia.org/wiki/Zakat
Zakat
Zakat () dalam segi istilah adalah kegiatan mengeluarkan harta tertentu dari seseorang yang beragama Islam dan diberikan kepada golongan yang berhak menerimanya. Zakat dari segi bahasa berarti 'bersih', 'suci', 'subur', 'berkat' dan 'berkembang'. Menurut ketentuan yang telah ditetapkan oleh syariat Islam. Zakat merupakan rukun keempat dari rukun Islam. Definisi Menurut kebahasaan, zakat itu bisa ditilik dari kata زكى (zakā), yang kalau dirangkaikan pada kalimat, yaitu زكا الشيء يزكو (sesuatu itu bertambah dan tumbuh), atau bisa pula زكا الزرع (tanaman itu tumbuh), dan pada yang lain seperti: زكت التجارة (perniagaan itu tumbuh dan berkembang). Definisi zakāh sebagai madah/pujian dapat pula dilihat dalam firman Allah Ta'ala: فـلَا تُزَكُّوْا اَنْفُسَكُمْ (Maka janganlah kamu memuji dirimu suci). Kalau ia bermakna "pembersihan", apakah ia secara kasatmata (hissiyyah) atau secara makna, bisa dilihat pada QS as-Syams ayat 9: قَدْ أَفْلَحَ مَنْ زَكَّاها (Maka beruntunglah orang yang menyucikannya), yakni menyucikannya (jiwa) dari segala kekotoran. Dari zakā terbentuk kata tazkiyah (تزكية), atau menyebut kata-kata pujian bagi diri. Dari situ pada bahasa Arab juga dikenal kata زكى الرجل نفسه zakā ar-rajulu nafsahu. Inilah yang masuk ke dalam definisi awal zakat yang artinya adalah "tumbuh", "suci", dan "berkah". Dengan makna kebahasaan di atas, yakni "tumbuh" dan "suci", menurut Ibnu Hajar Al 'Asqalani, sesuai tinjauan syariat, maka itulah yang akan menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan pada harta dan pahala, terlebih juga, zakat itu berkaut pula dengan perdagangan dan pertanian. Adapun secara makna, ia berarti nama atau sebutan dari sesuatu hak Allah Ta'ala yang dikeluarkan kepada fakir miskin, ini ditunjukkan oleh sebuah riwayat di mana Nabi Muhammad mengutus Mu'adz bin Jabal ke Yaman, untuk mengambil sebagian harta orang yang kaya agar diberikan kepada orang yang papa di antara mereka. Adapun secara keistilahan, makna zakat dalam syariat Islam ialah seukuran tertentu beberapa jenis harta, yang wajib diberikan kepada golongan-golongan tertentu, dengan syarat-syarat yang tertentu pula. Bagian dari harta inilah yang dinamai zakat, dan didoakan oleh penerimanya agar diberi keberkatan dari Allah. Tak jauh dengan ketentuan di atas, ia dikecualikan dari Bani Hasyim dan Bani Muthalib, dan wajib dikeluarkan bagi yang berakal, baligh, dan merdeka. Menurut Undang-Undang Nomor 38 Tahun 1999, disebutkan bahasanya zakat merupakan harta yang wajib disisihkan oleh orang Muslim sesuai dengan ketentuan agama untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya. Kewajiban Setiap muslim diwajibkan untuk berzakat ketika hartanya sudah mencapai batas agar dapat dikenakan zakat. Dalam Islam, kondisi ini disebut nisab. Zakat juga diwajibkan diberikan ketika umat muslim telah melaksanakan puasa di bulan Ramadan selama satu bulan penuh. Jika penguasanya adalah Muslim dan mereka menjalankan syariat Islam secara utuh, merekalah yang mengumpulkan dan membagi uang zakat sebab mereka akan takut menyalahgunakan harta milik Allah SWT. Penguasa yang demikian akan mendapat pahala. Membagi zakat melalui pemerintah mengandung hikmah yang tinggi. Penerima lebih terhormat, dia terhindar dari rasa malu karena tidak banyak orang tahu kalau dia harus menerima dari orang per orang dan berkeliaran di jalan-jalan, ini memberi kesan rendah. Rendah untuk mereka (penerima) dan rendah untuk agama. Jika para pelaksana, pengumpul, dan pembagi zakat dari pemerintah diragukan kejujurannya, akan lebih baik dibagi sendiri saja. Untuk apa repot-repot, akhirnya, uang itu "menguap". Apabila pembagiannya dilakukan sendiri, tanpa melalui pemerintah atau lembaga zakat, lebih baik dirahasiakan, terutama kepada an ak pemberi yang belum dewasa. Ini karena dia bisa menganggap rendah (hina) terhadap anak-anak dari orang tua penerima zakat ayahnya. Diutamakan memberi zakat kepada fakir miskin dan sanak keluarga l alu tetangga, kawan dekat, atau kenalan, dengan mendahulukan Jakilaki atau perempuan yang saleh (salihah). Dalil-dalil berzakat Al-Qur'an Di dalam Al-Quran, ada banyak sekali dalil soal berzakat. Diantaranya Al-Baqarah ayat 177, Al-Ma'idah ayat 55, At-Taubah ayat 5, 34-35, Al-Mu'minun ayat 1-4, An-Naml ayat 2-3, Luqman ayat 3-4, serta Fushshilat ayat 6-7. Di bawah ini, adalah beberapa dalil Quran sehubungan dengan kewajiban zakat: Hadits Ada beberapa hadits yang diriwayatkan Imam Bukhari tentang zakat ini. Contohnya: Sejarah zakat Setiap umat muslim diwajibkan memberikan sedekah dari rezeki yang dikaruniakan Allah. Kewajiban ini tertulis di dalam Alquran. Pada awalnya, Alquran hanya memerintahkan untuk memberikan sedekah (pemberian yang sifatnya bebas, tidak wajib). Namun, pada kemudian hari, umat Islam diperintahkan untuk membayar zakat. Zakat menurut sebuah hadits ilmu dari percakapan Anas bin Malik dengan Dhamman bin Tsa'labah ditetapkan sebelum tahun ke-9 Hijriah/631 Masehi. Dikatakan ia wajib setelah hijrah Rasulullah ke Madinah. Dalil yang menjelaskan ini ialah hadits tentang zakat fitrah, riwayat Imam Ahmad dan Hakim, yang menyebut adanya zakat fitrah sebelum zakat mal, yang konsekuensinya ia ditetapkan setelah adanya perintah puasa. Nabi Muhammad melembagakan perintah zakat ini dengan menetapkan zakat bertingkat bagi mereka yang kaya untuk meringankan beban kehidupan mereka yang miskin. Sejak saat ini, zakat diterapkan dalam negara-negara Islam. Hal ini menunjukkan bahwa pada kemudian hari ada pengaturan pemberian zakat, khususnya mengenai jumlah zakat tersebut. Pada zaman khilafah, zakat dikumpulkan oleh pegawai negara dan didistribusikan kepada kelompok tertentu dari masyarakat. Kelompok itu adalah orang miskin, budak yang ingin membeli kebebasan mereka, orang yang terlilit hutang dan tidak mampu membayar. Syari'ah mengatur dengan lebih detail mengenai zakat dan bagaimana zakat itu harus dibayarkan. Hukum zakat Zakat merupakan salah satu rukun Islam, dan menjadi salah satu unsur pokok bagi tegaknya syariat Islam. Hal ini ditegaskan dalam sebuah hadits dari Ibnu Umar, bahwa Rasulullah menyebutkan bahwa "Islam dibangun di atas 5 tiang pokok, yaitu kesaksian bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad Rasulullah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, berpuasa pada bulan Ramadhan, dan naik haji bagi yang mampu." Oleh sebab itu hukum zakat adalah wajib fardhu atas setiap muslim yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu. Abdullah bin Mas'ud RA menyebutkan: "Anda sekalian diperintahkan menegakkan shalat dan membayar zakat. Siapa yang tidak mengeluarkan zakat, maka shalatnya tidak diterima.' Zakat termasuk dalam kategori ibadah seperti salat, haji, dan puasa yang telah diatur secara rinci berdasarkan Alquran dan Sunah. Zakat juga merupakan sebuah kegiatan sosial kemasyarakatan dan kemanusiaan yang dapat berkembang sesuai dengan perkembangan umat manusia di mana pun. Jenis zakat Zakat terbagi atas dua jenis yakni: Zakat fitrah Zakat yang wajib dikeluarkan muslim menjelang Idul Fitri pada bulan suci Ramadan. Besar zakat ini setara dengan 3,5 liter (2,7 kilogram) makanan pokok yang ada di daerah bersangkutan. Zakat maal (harta) Zakat yang dikeluarkan seorang muslim yang mencakup hasil perniagaan, pertanian, pertambangan, hasil laut, hasil ternak, harta temuan, emas dan perak. Masing-masing jenis memiliki perhitungannya sendiri-sendiri. Hak zakat Penerima Ada delapan pihak yang berhak menerima zakat, tertera dalam Surah at-Taubah ayat 60 yakni: Fakir - Mereka yang hampir tidak memiliki apa-apa sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan pokok hidup. Menurut Buya Hamka, kata fakir berasal dari makna "membungkuk tulang punggung", satu sebutan buat orang yang telah bungkuk memikul beban berat kehidupan. Miskin - Mereka yang memiliki harta namun tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar untuk hidup. Secara kebahasaan, orang miskin berasal dari kata سُكُوْنٌ (sukūn), artinya tidak ada perubahan pada hidupnya, tetap saja begitu, menahan penderitaan hidup. Amil - Mereka yang mengumpulkan dan membagikan zakat. Tentu saja dalam memungut zakat ini, ada para petugas yang mengambilnya. Mereka juga berhak terhadap zakat. Namun begitu, Buya Hamka memberi catatan, bahwa jika si pengurus atau pegawai mengambil sebagian hartanya yang telah dipungut untuk dirinya sendiri, ini dijatuhkan kepada korupsi/ghulūl (غُلُوْلٌ). Karenanya menurut beliau, boleh saja mengadakan kepanitiaan dalam rangka pemungutan zakat. Mu'allaf - Mereka yang baru masuk Islam dan membutuhkan bantuan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan barunya. Hamba sahaya - Budak yang ingin memerdekakan dirinya. Gharimin - Mereka yang berhutang untuk kebutuhan yang halal dan tidak sanggup untuk memenuhinya. Fisabilillah - Mereka yang berjuang di jalan Allah misal: dakwah, perang dan sebagainya. Ibnus Sabil - Mereka yang kehabisan biaya di perjalanan. Haram menerima Orang kaya dan orang yang masih memiliki tenaga. Hamba sahaya yang masih mendapat nafkah atau tanggungan dari tuannya. Keturunan Nabi Muhammad (ahlul bait). Orang yang dalam tanggungan dari orang yang berzakat, misalnya anak dan istri. Faedah zakat Zakat memiliki beberapa faedah yang sangat berguna bagi umat Islam, di antaranya faedah agama (diniyyah), akhlak (khuluqiyah) dan kesosialan (ijtimaiyyah). Berikut penjelasan lebih rinci mengenai faedah-faedahnya. Seorang fakir yang lemah, jika melihat orang kaya, dapat timbul rasa kurang senang, dengki, benci, dan iri. Namun, jika orang kaya itu baik hati, memberi bantuan dengan penuh keakraban dan kekeluargaan, hal ini dapat mengubah pandangan orang fakir tentang kenikmatan bahwa kekayaan yang dimiliki oleh orang itu bermanfaat bagi mereka. Oleh sebab itu, hati orang fakir menjadi bersih, serta tidak ada rasa dendam, benci, atau iri. Harta yang diterima orang fakir dari zakat, yang mungkin belum pernah dia peroleh dari usahanya sendiri, dapat memberikan gairah untuk dijadikan modal usaha, memberi dorongan kepada dirinya bahwa dia sebagai anggota masyarakat yang baik juga harus mengamalkan harta dan bergotong-royong. Oleh karena itu, harta zakat yang dia peroleh dapat mencegah dari sifat-sifat malas, pesimis, dan lemah jiwa. Faedah agama Dengan berzakat berarti telah menjalankan salah satu dari rukun Islam yang mengantarkan seorang hamba kepada kebahagiaan dan keselamatan dunia dan akhirat. Merupakan sarana bagi hamba untuk taqarrub (mendekatkan diri) kepada Rabb-nya, akan menambah keimanan karena keberadaannya yang memuat beberapa macam ketaatan. Pembayar zakat akan mendapatkan pahala besar yang berlipat ganda, sebagaimana firman Allah, yang artinya: "Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah" (Al Baqarah: 276). Dalam sebuah hadits muttafaq alaih, nabi juga menjelaskan bahwa sedekah dari harta yang baik akan ditumbuhkan kembangkan oleh Allah berlipat ganda. Zakat merupakan sarana penghapus dosa. Faedah akhlak Menanamkan sifat kemuliaan, rasa toleran dan kelapangan dada kepada pribadi pembayar zakat. Pembayar zakat biasanya identik dengan sifat rahmah (belas kasih) dan lembut kepada saudaranya yang tidak punya. Merupakan realita bahwa menyumbangkan sesuatu yang bermanfaat baik berupa harta maupun raga bagi kaum Muslimin akan melapangkan dada dan meluaskan jiwa. Sebab sudah pasti ia akan menjadi orang yang dicintai dan dihormati sesuai tingkat pengorbanannya. Di dalam zakat terdapat penyucian terhadap akhlak. Menjadi tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah. Faedah kesosialan Zakat merupakan sarana untuk membantu dalam memenuhi hajat hidup para fakir miskin yang merupakan kelompok mayoritas sebagian besar negara di dunia. Memberikan dukungan kekuatan bagi kaum Muslimin dan mengangkat eksistensi mereka. Ini bisa dilihat dalam kelompok penerima zakat, salah satunya adalah mujahidin fi sabilillah. Zakat bisa mengurangi kecemburuan sosial, dendam dan rasa dongkol yang ada dalam dada fakir miskin. Karena masyarakat bawah biasanya jika melihat mereka yang berkelas ekonomi tinggi menghambur-hamburkan harta untuk sesuatu yang tidak bermanfaat bisa tersulut rasa benci dan permusuhan mereka. Jikalau harta yang demikian melimpah itu dimanfaatkan untuk mengentaskan kemiskinan tentu akan terjalin keharmonisan dan cinta kasih antara si kaya dan si miskin. Zakat akan memacu pertumbuhan ekonomi pelakunya dan yang jelas berkahnya akan melimpah. Membayar zakat berarti memperluas peredaran harta benda atau uang, karena ketika harta dibelanjakan maka perputarannya akan meluas dan lebih banyak pihak yang mengambil manfaat. Hikmah zakat Hikmah dari zakat antara lain: Mengurangi kesenjangan sosial antara mereka yang berada dengan mereka yang miskin. Pilar amal jama'i antara mereka yang berada dengan para mujahid dan da'i yang berjuang dan berda'wah dalam rangka meninggikan kalimat Allah. Membersihkan dan mengikis akhlak yang buruk Alat pembersih harta dan penjagaan dari ketamakan orang jahat. Ungkapan rasa syukur atas nikmat yang Allah berikan Untuk pengembangan potensi ummat Dukungan moral kepada orang yang baru masuk Islam Menambah pendapatan negara untuk proyek-proyek yang berguna bagi ummat. Zakat dan pajak Tidak ada hubungan antara pajak dan zakat. Pajak adalah kewajiban tiap warga negara, sedangkan zakat adalah pajak perikemanusiaan. Sasaran utama dari pemberian zakat, yaitu para fakir miskin dan yatim. Uang zakat digunakan demi menanggulangi kemelaratan dan kelaparan, serta demi memerangi kemiskinan. Kalau sasaran utama ini sudah tercapai dan uang zakat berlebih, boleh diberikan kepada yang Iain. Pembangunan dilaksanakan untuk semua golongan, kaya atau miskin, misal membangun jalan atau jembatan, waduk atau irigasi, sekolah dan perguruan tinggi, semuanya dinikmati tidak hanya untuk fakir miskin, tetapi juga sebagian besarnya dinikmati oleh orang-orang kaya. Oleh karena itu, untuk kepentingan-kepentingan seperti itu tidak dapat dibayar dengan uang zakat. Pemerintah mencari sumber-sumber Iain, selain pajak untuk pembangunannya. Catatan Referensi (2004). Fathul Bari. Diterjemahkan oleh: Amiruddin, Lc. Editor: Abu Rania, Lc. dan Titi Tartilah, S.Ag. Jakarta: Pustaka Azzam. ISBB 979-3002-15-8. P. Bearman ed. (2012). Encyclopaedia of Islam, Second Edition. Brill Online. Joseph J. Cordes, Robert D. Ebel, Jane Gravelle ed. (2005). Encyclopedia of Taxation and Tax Policy. Urban Institute John L. Esposito ed. (2009). The Oxford Encyclopedia of the Islamic World. Oxford University Press. (1983). Tafsir Al-Azhar. X. Jakarta: Panji Masyarakat. (1993). Islam dan Muslim. Terjemah oleh Siti Zainab Luxfiati. Jakarta: Pustaka Firdaus. ISBN 979-541-039-3. Jane Dammen McAuliffe ed. (2006). Encyclopaedia of the Qur'an. Vol. 5. Leiden, The Netherlands: Brill Academic Publishers. Musthafa al-Khin; Musthafa al-Bugha; Ali asy-Syirbaji (1987). Fiqih Syafi'i Sistematis. Terjemah oleh Anshori Umar Sitanggal. Semarang: CV Asy-Syifa'. Hunter, Shireen; Malik, Huma; Senturk, Recep (2005). Islam and Human Rights: Advancing a U.S.-Muslim Dialogue. Center for Strategic and International Studies, 2005. (2018). Fiqh Islam. Bandung: Sinar Baru Algesindo. ISBN 978-979-8482-28-1. (1995). Kiat Islam Mengentaskan Kemiskinan. Terj. oleh Bambang W. Jakarta: Gema Insani Press. ISBN 979-561-309-X. (1982). Fiqih Sunnah. 3. Bandung: PT Al-Ma'arif. Bacaan lebih lanjut Panduan Pintar Zakat. H. A. Hidayat, Lc. & H. Hikmat Kurnia. Fiqh al Zakah (Vol. I), Dr. Yusuf al Qardawi Zakat: A Warfare Funding Mechanism, http://micastore.com/Vanguard/PastIssues/2010April.pdf Pranala luar Zakat page BAZNAS Web Page Zakat Calculation The Zakat Pages About Zakat, Baitulmaal Organization Zakat FAQ http://www.islamicaid.com/learning-zone/zakat-zakah Kalkulator zakat Hadits Bukhari tentang zakat Ibadah Islam Kata dan frasa Arab Filantropi Derma
4657
https://id.wikipedia.org/wiki/Sungai%20Donau
Sungai Donau
Sungai Donau adalah sungai terpanjang di Eropa setelah Sungai Volga. Aliran sungai ini berhulu di pegunungan Jerman bagian selatan dan bermuara di Laut Hitam, wilayah teritorial Rusia. Etimologi Nama "Donau" berasal dari dānu, nama kuno sungai di Eropa, dalam bahasa Proto-Indo-Eropa. Selain itu, beberapa nama sungai di Eropa seperti Daugava, Don, Donets, Dnieper, Dniester, Desna, dan Tana berasal dari akar kata yang sama. Dalam bahasa Weda, dānu bermakna 'cairan' atau 'embun' dan dānuja bermakna 'terlahir dari dānu ' atau 'terlahir dari embun'; sedangkan dalam bahasa Avesta kata tersebut bermakna 'sungai'. Dalam bahasa Sami, deatnu bermakna 'sungai besar'. Seperti halnya dalam bahasa Avesta dānu juga bermakna 'sungai' dalam bahasa Skithia. Sehingga, nama Dnieper dan Dniestr, dari Danapris dan Danastius, diduga sebagai turunan dari dānu apara 'sungai yang jauh' dan dānu nazdya- 'sungai yang dekat' dalam bahasa Skithia. Geografi Sungai ini adalah satu-satunya sungai Eropa besar yang mengalir dari barat ke timur. Sungai Donau berhulu di kota Donaueschingen, Hutan Hitam, Jerman akibat dari pertemuan antara Sungai Brigach dengan Sungai Breg. Aliran Sungai Donau mengarah ke tenggara sepanjang 2.730 km dan melewati empat ibu kota negara seperti Wina, Bratislava, Budapest, dan Beograd hingga bermuara di Delta Donau menuju Laut Hitam. Oleh karena itu, sungai ini dikategorikan sebagai perairan internasional. Sungai Donau dipakai untuk lalu lintas kapal barang yang penting karena cukup lebar dan dalam. Di bagian hulu, di wilayah Jerman, telah dibangun terusan yang menghubungkannya dengan Sungai Rhein melalui Sungai Main. Secara keseluruhan, terdapat sepuluh negara, yang sejak era Kekaisaran Romawi telah menjadikan Sungai Donau sebagai tapal batas beberapa negara di Eropa seperti: Rumania (29,0% dari DAS), Hungaria (11,6%), Serbia (10,2%), Austria (10,0%), Jerman (7,0%), Bulgaria (5,9%), Slowakia (5,9%), Kroasia (4,4%), Ukraina (3,8%), dan Moldova (1,6%). Sungai ini juga memiliki anak sungai di tujuh negara lainnya. Daerah aliran sungai Anak-anak sungai dari Sungai Donau membentuk daerah aliran sungai (DAS) yang menjadi perbatasan beberapa negara seperti: Bosnia dan Herzegovina (4,6% dari DAS), Ceko (2,9%), Slovenia (2,0%), Montenegro (0,9%), Swiss (0,2%), Italia (<0,1%), Polandia (<0,1%), Makedonia Utara (<0,1%) dan Albania (<0,1%). Luas keseluruhan dari DAS tersebut mencapai dan DAS tersebut dihuni oleh 83 juta penduduk. Titik tertinggi dari DAS tersebut berada di perbatasan Italia dengan Swiss tepatnya di puncak Piz Bernina pada ketinggian . Daerah aliran sungai Donau terbagi menjadi tiga bagian utama, yakni: Daerah Aliran Sungai Atas dari hulu sungai Donau hingga Ngarai Devín di perbatasan Slowakia dan Austria, Daerah Aliran Sungai Tengah atau biasa disebut sebagai Cekungan Pannonia di antara Ngarai Devín dan Ngarai Iron, termasuk Dataran Kisalföld dan Alföld. Daerah Aliran Sungai Bawah dari Ngarai Iron sampai ke hilir sungai yakni Delta Donau. Anak-Anak sungai Di daerah aliran sungai Donau, terdapat anak-anak sungai yang mengalir di beberapa negara di Eropa sebelah barat dan timur. Anak-anak sungai Donau berperan penting dalam pendistribusian yang dilakukan oleh tongkang dan kapal perairan dangkal lainnya. Berikut ini merupakan daftar anak-anak sungai dari hulu ke hilir. Kota-Kota Sungai ini mengalir melalui kota-kota berikut: Ulm, Jerman Weltenburg, Jerman Valhalla, Jerman Mauthausen, Austria Wina, Austria Bratislava, Slowakia Budapest, Hungaria Vukovar, Kroasia Beograd, Serbia Gyurgevo, Rumania Nikopol, Bulgaria Izmail, Ukraina Sejarah Setelah selesai dibangunnya kanal Rhein-Main-Donau pada tahun 1992, sungai ini menjadi bagian dari jalan air dari Rotterdam di Belanda di tepi Laut Utara sampai Sulina di tepi Laut Hitam (3.500 km). Pada tahun 1999, transportasi di sungai ini dipersulit karena pengeboman tiga jembatan oleh NATO di Serbia. Pembersihannya baru selesai pada tahun 2002. Sungai Donau juga merupakan judul sebuah waltz oleh komponis Austria Johann Strauss, An der schönen, blauen Donau (Di tepi sungai Donau yang indah dan biru). Referensi Sungai di Eropa Sungai di Jerman Sungai di Austria Sungai di Hungaria Sungai di Rumania Sungai di Bulgaria Sungai Donau fo:Dóná se:Deatnu su:Walungan Donau
4659
https://id.wikipedia.org/wiki/Daftar%20sungai%20Eropa
Daftar sungai Eropa
Di bawah ini disajikan daftar sungai-sungai terpenting di benua Eropa: Donau Dniestr Donetsk Maas Neisse Oder Po Rhine Seine Thames Vistula Wolga Loire Eropa
4660
https://id.wikipedia.org/wiki/Sungai
Sungai
Sungai (disebut juga sebagai bengawan; ) adalah aliran air di permukaan besar dan berbentuk memanjang yang mengalir secara terus-menerus dari hulu (sumber) menuju hilir (muara). Sungai merupakan tempat mengalirnya air secara gravitasi menuju ke tempat yang lebih rendah. Arah aliran sungai sesuai dengan sifat air mulai dari tempat yang tinggi ke tempat rendah. Sungai bermula dari gunung atau dataran tinggi menuju ke danau atau lautan. Salah satu jenis sungai yang terletak di bawah tanah, disebut sebagai "underground river". Misalnya sungai bawah tanah di Gua Hang Soon Dong di Vietnam, sungai bawah tanah di Yucatan di Meksiko, sungai bawah tanah di Gua Pindul di kabupaten Gunung Kidul, DIY, Indonesia. Pada beberapa kasus, sebuah sungai secara sederhana mengalir meresap ke dalam tanah sebelum menemukan badan air lainnya. Melalui sungai merupakan cara yang biasa bagi air hujan yang turun di daratan untuk mengalir ke laut atau tampungan air yang besar seperti danau. Sungai terdiri dari beberapa bagian, bermula dari mata air yang mengalir ke anak sungai. Beberapa anak sungai akan bergabung untuk membentuk sungai utama. Aliran air biasanya berbatasan dengan saluran dengan dasar dan tebing di sebelah kiri dan kanan. Pengujung sungai di mana sungai bertemu laut dikenali sebagai muara sungai. Sungai merupakan salah satu bagian dari siklus hidrologi. Air dalam sungai umumnya terkumpul dari presipitasi, seperti hujan, embun, mata air, limpasan bawah tanah, dan di beberapa negara tertentu juga berasal dari lelehan es/salju. Selain air, sungai juga mengalirkan sedimen dan polutan. Kemanfaatan terbesar sebuah sungai adalah untuk irigasi pertanian, bahan baku air minum, sebagai saluran pembuangan air hujan dan air limbah, bahkan sebenarnya potensial untuk dijadikan objek wisata sungai. Berdasarkan peta klasifikasi DAS Nasional, secara keseluruhan Indonesia memiliki 42.210 daerah aliran sungai yang disusun sebagai basis untuk menentukan kebijakan penyelenggaraan dalam pengelolaan DAS dimana penentuan tersebut didasarkan pada beberapa kriteria seperti kondisi lahan (lahan kritis, penutupan lahan, erosi), kualitas, kuantitas, dan kontinuitas air, sosial ekonomi, investasi bangunan konservasi tanah dan air, serta pemanfaatan ruang wilayah. Bagian dari Sungai Hulu sungai Artikel utama: Hulu sungai Kebanyakan sungai berawal dari anak sungai berarus deras yang mengalir melintasi tanah lapang atau hutan bertebing terjal. Sungai-sungai di tebing berbatu, pohon yang bergantungan, dan percikan air menciptakan dunia yang berbeda-beda: tepi sungai yang lembab dan rindang, penuh dengan tumbuhan hijau, dasar sungai dengan air yang deras menyapu hampir semua tumbuhan dan hewan, kecuali hewan yang mampu menempel dengan erat. Sewaktu banjir seluruh komunitas tumbuhan dan hewan mungkin tersapu bersih. Namun benih baru dan spora akan cepat tumbuh, sedangkan makhluk-makhluk yang merangkak keluar dari balik batu berjuang agar dapat kembali mencapai hulu sungai. Kadang-kadang, beberapa sungai kecil bergabung dan membentuk sungai dengan aliran yang lebih besar. Namun, pertemuan semacam ini terjadi saat anak sungai memiliki lebar kurang dari 5 meter, sementara sungai pada umumnya lebih lebar. Semakin besar dan lebar sungai, semakin lambat arus airnya, menciptakan kondisi yang memungkinkan pertumbuhan tumbuhan di tepi sungai. Terlepas dari situasinya, tepi sungai merupakan habitat yang cocok untuk berbagai jenis hewan dan tumbuhan. Di daerah sungai yang memiliki lereng curam, kelembaban tanah di sepanjang tepi sungai bervariasi, menjadi lebih basah di dekat air dan semakin kering seiring kenaikan ketinggian. Oleh karena itu, sering kali terjadi pemisahan wilayah pertumbuhan berbagai jenis tumbuhan. Tumbuhan seperti iris dan pisang air tumbuh di dekat tepi sungai yang lebih rendah, sementara tumbuhan rami air dan balsam serta jenis bunga lainnya tumbuh sedikit lebih tinggi di atasnya. Muara sungai Artikel utama: Muara sungai Akhirnya aliran sungai berujung juga. Tepiannya melebar menjadi pantai dan aliran pasang surut air asin mulai mempengaruhi kehidupan tumbuhan dan hewan Bentangan terakhir dari sungai ini disebut muara. Di sinilah aliran sungai melambat dan partikel lumpur yang masih bercampur aduk mengendap ke dasar dan tepi sungai. Air yang mulai terpengaruh pasang surut dan berombak biasanya sangat keruh sehingga tumbuhan air jarang ditemui karena tumbuhan ini tidak akan mendapat cukup sinar untuk berfotosintesis. Sedikit sekali hewan dan tumbuhan yang dapat beradaptasi dengan variasi kadar garam di dalam air Tetapi, hewan yang mampu tidak akan memiliki banyak saingan, sehingga dapat ditemui dalam jumlah yang besar Spesimen di bawah ini semuanya dikumpulkan dari muara sungai untuk memberikan gambaran tentang jenis hewan dan tumbuhan yang dapat ditemukan di sana. Banyak muara diapit dataran luas yang berparit dan berlorong. Tanah bergaram ini memiliki populasi tumbuhan yang khas, dan merupakan habitat terlarang bagi banyak tumbuhan. Dalam sehari air laut pasang dua kali dan membanjiri rawa melalui celah drainase dan kandungan garamnya mengendap ke dalam tanah dan lumpur. Setelah pasang usai, penguapan membuat garam tadi tertinggal di muara. Di musim semi air pasang membanjiri seluruh rawa dengan air laut. Namun pada saat air surut beberapa jam kemudian, hujan yang lebat mengubah permukaannya menjadi habitat yang hampir benar-benar berair tawar. Tumbuhan yang hidup di rawa payau ini telah mampu beradaptasi dengan kondisi kadar garam yang sering berubah tadi. Jenis-jenis Sungai Menurut jumlah airnya: Sungai permanen - yaitu sungai yang debit airnya sepanjang tahun relatif tetap. Contoh sungai jenis ini adalah sungai Kapuas, Kahayan, Barito, dan Mahakam di Kalimantan, sungai Musi dan sungai Indragiri di Sumatra. Sungai periodik - yaitu sungai yang pada waktu musim hujan airnya banyak, sedangkan pada musim kemarau airnya sedikit. Contoh sungai jenis ini banyak terdapat di pulau Jawa, misalnya Bengawan Solo dan sungai Opak di Jawa Tengah, sungai Progo dan sungai Code di Daerah Istimewa Yogyakarta, serta sungai Brantas di Jawa Timur. Sungai intermittent atau sungai episodik - yaitu sungai yang mengalirkan airnya pada musim penghujan, sedangkan pada musim kemarau airnya kering. Contoh sungai jenis ini adalah sungai Kalada di pulau Sumba dan sungai Batanghari di Sumatra. Sungai ephemeral - yaitu sungai yang ada airnya hanya pada saat musim hujan. Pada hakikatnya, sungai jenis ini hampir sama dengan jenis episodik, hanya saja pada musim hujan sungai jenis ini airnya belum tentu banyak. Menurut genetiknya: Sungai konsekuen yaitu sungai yang arah alirannya searah dengan kemiringan lereng. Sungai subsekuen yaitu sungai yang aliran airnya tegak lurus dengan sungai konsekuen. Sungai obsekuen yaitu anak sungai subsekuen yang alirannya berlawanan arah dengan sungai konsekuen. Sungai insekuen yaitu sungai yang alirannya tidak teratur atau terikat oleh lereng daratan. Sungai resekuen yaitu anak sungai subsekuen yang alirannya searah dengan sungai konsekuen. Sungai andesen yaitu sungai yang kekuatan erosi ke dalamnya mampu mengimbangi pengangkatan lapisan batuan yang dilalui. Sungai anaklinal yaitu sungai yang arah alirannya mengalami perubahan karena tidak mampu mengimbangi pengangkatan lapisan batuan. Menurut sumber airnya: Sungai hujan yaitu sungai yang berasal dari air hujan. Banyak dijumpai di pulau Jawa serta kawasan Nusa Tenggara. Sungai gletser yaitu sungai yang berasal dari melelehnya es. Banyak dijumpai di negara-negara yang beriklim dingin, seperti sungai Gangga di India dan sungai Rhein di Jerman. Sungai campuran yaitu sungai yang berasal dari air hujan dan lelehan es. Dapat dijumpai di Papua, contohnya sungai Digul dan sungai Mamberamo. Manajemen Sungai Sungai sering kali dikendalikan atau dikontrol supaya lebih bermanfaat atau mengurangi dampak negatifnya terhadap kegiatan manusia. Bendung dan Bendungan dibangun untuk mengontrol aliran, menyimpan air atau menghasilkan energi. Tanggul dibuat untuk mencegah sungai mengalir melampaui batas dataran banjirnya. Kanal-kanal dibuat untuk menghubungkan sungai-sungai untuk mentransfer air maupun navigasi Badan sungai dapat dimodifikasi untuk meningkatkan navigasi atau diluruskan untuk meningkatkan rerata aliran. Manajemen sungai merupakan aktivitas yang berkelanjutan, karena sungai cenderung untuk mengulangi kembali modifikasi buatan manusia. Saluran yang dikeruk akan kembali mendangkal, mekanisme pintu air akan memburuk seiring waktu berjalan, tanggul-tanggul dan bendungan sangat mungkin mengalami rembesan atau kegagalan yang dahsyat akibatnya. Keuntungan yang dicari dalam manajemen sungai sering kali "impas" bila dibandingkan dengan biaya-biaya sosial ekonomis yang dikeluarkan dalam mitigasi efek buruk dari manajemen yang bersangkutan. Sebagai contoh, di beberapa bagian negara berkembang, sungai telah dikungkung dalam kanal-kanal sehingga dataran banjir yang datar dapat bebas dan dikembangkan. Banjir dapat menggenangi pola pembangunan tersebut sehingga dibutuhkan biaya tinggi, dan sering kali makan korban jiwa. Banyak sungai kini semakin dikembangkan sebagai wahana konservasi habitat, karena sungai termasuk penting untuk berbagai tanaman air, ikan-ikan yang bermigrasi dan menetap, serta budidaya tambak, burung-burung, dan beberapa jenis mamalia. Dampak eksploitasi berlebihan pada ekosistem sungai Eksploitasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki arti "pengusahaan; pendayagunaan; pemanfaatan untuk keuntungan sendiri"; "pengisapan"; "pemerasan (tenaga manusia)". Eksploitasi dalam bahasa Inggris (exploitation) berarti "politik pemanfaatan yang secara sewenang-wenang atau terlalu berlebihan terhadap suatu subyek, hanya untuk kepentingan ekonomi semata-mata tanpa mempertimbangan rasa kepatutan, keadilan, serta kompensasi kesejahteraan." Eksploitasi berlebihan terjadi ketika sumber daya yang dikonsumsi telah berada pada tingkat yang tidak berkelanjutan. Tidak hanya ekosistem darat yang dapat mengalami eksploitasi berlebihan. Ekosistem akuatik seperti laut, sungai, danau, dan perairan lainnya dapat mengalami hal yang serupa. Eksploitasi sumber daya akuatik dapat berupa penangkapan organisme laut secara berlebihan. Penangkapan organisme laut (seperti ikan konsumsi maupun ikan hias) dan pengambilan terumbu karang dapat menyebabkan terganggunya keseimbangan lingkungan di ekosistem laut. Organisme yang beragam hidup di terumbu karang. Namun, terumbu karang demikian rapuh terhadap kerusakan karena pertumbuhannya lambat, mudah terganggu, dan hanya hidup pada perairan yang dangkal, hangat, dan bersih. Terumbu karang hanya dapat hidup pada perairan dengan suhu 18 — 30 °C. Kenaikan suhu sebesar 1 °C dari batas maksimum dapat menyebabkan kerusakan terumbu karang. Rusaknya terumbu karang akan menyebabkan hilangnya tempat tinggal bagi organisme yang ada pada ekosistem terumbu karang. Ancaman lain yang dapat mengganggu ekosistem perairan adalah penggunaan ekosistem perairan sebagai daerah wisata. Penetapan daerah wisata perairan dapat dikatakan sebagai eksploitasi karena apabila daerah wisata tersebut tidak dikelola dengan balk maka akan mengganggu keberadaan organisme yang ada di ekosistem tersebut. Sebagai contoh, daerah wisata pantai di Bali atau wilayah Jakarta bagian utara yang ekosistem alaminya telah terganggu oleh aktivitas manusia yang berlebihan. Kedua pantai tersebut telah tercemar oleh sampah yang dibuang pengunjung tempat wisata tersebut. Indikator Pencemaran di Sungai Kualitas air di sungai dapat secara akurat diukur melalui berbagai uji ilmiah, yang memperhitungkan faktor-faktor seperti pH, kejernihan air, dan suhu. Selain itu, ada juga indikator alamiah yang dapat memberikan petunjuk mengenai tingkat pencemaran suatu perairan. Indikator Kehidupan Kehadiran atau ketiadaan berbagai tanaman dan hewan dapat berfungsi sebagai indikator pencemaran. Tanaman air dan hewan-hewan air menjadi sangat sensitif terhadap perubahan kualitas air. Jika habitat air tidak sehat, serangga seringkali menjadi yang pertama menghilang dari lingkungan tersebut. Contohnya, lalat sehari, kepinding batu, dan beberapa jenis kumbang terbukti sangat peka terhadap pencemaran. Kemungkinan Hilangnya Spesies Penting untuk dicatat bahwa beberapa spesies ikan seperti trout dan minnow hanya dapat hidup di dalam air bersih, sementara spesies lain seperti ikan mas dan karper, yang lebih tahan terhadap berbagai jenis pencemaran. Hilangnya spesies-spesies ini bisa menjadi indikasi yang sangat kuat tentang pencemaran air. Pertumbuhan Tanaman Pencemaran air juga memengaruhi pertumbuhan tanaman di dalam air. Kebanyakan tanaman tidak dapat tumbuh dengan baik di perairan yang tercemar. Kualitas air yang menurun akan menghambat pertumbuhan tanaman air, yang pada gilirannya akan berdampak pada seluruh ekosistem sungai tersebut. Nama-nama daerah Sungai disebut dalam beragam istilah di Indonesia: Krueng (Bahasa Aceh) Binanga (Bahasa Batak) Aek, Air, Aie, Batang, atau Sei (Bahasa Melayu) Way/Air (bahasa Lampung) Batang Banyu (Bahasa Banjar) Batang, Danum (Bahasa Ngaju) Walungan, Wahangan, Susukan (Bahasa Sunda) Bengawan, Kali, Lèpèn (Bahasa Jawa) Tukad (dibaca /ʈukad/, Bahasa Bali) Kokok (Bahasa Sasak) Salo/Salu (Bahasa Bugis-Makassar) Ci (Bahasa Sunda) River (Bahasa Inggris) Lihat pula Daftar sungai di Indonesia Daftar daerah aliran sungai (DAS) di Indonesia Hidrologi pegunungan Wilayah sungai (WS) dan pembagiannya Referensi Bacaan lanjutan — a non-technical primer on the geomorphology and hydraulics of water. Menteri Basuki Tinjau Pemanfaatan Sungai Bawah Tanah Seropan untuk Penyediaan Air Baku di Kabupaten Gunungkidul Perairan Bentuk lahan fluvial
4661
https://id.wikipedia.org/wiki/Kitab%20Yehezkiel
Kitab Yehezkiel
Kitab Yehezkiel (disingkat Yehezkiel; akronim Yeh.; ) merupakan salah satu kitab pada Perjanjian Lama Alkitab Kristen dan Tanakh (atau Alkitab Ibrani). Dalam Perjanjian Lama, Kitab Yehezkiel merupakan bagian dalam kelompok kitab-kitab kenabian dan khususnya dalam kelompok nabi-nabi besar. Sementara dalam Alkitab Ibrani, kitab ini merupakan bagian dari kelompok Nevi'im, dan lebih tepatnya dalam kelompok nabi-nabi akhir. Nama Nama kitab ini merujuk pada tokoh utama kitab ini, yaitu Yehezkiel bin Busi yang merupakan imam dan nabi, terutama pada zaman pembuangan ke Babel, yaitu pada abad ke-6 SM. Nama "Yehezkiel" sendiri merupakan serapan dari (Yekhezqel) dengan pengaruh pengejaan dari padanan dalam bahasa Yunani Ἰεζεκιήλ (Iezekiḗl), yang diperkirakan merupakan gabungan dari kata יֶחֱזַק (yekhezak, akan menjadi kuat) atau יְחַזֵּק (yechazek, har. akan menguatkan) atau יְחֻזַּק (yekhuzak, har. akan dikuatkan) dan juga kata אֵל (el, har. "Allah/Tuhan"), sehingga nama ini kurang lebih berarti "Allah sumber kekuatan", "Allah yang menguatkan", atau "yang dikuatkan Allah". ' '== Isi == Kitab Yehezkiel umumnya berisi nubuat-nubuat yang disampaikan oleh nabi besar Yehezkiel ketika berada dalam pembuangan di Babel setelah jatuhnya Yerusalem pada tahun 586 SM, yaitu dari bulan Juli 593 SM – April 571 SM.. Pesannya ditujukan kepada orang-orang yang dibuang di Babel dan mereka yang tinggal di Yerusalem. Kitab Yehezkiel menggambarkan pembaruan-pembaruan dari nubuat-nubuat atas Israel. Kisah hidup Yehezkiel juga diceritakan dalam kitab ini. Sebelum menjadi nabi, ia adalah seorang imam yang melayani di Bait Allah (). Ia muncul setelah masa Nabi Yeremia yang menubuatkan hukuman atas Yehuda sebagai penegakkan keadilan Allah kepada umat. Yehezkiel dibawa dalam ke pembuangan pada masa pembuangan pertama Yehuda pada tahun 597 SM dan selama di dalam pembuangan ia mulai bernubuat tentang penekanan kembali perjanjian antara Allah dan umat Israel. Di dalam kitab ini, Yehezkiel sering kali dipanggil Allah dengan sebutan "anak manusia". Sebutan atau gelar ini mungkin menitikberatkan pada kerendahan Yehezkiel sebagai seorang manusia biasa. Menurut John Bright, pada waktu Yehezkiel masih muda ia sudah mendengar "keluh kesah" dari nabi Yeremia di Yerusalem. Yehezkiel digambarkan sebagai orang yang teguh imannya dan hebat daya khayalnya. Sebagian besar dari pesannya didapatnya melalui penglihatan-penglihatan, dan dinyatakannya dengan perbuatan yang merupakan lambang yang jelas bagi bangsa Israel. Yehezkiel menekankan perlunya pembaharuan hati dan jiwa, serta tanggung jawab setiap orang atas dosa-dosanya sendiri. Ia juga menyatakan harapannya akan pembaharuan hidup bagi bangsa Israel. Sebagai imam dan juga selaku nabi, Yehezkiel memberi perhatian khusus kepada Bait Allah dan pentingnya hidup menurut kehendak Tuhan. Garis besar Peringatan kepada umat Israel bahwa Allah akan menghakimi mereka dan bahwa Yerusalem akan jatuh dan hancur. Pesan dari Tuhan bahwa Ia akan menghakimi bangsa-bangsa yang menindas dan menyesatkan umat-Nya. Penghiburan bagi Israel setelah jatuhnya Yerusalem, dan janji tentang masa depan yang cerah. Gambaran Yehezkiel tentang Bait Allah dan bangsa yang diperbaharui. Tema teologis Secara garis besar kitab Yehezkiel mengandung tema, kesucian, keagungan Tuhan dan pertobatan umat. Yehezkiel melihat bahwa, mula-mula Allah mengasihi, memilih dan merawat umat yang menjadi istri-Nya. Tetapi umat hanya melacurkan diri saja dalam Yehezkiel 16. Keberdosaan umat menurut Yehezkiel telah sampai pada titik tertinggi yaitu keberdosaan dalam ibadah dll. Dia melihat keberdosaan umat ini berlawanan dengan kekudusan Allah. Allah adalah Allah yang melampaui segala sesuatunya. Allah tidak terikat ataupun terkurung oleh apapun. Maka Allah tidak hanya hadir alam bait suci-Nya di Yerusalem, tetapi juga hadir pada kaum buangan di Babel. Yehezkiel melihat kemulian Allah, ialah kemulian Allah yang menyatakan diri berkuasa, meninggalkan bait Allah yang telah dicemarkan dan hadir di Babel (). Naskah sumber Naskah Masorah (bahasa Ibrani, abad ke-10 M) Septuaginta (bahasa Yunani; abad ke-3 SM) Naskah Laut Mati (bahasa Ibrani, abad ke-2 SM), terutama: 3QEzek () Bagian dari 1QIsaiahb (1QIsab) 11QEz Kepengarangan Menurut tradisi Yahudi, kitab ini ditulis oleh Yehezkiel sendiri dalam bentuk layaknya autobiografi. Hal ini dibuktikan dengan penggunaan sudut pandang orang pertama dalam kitab ini. Selain itu, banyaknya cerita tentang apa yang Nabi Yehezkiel lakukan dan kerjakan, yang dituliskan secara tegas dan terperinci, juga menjadi bukti atas sifat autobiografi kitab ini. Sering kali, kitab ini dengan tegas menyatakan kapan dan di mana nubuatan tersebut disampaikan dengan tanggal dan nama tempat yang jelas, seolah-olah Nabi Yehezkiel membuat semacam "catatan harian" (). Tidak seperti Kitab Yeremia, kitab ini disusun secara teratur. Kitab Yehezkiel diperkirakan ditulis pada zaman pembuangan sekitar tahun 593-571 SM. Buktinya, bahasa Ibrani yang digunakan dalam kitab ini banyak dipengaruhi dari bahasa Akkadia, yang tampak dalam ciri kenabian lama yaitu kekuatan mimpi, ekstase dan penglihatan-penglihatan gaib. Kitab ini juga beberapa kali menyinggung peristiwa yang terjadi pada masa itu, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak mungkin seseorang yang tinggal di luar Babilonia (Babel) dapat menulis hal-hal seperti itu. Pandangan ini lebih mendekati karena memang benar Yehezkiel ikut dalam pembuangan pada saat Yeremia menyampaikan nubuatnya. Panggilan kenabiannya terjadi di Sungai Kebar, daerah Tel Abib (), yaitu sungai yang menghubungkan Babilonia dan Uruk dan juga melalui Nibru. Perikop Judul perikop dalam Kitab Yehezkiel menurut Alkitab Terjemahan Baru oleh LAI adalah sebagai berikut. NUBUATAN-NUBUATAN MELAWAN ISRAEL Panggilan kenabian Yehezkiel Nabi melihat kemuliaan TUHAN (1:1–28) Panggilan Yehezkiel (2:1 – 3:15) Yehezkiel dipanggil menjadi penjaga Israel (3:16–21) Yehezkiel menjadi bisu (3:22–27) Dosa-dosa dan hukuman atas Israel Lambang pengepungan kota Yerusalem (4:1 – 5:17) Nubuat melawan gunung-gunung Israel (6:1–14) Kesudahan Yerusalem tiba (7:1–27) Berhala kekejian yang ada di dalam bait Allah (8:1–18) Orang-orang fasik di Yerusalem dibunuh (9:1–11) Kemuliaan TUHAN meninggalkan Bait Suci (10:1–22) Pemimpin-pemimpin Israel dihukum (11:1–13) Janji tentang pembaharuan Israel (11:14–25) Dosa raja, para nabi palsu, dan umat Israel Yehezkiel melambangkan pembuangan Israel (12:1–28) Hukuman terhadap nabi-nabi palsu (13:1–16) Hukuman terhadap nabiah-nabiah palsu (13:17–23) Hukuman terhadap penyembah berhala-berhala (14:1–11) Hukuman tidak tertegahkan lagi (14:12–23) Yerusalem, pohon anggur yang tak berguna (15:1–8) YERUSALEM YANG TIDAK SETIA Allah memungut Yerusalem menjadi isteri-Nya (16:1–14) Persundalan Yerusalem dan hukumannya (16:15–52) Allah menjanjikan perjanjian baru (16:53–63) Pelajaran atas kesalahan Israel Lambang ketidaksetiaan raja Zedekia (17:1–24) Setiap manusia bertanggung jawab atas dirinya (18:1–32) Ratapan tentang raja Israel (19:1–14) Kasih dan hukuman Allah dalam sejarah Israel (20:1–44) Api dari tanah selatan (20:45–49) Tanda-tanda kejatuhan Israel Pedang TUHAN melawan Yerusalem (21:1–27) Pedang TUHAN melawan bani Amon (21:28–32) Dosa-dosa Yerusalem (22:1–31) Kakak beradik Ohola dan Oholiba (23:1–49) Lambang kuali yang berkarat (24:1–14) Kematian isteri Yehezkiel sebagai lambang kejatuhan Yerusalem (24:15–27) NUBUATAN-NUBUATAN MELAWAN BANGSA-BANGSA Nubuatan-nubuatan melawan bangsa-bangsa di sekitar Israel Nubuatan melawan bani Amon (25:1–7) Nubuatan melawan Moab (25:8–11) Nubuatan melawan orang Edom (25:12–14) Nubuatan melawan orang Filistin (25:15–17) Nubuatan-nubuatan melawan Fenisia Nubuatan melawan Tirus (26:1–21) Nyanyian ratapan mengenai Tirus (27:1–36) Nubuatan melawan raja Tirus (28:1–10) Nyanyian ratapan mengenai raja Tirus (28:11–19) Nubuatan melawan Sidon (28:20–26) Nubuatan-nubuatan melawan Mesir Nubuatan melawan Mesir dan Firaun (29:1–16) Mesir menjadi upah Nebukadnezar (29:17–21) Hukuman TUHAN atas Mesir (30:1–19) Kekuasaan Mesir berakhir (30:20–26) Firaun dilambangkan sebagai pohon aras yang ditebang (31:1–18) Nyanyian ratapan mengenai Firaun (32:1–32) NUBUATAN PENGHARAPAN BAGI ISRAEL Janji-janji pemulihan Israel Tugas Yehezkiel sebagai penjaga (33:1–20) Berita kejatuhan Yerusalem (33:21–22) Israel berkeras hati di negerinya dan di pembuangan (33:23–33) TUHAN, Gembala Israel yang baik, melawan gembala-gembala yang jahat (34:1–31) Murka TUHAN atas pegunungan Seir (35:1–15) Pembaharuan Israel (36:1–38) Kebangkitan Israel (37:1–14) Kerajaan Israel dan Yehuda dipersatukan kembali (37:15–28) Firman TUHAN tentang Gog di tanah Magog (38:1 – 39:29) PENGLIHATAN TENTANG ZAMAN BARU Pintu-pintu gerbang dan pelataran-pelataran Bait Suci yang baru (40:1–47) Bait Suci yang baru (40:48 – 41:26) Bilik-bilik untuk imam-imam (42:1–14) Ukuran-ukuran lingkungan Bait Suci (42:15–20) TUHAN kembali ke Bait Suci dalam kemuliaan (43:1–12) Ukuran-ukuran mezbah dan pentahbisannya (43:13–27) Pintu gerbang timur yang tertutup (44:1–3) Petunjuk-petunjuk mengenai kebaktian dan imam-imam (44:4–31) Persembahan khusus — Bagian kota — Bagian raja (45:1–) Tugas umat TUHAN dan tanggung jawab raja (45:9–17) Persembahan-persembahan dalam hari-hari raya (45:18 – 46:18) Tempat memasak korban-korban (46:19–24) Sungai yang keluar dari Bait Suci (47:1–12) Batas-batas tanah Israel (47:13–20) Pembagian tanah Israel (47:21 – 48:29) Kota yang kudus (48:30–35) Penempatan kitab Kitab Yehezkiel tersusun secara baik dan teratur. Kitab Yehezkiel sangat berbeda dengan kitab-kitab kenabian yang lain, seperti Kitab Yeremia ataupun Kitab Yesaya. Kitab Yehezkiel terdiri dari 48 pasal dan terletak di antara Kitab Yeremia dan dua belas nabi kecil di dalam Alkitab Ibrani, sedangkan dalam Alkitab Septuaginta, kitab ini terletak di antara Surat Nabi Yeremia dan Kitab Daniel. Bentuk yang lebih pendek dari teks ini dapat ditemukan dalam Septuaginta, dan secara umum kitab Yehezkiel termasuk dalam kitab nabi-nabi besar. Dalam Kitab Suci Katolik modern, kitab ini berada setelah Kitab Barukh. Sementara dalam Alkitab Protestan saat ini, Kitab Yehezkiel berada sesudah Kitab Ratapan. Kesejarahan Politik Kematian raja Yosia dan pemecatan raja Yoahas oleh Mesir membawa keguncangan bagi kerajaan Yehuda. Raja Yoyakim yang pro Mesir tidak disukai oleh rakyat. Apalagi pemerintahnnya dinilai tirani. Pertentangan antara Babel dan Mesir dalam memperebutkan Siria dan Filistin berakhir dengan kemenangan Babel pada tahun 605 SM. Kemenangan ini menentukan kekuasaan Babel atas kedua daerah tersebut. Hal ini berdampak pada Yehuda yang kemudian takluk pada tiga tahun kemudian. Akan tetapi sekitar tahun 600 SM Yoyakim memberontak terhadap Babel. Hal-hal yang mendorong Yoyakim memberontak adalah kegagalan invasi ke Mesir. Yoyakim berpandangan bahwa, kegagalan Babel itu memberikan harapan untuk mendapat bantuan dari Mesir. Permintaan bantuan ini diperkuat dengan sebuah surat yang ditemukan di Saqqarah, Mesir. Surat itu ditulis dalam bahasa Aram ditujukan kepada Firaun dengan maksud memohon bantuan untuk melawan tentara Kasdim. Untuk menghadapi pemberontakan Yoyakim tersebut, Nebudkanezar mengirimkan tentara yang terdiri dari orang Kasdim, Moab, Amon dan Edom ke medan pertempuran (). Pada tahun 598 SM tentara tersebut mengepung Yehuda. Kemungkinan pada pengepungan ini Yoyakim mati terbunuh. Setelah Yoyakim meninggal, ia diganti oleh Yoyakhin anaknya pada tahun 597 SM dan Yoyakhin kemudian takluk kepada Nebukadnezar (). Pada tahun itu juga Yoyakin dan kalangan atas Yehuda dibuang ke Babel, juga tua-tua, keluarga kerajaan, para imam dan arsitek. Termasuk juga Yehezkiel. Yehuda tidak berdiri sendiri namun, masuk dalam provinsi yang lain dalam lingkungan Babel dan dipimpin oleh seorang gubernur yaitu Gedalya. Tidak berapa lama memerintah, Gedalya dibunuh oleh Ismael, yang kemudian melarikan diri ke Mesir karena tidak ada simpati dari rakyat Yehuda. Selain bukti di atas terdapat juga beberapa bukti lain yang terdapat dalam Alkitab dan juga dalam inskripsi Mesopotamia. Baik Asyur mapun Babel menempatkan para buangan di tempat-tempat yang dihancurkan dengan maksud untuk membagun kembali tempat-tempat seperti itu. Selain itu juga para buangan ditempatkan pada wilayah-wilayah yang dikembangkan menjadi daerah pertanian. Selain itu juga ditempatkan pad pusat-pusat administrasi. Perlu kita catat bahwa kita tidak memperoleh informasi yang jelas tentang kehidupan yang pahit para buangan. Tidak ada informasi adanya penindasan selama tahun 587-536 SM. Bahkan ada keterangan bahwa mereka menikmati kebebasan untuk mengatur masyarakat mereka (Yehezkiel 33:30-33). Pemimpin orang Yehuda dipembuangan adalah keturunan Daud yang dibantu oleh tua-tua (Yehezkiel 8:1; 14:1; 20:1). Agama Hal yang menarik ialah walaupun merka yang ada di pembuangan berintegrasi dalam kehidupan sosial dan ekonomi secara umum, namun mereka tetap memilihara keunikan etnik dan kebangsaan mereka. Identitas keagamaan mereka tetap dipertahankan. Karena itu misalnya upacara-upacara hari Sabat dan sunat masih mereka berlakukan ( bandingkan ). Bagi para nabi kemenangan babel atas Yehuda tidak bearti kemenangan dewa Bael, bahkan para nabi mnyatakan bahwa Allah adalah satu-satunya yang menguasai bangsa-bangsa. Keyakinan para nabi ini bertentangan dengan sebagian umat Yehuda yang beranggapan dengan jatuhnya Yerusalem dan hancurnya bait Allah maka Allah telah dikalahkan. Itulah sebabmya banyak orang buangan yang meminta pertolongan pada dewa-dewa Babel sekaligus melakukan ibadah kepada dewa-dewa tersebut. Inilah yang dikecam Yehezkiel. Nabi berpendapat bahwa, masih ada pengharapan dan penebusan yang akan terjadi. Selain itu juga pengaruh keagamaan Babel dapat kita lihat dalam berkembangnya pemahaman tentang setan dan juga perkembangan astrologi yang turut memengaruhi agama Israel. Sosial dan ekonomi Berdasarkan penjelasan-penjelasan di atas kita dapat mengetahui bahwa, dalam pembuangan memang umat diberikan sedikit kebebasan dalam kehidupannya. Dari beberapa penjelasan dalam catatan nabi-nabi kita melihat bahwa pemimpin umat dalam pembuangan adalah orang yang dari garis keuturunan Daud yang dibantu oleh tua-tua. Mereka juga bebas untuk memiliki harta (). Menurut keterangan , mereka yang berada di dalam pembuangan sempat mengirim sumbangan-sumbangan dalam jumlah yang besar ke Yerusalem. Di antara mereka ada juga yang bergabung ke dalam unit-unit militer sesuai dengan kebiasaan Asyur dan Babel. Lihat pula Perjanjian Lama Nabi Yehezkiel Catatan Referensi Pustaka Pengantar Alkitab Lembaga Alkitab Indonesia, 2002. Yehezkiel
4662
https://id.wikipedia.org/wiki/Sate%20buntel
Sate buntel
Sate buntel () adalah sejenis sate yang dibuat dari daging kambing cincang yang dibungkus dengan lemak kambing lalu dibakar. Bumbu sate buntel terutama adalah merica dan kecap manis. Sate buntel merupakan makanan khas Surakarta. Lihat pula Daftar sate Sate Sate Hidangan Surakarta
4663
https://id.wikipedia.org/wiki/Sate%20penyu
Sate penyu
Sate penyu, adalah sejenis sate yang dibuat dari daging penyu. Sate ini dahulu banyak disajikan dan dijajakan di Bali. Sejak tahun 1990an konsumsi sate penyu menurun karena masyarakat yang sering mengonsumsi sate ini mulai wawas diri. Selain daging penyu berkolesterol tinggi dan keberadaannya sulit ditemukan, penyu juga merupakan hewan dilindungi diatur dalam Undang Undang No 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Penipuan Banyak pedagang yang mengaku berjualan sate penyu, mungkin pedagang mengaku mendapat penyu dalam waktu seminggu sekali, namun kenyataanya dalam seminggu pun keberadaan penyu sulit ditemukan, sate yang dijual sebenarnya merupakan sate babi, beberapa warung di daerah Kuta yang dulunya berjualan sate penyu sudah beralih ke sate babi. Referensi Sate Hidangan Indonesia
4664
https://id.wikipedia.org/wiki/Waktu%20haram%20puasa
Waktu haram puasa
Waktu haram puasa adalah waktu saat umat Islam dilarang berpuasa. Beberapa hari yang diharamkan berpuasa adalah hari ketika semua orang bergembira sehingga seseorang perlu turut merayakannya bersama-sama dan tidak berpuasa. Hari yang diharamkan Berikut ini adalah hari-hari yang diharamkan untuk berpuasa. Hari Idulfitri (1 Syawal) Hari Iduladha (10 Zulhijah) Hari-hari Tasyrik (11, 12, dan 13 Zulhijjah) Hari yang diragukan, misalnya apakah sudah tanggal satu Ramadan atau belum Saat berhalangan, seperti menstruasi Selain hari-hari tersebut, ada pula waktu ketika umat Islam dianjurkan untuk tidak berpuasa, yaitu ketika ada kerabat atau teman yang sedang mengadakan syukuran atau pernikahan. Hukum berpuasa pada hari ini bukan haram, melainkan makruh, karena Allah tidak menyukai jika seseorang hanya memikirkan kehidupan akhirat saja sementara kehidupan sosialnya (menjaga hubungan dengan kerabat atau masyarakat) ditinggalkan. Idulfitri Tanggal 1 Syawal ditetapkan sebagai hari raya umat Islam. Idulfitri adalah hari kemenangan yang harus dirayakan dengan bergembira. Syariat Islam telah mengatur pada tingkat haram bahwa pada hari itu tidak diperkenankan seseorang untuk berpuasa. Meskipun tidak ada sesuatu yang bisa dimakan, paling tidak seseorang harus membatalkan puasanya atau tidak berniat untuk puasa. Iduladha Hal yang sama juga pada tanggal 10 Zulhijjah sebagai hari raya bagi umat Islam. Hari itu diharamkan untuk berpuasa dan umat Islam disunahkan untuk menyembelih hewan kurban dan membagikannya kepada fakir miskin, kerabat, dan keluarga. Semua orang diharapkan bisa ikut merasakan kegembiraan dengan menyantap hewan kurban itu dan merayakan hari besar. Hari Tasyrik Hari Tasyrik adalah tanggal 11, 12, dan 13 pada bulan Zulhijjah. Pada tiga hari itu umat Islam masih dalam suasana perayaan Iduladha sehingga masih diharamkan untuk berpuasa. Namun, sebagian pendapat mengatakan bahwa hukumnya makruh, bukan haram. Apalagi mengingat masih ada kemungkinan orang yang tidak mampu membayar dam haji untuk puasa tiga hari selama dalam ibadah haji. Puasa sehari saja pada hari Jumat Puasa ini haram hukumnya bila tanpa didahului dengan hari sebelum atau sesudahnya. Kecuali ada kaitannya dengan puasa sunah lainnya seperti puasa sunah Nabi Daud, yaitu sehari berpuasa dan sehari tidak. Bila jatuh hari Jumat giliran untuk puasa Daud, maka seseorang boleh berpuasa. Sebagian ulama tidak sampai mengharamkannya secara mutlak, tetapi hanya sampai makruh saja. Puasa pada hari Syak Hari syak adalah tanggal 30 Syakban. Pada hari ini, bisa saja orang-orang ragu tentang penentuan awal bulan Ramadan karena hilal (bulan) tidak terlihat sehingga tidak ada kejelasan apakah sudah masuk bulan Ramadan atau belum. Ketidakjelasan ini disebut syak dan secara syari umat Islam dilarang berpuasa pada hari itu. Namun, ada ulama yang berpendapat tidak mengharamkan tapi hanya memakruhkannya saja. Puasa selamanya Seseorang diharamkan untuk berpuasa terus setiap hari, meskipun dia sanggup mengerjakannya. Akan tetapi, secara syari puasa seperti itu dilarang oleh Islam. Bagi mereka yang ingin banyak puasa, Nabi Muhammad menyarankan untuk berpuasa seperti puasa Nabi Daud as yaitu sehari puasa dan sehari berbuka. Wanita haid atau nifas Wanita yang sedang mengalami menstruasi atau nifas diharamkan berpuasa karena kondisi tubuhnya sedang dalam keadaan tidak suci dari hadas besar. Apabila tetap melakukan puasa, maka ia berdosa. Meskipun demikian, bukan berarti mereka boleh bebas makan dan minum sepuasnya, tetapi menjaga kehormatan bulan Ramadan dan wajib mengganti puasa pada hari lainnya. Puasa sunah bagi wanita tanpa izin suaminya Seorang istri harus meminta izin terlebih dahulu kepada suaminya bila akan mengerjakan puasa sunah. Jika mendapatkan izin, ia boleh berpuasa. Namun, bila tidak diizinkan tetapi tetap puasa, maka puasanya haram secara syari. Dalam kondisi itu suami berhak untuk memaksanya berbuka puasa. Kecuali bila telah mengetahui bahwa suaminya dalam kondisi tidak membutuhkannya, misalnya ketika suami bepergian atau dalam keadaan ihram haji atau umrah atau sedang beri‘tikaf. Nabi Muhammad bersabda bahwa tidak halal bagi wanita untuk berpuasa tanpa izin suaminya sedangkan suaminya ada di hadapannya karena hak suami itu wajib ditunaikan dan merupakan fardu bagi istri, sedangkan puasa itu hukumnya sunah. Kewajiban tidak boleh ditinggalkan untuk mengejar yang sunah. Catatan Puasa dalam Islam
4665
https://id.wikipedia.org/wiki/Saum
Saum
Saum () atau puasa adalah menahan diri dari makan dan minum serta segala perbuatan yang bisa membatalkannya, mulai dari terbit fajar hingga terbenam matahari, dengan syarat tertentu, untuk meningkatkan ketakwaan seorang muslim. Saum/puasa merupakan salah satu dari lima Rukun Islam. Saum secara bahasa artinya menahan atau mencegah. Jenis Saum atau puasa dibagi menjadi dua hukum, wajib dan sunnah (dianjurkan). Berikut penjelasan lebih rincinya: Saum wajib Saum yang hukumnya wajib adalah saum yang harus dikerjakan dan akan mendapatkan pahala, kemudian jika tidak dikerjakan akan mendapatkan dosa. Saum-saum wajib adalah sebagai berikut: Saum Ramadan; Saum (karena) nazar; Saum kifarat atau denda. Saum Qodho (mengganti saum) Saum sunnah Saum yang hukumnya sunnah adalah saum yang jika dikerjakan mendapatkan pahala dan jika tidak dikerjakan tidak mendapatkan dosa. Saum-saum sunnah adalah sebagai berikut: Saum 6 hari pada bulan Syawal selain hari raya Idul Fitri, Saum Arafah pada tanggal 9 Dzulhijah bagi orang-orang yang tidak menunaikan ibadah haji, Saum Tarwiyah pada tanggal 8 Dzulhijah bagi orang-orang yang tidak menunaikan ibadah haji, Saum Senin dan Kamis, Saum Daud (sehari puasa, sehari tidak), bertujuan untuk meneladani saumnya Nabi Daud, Saum Tasu'a (pada bulan Muharram) dilakukan pada tanggal 9, sebelum Saum 'Asyura Saum 'Asyura (pada bulan Muharram) dilakukan pada tanggal 10, Saum 3 hari pada pertengahan bulan (menurut kalender islam)(Yaumul Bidh), tanggal 13, 14, dan 15, Saum Sya'ban (Nisfu Sya'ban) pada awal pertengahan bulan Sya'ban, Saum bulan Haram (Asyhurul Hurum) yaitu bulan Dzulkaidah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab. Syarat dan rukun saum Dalam menjalankan saum ini ada beberapa syarat wajib dan syarat syah yang harus diperhatikan menurut syariat Islam. Syarat wajib saum Beragama Islam, Berakal sehat, Baligh (sudah cukup umur), Mampu melaksanakannya. Syarat sah saum Islam (tidak murtad), Mumayiz (dapat membedakan yang baik dan yang buruk), Suci dari haid dan nifas (khusus bagi wanita), Mengetahui waktu diterimanya saum. Rukun saum Islam, Niat, Meninggalkan segala hal yang membatalkan saum dari terbit fajar hingga terbenam matahari. Waktu haram dan makruh bersaum Umat Islam diharamkan bersaum pada waktu-waktu berikut ini: Hari raya Idul Fitri, yaitu pada 1 Syawal, Tanggal 1 Syawwal telah ditetapkan sebagai hari raya sakral umat Islam. Hari itu adalah hari kemenangan yang harus dirayakan dengan bergembira. Karena itu syariat telah mengatur bahwa pada hari itu tidak diperkenankan seseorang untuk bersaum sampai pada tingkat haram. Meski tidak ada yang bisa dimakan, paling tidak harus membatalkan saumnya atau tidak berniat untuk saum. Hari raya Idul Adha, yaitu pada 10 Dzulhijjah, Hal yang sama juga pada tanggal 10 Zulhijjah sebagai hari raya kedua bagi umat Islam. Hari itu diharamkan untuk bersaum dan umat Islam disunnahkan untuk menyembelih hewan Qurban dan membagikannya kepada fakir miskin dan kerabat serta keluarga. Agar semuanya bisa ikut merasakan kegembiraan dengan menyantap hewan qurban itu dan merayakan hari besar. Hari-hari tasyrik, yaitu pada 11, 12, dan 13 Dzulhijjah, Hari syak, yaitu pada 30 Syaban, Saum selamanya, Wanita saat sedang haid atau nifas, Saum sunnah bagi wanita tanpa izin suaminya. Kemudian waktu makruh untuk bersaum adalah ketika saum dikhususkan pada hari Jumat, tanpa diselingi saum sebelumnya atau sesudahnya. Hal-hal yang membatalkan saum Saum akan batal jika; Masuknya benda (seperti nasi, air, asap rokok dan sebagainya) ke dalam rongga badan dengan disengaja, Bersetubuh, Muntah dengan disengaja, Keluar mani (istimna' ) dengan disengaja, Haid (datang bulan) dan Nifas (melahirkan anak), Hilang akal (gila atau pingsan), Murtad (keluar dari agama Islam). Dari kesemua pembatal saum ada pengecualiannya, yaitu makan, minum dan bersetubuhnya orang yang sedang bersaum tidak akan batal ketika seseorang itu lupa bahwa ia sedang bersaum. Orang yang boleh membatalkan saum Berikut ini adalah orang yang boleh membatalkan saum wajib (saum Ramadhan): Wajib mengqadha Orang-orang yang tersebut di bawah ini, boleh tidak bersaum, tetapi wajib mengganti saumnya pada hari lain (qada), sebanyak hari yang ditinggalkan. Orang yang sakit, yang ada harapan untuk sembuh, Orang yang bepergian jauh (musafir) sedikitnya 89 km dari tempat tinggalnya, Orang yang hamil, yang khawatir akan keadaannya atau bayi yang dikandungnya, Orang yang sedang menyusui anak, yang khawatir akan keadaannya atau anaknya, Orang yang sedang haid (datang bulan), melahirkan anak dan nifas, Orang yang batal saumnya dengan suatu hal yang membatalkannya selain bersetubuh, Tidak Wajib mengqadha dan wajib fidyah Orang-orang di bawah ini tidak wajib qada (menggantikan saum pada hari lain), tetapi wajib membayar fidyah, yaitu memberi makan orang miskin setiap hari yang ia tidak bersaum, berupa bahan makanan pokok sebanyak 1 mud (576 gram), Orang yang sakit yang tidak ada harapan akan sembuhnya, Orang tua yang sangat lemah dan tidak kuat lagi bersaum. Wajib mengqadha dan kifarat Orang yang membatalkan saum wajibnya dengan bersetubuh, wajib melakukan kifarat dan qadha. Kifarat ialah memerdekakan hamba sahaya yang mukmin. Jika tidak ada hamba sahaya yang mukmin maka wajib bersaum dua bulan berturut-turut (selain qadha' menggantikan hari yang ditinggalkan), jika tidak bisa, wajib memberi makan 60 orang miskin, masing-masing sebanyak 1 mud (576 gram) berupa bahan makanan pokok. Keutamaan dan hikmah saum Keutamaan Ibadah saum Ramadhan yang diwajibkan Allah kepada setiap mukmin adalah ibadah yang ditujukan untuk menghamba kepada Allah seperti yang tertera dalam sebuah surah dalam al-Qur'an, yang berbunyi: Keutamaan saum menurut syariat Islam adalah, orang-orang yg bersaum akan melewati sebuah pintu surga yang bernama Rayyan'', dan keutamaan lainnya adalah Allah akan menjauhkan wajahnya dari api neraka, sejauh 70 tahun perjalanan. Hikmah Hikmah dari ibadah saum itu sendiri adalah melatih manusia untuk sabar dalam menjalani hidup. Maksud dari sabar yang tertera dalam al-Quran adalah gigih dan ulet seperti yang dimaksud dalam Ali ‘Imran/3: 146. Di antara hikmah dan faedah saum selain untuk menjadi orang yang bertakwa adalah sebagai berikut: Pendidikan/latihan rohani, Mendidik jiwa agar dapat menguasai diri, Mendidik nafsu agar tidak senantiasa dimanjakan dan dituruti, Mendidik jiwa untuk dapat memegang amanat dengan sebaik-baiknya, Mendidik kesabaran dan ketabahan. Perbaikan pergaulan Orang yang bersaum akan merasakan segala kesusahan fakir miskin yang banyak menderita kelaparan dan kekurangan. Dengan demikian akan timbul rasa suka menolong kepada orang-orang yang menderita. Kesehatan Ibadah saum Ramadhan akan membawa faedah bagi kesehatan rohani dan jasmani jika pelaksanaannya sesuai dengan panduan yang telah ditetapkan, jika tidak maka hasilnya tidaklah seberapa, malah mungkin ibadah saum kita sia-sia saja. Lihat pula Islam Waktu haram puasa Ramadan Referensi Ramadan Kata dan frasa Arab
4666
https://id.wikipedia.org/wiki/Dili
Dili
Dili (), adalah ibu kota sekaligus kota terbesar di Timor Leste. Dili terletak di pesisir utara Pulau Timor. Jumlah penduduknya diperkirakan mencapai 163.305 jiwa (Januari 2006) dan sebanyak 275.664 jiwa (Sensus 2015). Saat Timor Timur masih merupakan bagian dari Indonesia, Dili memiliki status kota administratif dan merupakan bagian dari Kabupaten Dili. Saat ini, Dili merupakan salah satu distrik di Timor Leste. Dili mulai dihuni orang-orang Portugis pada tahun 1520. Pada tahun 1796, Dili telah ditetapkan menjadi ibu kota Timor Portugis. Pada masa Perang Dunia II, Dili diduduki pasukan Jepang. Pada tanggal 28 November 1975, Timor Timur mengumumkan kemerdekaannya dari Portugal, namun sembilan hari kemudian pasukan Indonesia merebut Dili dalam Operasi Seroja, sekaligus memulai periode pendudukan Indonesia di Timor Timur. Pada 17 Juli 1976, Timor Timur dinyatakan sebagai provinsi ke-27 Indonesia dan Dili dijadikan ibu kota provinsi. Pada tahun 1991, di Dili terjadi Pembantaian Santa Cruz (disebut Insiden Dili di Indonesia) yang cukup menarik perhatian dunia. Timor Leste meraih kemerdekaan pada 20 Mei 2002, setelah melakukan referendum yang sukses pada tahun 1999. Dili ditetapkan sebagai ibu kota negara. Saat terjadi krisis politik pada Mei 2006, kota Dili menjadi sasaran konflik sehingga mengalami kerusakan yang cukup signifikan. Geografi Dili terletak di pesisir utara Pulau Timor, bagian paling timur di Kepulauan Sunda Kecil. Kota ini adalah pusat administrasi dari distrik Dili, yang merupakan entitas administratif dari wilayah tersebut dan termasuk pulau Atauro serta beberapa kota yang terletak dekat dengan Dili. Kota ini terbagi dalam beberapa subdistrik, di antaranya Nain Feto, Vera Cruz, Dom Aleixo dan Cristo Rei dan dibagi menjadi beberapa suco, yang dikepalai oleh chefe de suco yang dipilih. Sebanyak 18 dari 26 suco dari empat subdistrik dikategorikan sebagai wilayah urban. Pemerintahan Tidak ada pemerintahan kota selain pemerintahan distrik, yang ditunjuk oleh pemerintah pusat. Pemerintah Timor Leste memulai rencana pada tahun 2009 untuk mengubah status distrik menjadi munisipalitas. Perubahan ini akan diikuti dengan pemilihan Wali kota dan Dewan secara langsung. Demografi Sensus 2010 mencatat jumlah penduduk sebesar 193,563 jiwa di wilayah Distrik Dili yang diklasifikasikan sebagai wilayah urban, dengan jumlah penduduk 234,331 jiwa di keseluruhan distrik termasuk wilayah pedesaan seperti Atauro dan Metinaro. Dan tahun 2015, penduduk Kota Dili menjadi 275.664 jiwa. Dili adalah pusat pertemuan dari berbagai etnis di Timor Leste, kemungkinan besar karena migrasi dari para pemuda dari seluruh wilayah negara untuk mencari pekerjaan. Ini menimbulkan ketidakseimbangan gender, dengan jumlah penduduk pria secara signifikan lebih besar dari wanita. Antara tahun 2001 dan 2004, jumlah penduduk distrik Dili tumbuh hingga mencapai 12.58%, dengan hanya 54% dari penduduk yang lahir di kota. 7% lahir di Baucau, masing-masing 5% di Viqueque dan Bobonaro, 4% di Ermera, dan sisanya berasal dari wilayah lain maupun luar negeri. Berdasarkan Sensus Timor Leste 2015, mayoritas penduduk Kota Dili memeluk agama Kristen, dengan persentasi 99,00% atau sebanyak 272.915 jiwa dari 275.664 jiwa. Pemeluk agama Katolik sebanyak 264.144 jiwa (95,82%), kemudian Protestan sebanyak 8.771 jiwa (3,18%). Sebagian lagi beragama Islam yakni 1.695 jiwa (0,61%), kemudian Buddha 372 jiwa (0,13%), Hindu 173 jiwa (0,06%), dan kepercayaan tradisional serta aliran lainnya sebanyak 0,20%. Iklim Dili memiliki iklim tropis basah dan kering (Aw) berdasarkan klasifikasi iklim Köppen. Sejarah Dili mulai dihuni sekitar tahun 1520 oleh Portugis, yang menjadikan kota ini sebagai ibu kota Timor Portugis pada tahun 1769. Dili diproklamasikan sebagai kota pada bulan Januari 1864. Selama Perang Dunia II, Portugal dan koloni-koloninya tetap netral, tetapi Sekutu memandang Timor Leste sebagai target potensial untuk invasi Jepang. Pasukan Australia dan Belanda sempat menduduki pulau Timor pada tahun 1941. Pada malam hari tanggal 19 Februari 1942, Jepang menyerang dengan kekuatan pasukan 20,000 orang, dan menduduki Dili sebelum menyebar ke wilayah lain dari koloni Portugis ini. Pada tanggal 26 September 1945, kontrol atas pulau ini dikembalikan kepada Portugal oleh Jepang. Timor Leste mendeklarasikan kemerdekaannya secara sepihak dari Portugal pada tanggal 28 November 1975. Namun, sembilan hari kemudian, pada 7 Desember, militer Indonesia menginvasi Dili. Pada tanggal 17 Juli 1976, Indonesia menganeksasi Timor Leste, dan menjadikannya provinsi ke-27 Indonesia, Timor Timur (bahasa Indonesia untuk East Timor), dengan Dili sebagai ibu kota. Perang gerilya terjadi pada tahun 1975 hingga 1999 antara Indonesia dan pasukan pro-kemerdekaan, salah satunya saat ribuan warga Timor Timur dan beberapa warga negara asing terbunuh. Liputan pers tentang Insiden Dili pada tahun 1991, menolong pemulihan dukungan internasional untuk gerakan kemerdekaan Timor Timur. Pada tahun 1999, Timor Timur ditempatkan di bawah pemerintahan sementara PBB dan pada 20 Mei 2002, Dili menjadi ibu kota dari negara yang baru terbentuk, Republik Demokratik Timor-Leste. Pda bulan Mei 2006, bentrokan dan kerusuhan yang dimulai dari konflik antara elemen dari militer mengakibatkan kerusakan yang signifikan terhadap kota dan menimbulkan campur tangan militer asing untuk memulihkan keadaan. Bangunan dan monumen Banyak bangunan yang dirusak dan dihancurkan dalam kekerasan pada tahun 1999, yang dilaksanakan oleh militer Indonesia dan milisi pro-Indonesia (lihat Operasi Pembumihangusan). Namun, kota ini masih memiliki banyak bangunan dari era Portugis. Bekas Balai Pasar yang dibangun sekitar tahun 1930, sekarang ini digunakan sebagai Pusat Kongres. Bekas kantor Gubernur Portugis, sekarang adalah kantor dari Perdana Menteri. Gedung ini juga sebelumnya digunakan oleh Gubernur yang ditunjuk Indonesia, dan juga pernah digunakan Pemerintahan Transisi PBB di Timor Leste (UNTAET). Bahkan di bawah kekuasaan Indonesia, saat bahasa Portugis dilarang, nama jalan berbahasa Portugis seperti Avenida Marechal Carmona tetap dipertahankan, meskipun sedikit ditambahkan awalan kata berbahasa Indonesia seperti Jalan atau 'road'. Gereja Katolik Roma di Motael dijadikan pusat perlawanan terhadap pendudukan Indonesia. Warisan dari pendudukan Jakarta adalah Gereja Dikandung Tanpa Noda, pusat Keuskupan Katolik Roma Díli, yang kemungkinan besar merupakan katedral terbesar di Asia Tenggara, dan 'Monumen Integrasi', untuk memperingati pencaplokan Indonesia di wilayah ini pada 1976. Menampilkan orang Timor Leste dalam pakaian tradisional, memecahkan borgol yang melingkari pergelangan tangannya, monumen tersebut masih belum dihancurkan. Kristus Raja Dili adalah sebuah patung Yesus setinggi 27-meter (88.6 ft) yang terletak di puncak bola dunia di ujung semenanjung di Dili. Ini adalah salah satu marka tanah di kota ini. Ini adalah hadiah dari Pemerintah Indonesia selama pendudukan untuk memperingati 20 tahun integrasi Timor Leste ke Indonesia. Pendidikan Sekolah-sekolah di Dili termasuk St. Joseph’s High School (Colégio de São José). Terdapat empat sekolah internasional di Dili, masing-masing sekolah Portugal dengan nama Escola Portuguesa Ruy Cinatti, sekolah Australia dengan nama Dili International School, sebuah sekolah yang disponsori pemerintah Amerika Sekolah Internasional QSI Dili dan Sekolah Internasional Maharlika (sebelumnya Pusat Pendidikan & Pengembangan Dili), sebuah sekolah internasional Filipina. Institusi pendidikan tinggi terbesar di Timor Leste, Universitas Nasional Timor Lorosae (UNTL) terletak di Dili. Universitas lain yang terletak di Dili termasuk universitas privat pra-sarjana, Universidade da Paz (UNPAZ), Universidade Dili (UNDIL) dan Institut Teknologi Dili (DIT), sebuah institusi berbasis komunitas, dan pendidikan non-profit. Transportasi Dili dilayani oleh Bandar Udara Internasional Presidente Nicolau Lobato, yang dinamakan sesuai nama pemimpin kemerdekaan Nicolau Lobato. Ini adalah satu-satunya bandar udara internasional yang berfungsi di Timor Leste, meskipun terdapat juga lapangan udara di Baucau, Suai dan Oecusse yang digunakan untuk penerbangan domestik. Hingga saat ini, landasan udara bandara Dili masih belum mampu untuk mengakomodasi pesawat yang berukuran lebih besar dari Boeing 737 atau C-130 Hercules, tapi pada bulan Januari 2008, maskapai charter Portugal EuroAtlantic Airways melakukan penerbangan secara langsung dari Lisboa menggunakan sebuah Boeing 757, yang mengangkut 140 anggota dari Guarda Nacional Republicana. Di bawah kekuasaan Portugal, Bandar Udara Baucau, yang memiliki landasan yang lebih panjang, digunakan untuk penerbangan internasional, tapi pada saat invasi Indonesia, bandar udara ini diambil alih oleh militer Indonesia dan ditutup untuk penerbangan sipil. Pelabuhan Dili adalah satunya satunya pelabuhan air dalam yg beroperasi saat ini. Satu Dermaga 290 meter bisa menampung maximal tiga kapal motor. Pelabuhan ini bisa melakukan bongkar/muat 90 container 20 ft per hari. Apron container mempunyai 470 slot. Waktu tunggu untuk bongkar muat ini adalah 5 sampai 14 hari. Sejak tahun 2018, Pemerintah Timor Leste membangun pelabuhan Tibar (10 km dari pelabuhan Dili). Pelabuhan Tibar bisa memuat 20 000 container dengan harapan bisa mengakomodasi lalu lintas sejuta container per tahun. Pelabuhan ini di rencanakan selesai pada pertengahan tahun 2022. Pada tanggal 19 Desember 2021, Perdana Mentri Timor Leste Taur Matan Ruak, meluncurkan Ferry BERLIN RAMELAU yg pembuatannya di nanai oleh Pemerintah Jerman dan TImor Leste. Ferry ini berkapasitas 303 penumpang dan 30 kendaraan, mempunayi 13 kru dengan satu kapten yg berasal dari Jerman. Ferry ini melayani Dili - Atauro pp dan Dili - Oecusse PP. Kota kembar Dili memiliki hubungan kota kembar dengan beberapa tempat berikut ini: Lihat juga Kabupaten Dili Munisipalitas di Timor Leste Subdistrik di Timor Leste Pemakaman Tionghoa di Dili Arte Moris Catatan Referensi Pranala luar Discover Dili - Tourism promotion site Kota di Timor Leste Bekas ibu kota provinsi di Indonesia Ibu kota negara di Asia
4667
https://id.wikipedia.org/wiki/Ankara
Ankara
Ankara adalah ibu kota Türkiye sejak tahun 1923, menggantikan Konstantinopel atau Istanbul. Kota ini juga menjadi ibu kota Provinsi Ankara. Sebelumnya, Ankara dikenal dengan nama Angora atau Engürü; pada masa Romawi dikenal sebagai Ancyra; dan pada masa Helenistik sebagai Áŋkyra. Ia terletak pada ketinggian 938 meter di atas permukaan. Kota terbesar kedua di Türkiye ini dihuni oleh 4.455.453 jiwa (2007) dan sangat penting dilihat dari sisi ekonomi dan industri. Sebagai pusat pemerintahan Türkiye, di Ankara terletak seluruh kedutaan besar negara-negara lain. Kota ini terletak di daerah terkering di Türkiye dan dikelilingi daerah stepa dengan berbagai situs arkeologi dari masa Ottoman, Bizantium, dan Romawi. Iklim Iklim kontinental Transportasi Bandara utama Ankara adalah Bandara Internasional Esenboğa yang terletak di sebelah utara kota. Terminal Bus Ankara (bahasa Turki: Ankara Şehirlerarası Terminal İşletmesi) adalah bagian penting dari jaringan bus di Ankara dan stasiun kereta api Ankara Garı adalah penghubung antara bagian barat dan timur Türkiye. Di Ankara terdapat dua jalur kereta bawah tanah dan tiga jalur lagi dalam tahap konstruksi. Kota kembar Politik Sejak 8 April 2019, Walikota Ankara adalah Mansur Yavaş dari Partai Rakyat Republik (CHP), yang memenangkan pemilihan pemilu pada tahun 2019. Referensi Pranala luar Info di situs Kementerian Budaya dan Pariwisata Kota di Turki Ibu kota negara di Eropa Ibu kota negara di Asia
4669
https://id.wikipedia.org/wiki/Valletta
Valletta
Valletta adalah ibu kota Malta, sebuah negara kecil di Laut Tengah. Kota seluas 0,55 km² ini berpenduduk 7.048 jiwa (2000); jika digabung dengan daerah sekitarnya, penduduk total berjumlah 300.000 jiwa. Valletta terletak pada koordinat 35°54' LU 14°31' BT. Pranala luar Referensi Ibu kota negara Kota di Malta Dewan lokal di Malta Ibu kota negara di Eropa
4670
https://id.wikipedia.org/wiki/Dushanbe
Dushanbe
Dushanbe (bahasa Tajik: Душанбе), adalah ibu kota Tajikistan. Nama kota ini berasal dari kata Persia yang bermakna "Senin" (du "dua" + shamba atau shanbe "hari"; "hari kedua") dan merujuk kepada fakta Dushanbe sebagai pasar hari "Senin" yang populer. Hingga 1929, kota ini dalam bahasa Rusia disebut Dyushambe (Дюшамбе) dan pada tahun 1929 hingga 1961 disebut Stalinabad (Сталинобод). Penduduk kota ini berjumlah 562.000 jiwa (2000). Iklim Walaupun kota ini berada ratusan mil dari daerah kelautan, Dushanbe memiliki iklim mediterani (Köppen: Csa). Musim panas sangatlah panas dan kering, sedangkan sejuk tetapi tidak dingin pada musim dingin. Iklim di wilayah ini sedikit lebih lembap dibanding dengan ibu kota negara Asia Tengah lainnya, dengan rata-rata curah hujan per tahun mencapai lebih dari tetapi masih kontinental dan memiliki panas dan kering yang menjadi ciri khas wilayah ini. Musim dingin tidaklah se-dingin wilayah yang lebih di utara terlebih karena dibendung oleh pegunungan dari udara dingin dari Siberia Hubungan internasional Kota kembar Sekarang ini, Dushanbe memiliki 14 kota kembar: Lusaka, Zambia (1966) Sana'a, Yemen (25 Juni 1967) Monastir, Tunisia (24 November 1967) Klagenfurt, Austria (1972) Lahore, Pakistan (15 September 1976) Boulder, USA (8 Mei 1987) Mazari Sharif, Afghanistan (13 Juli 1991) Reutlingen, Germany (5 Oktober 1991) Saint Petersburg, Russia (6 Oktober 1991) Shiraz, Iran (16 Februari 1992) Minsk, Belarus (21 Juli 1998) Ürümqi , China (10 September 1999) Tehran, Iran (12 Maret 2001) Ankara, Turkey (11 Desember 2003) Referensi Pranala luar Peta Dushanbe Kota di Tajikistan
4671
https://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa%20Tajik
Bahasa Tajik
Artikel ini membahas bahasa nasional Tajikistan. Untuk bahasa dari keluarga bahasa Pamir yang dipertuturkan dekat perbatasan Tajikistan di Xinjiang dan yang resmi dirujuk di Tiongkok sebagai "bahasa Tajik", lihat bahasa Sarikoli. Bahasa Tajik atau bahasa Persia Tajikistan adalah bahasa yang dipertuturkan di Tajikistan dan Afganistan. Bahasa ini merupakan salah satu dari tiga dialek baku bahasa Persia, selain bahasa Persia Iran dan bahasa Persia Afganistan. Bahasa Tajik merupakan bahasa resmi di Tajikistan. Di Afganistan bahasa Tajik dikenal sebagai Bahasa Dari, bahasa ini juga dituturkan oleh penduduk prefektur Taxkorgan di Xinjiang Uighur, Republik Rakyat Tiongkok. Fonologi Huruf hidup Huruf hidup belakang-rendah digambarkan dengan cara yang berbeda-beda sebagai [o] (sesungguhnya belakang-tengah), [ɒ] dan [ɔː] Konsonan Penekanan kata Penekanan kata umumnya diberikan pada suku kata terakhir. Contoh-contoh untuk tekanan yang tidak jatuh pada suku kata berakhir adalah: ба'ле (arti: "ya") dan зе'ро (arti: "karena"). Tekanan juga tidak diberikan pada enklitik, ataupn pada penunjuk objek langsung. Tata bahasa Susunan kata Tajiki-Persia adalah Subyek-Objek-Predikat. Kata benda Kata benda tidak diberikan penanda gender gramatika, meskipun mereka ditandai untuk jumlahnya. Gender biasanya ditandai oleh perubahan kata, seperti dalam bahasa Inggris, misalnya мурғ 'ayam betina' dan xurus 'ayam jantan'. Cara lainnya adalah dengan menggunakan pengubah 'нар' yang berarti jantan atau 'мода' yang berarti betina dapat diletakkan di depan atau di belakang kata bendanya, mis. хар-и нар 'keledai jantan' dan хар-и мода 'keledai betina'. Bahasa Tajik mempunyai dua bentuk angka, tunggal dan jamak. Angka jamak ditandai oleh akhiran -ҳо atau -он, meskipun kata-kata pinjaman dari bahasa Arab dapat menggunakan bentuk-bentuk Arab. Kata benda bahasa Tajik tidak mempunyai artikel takrif, tetapi artikel taktakrif terdapat dalam bentuk angka sebuah 'як', "yak" dan '-е', "-e", yang pertama ditempatkan sebelum kata benda, dan yang kedua digabungkan dengan kata bendanya sebagai akhiran, meskipun objek langsung ditandai oleh sebuah akhiran. Kata depan Kosakata Kebanyakan kata pinjaman dalam bahasa Tajik berasal dari bahasa Rusia karena posisi Tajikistan di dalam Uni Soviet. Kosa katanya juga berasal dari bahasa Uzbek yang secara geografis dekat dan, seperti umumnya di negara-negara Islam, dari bahasa Arab. Sistem penulisan Bahasa Persia Tajiki saat ini pada umumnya ditulis dengan abjad Kiril, meskipun dalam tahap-tahap tertentu dalam sejarahnya, bahasa itu telah ditulis dengan menggunakan abjad Latin dan abjad Persia. Di Republik Sosialis Soviet Tajik, penggunaan huruf Latin dimulai pada 1928, dan belakangan digantikan pada tahun 1930-an dengan abjad Kiril. Di Afganistan, bahasa Tajik tetap ditulis dengan menggunakan huruf Persia. Di Taxkorgan, Republik Rakyat Tiongkok, penutur bahasa Tajik menggunakan huruf Arab Uighur. Sejarah Menurut banyak pakar, bahasa Persia Baru berkembang di Transoxiana dan Khorasan, terutama di wilayah-wilayah Baktria yakni Balkh. Para penyair awal bahasa Persia hidup di utara Amu Darya. Lihat pula Abjad Tajik Iranologi Akademi Bahasa dan Sastra Persia Bahasa Persia Dari (Afghanistan) Bukhori Bangsa Irani Bangsa Tajik Bangsa Afghan Catatan Rujukan Korotow, M. (2004) Tadschikisch Wort für Wort. Kauderwelsch ISBN 3-89416-347-X Lazard, G. (1956) "Charactères distinctifs de la language Tadjik". Bulletin de la Société Linguistique de Paris. 52. hlm. 117-186 Windfuhr, G. (1987) in Comrie, B. (ed.) "Persian". The World's Major Languages. hlm. 523–546 Perry, J. R. (2005) A Tajik Persian Reference Grammar (Boston: Brill) ISBN 90-04-14323-8 Rastorgueva, V. (1963) A Short Sketch of Tajik Grammar (Netherlands: Mouton) ISBN 0-933070-28-4 Pranala luar Laporan Ethnologue untuk Tajik BBC berita dalam bahasa Tajik Tajik Bahasa di Tajikistan Bahasa di Rusia
4672
https://id.wikipedia.org/wiki/Amman
Amman
Amman (bahasa Arab: عمان ʿAmmān) adalah ibu kota Yordania. Kota ini memiliki penduduk sekitar 1,6 juta jiwa (2000). Sejarah Kota ini sudah disebut pada abad ke-12 sebelum Masehi. Ketika itu kota ini disebut Rabbath Ammon atau Raba (Yehezkiel 21) dan dihuni oleh suku Amon. Kemudian kota ini ditaklukkan oleh orang Yunani dan diberi nama Filadelfia. Setelah ditaklukkan oleh bangsa Arab yang menyebarkan agama Islam, kota ini disebut Amman. Kota Amman modern didirikan pada tahun 1878. Amman sekarang dihuni oleh beragam kelompok penduduk yang berasal dari berbagai daerah. Beberapa dari mereka datang dari kota-kota terdekat Yordania, beberapa datang dari Palestina, dan beberapa datang dari Kaukasus, Suriah dan Irak. Kota Amman Raya baru-baru ini melihat perkembangan besar, karena Amman telah berkembang dengan cara yang belum pernah dilihat sebelumnya. Rencana komprehensif Amman telah memenangkan penghargaan internasional, termasuk Penghargaan Kepemimpinan Global dalam Perencanaan Kota dan Penghargaan Kota untuk Benua Asia tahun 2007. Total wilayah administrasi di Kota Amman Raya adalah 22 wilayah yang tersebar secara geografis, masing-masing wilayah memiliki stafnya. Adapun aspek administrasi, ada Dewan Kota Amman Raya, yang mencakup 68 anggota yang dipimpin oleh Walikota Ibukota, dan dewan tersebut pada gilirannya dibagi menjadi 14 komite yang berbeda. Pada 9 November 2005, serangan bunuh diri terhadap tiga hotel di Amman menewaskan 57 orang dan mencederai 120 lainnya sekitar pukul 20:50 (UTC+2). Tanggal 2 Maret diadopsi sebagai hari kota Amman setelah Kabinet Yordania menyetujui keputusan pada awal tahun 2021, sebagai bagian dari perayaan 100 tahun negara Yordania. Ekonomi Amman adalah pusat komersial dan administrasi, jantung ekonomi, dan pendidikan Yordania. Amman telah menjadi magnet bagi banyak komunitas Arab karena lokasinya yang istimewa dan arsitektur kontemporernya. Kota ini menarik perhatian banyak wisatawan setiap tahun dari Eropa Barat, Amerika Utara, Jepang, Australia, dan dari negara-negara Arab tetangga dan terdekat. Keluarga-keluarga dari negara-negara Teluk Arab secara khusus mengunjungi kota ini, karena terdapat banyak tempat wisata pada umumnya dan perawatan medis pada khususnya. Karena lokasi Amman yang begitu strategis di Syam dan Timur Tengah, letaknya berpengaruh pada perekonomian nasional dan mendorong 90% investasi di tingkat nasional. Referensi Pranala luar Amman Street Food documentary on Youtube Amman Digital Community Facebook page Greater Amman Municipality Facebook page Amman public transportation map Kota di Yordania
4673
https://id.wikipedia.org/wiki/Escudo
Escudo
Escudo adalah mata uang Portugal, yang dipakai sampai tahun 1999. Semenjak tahun 1999, mata uang yang dipakai adalah Euro. Satu escudo dibagi menjadi 100 centavos. Selain pernah menjadi mata uang Portugal, escudo masih merupakan mata uang Tanjung Verde. Mata uang Eropa Ekonomi Portugal
4680
https://id.wikipedia.org/wiki/Kde%20domov%20m%C5%AFj
Kde domov můj
"Kde domov můj" (; bahasa Indonesia: "Di Mana Rumahku Berada") adalah lagu kebangsaan Republik Ceko yang ditulis oleh penggubah František Škroup dan pemeran Josef Kajetán Tyl. Karya ini ditulis sebagian bagian dari musik insidental komdei "Fidlovačka aneb Žádný hněv a žádná rvačka" ("Fidlovačka atau Tanpa Amarah dan Tanpa Tengkar"). Karya ini pertama kali ditampilkan oleh Karel Strakatý di Teater Negara di Praha pada 21 Desember 1834. Lagu aslinya memiliki dua bait. Meskipun J.K. Tyl dikatakan sempat menyingkirkannya dari sandiwaranya karena tak yakin akan mutunya, lagu tersebut menjadi sangat terkenal di kalangan bangsa Ceko dan menjadi lagu kebangsaan takresmi dari bangsa yang mencoba menghidupkan kembali jati dirinya di dalam Monarki Habsburg. Lirik resmi Lirik bahasa Ceska dan terjemahan bahasa Indonesia (Lirik menurut lampiran 6 Kumpulan Undang-Undang No. 3/1993, sesuai dengan yang diadopsi oleh Kumpulan Undang-Undang No. 154/1998) Terjemahan bahasa Jerman (digunakan pada 1918–1938 dan 1939–1945) Wo ist mein Heim, mein Vaterland, Wo durch Wiesen Bäche brausen, Wo auf Felsen Wälder sausen, Wo ein Eden uns entzückt, Wenn der Lenz die Fluren schmückt: Dieses Land, so schön vor allen, Böhmen ist mein Heimatland. Böhmen ist mein Heimatland. Terjemahan bahasa Hungaria (digunakan pada 1920–1938) Hol van honom, hol a hazám, Hol patak zúg a hegyháton, Csörgedez a rónaságon. Üde virág a kertben, Mint egy földi édenben. Ez az istenáldotta föld, Cseh föld a hazám, Cseh föld a hazám. Rujukan Pranala luar MIDI File Lagu kebangsaan Ceko
4681
https://id.wikipedia.org/wiki/Nairobi
Nairobi
Nairobi adalah ibu kota Kenya. Nama ini berasal dari bahasa suku Maasai Ewaso Nyirobi yang berarti "air sejuk". Nairobi adalah salah satu kota terbesar di Afrika. Kota ini memiliki penduduk sekitar 3 juta jiwa dengan wilayah sekitar 150 km2. Koordinat geografisnya adalah . Geografi Iklim Kota kembar Lihat pula Daftar Ibu kota Referensi Pranala luar Komunitas Nairobians.com 24 Nairobi Destinasi NairobiKenya.com Berita Daily Nation The Standard Live Traffic Camera's Nairobi Traffic Lain-lain The City Council of Nairobi (situs resmi) National Geographic Feature about Nairobi National Museums of Kenya (situs resmi) Kota di Kenya
4682
https://id.wikipedia.org/wiki/Lima%2C%20Peru
Lima, Peru
Lima adalah ibu kota Peru. Kota ini memiliki penduduk sekitar 6,2 juta jiwa. Kurang lebih sepertiga hidup di perkampungan kumuh di bawah garis kemiskinan. Kota ini didirikan oleh Francisco Pizarro pada tanggal 18 Januari 1535. Geografi Iklim pariwisata terdiri dari distrik Lima dan Rimac, dinyatakan sebagai Situs Warisan Dunia oleh UNESCO pada tahun 1988. Tur ke gereja-gereja kota merupakan yang populer jika berwisata ke sana. Sebuah perjalanan melalui distrik pusat mengunjungi gereja-gereja yang berasal dari abad ke-16 dan ke-17, yang paling penting adalah Katedral dan Biara San Francisco, yang konon dihubungkan oleh katakombe. Hubungan internasional Kota kembar Lima memiliki hubungan kota kembar dengan": Arequipa, Peru Cusco, Peru Piura, Peru New York, Amerika Serikat Los Angeles, Amerika Serikat Austin, Amerika Serikat, sejak 1981 Cleveland, Amerika Serikat Miami, Amerika Serikat Stamford, Amerika Serikat Bordeaux, Prancis, sejak 1957 Beijing, China, sejak Nopember 1983 Manila, Filipina Madrid, Spanyol kota Mexico, Meksiko São Paulo, Brasil Tegucigalpa, Honduras Akhisar, Turki Karaçoban, Turki Buenos Aires, Argentina Guadalajara, Meksiko Montreal, Kanada Bogotá, Kolombia kairo, Mesir Cardiff, Inggris Pescara, Italia Lihat pula Daftar ibu kota dunia Referensi Pranala luar Situs resmi Kota di Peru API
4683
https://id.wikipedia.org/wiki/Kitab%20Yeremia
Kitab Yeremia
Kitab Yeremia (disingkat Yeremia; akronim Yer.; ) merupakan salah satu kitab pada Perjanjian Lama Alkitab Kristen dan Tanakh (atau Alkitab Ibrani). Dalam Perjanjian Lama, Kitab Yeremia merupakan bagian dalam kelompok kitab-kitab kenabian dan khususnya dalam kelompok nabi-nabi besar. Sementara dalam Alkitab Ibrani, kitab ini merupakan bagian dari kelompok Nevi'im dan lebih tepatnya dalam kelompok nabi-nabi akhir. Dalam Alkitab Terjemahan Lama, kitab ini disebut "Kitab Nabi Yeremia". Nama Nama kitab ini merujuk pada tokoh utama kitab ini, yaitu Yeremia bin Hilkia yang menjadi nabi selama lebih dari 40 tahun dan hidup pada akhir abad ke-7 SM hingga awal abad ke-6 SM. Nama "Yeremia" sendiri merupakan serapan dari (Yirmeyahu); dengan pengaruh pengejaan dari variannya, yaitu יִרְמְיָה (Yirmeyah), dan padanannya dalam bahasa Yunani, yaitu Ἰερεμίας (Ieremíās). Nama Ibrani ini diperkirakan merupakan gabungan dari kata יָרַם (yaram, har. "ditinggikan") atau יוּרַם (yuram, har. "akan diangkat") dan nama יה (Yah), sehingga arti nama tersebut kurang lebih adalah "Yahweh yang meninggikan" atau "Yahweh yang ditinggikan". Isi Kitab Yeremia disebutkan berisi perkataan-perkataan nabi besar Yeremia. Menurut kitab ini, Yeremia menjadi nabi selama lebih dari 40 tahun, dan selama karya kenabiannya ia selalu bernubuat dan memperingatkan umat Tuhan tentang bencana yang akan menimpa mereka karena mereka berdosa dan menyembah berhala. Nubuat tersebut menjadi kenyataan pada masa Yeremia masih hidup:, yaitu ketika Raja Babel Nebukadnezar merebut dan menghancurkan Yerusalem serta Bait Allah yang ada di situ. Raja Yehuda Zedekia bersama rakyat Yehuda diasingkan dan dibuang ke Babel. Setelah itu, Yeremia menubuatkan bahwa orang-orang itu akan kembali dari pembuangan dan keadaan bangsa Israel akan pulih kembali. Selain nubuat-nubuat Yeremia yang tercatat dalam kitab ini, Kitab Yeremia juga menjelaskan secara terperinci mengenai kehidupan pribadi dari sosok Nabi Yeremia beserta pengalaman-pengalamannya, termasuk pengalamannya ketika ia dikurung dalam penjara (, , ). Nabi Yeremia digambarkan sebagai seorang yang berperasaan halus. Ia sangat cinta kepada bangsanya, dan sama sekali tidak suka menubuatkan hukuman ke atas mereka. Di dalam beberapa bagian dari kitabnya ia berbicara dengan penuh perasaan tentang penderitaannya karena ia dipanggil oleh Tuhan untuk menjadi nabi. Perkataan Tuhan adalah seperti api di dalam hatinya; mau tidak mau ia harus menyampaikannya kepada bangsanya. Ayat-ayat penting dalam kitab ini ialah kata-kata Tuhan yang menunjuk kepada suatu masa yang akan datang. Pada masa itu akan ada suatu ikatan janji yang baru dengan Tuhan. Umat Tuhan akan menaati janji itu tanpa ada orang bijak yang mengingatkan mereka. Sebab janji itu akan tertulis di dalam hati mereka (). Garis besar Kitab Yeremia dapat dibagi dalam beberapa garis besar seperti yang berikut ini: Pesan dari Tuhan kepada bangsa Yehuda dan penguasa-penguasanya pada masa pemerintahan Yosia, Yoahas, Yoyakim, Yoyakhin, dan Zedekia. Petikan-petikan dari kitab catatan Barukh juru tulis Yeremia, termasuk berbagai nubuatan dan peristiwa penting dalam kehidupan Yeremia. Pesan dari Tuhan tentang berbagai bangsa asing. Catatan pelengkap mengenai kisah jatuhnya Yerusalem dan pembuangan ke Babel. Menurut S. Jonathan Murphy, kitab ini disusun sebagai suatu antologi dengan beberapa tema utama dan kitab ini memang sengaja tidak disusun secara kronologis. Murphy menyebutkan pembagian garis besar Kitab Yeremia berikut. Perkenalan atas pelayanan dan pesan sang nabi (Yeremia 1) Deklarasi yang diulang-ulang tentang penghakiman atas Yehuda dan Yerusalem (Yeremia 2–25) Deklarasi yang diulang-ulang tentang restorasi atas Yehuda dan Yerusalem (Yeremia 26–35) Penggenapan nubuat penghakiman atas Yehuda dan Yerusalem (Yeremia 36–45) Deklarasi tentang penghakiman atas bangsa-bangsa yang lain (Yeremia 46–51) Pembuktian dari pelayanan dan pesan Yeremia (Yeremia 52) Kronologi Kitab Yeremia tidak disusun secara kronologis, sehingga untuk dapat memahami isinya dengan baik diperlukan pengetahuan akan latar belakang masing-masing bagian. Berikut merupakan bagian-bagian dalam kitab ini bila disusun secara kronologis. Pada masa pemerintahan Yosia Tahun ketiga belas (Yeremia 1) Tahun-tahun terakhir Yosia (Yeremia 2–6) Kemungkinan sebagian besar ayat dalam Yeremia 7–20 terjadi pada era pemerintahan Yosia (kecuali yang disebutkan khusus di bawah) Pada masa pemerintahan Yoyakim Awal-awal pemerintahan (Yeremia 26; kemunginan Yeremia 7, 8:1–3, 22:1–23). Tahun keempat (Yeremia 25, 36, 45, 46:1–12). Setelah tahun keempat (Yeremia 35). Pada masa pemerintahan Yoyakhin (Yeremia 22:24–30; kemungkinan Yeremia 14). Pada masa pemerintahan Zedekia Awal-awal pemerintahan (Yeremia 24, 49:34–39). Tahun keempat (Yeremia 27–28, 51:59–64). Tidak bertanggal (Yeremia 21, 29). Awal pengepungan Yerusalem (Yeremia 34). Selama gencatan pengepungan (Yeremia 37). Kelanjutan pengepungan (Yeremia 32–33, 38, 39:15–18). Setelah kejatuhan Yerusalem (Yeremia 39:1–4, 40–42, 43:1–7). Yeremia diasingkan ke Mesir (Yeremia 43:8–44:30). Naskah sumber Naskah Masorah (bahasa Ibrani, abad ke-10 M) Septuaginta (bahasa Yunani; abad ke-3 SM) Naskah Laut Mati (bahasa Ibrani, abad ke-2 SM), terutama: 4QJera 4QJerb 4QJerc 4QJerd 4QJere Kepengarangan Kitab Yeremia memuat masa datangnya firman Tuhan kepada nabi Yeremia sejak tahun ke-13 pemerintahan raja Yosia (~627 SM) sampai pembuangan ke Babel (586 SM), selama sekitar 40 tahun. Naskah tulisan yang sekarang menjadi Kitab Yeremia sudah lengkap pada abad ke-6 SM dan tidak diubah-ubah lagi. Ini didukung oleh sejumlah saksi yang hidup pada abad ke-5 dan ke-6 SM, yaitu: penyunting Kitab Tawarikh (2 Tawarikh 36:22-23) penyunting Kitab Ezra-Nehemia () nabi Zakharia (), dan nabi abad ke-6 SM Daniel, yang membaca nubuat Yeremia mengenai "70 tahun" sebelum hal itu digenapi (Daniel 9:2). Perikop Judul perikop dalam Kitab Yeremia menurut Alkitab Terjemahan Baru oleh LAI adalah sebagai berikut. Panggilan kenabian Yeremia Judul (1:1–3) Yeremia dipanggil dan diutus (1:4–19) Nubuat tentang hukuman atas Yehuda Israel murtad kepada TUHAN (2:1–37) Pertobatan kepada TUHAN (3:1–5) Israel dan Yehuda diajak kembali kepada TUHAN (3:6–13) Umat yang akan datang di Sion (3:14 – 4:4) Yehuda mendapat ancaman dari utara (4:5–31) Hukuman TUHAN tidak dapat dielakkan (5:1–31) Malapetaka yang akan menimpa Yerusalem dan Yehuda (6:1–26) Yeremia menjadi penguji umat (6:27–30) Khotbah Yeremia mengenai Bait Suci (7:1–15) Melawan penyembahan ratu sorga (7:16–20) Melawan ibadah tanpa kesetiaan (7:21–28) Penyembahan berhala dan akibatnya (7:29 – 8:3) Dosa dan hukumannya (8:4–17) Ratapan atas Yehuda dan Yerusalem (8:18 – 9:11) Diancam dengan keruntuhan dan pembuangan (9:12–22) Mengenal Allah adalah kebahagiaan manusia (9:23–26) Allah yang hidup dan berhala-berhala (10:1–16) Yehuda menjadi sunyi sepi (10:17–25) Perjanjian Allah diingkari (11:1–17) Nyawa Yeremia terancam di Anatot (11:18–23) Keluhan Yeremia dan jawab Allah (12:1–17) Ikat pinggang yang menjadi lapuk (13:1–11) Buyung anggur yang dipecahkan (13:12–14) Peringatan dan ancaman (13:15–27) Mengenai musim kering (14:1 – 15:4) Kedahsyatan yang ditimbulkan oleh perang (15:5–9) Pergumulan nabi Yeremia (15:10–21) Hukuman Allah atas bangsa itu (16:1–21) Pergumulan nabi oleh karena bangsa yang berdosa (17:1–18) Hari Sabat harus dikuduskan (17:19–27) Pelajaran dari pekerjaan tukang periuk (18:1–17) Doa Yeremia minta pembalasan terhadap musuhnya (18:18–23) Pelajaran dari buli-buli yang pecah (19:1–15) Kutuk atas Pasyhur karena memenjarakan Yeremia (20:1–6) Keluh kesah Yeremia akibat tekanan jabatannya (20:7–18) Pembuangan raja Zedekia diberitahukan (21:1–10) Nubuat melawan raja Yehuda (21:11 – 22:9) Nubuat melawan raja Salum (22:10–12) Nubuat melawan raja Yoyakim (22:13–19) Nubuat melawan raja Konya (22:20–30) Janji tentang Tunas Daud yang adil (23:1–8) Menentang nabi-nabi palsu (23:9–40) Penglihatan tentang dua keranjang buah ara (24:1–10) Yehuda akan dibuang ke Babel tujuh puluh tahun lamanya (25:1–14) Piala amarah TUHAN atas bangsa-bangsa (25:15–38) Kisah seputar interaksi Yeremia Yeremia mau dibunuh, karena menubuatkan kemusnahan Bait Suci — Nabi Uria dihukum mati (26:1–24) Disuruh untuk memikul kuk Babel (27:1–22) Nabi Yeremia lawan nabi Hananya (28:1–17) Surat kiriman kepada orang-orang buangan di Babel (29:1–23) Sikap seorang buangan terhadap surat Yeremia (29:24–32) Nubuat tentang pemulihan bangsa Israel Janji pemulihan Israel (30:1–24) Perjanjian baru (31:1–40) Pembelian ladang sebagai jaminan dari keselamatan Yehuda yang akan datang (32:1–44) Janji pemulihan keadilan Yerusalem dan Yehuda (33:1–13) Perjanjian dengan keturunan Daud dan keturunan Lewi (33:14–26) Nubuat lain-lain Yeremia memberitahukan nasib terakhir raja Zedekia (34:1–7) Janji kepada budak-budak Ibrani tidak ditepati (34:8–22) Kesetiaan orang-orang Rekhab (35:1–19) Kisah seputar penggenapan hukuman atas Yehuda Pembakaran kitab nubuat Yeremia oleh raja Yoyakim (36:1–32) Raja Zedekia meminta petunjuk kepada Yeremia (37:1–10) Yeremia dipenjarakan (37:11–16) Zedekia memindahkan tempat Yeremia dikurung (37:17–21) Yeremia dimasukkan ke dalam perigi; ia tertolong oleh Ebed-Melekh (38:1–13) Pembicaraan terakhir dengan raja Zedekia (38:14–28) Jatuhnya kota Yerusalem (39:1–10) Perintah Nebukadnezar untuk melindungi Yeremia (39:11–14) Janji kepada Ebed-Melekh bahwa ia akan dilepaskan (39:15–18) Yeremia tinggal pada Gedalya (40:1–6) Masa Gedalya menjadi gubernur dan pembunuhannya (40:7 – 41:18) Yeremia memperingati supaya jangan mengungsi ke Mesir (42:1–22) Yeremia dipaksa mengungsi ke Mesir (43:1–7) Yeremia bernubuat bahwa Mesir akan ditaklukkan oleh Nebukadnezar (43:8–13) Nubuat terakhir dari Yeremia di Mesir (44:1–30) Kata penghiburan Yeremia kepada Barukh (45:1–5) NUBUAT TENTANG BANGSA-BANGSA LAIN Firman TUHAN tentang bangsa-bangsa (46:1) Mengenai Mesir (46:2–28) Mengenai orang Filistin (47:1–7) Mengenai Moab (48:1–47) Mengenai bani Amon (49:1–6) Mengenai Edom (49:7–22) Mengenai Damsyik (49:23–27) Mengenai suku-suku bangsa Arab (49:28–33) Mengenai Elam (49:34–39) Mengenai Babel (50:1–46) Hukuman TUHAN atas Babel (51:1–64) Lampiran tentang kejatuhan Yehuda Zedekia, raja Yehuda — Runtuhnya Kerajaan Yehuda (52:1–30) Yoyakhin dikasihani (52:31–34) Penyusunan, pengurutan, dan penomoran pasal Berkebalikan dengan kitab-kitab lain yang terkadang memiliki isi yang lebih banyak pada naskah Septuaginta daripada naskah Ibraninya, Kitab Yeremia justru lebih pendek pada naskah Septuagintanya, yaitu kira-kira sepertujuh () kali lebih pendek daripada naskah Ibraninya. Selain itu, urutan pasal-pasal dan ayat-ayatnya juga berbeda, dimulai dari Yeremia 25–52. Ayat-ayat Kitab Yeremia dalam naskah Ibrani yang tidak terdapat dalam Septuaginta: Berikut merupakan tabel perbandingan susunan dan penomoran pasal-pasal dan ayat-ayat Kitab Yeremia menurut naskah-naskah Ibrani (yang digunakan oleh Alkitab Ibrani, Naskah Masorah, Alkitab Vulgata Latin, dan sebagian besar Alkitab versi modern) dengan naskah Septuaginta (yang digunakan oleh Alkitab Septuaginta dan Alkitab versi Gereja Ortodoks Timur) versi suntingan Alfred Rahlfs atau Lancelot Charles Lee Brenton. Terdapat sedikit perbedaan tatanan antara Septuaginta versi Brenton dan versi Rahlfs. Urutan CATSS (Computer Assisted Tools for Septuagint Studies) menggunakan urutan versi Rahlfs, yang agak berbeda dalam beberapa detail dengan suntingan Joseph Ziegler dalam Göttingen LXX. Swete's Introduction sebagian besar sependapat dengan versi Rahlfs. Berikut merupakan tabel perbedaan penomoran pasal bila diurut berdasarkan urutan naskah Septuaginta. Lihat pula Perjanjian Lama Kitab Barukh (termasuk Surat Nabi Yeremia) Kitab 2 Tawarikh, terutama 2 Tawarikh 36 Kitab Daniel, terutama Daniel 9 Kitab Ezra Kitab Zakharia Catatan Referensi Pustaka James B. Pritchard, ed., Ancient Near Eastern Texts Relating to the OT, 1955; H. Cunliffe-Jones, The Book of Jeremiah: Introduction and Commentary, 1960; John Bright, Jeremiah (AB), 1965; R. K. Harrison, Jeremiah and Lamentations (TOTC), 1973; J. A. Thompson, The Book of Jeremiah (NIC), 1980. Pranala luar Teks Ibrani ירמיהו Yirmiyahu – Jeremiah (Hebrew) Terjemahan dalam bahasa Inggris Terjemahan Yahudi: Jeremiah at Mechon-Mamre (Jewish Publication Society translation) Yirmiyahu – Jeremiah (Judaica Press) translation [with Rashi's commentary] at Chabad.org Terjemahan Kristen Online Bible at GospelHall.org Jeremiah at The Great Books (New Revised Standard Version) (via archive.org) Various versions Tafsiran Tafsiran Yahudi Jeremiah (Judaica Press) [with Rashi's commentary] at Chabad.org Abraham Joshua Heschel, The Prophets. HarperCollins Paperback, 1975. ISBN 0-06-131421-8 (Jewish Encyclopedia) Book of Jeremiah article Pengantar Introduction to the Book of Jeremiah Yeremia Nabi-nabi besar
4684
https://id.wikipedia.org/wiki/Kitab%20Yesaya
Kitab Yesaya
Kitab Yesaya (disingkat Yesaya; akronim Yes.; ) merupakan salah satu kitab pada Perjanjian Lama Alkitab Kristen dan Tanakh (atau Alkitab Ibrani). Dalam Perjanjian Lama, Kitab Yesaya merupakan bagian kitab-kitab kenabian dan khususnya kitab pertama dalam kelompok nabi-nabi besar. Sementara dalam Alkitab Ibrani, kitab ini merupakan bagian dari kelompok Nevi'im dan lebih tepatnya menjadi kitab pertama dalam kelompok nabi-nabi akhir. Nama Nama kitab ini merujuk pada tokoh utama kitab ini, yaitu Yesaya bin Amos yang merupakan seorang nabi besar di Kerajaan Yehuda pada abad ke-8 SM. Nama "Yesaya" sendiri merupakan serapan dari (Yesyayahu) dengan pengaruh pengejaan dari varian יְשַׁעְיָה (Yesyayah), yang diperkirakan merupakan gabungan dari kata יֶשַׁע (yesha, har. "keselamatan, penyelamatan, pertolongan") dan nama יה (Yah). Oleh karena demikian, arti nama tersebut kurang lebih adalah "Yahweh adalah keselamatan" atau "Yahweh adalah sumber pertolongan". Isi Seluruh kitab ini dapat dibagi dalam tiga bagian besar. Proto-Yesaya (Yesaya 1–39) berasal dari zaman ketika Yehuda, kerajaan selatan, ketika mereka terancam oleh Asyur, negara tetangga yang sangat kuat. Yesaya menyadari bahwa yang sesungguhnya mengancam kehidupan Yehuda bukanlah kekuatan Asyur, tetapi dosa bangsa Yehuda sendiri, karena bangsa itu tidak taat dan kurang percaya kepada Tuhan. Baik dengan kata-kata, maupun dengan perbuatan, Nabi Yesaya mendorong rakyat serta para pemimpin mereka untuk hidup menurut kehendak Tuhan dan berlaku adil. Ia mengingatkan bahwa umat Tuhan akan celaka dan binasa kalau tidak mau mendengarkan Tuhan. Yesaya juga meramalkan perdamaian dunia dan kedatangan seorang keturunan Daud yang akan menjadi raja yang diidam-idamkan. Deutero-Yesaya (Yesaya 40–55) ditujukan kepada orang-orang Yehuda yang hidup dalam pembuangan di Babel. Mereka dalam keadaan hancur tanpa harapan. Yesaya memberitakan bahwa tak lama lagi Tuhan membebaskan umat-Nya dan membawa mereka pulang ke Yerusalem, untuk memulai suatu hidup baru. Tema penting bagian ini ialah bahwa Tuhan itu Tuhan yang menguasai sejarah, dan bahwa Ia merencanakan untuk mengutus umat-Nya ke segala bangsa yang akan diberkati melalui Israel. Ayat-ayat tentang "Hamba Tuhan" merupakan salah satu bagian yang paling terkenal dari Perjanjian Lama. Trito-Yesaya (Yesaya 56–66) sebagian besar ditujukan kepada bangsa yang sudah kembali di Yerusalem. Mereka perlu diyakinkan lagi bahwa Tuhan akan memenuhi janji-janji-Nya kepada bangsa itu. Perhatian khusus diberikan kepada cara hidup yang benar dan keadilan; juga kepada cara merayakan hari Sabat, mempersembahkan kurban dan doa. Ayat-ayat penting ialah 61:1-2 yang dipakai Yesus untuk menyatakan panggilan-Nya ketika Ia memulai tugas-Nya di dunia. Naskah sumber Naskah Masorah (bahasa Ibrani, abad ke-10 M) Septuaginta (bahasa Yunani; abad ke-3 SM) Naskah Laut Mati (bahasa Ibrani, abad ke-2 SM), terutama: 1QIsaiaha (1QIsaa) 1QIsaiahb (1QIsab) 1Q8 Isaiah (1QIsaiah) 4Q55 Isaiaha (4QIsaa) 4Q56 Isaiahb (4QIsab) 4Q57 Isaiahc (4QIsac) 4Q58 Isaiahd (4QIsad) 4Q59 Isaiahe (4QIsae) 4Q60 Isaiahf (4QIsaf) 4Q61 Isaiahg (4QIsag) 4Q62 Isaiahh (4QIsah) 4Q62a Isaiahi (4QIsai) 4Q63 Isaiahj (4QIsaj) 4Q64 Isaiahk (4QIsak) 4Q65 Isaiahl (4QIsal) 4Q66 Isaiahm (4QIsam) 4Q67 Isaiahn (4QIsan) 4Q68 Isaiaho (4QIsao) 4Q69 papIsaiahp (4QpapIsap) 4Q69a Isaiahq (4QIsaq) 4Q69b Isaiahr (4QIsar) 5Q3 Isaiah (5QIsa) Kepengarangan Para pakar studi Biblika memberikan nama tersebut untuk masing-masing dari ketiga bagian kitab ini yang disebutkan di atas. Mereka juga menduga bahwa masing-masing bagian itu ditulis oleh penulis yang berlainan pula. Namun, dugaan ini sekarang sudah dianggap tidak tepat lagi dengan ditemukannya "Gulungan Besar Yesaya" di antara kumpulan Gulungan Laut Mati. Gulungan itu memuat seluruh Kitab Yesaya dalam bahasa Ibrani secara lengkap dan diperkirakan ditulis pada tahun 125 SM. Karena ini merupakan salinan lengkap dan tidak ditemukan salinan sebagian, maka para ahli percaya bahwa kitab aslinya telah ditulis lengkap jauh sebelumnya, yaitu sebelum pembuangan, dan disalin terus semasa pembuangan sampai sekembalinya ke tanah Israel lagi. Perikop Judul perikop dalam Kitab Yesaya menurut Alkitab Terjemahan Baru oleh LAI adalah sebagai berikut. Perlu dicatat bahwa seluruh judul bagian berikut berasal langsung dari Alkitab. BAGIAN PERTAMA NUBUAT TENTANG YEHUDA DAN YERUSALEM Judul (1:1) Pengaduan tentang bangsa yang tidak setia itu (1:2–9) Bertobat lebih baik dari mempersembahkan korban (1:10–20) Hukuman atas Yerusalem (1:21–31) Sion sebagai pusat kerajaan damai (2:1–5) Hukuman TUHAN terhadap semua orang yang meninggikan diri (2:6–22) Hukuman TUHAN terhadap orang-orang yang menyesatkan bangsa itu (3:1–15) Hukuman TUHAN terhadap wanita-wanita Sion yang sombong (3:16 – 4:1) Yerusalem disucikan dan dilindungi (4:2–6) Nyanyian tentang kebun anggur (5:1–7) Peringatan tentang pelbagai keburukan (5:8–24) Bangsa asing sebagai alat murka TUHAN (5:25–30) Yesaya mendapat panggilan Allah (6:1–13) Yesaya dan raja Ahas (7:1–9) Pemberitaan mengenai Imanuel (7:10–25) Anak nabi sebagai tanda (8:1–4) Penyerbuan Asyur ke Yehuda (8:5–10) Yesaya terpaksa bersembunyi (8:11–22) Kelahiran Raja Damai (8:23 – 9:6) Murka TUHAN terhadap Efraim (9:7 – 10:4) Tentang celaka yang akan menimpa Asyur (10:5–19) Sisa Israel diselamatkan (10:20–27a) Orang Asyur maju menyerang (10:27b–34) Raja Damai yang akan datang (11:1–10) Sisa-sisa Israel akan kembali (11:11–16) Nyanyian syukur atas keselamatan (12:1–6) HUKUMAN TERHADAP BANGSA-BANGSA Ucapan ilahi terhadap Babel (13:1–22) Ejekan tentang raja Babel (14:1–23) Ucapan ilahi terhada Asyur (14:24–27) Ucapan ilahi terhadap Filistea (14:28–32) Ucapan ilahi terhadap Moab (15:1 – 16:14) Ucapan ilahi terhadap Damsyik dan Efraim (17:1–11) Ucapan ilahi terhadap Asyur (17:12–14) Ucapan ilahi terhadap Etiopia (18:1–7) Ucapan ilahi terhadap Mesir (19:1–25) Ucapan ilahi terhadap Mesir dan Etiopia (20:1–6) Ucapan ilahi terhadap Babel (21:1–10) Ucapan ilahi terhadap Duma (21:11–12) Ucapan ilahi terhadap Arabia (21:13–17) Kelancangan penduduk Yerusalem (22:1–14) Tentang Sebna dan Elyakim (22:15–25) Ucapan ilahi terhadap Tirus dan Sidon (23:1–18) NUBUAT TENTANG AKHIR ZAMAN Bumi dihancurkan (24:1–23) Ucapan syukur karena musuh sudah musnah (25:1–5) Keselamatan bagi bangsa-bangsa di Sion (25:6–12) Nyanyian puji-pujian karena kelepasan dan penghakiman yang diberikan Allah (26:1–21) Israel diselamatkan (27:1–13) YERUSALEM TERSESAK DAN TERLEPAS Nubuat terhadap Samaria (28:1–6) Terhadap pemimpin-pemimpin Yerusalem (28:7–22) Kebijaksanaan TUHAN (28:23–29) Yerusalem terkepung tetapi diselamatkan (29:1–8) Bangsa yang buta (29:9–16) Keselamatan sesudah penindasan (29:17–24) Bukan Mesir tetapi TUHAN yang memberi pertolongan (30:1–17) Janji keselamatan bagi Sion (30:18–26) Hukuman Allah atas Asyur (30:27–33) TUHANlah penolong yang satu-satunya (31:1–9) Raja yang adil (32:1–8) Peringatan kepada perempuan-perempuan Yerusalem (32:9–20) TUHAN adalah penolong dan raja di Sion (33:1–24) Hukuman atas bangsa-bangsa termasuk Edom (34:1–17) Keselamatan bagi umat TUHAN (35:1–10) YESAYA DALAM ZAMAN RAJA HIZKIA Yerusalem dikepung oleh Sanherib (36:1–22) Yerusalem luput dari tangan Sanherib (37:1–38) Hizkia sakit dan disembuhkan (38:1–22) Hizkia dan para utusan dari Babel (39:1–8) BAGIAN KEDUA KESELAMATAN UNTUK BANGSA YANG DI DALAM PEMBUANGAN Berita kelepasan (40:1–11) Allah di atas semua allah (40:12–31) TUHAN membangkitkan seorang pembebas (41:1–7) Israel hamba TUHAN (41:8–20) TUHAN menantang berhala-berhala (41:21–29) Hamba TUHAN (42:1–9) Puji-pujian tentang penyelamatan (42:10–17) Kegagalan dan kebutaan Israel (42:18–25) Allah adalah satu-satunya penebus (43:1–7) Israel sebagai saksi TUHAN (43:8–21) Dosa Israel diampuni (43:22–28) TUHAN satu-satunya Allah (44:1–8) Kebodohan pemujaan patung (44:9–20) TUHAN Penebus Israel (44:21–28) TUHAN memakai Koresh sebagai alat-Nya (45:1–8) TUHAN adalah Pencipta (45:9–19) Seruan kepada bangsa-bangsa supaya kembali kepada TUHAN (45:20–25) Para dewa Babel tidak berdaya (46:1–13) Keruntuhan Babel (47:1–15) TUHAN menciptakan masa depan yang baru (48:1–11) TUHAN menebus Israel (48:12–22) HAMBA TUHAN Hamba TUHAN sebagai terang di tengah-tengah segala bangsa (49:1–7) Sion dipulihkan (49:8 – 50:3) Ketaatan hamba TUHAN (50:4–11) Kata-kata penghibur untuk Sion (51:1–23) TUHAN menyelamatkan Sion (52:1–12) Hamba TUHAN yang menderita (52:13 – 53:12) Perjanjian damai dengan Sion (54:1–17) Seruan untuk turut serta dalam keselamatan yang dari TUHAN (55:1–13) PENGGENAPAN KESELAMATAN DAN SYARAT-SYARATNYA Keselamatan adalah bagi semua orang (56:1–8) Pemimpin-pemimpin yang fasik (56:9 – 57:5) Penyembahan berhala sebagai perzinahan (57:6–13) Kata-kata penghiburan (57:14–21) Kesalehan yang palsu dan yang sejati (58:1–12) Menghormati hari Sabat (58:13–14) Dosa adalah penghambat keselamatan (59:1–21) Kemuliaan Sion yang akan datang (60:1–22) Kabar selamat kepada Sion (61:1–11) Keselamatan Sion akan datang dengan segera (62:1–12) Hukuman pembalasan atas Edom (63:1–6) Doa pengakuan dan permohonan Israel (63:7 – 64:12) Jawab Allah: Hukuman bagi orang berdosa dan keselamatan bagi orang saleh (65:1–16) Janji mengenai langit yang baru dan bumi yang baru (65:17–25) Keselamatan sesudah hukuman (66:1–24) Lihat pula Mesias Perjanjian Lama Referensi konteks dekat Pranala luar Terjemahan Book of Isaiah (Hebrew) side-by-side with English) Book of Isaiah (English translation [with Rashi's commentary] at Chabad.org) Bible Gateway Pengantar Introduction to the Book of Isaiah a Forward Movement publication Yesaya Nabi-nabi besar Yesaya Tanakh
4686
https://id.wikipedia.org/wiki/Kitab%20Yosua
Kitab Yosua
Kitab Yosua (disingkat Yosua; akronim Yos.; ) merupakan kitab keenam pada Perjanjian Lama Alkitab Kristen dan Tanakh (atau Alkitab Ibrani). Kitab Yosua merupakan kitab pertama dari kelompok kitab-kitab sejarah pada Perjanjian Lama Alkitab, dan juga merupakan bagian dari kelompok Nevi'im atau lebih tepatnya kelompok nabi-nabi awal pada Tanakh. Dalam Alkitab Terjemahan Lama, kitab ini disebut "Kitab Yusak". Nama Nama kitab ini merujuk pada tokoh Yosua bin Nun, yaitu seorang tokoh bernama lahir Hosea yang menjadi pemimpin atas suku-suku Israel menggantikan Musa dan yang membawa mereka masuk dan merebut tanah Kanaan. Nama "Yosua" sendiri pada pangkalnya merupakan serapan dari (Yehosyua); dengan pengaruh pengejaan dari variannya, yaitu יֵשׁוּעַ (Yesyua), dan padanannya dalam bahasa Aram, yaitu יֵשׁוּע/ܝܶܫܽܘܥ (Yesyu). Nama ini diperkirakan merupakan gabungan nama יה (Yah) dan kata הוֹשֵׁעַ (hosyea, har. "selamatkan, Hosea") atau הוֹשִׁיעַ (hosyia har. "menyelamatkan"), sehingga menghasilkan arti kira-kira "Yahweh adalah keselamatan" atau "keselamatan pada Yahweh". Nama "Yosua" merupakan turunan dari "Hosea" dan varian dari "Yesua" dan "Yesus". Isi Kitab ini berisi kisah bangsa Israel ketika mereka merebut negeri Kanaan di bawah pimpinan Yosua bin Nun, yang menjadi pengganti Musa memimpin umat Israel. Kitab ini mengandung sejarah bangsa Israel sejak masa kematian Musa hingga masa kematian Yosua. Setelah kematian Musa, Yosua, karena sebelumnya telah ditunjuk sebagai pengganti Musa, menerima perintah dari Allah untuk menyeberangi Sungai Yordan. Dalam melaksanakan perintah ini, Yosua mengeluarkan perintah kepada para tua-tua suku untuk menyeberangi Sungai Yordan. Ia juga mengingatkan suku Ruben, suku Gad, dan setengah dari suku Manasye tentang janji yang mereka telah berikan kepada Musa untuk menolong saudara-saudara mereka. Peristiwa-peristiwa penting yang ada di dalam kitab ini antara lain: penyeberangan Sungai Yordan, jatuhnya Yerikho, pertempuran di Ai, dan pengukuhan kembali perjanjian antara Allah dengan umat-Nya. Salah satu petikan terkenal dari kitab ini ialah: Kitab ini pada dasarnya terdiri atas tiga bagian: Sejarah perebutan tanah Kanaan (Yosua 1-12). Pembagian tanah kepada suku-suku Israel, penetapan kota-kota perlindungan, penyediaan kebutuhan untuk suku Lewi, dan pengiriman suku-suku di sebelah timur ke tempat-tempat tinggal mereka. (Yosua 13-22) Kata-kata perpisahan dari Yosua, disertai laporan tentang kematiannya (Yosua 23-24). Penaklukan Kanaan Bagian penaklukan Kanaan secara garis besar dalam kitab ini meliputi: Rahab (Yosua 2). Yosua mengutus dua mata-mata dari Sitim untuk menyelidiki kota Yerikho. Mereka diselamatkan oleh Rahab dengan taktiknya yang brilyan sehingga tidak jatuh ke tangan raja Yerikho. Sebagai ganjarannya, mereka berjanji untuk menyelamatkan Rahab dan keluarganya kelak ketika mereka menyerbu kota itu. Penyeberangan Sungai Yordan (Yosua 1, 3-4). Setelah mengulangi kewajiban untuk mengikuti mitzvah, Yosua memerintahkan bangsa Israel untuk maju, dan mereka meninggalkan Sitim. Ketika tiba di Sungai Yordan, Yosua meramalkan bahwa Tabut perjanjian akan menyeberangi Yordan secara ajaib. Begitu tabut itu tiba di sungai, sebuah mujizat pun terjadi, dan sungai itu berhenti mengalir dan segera mengering, karena itu para imam yang memikulnya berhenti untuk membiarkan seluruh bangsa Israel menyeberang. Untuk memperingati peristiwa ini, Yosua memerintahkan pembangunan dua tugu peringatan: satu di dasar sungai itu sendiri, dan satu lagi di tepi barat sungai itu, di Gilgal (yang saat itu belum diberi nama ini), tempat bangsa Israel berkemah. Pengkhitanan bangsa Israel (Yosua 5:1-12). Bangsa Israel disunat di Gibeath-Haaraloth (yang artinya bukit kulit khatan). Kemudian hal ini dijelaskan bahwa orang-orang ini dilahirkan di padang gurun sehingga belum dikhitankan. Karena itu mereka dikhitan, dan daerah itu dinamai Gilgal untuk mengenangnya (Gilgal terdengar seperti Gallothi - Aku telah membuang, tetapi mungkin arti yang lebih tepat adalah lingkaran batu-batu yang ditegakkan). Panglima bala tentara TUHAN (Yosua 5:13-15). Dalam ayat-ayat ini dikisahkan kedatangan seorang panglima bala tentara TUHAN dengan pedang yang terhunus, dan Ia memerintahkan Yosua melepaskan kasutnya (segera perintah ini ditaati oleh Yosua) karena tanah tempat Yosua berdiri itu kudus. Pertempuran Yerikho (Yosua 6). Setelah mengepung Yerikho, bangsa Israel mengelilinginya sekali selama enam hari berturut-turut, dan pada hari yang ketujuh mereka mengitarinya tujuh kali, dan setiap kali sambil meniupkan trompet mereka dengan keras dan berteriak. Pada putaran yang terakhir tembok kota itu runtuh, dan penghuninya, kecuali Rahab dan keluarganya, dibantai. Lalu diumumkan kutukan agar kota itu tidak dibangun kembali. Pertempuran pertama di Ai (Yosua 7). Kota Ai ditinjau dan dinyatakan lemah, karena itu pasukan Israel hanya mengirim sebuah kelompok kecil untuk menyerangnya, tetapi mereka dikalahkan. Hal ini menyebabkan Yosua dan bangsanya hampir putus asa. Namun Allah menyatakan bahwa bangsa itu telah berdosa, karena seseorang telah mencuri harta dari Yerikho yang dimaksudkan untuk bait suci. Karenanya, bangsa Israel berusaha menemukan si pencuri dengan membuang undi (Urim dan Tumim), mula-mula dari sukunya (Yehuda), lalu klan (Zerah), kemudian keluarga (Zabdi), dan akhirnya menemukannya, yaitu Akhan. Akhan mengakui bahwa ia telah mencuri kain Babel yang mahal, selain perak dan emas, dan pengakuannya dibuktikan dengan ditemukannya harta itu yang terkubur di kemahnya. Karena itu Akhan dibawa ke lembah Akhor, dan di sana ia dirajam sampai mati, dibakar dan kemudian dikubur di bawah tumpukan batu yang tinggi. Pertempuran kedua di Ai (Yosua 8:1-29). 30.000 orang pasukan Israel siap untuk menyerang Ai dalam semalam, dan di pagi hari, suatu pasukan Israel lainnya menyerang dan kemudian berpura-pura mengundurkan diri. Akibatnya, pasukan-pasukan Ai tertarik jauh dari kota. Ketika Yosua mengangkat tombaknya, ke-30.000 orang pasukan bersiap-siap menyergap, sementara Yosua siap menyerang kembali dan dengan demikian mengepung pasukan-pasukan Ai. Seluruh kota itu dibakar dan penduduknya dibantai. Raja Ai digantung di pohon, dan tubuhnya dilemparkan ke dalam sebuah lubang. Ritual di Gunung Ebal dan Gerizim (Yosua 8:30-35). Yosua mendirikan sebuah mezbah di Gunung Ebal dan memberikan kurban persembahan di situ, lalu menuliskan hukum Musa di mezbah tersebut. Rakyat lalu diatur ke dalam dua bagian, yang pertama menghadap Ebal dan yang lainnya Gerizim. Masing-masing lalu membaca berkat-berkat dan kutukan seperti yang disebutkan dalam Kitab Ulangan. Perjanjian dengan suku Hewi (Yosua 9). Suku Hewi menipu Israel sehingga mereka disangka orang asing. Dengan demikian mereka berhasil mendapatkan perjanjian untuk tidak menyerang dari Israel. Bahkan setelah penipuan ini terbongkar, perjanjian itu tidak dibatalkan, meskipun suku Hewi dihukum dengan diperlakukan sebagai kelompok sosial terendah (disebutkan lewat ungkapan Ibrani: "pembelah kayu dan air untuk mezbah YHWH"). Lima raja orang Amori (Yosua 10). Adoni-Zedek, raja Yerusalem, mengadakan persekutuan dengan "lima raja orang Amori" (ia sendiri dan raja-raja dari Hebron, Yarmut, Lakhis, dan Eglon), dan mereka mengepung orang Hewi di Gibeon, yang mereka anggap sebagai pengkhianat. Suku Hewi memohon bantuan Yosua, dan karena itu Yosua melakukan serangan kejutan di malam hari. Hal ini menyebabkan suku Amori panik dan melarikan diri hingga ke Bet-horon. Meskipun serangan malam, sebuah puisi dikutip dari Kitab Yaser, yang menyatakan bahwa matahari berhenti beredar di Gibeon, dan bulan di lembah Ayalon, agar Yosua dapat menyelesaikan pertempuran. Kelima raja itu bersembunyi di sebuah gua, tetapi ditemukan dan dijebak di sana hingga tentara mereka musnah, lalu mereka digantung. Pertempuran dengan Hazor (Yosua 11:1-20, 23). Yabin, Raja Hazor, pasukannya, dan para vasalnya, bertemu di Merom. Namun, Yosua melakukan suatu serangan kilat dan mampu mengalahkan mereka. Ia mengejar mereka hingga jauh, lalu Yosua menghalangi kuda-kuda mereka, membakar kereta-kereta, merebut Hazor, membantai penghuninya, dan membakarnya hingga rata dengan tanah. Para penghuni yang kurang setia juga ditangkap dan dibantai, meskipun kota-kota di bukit dibiarkan. Orang Enak (Yosua 11:21-22). Suku Enak diusir dari gunung-gunung dan Hebron oleh Yosua. Ini bertentangan dengan laporan-laporan yang belakangan dalam Kitab Hakim-hakim yang mengatakan bahwa Kaleblah yang melakukan hal ini. Pembagian tanah Bagian pembagian tanah Kanaan di antara suku-suku Israel secara garis besar dalam kitab ini meliputi: Proses pembagian tanah (Yosua 12:1-6; 13:1-14, 21b-22; 13:32 - 14:3; 15:63; 16:10 - 17:6; 17:12 - 18:10; 19:51; dan 22:1-9). Narasi atas proses pembagian tanah Kanaan di antara suku-suku Israel. Mula-mula diberikan gambaran tentang wilayah di timur Sungai Yordan yang ditaklukkan dan diberikan kepada Ruben, Gad, dan Makhir (setengah dari Manasye). Setelah Allah memberikan Yosua gambaran mengenai daerah yang belum ditaklukkan, Yosua diingatkan tentang Ruben, Gad, dan Makhir (setengah dari Manasye), yang sudah dijanjikan tanah oleh Musa, dan tentang suku Lewi yang tidak diberikan wilayah, melainkan hanya kota-kota. Wilayah itu dibagi melalui undian, Yehuda mendapatkan undian yang pertama, meskipun mereka gagal mengusir bangsa Kanaan yang hidup di Yerusalem. Lalu keluarga Yusuf mendapatkan wilayahnya, Efraim yang gagal mengusir bangsa Kanaan dari Gezer, dan dikatakan pula bahwa anak-anak perempuan Zelafehad, bagian dari suku Manasye, juga diberikan wilayahnya sendiri. Keluarga Yusuf mendapatkian daerah gunung, termasuk hutan, dan diberitahukan bahwa mereka akan mampu mengusir keluar bangsa Kanaan yang hidup di sana, meskipun bangsa itu mempunyai kereta-kereta besi. Lalu bangsa Israel berkumpul di Silo, dan Yosua mengirim sebuah tim peninjau. Ketika peninjauan itu selesai, sisa tanahnya dibagi-bagi di antara suku-suku yang lebih kecil. Akhirnya, suku-suku yang tanahnya di sebelah timur Sungai Yordan diizinkan pergi ke tanah mereka. Daftar raja-raja (Yosua 12:7-24). Daftar 31 kota yang ditaklukkan, dengan raja-rajanya. Garis batas di antara tanah suku-suku Israel. Gambaran tentang batas-batas Yehuda (Yosua 15:1-12) dan Benyamin (Yosua 18:11-20) agak berbeda dengan daftar kota-kota mereka, tidak seperti gambaran tentang batas-batas dari suku-suku yang lain. Batas-batas Efraim (16:4-9) dan (setengah dari) Manasye (17:7-11) luar biasa karena mencakup pula enklaf di sebagian wilayah dari suku-suku sekitarnya. Batas-batas mereka secara keseluruhan juga diberikan (16:1-3). Gambaran tentang batas-batas dari suku-suku yang lain juga diberikan - Ruben (13:15-16, 20, 23a), Gad (13:24-27), Makhir (setengah dari Manasye) (13:29-31), Zebulon (13:10-14), Isakhar (13:22a), Asyer (13:24, 26b-29a), dan Naftali (19:32-34); kecuali untuk suku Lewi (yang hanya mempunyai kota-kota). Untuk Dan dan Simeon, hanya kota-kota saja yang didaftarkan. Daftar kota Israel menurut sukunya. Daftar untuk Yehuda (Yosua 15:20-62) dan Benyamin (Yosua 18:21-28) sangat mendalam, sehingga banyak orang mencurigai bahwa daftar ini diambil dari sebuah dokumen administratif. Daftar dari suku-suku teritorial lainnya - suku Ruben (13:16-21a dan 13:23b), suku Gad (13:24-28), suku Simeon (19:1-9), suku Zebulon (19:10-16), suku Isakhar (19:17-23), suku Asyer (19:25-31), suku Naftali (19:32-39), suku Dan (19:40-46) - masing-masing agak tercampur dengan gambaran mengenai batas-batasnya, meskipun bagian-bagian yang lainnya tetap tidak diatur. Daftar untuk suku Lewi (21:1-45) dibagi-bagi ke dalam tiga klannya, dan agak berkepanjangan. Sebaliknya, boleh dikatakan tidak ada daftar untuk suku Efraim atau suku Manasye. Orang Enak (Yosua 14:6-15, 15:13-14). Kaleb mengingatkan Yosua tentang kesetiaannya dan meminta Hebron sebagai bagian pribadinya. Permintaan ini dikabulkan, dan Kaleb mengusir suku Enak yang tinggal di situ. Kisah Otniel (Yosua 15:15-19). Kaleb menyerang Kiryat-sefer, dan berjanji untuk menyerahkan anak perempuannya, Akhsa, untuk dinikahkan dengan siapapun yang menaklukkan kota itu. Keponakannya, Otniel, menerima tantangan itu dan karenanya berhasil menyuntingnya. Akhsa meminta mahar yang lebih besar dari ayahnya, dan karena itu kepadanya diberikan mata air yang di hulu dan mata air yang di hilir selain tanah di Negeb yang telah disediakan baginya. Serangan terhadap Lesem (Yosua 19:47-48). Wilayah suku Dan terlalu kecil untuk mereka, karena itu mereka menyerang Lesem, membantai penduduknya, dan mendirikannya kembali dengan nama Dan. Bagian milik Yosua (Yosua 19:49-50). Yosua sendiri mendapatkan Timnah-serah, yang telah dimintanya, di wilayah suku Efraim. Penunjukan kota-kota perlindungan (Yosua 20) juga termasuk daftar singkat yang menyebutkan kota-kota itu. Mezbah Ed (Yosua 22:10-34) Ketika kembali ke tanah mereka, suku Ruben, Gad, dan Makhir (setengah dari Manasye) membangun sebuah mezbah yang sangat besar. Suku-suku yang lain tersinggung karena mereka percaya hal ini menunjukkan bahwa mereka mengklaim bahwa mezbah mereka itulah yang paling utama, karena itu mereka bersiap-siap perang. Namun, mereka pertama-tama mengutus Pinehas bin Eleazar dan para pangeran dari masing-masing suku untuk menegur mereka. Ruben, Gad, dan Makhir, menanggapinya dengan mengatakan bahwa mezbah itu hanyalah lambang dari kesetiaan mereka, dan bukan untuk dipergunakan, karena itu Pinehas dan rombongannya lega, adn membatalkan rencana mereka berperang. Mezbah itu dinamai Ed (yang artinya saksi) untuk mengenangnya. Pesan terakhir Yosua Bagian atas pesan terakhir Yosua di antara suku-suku Israel secara garis besar dalam kitab ini meliputi: Pesan terakhir Yosua (Yosua 23-24). Yosua, yang kini sudah tua, meminta bangsa Israel berkumpul, lalu ia memperingatkan rakyat agar tetap setia kepada Torah Musa. Yosua lalu mengumpulkan semua suku di Sikhem, lalu memperingatkan mereka agar setia kepada Torah Musa, sambil mengisahkan kembali kejadian-kejadian pada masa lampau. Lalu Yosua menempatkan sebuah batu besar di bawah sebuah pohon, di tempat kudus di Sikhem, sebagai saksi bagi janji rakyat Israel untuk setia. Lalu Yosua meninggal dunia, dan tak lama kemudian juga Eleazar bin Harun. Tulang-tulang Yusuf juga dikuburkan di sana di dekat pohon dan tiang batu, di sebidang tanah yang telah dibeli Yakub seharga 100 mata uang. Naskah sumber Naskah Masorah (bahasa Ibrani, abad ke-10 M) Septuaginta (bahasa Yunani; abad ke-3 SM) Naskah Laut Mati (bahasa Ibrani, abad ke-2 SM), terutama: 4Q47 Joshuaa (4QJosha) 4Q48 Joshuab (4QJoshb) Kepengarangan Tradisi lama mengatakan bahwa penulis kitab ini adalah Yosua bin Nun sendiri. Talmud mengatakan bahwa kitab ini ditulis oleh Yosua kecuali ayat-ayat terakhirnya (24:29-33) yang ditambahkan oleh Imam Besar Pinehas bin Eleazar. Menurut tradisi, Yosua sendiri menulis sebagai seorang saksi mata atas kejadian-kejadian yang diceritakan, sesekali ia menggunakan kata ganti orang pertama (misalnya, dalam Yosua 5:1), meskipun Yosua sendiri biasanya digambarkan dalam kata ganti orang ketiga. Namun beberapa bagian (misalnya ) hanya mungkin dapat ditambahkan setelah kematiannya (barangkali oleh Imam Eleazar bin Harun atau anaknya, Pinehas bin Eleazar). Belakangan ini muncul perdebatan tentang siapa penyunting akhir Kitab Yosua. Dua kemungkinan telah diajukan: Para sarjana konservatif mengatakan bahwa sebagian besar dari isi Kitab Yosua ditulis pada masa penyerangan bangsa Israel (abad ke-15 atau ke-12 SM), oleh seseorang yang hidup sezaman dengan Yosua dan seorang saksi mata tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi. Para sarjana kritis berpendapat bahwa kemungkinan Kitab Yosua disusun pada akhir masa monarkhi atau awal masa pasca-pembuangan, berdasarkan sumber-sumber "YEDP" yang mereka yakini bertanggung jawab atas penulisan Pentateukh, atau oleh salah seorang nabi dari abad ke-8 SM. Pada zaman modern, ide tersebut sangatlah diragukan oleh banyak ahli seperti John Calvin (1509–1564) dan Thomas Hobbes (1588–1679) karena kitab ini diperkirakan belum dirampungkan hingga masa setelah pembuangan bangsa Israel ke Babel, dan sekarang hanya dianggap sebagai karya dari beberapa pengarang anonim. Sejumlah para sarjana modern menggolongkan Kitab Ulangan ke dalam kelompok "Sejarah Deuteronomistis", yang serangkaian dengan Kitab Ulangan, Kitab Hakim-hakim, dua Kitab Samuel, dan dua Kitab Raja-raja, yang merupakan susunan sejarah teologis bangsa Israel dan dimaksudkan untuk menjelaskan hukum Allah untuk Israel di bawah bimbingan para nabi. Pada mulanya, Sejarah Deuteronomistis dianggap ditulis oleh satu orang, tetapi saat ini para pakar lebih meyakini bahwa kitab-kitab dalam Sejarah Deuteronomistis ditulis dengan menggabungkan sejumlah teks-teks terpisah yang berasal dari berbagai zaman. Perikop Judul perikop dalam Kitab Yosua menurut Alkitab Terjemahan Baru oleh LAI adalah sebagai berikut. Perebutan tanah Kanaan Perintah TUHAN kepada Yosua untuk merebut tanah Kanaan (1:1–18) Pengintai-pengintai di Yerikho (2:1–24) Menyeberangi sungai Yordan (3:1–17) Kedua belas batu peringatan (4:1–24) Penyunatan dan hari raya Paskah di Gilgal (5:1–12) Panglima Balatentara TUHAN (5:13–15) Jatuhnya Yerikho (6:1–27) Dosa dan hukuman Akhan (7:1–26) Ai dibinasakan (8:1–29) Mezbah di gunung Ebal; pembacaan hukum Taurat (8:30–35) Akal orang Gibeon (9:1–43) Bagian utara Kanaan direbut (11:1–15) Kemenangan-kemenangan orang Israel (11:16–23) Daftar raja-raja yang kalah (12:1–24) Pembagian tanah di antara suku-suku Israel Daerah-daerah yang belum direbut (13:1–7) Pembagian tanah yang di seberang sungai Yordan (13:8–33) Pembagian tanah Kanaan (14:1–5) Kaleb mendapat Hebron (14:6–15) Batas-batas daerah Yehuda (15:1–12) Kaleb merebut Hebron (15:13–19) Kota-kota suku Yehuda (15:20–63) Milik pusaka Efraim dan Manasye (16:1 – 17:18) Pembagian sisa tanah Kanaan di Silo (18:1–10) Milik pusaka suku Benyamin (18:11–28) Milik pusaka suku Simeon (19:1–9) Milik pusaka suku Zebulon (19:10–16) Milik pusaka suku Isakhar (19:17–23) Milik pusaka suku Asyer (19:24–31) Milik pusaka suku Naftali (19:32–39) Milik pusaka suku Dan (19:40–48) Milik pusaka Yosua (19:49–51) Kota-kota perlindungan (20:1–9) Kota-kota orang Lewi (21:1–42) Keamanan di negeri yang dijanjikan TUHAN (21:43–45) Suku-suku yang di seberang Yordan pulang (22:1–8) Suku-suku di seberang Yordan mendirikan mezbah (22:9–34) Akhir hidup Yosua Pidato perpisahan Yosua kepada para pemimpin bangsa itu (23:1–16) Pembaruan perjanjian di Sikhem (24:1–28) Yosua dan Eleazar mati dan dikuburkan — Tulang-tulang Yusuf dikuburkan (24:29–33) Keandalan sejarah Keil dan Delitzsch memandang bahwa ketepatan catatan sejarah Kitab Yosua sukar diragukan, di mana naratif maupun penggambaran alamnya, yang tidak bertentangan dengan hukum alam, umumnya diterima sebagai kebenaran. Ini termasuk penjabaran tanah-tanah milik pusaka suku-suku berdasarkan batas-batas dan kota-kotanya, secara universal diakui diturunkan dari catatan otentik, tetapi terutama catatan sejarah seperti perkataan Kaleb (Yosua 14:6), pidato Pinehas, serta jawaban dua dan setengah suku (Yosua 22), keluhan bani Yusuf mengenai kecilnya ukuran tanah milik pusaka mereka serta jawaban Yosua (Yosua 17:14), sedemikian orisinil, dan sangat sesuai dengan karakter tokoh maupun keadaan, sehingga kepastian sejarahnya tidak dapat dibantah. Eichhorn, misalnya, menyatakan dalam Pendahuluan tulisannya, "Perkataan Kaleb, dalam Yosua 14:1, di mana ia menanyakan warisan yang telah dijanjikan untuknya, memuat dengan kuat ciri-ciri gugatan dari mulut seorang tua yang berusia 80-an tahun, dan bernapaskan seluruhnya dalam setiap kata-katanya semangat dan usianya, dan situasi yang unik, sehingga tidak memungkinkan catatan ini sekadar karangan seorang penulis di masa-masa kemudian, yang membayangkan hal ini serta meletakkan kata-kata itu dalam mulutnya." Bukti arkeologis Berikut merupakan beberapa bukti arkeologis yang membuktikan kejadian dalam kitab Yosua. Surat Amarna Surat-surat Amarna, yang berasal dari pertengahan abad ke-14 SM, terdiri dari komunikasi resmi dari para pemimpin Amori, Het, Hori, Fenisia, dan Filistin kepada raja-raja Mesir, dan memberikan sebuah tinjauan independen tentang keadaan Kanaan sesungguhnya pada masa kitab ini. Namun, kesaksian dari arsip-arsip ini menimbulkan kesulitan sendiri, termasuk suku bangsa Habiru yang misterius, tetapi suka berperang, yang merupakan pokok pembicaraan dari banyak surat ini. Selain itu, juga ada sepucuk surat dari seorang perwira militer, "panglima dari para pemimpin pasukan Mesir," yang berasal dari waktu menjelang akhir pemerintahan Ramses II. Laporan tentang perjalanannya yang menimbulkan pertanyaan, yang mungkin resmi, bahwa perwira itu mengambil jalur melalui Kanaan hingga ke utara sampai di Alepo, memberikan lebih banyak informasi. Di antara hal-hal yang diangkat dalam surat ini dan surat-surat Amarna adalah keadaan kacau dan kehancuran yang melanda Mesir. Para pasukan pengawal Mesir yang telah menguasai Kanaan sejak masa Thutmosis III, sekitar 200 tahun sebelumnya, kini telah lenyap. Karena itu, jalur tersebut terbuka untuk bangsa Ibrani. Dalam sejarah penaklukan tidak disebut-sebut tentang Yosua yang bertemu dengan pasukan Mesir. Prasasti-prasastinya mengandung banyak permintaan kepada raja Mesir agar membantu dalam menghadapi serangan-serangan bangsa Ibrani, tetapi tampaknya tidak ada bantuan yang dikirim. Penggalian di Kanaan Penggalian atas sejumlah kota-kota Kanaan telah memberikan bukti-bukti yang berlawanan untuk menentukan historisitas Kitab Yosua. Tel (gunungan) di Lakhis dan Hazor keduanya adalah kota-kota Kanaan pada Zaman Perunggu Akhir. Sekitar tahun 1200 SM, kedua kota itu hancur dan lapisan-lapisan berikutnya yang memberikan sisa-sisa pendudukan mengandung artefak-artefak bangsa Israel. Catatan-catatan arkeologi dari kota-kota ini memperlihatkan bahwa penyerangan yang menghancurkan oleh bangsa Israel terjadi pada akhir Zaman Perunggu Akhir. Penggalian di Ai menghasilkan bukti-bukti yang tidak sepakat dengan penghancuran Ai dalam Kitab Yosua. Ai tampaknya telah ditinggalkan pada Zaman Perunggu Awal dan tidak dihuni kembali hingga setelah penyerbuan bangsa Israel. Muncul pendapat bahwa penghancuran Ai ditambahkan ke dalam Kitab Yosua sebagai sebuah mitos etiologis, yang menjelaskan reruntuhan-reruntuhan yang tampak jelas dari kota Zaman Perunggu Awal. Namun, sejumlah penggalian menemukan reruntuhan kota yang lebih cocok dengan sejarah Ai, sehingga ada pendapat lain meragukan bahwa lokasi penggalian sebelumnya benar-benar kota Ai. Adanya kota-kota yang tidak diketemukan hancur melainkan menunjukkan kehidupan bersama antara orang Israel dan orang Kanaan pada zaman Yosua juga merupakan bukti dari catatan-catatan Alkitab bahwa ketika Yosua berhenti berperang terdapat sejumlah besar wilayah yang belum diambil alih dari orang Kanaan (, dll. serta asimilasi sejumlah kelompok Kanaan dengan masyarakat Israel (keluarga Rahab dalam Yosua 2 dan orang-orang Gibeon dalam Yosua 10). Kitab Hakim-hakim jelas mengindikasikan bahwa orang Israel tidak merebut dan menduduki seluruh tanah Kanaan (), dan pengambilalihan tanah bukan lagi secara perang kilat melainkan serangkaian penyerangan oleh suku-suku secara terpisah atau sebagian kelompok suku-suku Israel, misalnya dalam Hakim-hakim 1, di mana suku Yehuda dan suku Simeon maju bersama-sama melawan orang-orang Kanaan di wilayah suku Yehuda (). Lebih jelas lagi, kitab Hakim-hakim mencatat bahwa banyak orang Kanaan masih tinggal di tanah itu dan menawarkan suatu penjelasan teologis mengenai fakta ini, yaitu Allah membiarkan orang-orang Kanaan di tanah itu dan orang Israel gagal mengusir atau mengalahkan mereka karena dosa-dosa Israel (). Tradisi Fenisia di Afrika Utara Ada tradisi orang Fenisia yang tinggal di Afrika Utara karena diusir dari Kanaan oleh Yosua. Seorang sejarawan Yunani bernama Prokopius dari Kaisarea menulis pada abad ke-6 M: Mereka [orang-orang Kanaan] juga membangun sebuah benteng di Numidia, yang sekarang adalah kota bernama Tigisis [kemungkinan di Aljazair]. Di tempat itu ada dua pilar yang dibuat dari batu putih dekat mata air besar, berpahatan tulisan Fenisia yang menyatakan dalam bahasa Fenisia: "Kami adalah mereka yang lari dari hadapan Yosua, si perampok, putra Nun". Moses dari Khoren, seorang sejarawan Armenia yang lebih kuno (370-386 M), juga merujuk pada dua pilar bertulisan Fenisia. Kemudian para sejarawan Yunani merujuk pada tradisi ini. Misalnya, dinyatakan dalam Chronicon Paschale, suatu karya tanpa nama dari sekitar tahun 630 M: Para penduduk di sini [kepulauan, yaitu kepulauan Balearic di utara Aljazair dan sebelah timur Spanyol] adalah orang-orang Kanaan yang lari dari hadapan Yosua putra Nun. Teks asli kutipan bahasa Yunani ini jauh lebih kuno, sampai sekitar tahun 234 SM. Sangat tidak mungkin bahwa orang-orang Fenisia di Afrika Utara menciptakan tradisi yang menjelekkan untuk menjelaskan bagaimana mereka sampai ke Afrika Utara. Kontroversi Sebuah masalah kontroversial dalam kitab ini muncul dari perintah yang diberikan Allah untuk memusnahkan bangsa Kanaan. Sejumlah teolog melihat perintah untuk melakukan genosida secara etis tidak dapat dibenarkan, karena hal ini tidak sejalan dengan keseluruhan pandangan di dalam Alkitab Ibrani dan Kristen tentang Allah sebagai Pencipta yang penuh kasih dan belas. Mereka melihatnya sebagai sebuah polemik teologis, dengan sebagian besar peristiwanya diciptakan pada masa atau sesudah pembuangan Babel, untuk menggalakkan kesetiaan kepada keyakinan Yahudi pada saat hal itu terancam. Misalnya, Morton (hlm. 324-325) mengatakan bahwa Yosua "harus dipahami sebagai ritus bangsa-bangsa kuno (termasuk Israel) yang di dalam konteks zamannya, berusaha menyenangkan Allah (atau dewa-dewa)". Para teolog konservatif, yang menganggap kitab ini sebagai laporan yang akurat secara historis yang ditulis pada atau tak lama sesudah masa hidup Yosua, memberikan salah satu dari penjelasan berikut ini terhadap masalahnya: Perang adalah bagian yang esensial dari sejarah Timur dekat pada abad ke-15 SM. Sebagian penafsir berpendapat bahwa kitab ini memperlihatkan Allah yang menggunakan kegiatan-kegiatan yang berdosa untuk mencapai maksud-maksud-Nya. Ini tidak berarti bahwa Allah mendukung perang, melainkan bahwa Ia bekerja melalui manusia sebagaimana adanya mereka. Para penafsir ini menekankan apa yang mereka lihat sebagai hakikat masyarakat Kanaan yang berdosa, sambil menunjukkan kepada bukti-bukti praktik seperti pengorbanan anak (membakar hidup-hidup korban anak-anak). Misalnya, Hallam, yang berpandangan seperti ini, mendaftarkan sejumlah bukti arkeologi untuk mendukung tesis ini: "Hanya beberapa langkah dari kuil ini terdapat sebuah kuburan dan di situ ditemukan banyak tembikar, yang memuat tulang-belulang anak-anak balita yang telah dikorbankan di kuil ini... Nabi-nabi Baal dan Astoret adalah pembunuh-pembunuh resmi dari anak-anak kecil ini." "Praktik mengerikan lainnya ialah apa yang mereka sebut 'korban fondasi.' Bila sebuah rumah akan dibangun, seorang anak akan dikorbankan, dan tubuhnya ditanam ke dalam tembok ... Penyembahan Baal, Astoret, dan dewa-dewa Kanaan lainnya terdiri dari pesta-pesta yang paling ekstravagan; kuil-kuil mereka merupakan pusat-pusat kejahatan. ... Bangsa Kanaan menyembah, dengan pesta-pesta yang tidak bermoral, ... lalu dengan membunuh anak-anak sulung mereka, seagai korban kepada dewa-dewa yang sama." Namun sebagian dari bukti-bukti ini diperdebatkan, sementara yang lainnya mengatakan bahwa hal ini mungkin diciptakan di kemudian hari untuk membenarkan tindakan pembinasaan. Para teolog Kristen cenderung menekankan bahwa apa yang mereka lihat merupakan penyataan yang progresif di dalam Alkitab. Sementara Alkitab semakin maju, Allah dipahami menyatakan diri-Nya dalam cara-cara yang lebih sempurna, lebih jelas dan lebih akurat, dan berpuncak dengan penyataan Allah yang tertiggi di dalam Yesus Kristus. Perintah Allah melalui Yosua untuk merebut negeri itu dengan kekuatan senjata dipandang di dalam konteks perintah Allah melalui Yosua yang kedua, yaitu Yesus Kristus, untuk menghadirkan kerajaan-Nya melalui cara-cara penerapan ajaran-Nya dengan damai. Kaitan dengan kitab lain Di Yusuf meminta saudara-saudara dan keluarganya untuk bersumpah agar tulang-tulangnya dikuburkan di tanah Kanaan. Sewaktu berangkat keluar dari Mesir, Musa membawa tulang-tulang Yusuf bersamanya (). Di akhir Kitab Yosua dicatat, bahwa tulang-tulang Yusuf dikuburkan di Sikhem, di tanah milik yang dibeli Yakub dengan harga 100 kesita dari anak-anak Hemor, bapa Sikhem, dan yang ditentukan bagi bani Yusuf menjadi milik pusaka mereka (). Dengan demikian tulang-tulang Yusuf ini menjadi mata rantai yang mengikat Kitab Kejadian, Kitab Keluaran sampai ke Kitab Yosua, merupakan jaminan bahwa keluarga Yakub, yaitu umat Israel, pasti akan dibawa TUHAN kembali ke tanah Kanaan. Catatan Lihat pula Kitab Ulangan Kitab Hakim-hakim Referensi Pustaka Frendo, Anthony J. Two Long-Lost Phoenician Inscriptions and the Emergence of Ancient Israel. Palestine Exploration Quarterly (2002) 134: 37-43. Morton, William H. Joshua. The Broadman Bible Commentary, Vol. 2. Ed. Clifton J. Allen, et al. Nashville: Broadman Press, 1970. Halley, Henry H. Halley's Bible Handbook. Grand Rapids: Zondervan Publishing House, 1927, 1965. Mazar, Amihai. The Archaelogy of the land of the Bible. New York: Doubleday, 1990. Pranala luar Terjemahan-terjemahan online dari Kitab Yosua: Teks asli: יְהוֹשֻׁעַ Yehoshua - Joshua (bahasa Ibrani - bahasa Inggris di Mechon-Mamre.org) Terjemahan Yahudi: Joshua at Mechon-Mamre (Jewish Publication Society translation) Yehoshua - Joshua (Judaica Press) terjemahan dan tafsiran Rashi di Chabad.org Terjemahan Kristen: Joshua at The Great Books (New Revised Standard Version) Joshua at Wikisource (Versi Raja James) Yosua (bahasa Indonesia) di www.sabda.org Two Sufi Saints Visit the Grave of Prophet Yusha (Joshua) Artikel terkait Artikel tentang Kitab Yosua dalam ''Jewish Encyclopedia (Ensiklopedi Yahudi) Yosua Yosua
4687
https://id.wikipedia.org/wiki/Kitab%20Imamat
Kitab Imamat
Kitab Imamat (disingkat Imamat; akronim Im.) merupakan kitab ketiga dan bagian dari kelompok kitab Taurat (atau Pentateukh) pada Perjanjian Lama Alkitab Kristen dan Tanakh (atau Alkitab Ibrani). Dalam bahasa Ibrani, kitab ini disebut Kitab Waiyiqra (). Dalam Alkitab Terjemahan Lama, nama lengkap kitab ini adalah "Imamat Orang Lewi". Nama Nama "Imamat" merupakan kependekan dari frasa "Imamat Orang Lewi" yang merujuk pada nama kitab ini dalam versi Septuaginta Yunani, "Leuitikon" (Λευϊτικόν, translit. Leuïtikón, har. "berhubungan dengan orang Lewi"), yang merupakan turunan dari istilah "Λευίτης" (Leuī́tēs, har. "orang Lewi") dari kata Λευίς (Leuī́s, har. "Lewi"). Kedua istilah tersebut merupakan serapan dari nama לֵוִי (levi, har. "Lewi, orang Lewi"). Istilah ini merujuk pada orang-orang dari suku Lewi yang menjalankan tugas imamat, yang disebut imam atau kohen (jamak atau dalam kelompok disebut kohanim). Pemilihan nama ini berdasarkan isi kitab tersebut yang memerincikan ritual peribadatan Yahudi dan kehidupan para kohen, yang disebut torah kohanim (, har. "pengajaran kohanim"). Nama Yunani kitab ini diserap sebagai "Leviticus" dalam Bahasa Latin dan Inggris. Nama "Waiyiqra" dalam bahasa Ibrani secara harfiah berarti "memanggil". Nama tersebut diambil dari kata pertama dalam kitab ini, yaitu kata pertama pada yang tertulis sebagai berikut. Isi Isi dari kitab ini merupakan penyataan ilahi, yaitu perintah-perintah yang diperintahkan TUHAN kepada Musa di gunung Sinai untuk disampaikan kepada orang Israel, yang diberikan di Sinai pada zaman Musa. Kitab ini berisi rincian tentang peraturan-peraturan dalam ibadat dan upacara-upacara agama bangsa Israel pada zaman dahulu. Juga untuk para imam (kaum Lewi) yang bertanggung jawab atas pelaksanaannya. Kitab ini menjadi petunjuk untuk bangsa imam dan wakil-wakil mereka, yaitu para imam. Petunjuk tersebut menyangkut tentang ibadat dan upacara, sikap yang harus dipelihara oleh umat Allah jika mereka ingin adanya persekutuan yang tak terputus dengan-Nya, kekudusan Tuhan, bagaimana manusia harus hidup dan beribadat supaya tetap mempunyai hubungan baik dengan Allah, menjadi pokok dalam kitab ini. Tema inti dari Kitab Imamat ini dapat diungkapkan melalui istilah kekudusan (qodesy) dan kudus (qadosy) (Lihat ). Tokoh utama dalam kitab ini adalah Harun, seorang dari suku Lewi. Tugas keimaman yang dilukiskan dalam kitab ini terbatas pada putra-putranya. Kepada mereka diberikan tugas untuk melaksanakan pelayanan imam. Ayat yang paling terkenal dari buku ini ialah yang disebutkan oleh Yesus sebagai hukum yang terutama yang kedua, Garis besar Secara garis besar, kitab ini berisikan sebagai berikut. Kurban dan upacara (Imamat 1–7). Bangsa Israel memelihara upacara tradisional yang mereka warisi dari nenek moyang mereka, seperti persembahan hewan dan kemudian dilengkapi dengan sejumlah upacara baru yang diadakan pada masa kemudian, sewaktu Israel telah mengenal pertanian dan menetap di Palestina (seperti: persembahan hasil bumi). Upacara tersebut juga tercampur dengan upacara bangsa-bangsa tetangga, seperti Kanaan, Asyur-Babel dan Mesir, sejak zaman Musa maupun sesudahnya. Kesemuanya itu diseleksi dan dijiwai semangat iman dan disesuikan dengan hukum yang ditetapkan oleh Musa. Dalam Imamat 1–3 dijelaskan ada tiga macam korban, yaitu: ola atau kurban bakaran, mincha atau kurban makanan dan sjelim atau kurban keselamatan. Imamat 4:1 – 6:7, memberikan pembagian lain, yaitu chattat atau kurban dosa dan asjam atau kurban kesalahan. Pada Imamat 6:8 – 7:38 memberi petunjuk kepada imam bagaimana memberi kurban bakaran, makanan, dosa, dan kurban keselamatan yang harus dipersembahkan dan bagian mana dari kurban tersebut yang menjadi hak imam. Imam (Imamat 8–10). Perlu ada kewenangan yang menjamin lancar dan tepatnya pelaksanaan ibadat suci, sehingga harus ada Imamat yang berperan. Para raja Israel mempercayakan tugas imamat tersebut pada para imam yang memiliki pendidikan khusus. Bagian ini bersifat historis dan merupakan pelaksanaan dari Keluaran 29. Di sini diterangkan tentang pentahbisan Harun dan anak-anaknya menjadi imam dan peristiwa kematian Nadab dan Abihu. Kekudusan bangsa (Imamat 11–15). Kitab Imamat memberi keterangan bahwa Israel adalah jemaat yang kudus. Orang Israel harus hidup bersih dan tahir, sehingga mereka harus memerhatikan peraturan yang menjamin ketahiranya tersebut. Peraturan tentang ketahiran lahiriah bertumpu pada peringatan perlunya ketahiran batiniah; orang Israel harus setia pada Hukum Taurat. Untuk menjaga kekudusan bangsa Israel, maka binatang-binatang dibagi atas yang haram dan yang halal (Imamat 11). Ada juga perjanjian sesudah kelahiran anak (Imamat 12), persoalan sakit kusta (Imamat 13–14) dan kenajisan yang berhubungan dengan kelamin diatur. (Imamat 15). Pendamaian (Imamat 16). Mengatur tentang hari pendamaian (grafirat). Dianggap sebagai kelanjutan dari Imamat 8–10. Hukum kesucian (Imamat 17–26) Menyangkut hukum kesucian meliputi bermacam bidang, baik yang berhubungan dengan kebaktian maupun kehidupan masyarakat. Intinya dapat dinyatakan dalam “hendaklah kamu suci, karena sucilah aku, Tuhan Allahmu”. Tentang hari raja-raja (Imamat 23), tahun Sabbat dan tahun Yobel juga menjadi hal yang penting, ini memiliki peranan sosial, yaitu membantu orang miskin dan budak. Kaul (Imamat 27). Kitab ini merupakan suatu pasal tambahan tentang mengabulkan kaul. Kepengarangan Penulis Kitab Imamat adalah Musa. Perikop Judul perikop dalam Kitab Imamat menurut Alkitab Terjemahan Baru oleh LAI adalah sebagai berikut. Korban Korban bakaran (1:1–17) Korban sajian (2:1–16) Korban keselamatan (3:1–17) Korban penghapus dosa (4:1 – 5:13) Korban penebus salah (5:14 – 6:7) Korban bakaran (6:8–13) Korban sajian (6:14–23) Korban penghapus dosa (6:24–30) Korban penebus salah (7:1–10) Korban keselamatan (7:11–21) Larangan memakan lemak dan darah (7:22–27) Bagian imam dari pada segala korban keselamatan (7:28–38) Imam Pentahbisan Harun dan anak-anaknya (8:1–36) Para imam menerima jabatannya (9:1–24) Kematian Nadab dan Abihu (10:1–7) Larangan tentang minuman keras bagi imam yang menyelenggarakan kebaktian (10:8–11) Bagian imam dari korban (10:12–20) Kekudusan bangsa Binatang yang haram dan yang tidak haram (11:1–47) Pentahiran sesudah melahirkan anak (12:1–8) Penyakit kusta (13:1 – 14:57) Ketidaktahiran pada laki-laki dan perempuan (15:1–33) Pendamaian Hari raya Pendamaian (16:1–34) Hukum kesucian Tempat menyembelih dan mempersembahkan korban (17:1–9) Larangan tentang makan darah atau bangkai (17:10–16) Kudusnya perkawinan (18:1–30) Kudusnya hidup (19:1–37) Kudusnya umat TUHAN (20:1–27) Kudusnya para imam (21:1–24) Kudusnya kebaktian korban (22:1–33) Hari-hari raya (23:1–44) Minyak untuk lampu (24:1–4) Roti sajian (24:5–9) Penghujat nama TUHAN dihukum — Lain-lain kejahatan (24:10–23) Tahun Sabat dan tahun Yobel (25:1–22) Penebusan tanah (25:23–28) Penebusan rumah (25:29–34) Perlakuan terhadap orang miskin (25:35–55) Berkat (26:1–13) Kutuk (26:14–46) Kaul Membayar nazar (27:1–34) Bacaan Taurat Mingguan Kitab Imamat dibagi dalam 10 pembacaan Taurat mingguan (Parsha): (*) bagian ini dapat digabung dengan bagian berikutnya, untuk menyesuaikan perubahan jumlah minggu dalam penanggalan lunisolar. Catatan Referensi Lihat pula Perjanjian Lama Imamat Imamat
4688
https://id.wikipedia.org/wiki/Kitab%20Bilangan
Kitab Bilangan
Kitab Bilangan (disingkat Bilangan; akronim Bil.) merupakan kitab keempat dan bagian dari kelompok kitab Taurat (atau Pentateukh) pada Perjanjian Lama Alkitab Kristen dan Tanakh (atau Alkitab Ibrani). Dalam bahasa Ibrani, kitab ini disebut Kitab Bemidbar (). Nama Nama "Bilangan" merupakan terjemahan harfiah dari nama kitab ini dalam versi Septuaginta Yunani, "Arithmoi" (Ἀριθμοί), yaitu bentuk jamak dari ἀριθμός (arithmós, translit. Arithmoí, har. "angka, bilangan, nomor, urutan, jumlah, kuantitas, perhitungan, aritmetika"). Nama ini merujuk pada peristiwa sensus atas suku-suku Israel yang disebutkan pada dan . Nama Yunani kitab ini diterjemahkan sebagai "Numeri" dalam bahasa Latin dan "Numbers" dalam bahasa Inggris. Nama "Bemidbar" dalam bahasa Ibrani secara harfiah berarti "di padang gurun". Nama tersebut diambil dari kata dalam kitab ini, yaitu kata pada yang tertulis sebagai berikut. Isi Kitab Bilangan menceritakan kumpulan cerita atas peristiwa-peristiwa yang dialami oleh bangsa Yahudi selama pengembaraan mereka di padang gurun selama 38 tahun dalam perjalanan mereka ke tanah Kanaan. Dalam kitab ini, bagian yang paling terkenal adalah ketika TUHAN menghukum bangsa Israel sehingga setiap orang Israel yang berumur di atas 20 tahun tidak bisa masuk ke tanah Kanaan dan akan mati di padang gurun, dan mereka akan tetap mengembara di padang gurun selama 40 tahun hingga seluruh generasi muda menggantikan seluruh generasi tua, kecuali Yosua bin Nun dan Kaleb bin Yefune; karena bangsa tersebut memberontak dan terus bersungut-sungut kepada-Nya. Selain itu, disebutkan juga nasib Musa dan Harun yang tidak bisa masuk ke tanah perjanjian karena ketidaktaatan mereka terhadap perintah-Nya. Bagian yang juga terkenal dari kitab ini adalah mengenai sensus terhadap seluruh suku Israel. Sensus penduduk ini tercatat dilakukan dua kali. Sensus ini hanya mencatat pria Israel berumur 20 tahun ke atas yang mampu berperang, yang berarti para wanita, anak-anak, dan manula jika dihitung dapat membuat jumlahnya dua kali lebih banyak. Sensus pertama dicatat pada pasal pertama, yaitu tahun ke-2 setelah bangsa Israel keluar dari Mesir. Kemudian, sensus kedua (Bilangan 26) yang dilakukan sebelum bangsa Israel memasuki tanah Kanaan mencatat jumlah bangsa Israel, setelah tulah yang menyebabkan sekitar 24 ribu orang mati, sebagaimana dicatat di Bilangan 25. Perikop Judul perikop dalam Kitab Bilangan menurut Alkitab Terjemahan Baru oleh LAI adalah sebagai berikut. Persiapan Bangsa Israel untuk menduduki Kanaan Laskar Israel dihitung (1:1–54) Suku-suku Israel ditunjuk tempat perkemahannya (2:1–34) Orang Lewi (3:1 – 4:49) Peraturan mengenai orang-orang yang najis (5:1–4) Peraturan mengenai penebusan salah (5:5–10) Hukum mengenai perkara cemburuan (5:11–31) Hukum mengenai kenaziran (6:1–21) Ucapan berkat imam (6:22–27) Persembahan pada waktu pentahbisan Kemah Suci (7:1–89) Kandil (8:1–4) Pentahbisan orang Lewi (8:5–22) Awal dan akhir masa kerja orang Lewi (8:23–26) Ketetapan-ketetapan mengenai perayaan Paskah (9:1–14) Tiang awan memimpin perjalanan Israel (9:15–23) Semboyan nafi (10:1–10) Rangkaian tindakan ketidaktaatan Bangsa Israel dan hukuman Allah Berangkat dari gunung Sinai (10:11–36) Api TUHAN (11:1–3) TUHAN berjanji memberi daging (11:4–23) Ketujuh puluh orang tua-tua (11:24–30) Burung puyuh (11:31–35) Pemberontakan Miryam dan Harun (12:1–16) Kedua belas pengintai (13:1–33) Pemberontakan umat Israel (14:1–38) Serangan ke bagian selatan gagal (14:39–45) Korban api-apian (15:1–21) Dosa yang tidak disengaja (15:22–31) Orang yang melanggar peraturan Sabat (15:32–36) Jumbai peringatan (15:37–41) Pemberontakan Korah, Datan, dan Abiram (16:1–50) Tongkat Harun berbunga (17:1–13) Kewajiban dan penghasilan imam dan orang Lewi (18:1–32) Air pentahiran (19:1–22) Miryam mati (20:1) Dosa Musa dan Harun (20:2–13) Edom menolak permintaan orang Israel melalui negerinya (20:14–21) Harun mati (20:22–29) Peperangan dekat Horma (21:1–3) Ular tembaga (21:4–9) Perjalanan ke daerah Moab (21:10–20) Peperangan melawan Sihon, raja Hesybon (21:21–30) Peperangan melawan Og, raja Basan (21:31 – 22:1) Balak memanggil Bileam (22:2–20) Keledai Bileam dan Malaikat TUHAN (22:21–35) Balak meminta Bileam untuk mengutuk Israel (22:36 – 23:3) Bileam memberkati Israel (23:4 – 24:9) Nubuat Bileam (24:10–25) Israel menyembah Baal-Peor (25:1–18) Persiapan angkatan baru Bangsa Israel untuk menduduki Kanaan Laskar Israel dihitung untuk kedua kalinya (26:1–65) Hak waris bagi anak-anak perempuan (27:1–11) Yosua mengganti Musa (27:12–23) Korban pagi dan korban petang (28:1–8) Korban Sabat dan korban bulan baru (28:9–15) Korban pada hari-hari raya (28:16 – 29:40) Nazar kaum perempuan (30:1–16) Pembalasan kepada orang-orang Midian (31:1–24) Mengenai jarahan (31:25–54) Penyerahan daerah sebelah timur sungai Yordan (32:1–42) Tempat-tempat persinggahan orang Israel di padang gurun (33:1–49) Apa yang harus dilakukan sesudah tanah Kanaan direbut (33:50–56) Batas-batas tanah Kanaan (34:1–12) Mengenai pembagian tanah Kanaan (34:13–29) Kota-kota orang Lewi (35:1–8) Kota-kota perlindungan (35:9–34) Syarat perkawinan anak-anak perempuan yang mempunyai hak waris (36:1–10) Referensi Lihat pula Perjanjian Lama Taurat Bilangan Bilangan
4689
https://id.wikipedia.org/wiki/Kitab%20Ulangan
Kitab Ulangan
Kitab Ulangan (disingkat Ulangan; akronim Ul.) merupakan kitab kelima dan bagian dari kelompok kitab Taurat (atau Pentateukh) pada Perjanjian Lama Alkitab Kristen dan Tanakh (atau Alkitab Ibrani). Dalam bahasa Ibrani, kitab ini disebut Kitab Devarim (). Sejumlah para sarjana modern menggolongkan Kitab Ulangan ke dalam kelompok "Sejarah Deuteronomistis", yang serangkaian dengan Kitab Yosua, Kitab Hakim-hakim, dua Kitab Samuel, dan dua Kitab Raja-raja, yang merupakan susunan sejarah teologis bangsa Israel dan dimaksudkan untuk menjelaskan hukum Allah untuk Israel di bawah bimbingan para nabi. Pada mulanya, Sejarah Deuteronomistis dianggap ditulis oleh satu orang, tetapi saat ini para pakar lebih meyakini bahwa kitab-kitab dalam Sejarah Deuteronomistis ditulis dengan menggabungkan sejumlah teks-teks terpisah yang berasal dari berbagai zaman. Nama Ulangan Nama "Ulangan" (dalam pengertian harfiahnya, yaitu sesuatu yang diulangi, bukan sinonim dari ujian) ialah terjemahan bebas dari nama kitab ini dalam versi Vulgata Latin, "Deuteronomium" (har. "Kitab Ulangan"), yang berasal dari nama kitab dalam versi Septuaginta Yunani, "Deuteronomion" (Δευτερονόμιον, translit. Deuteronómion, har. "hukum kedua"), yang merupakan gabungan dari kata "δεύτερος" (deúteros, har. "kedua, lain-lain, lanjutan, setelah, kurang penting, seken") dan "νόμος" (nómos, har. "adat, kebiasaan, hukum, aturan, peraturan"). Istilah ini berasal dari frasa "τὸ δευτερονόμιον τοῦτο" (translit. tò deuteronómion toûto har. "perulangan hukum ini", "hukum ganda ini") pada ayat dari Ulangan 17:18 dalam Septuaginta yang sebenarnya merupakan kesalahan penerjemahan atas frasa אֶת-מִשְׁנֵה הַתּוֹרָה הַזֹּאת (et-misyneh hattorah hazzot, har. "salinan hukum ini") dari teks Ibrani pada ayat yang sama. Kata מִשְׁנֵה (misyneh) memang secara harfiah dapat pula berarti "ganda, dobel, kedua, berulang", tetapi dalam frasa tersebut, arti kata ini seharusnya menjadi "hasil penggandaan" atau "hasil penyalinan". Hal tersebut yang mungkin menyebabkan salah penerjemahan pada proses pembuatan versi Septuaginta. Dalam bahasa Inggris, kitab ini disebut sebagai Deuteronomy. Devarim Nama "Devarim" dalam bahasa Ibrani secara harfiah berarti "perkataan-perkataan". Nama tersebut diambil dari kata dalam kitab ini, yaitu kata pada yang berbunyi sebagai berikut. Isi Peristiwa dalam Kitab Ulangan diperkirakan terjadi dalam beberapa periode sejak masa Musa sampai pada masa pembuangan, kira-kira abad ke-8 sampai ke-7 sM. Kitab Ulangan juga terdiri dari serangkaian khotbah-khotbah yang diucapkan Musa di depan bangsa Israel waktu mereka berada di negeri Moab. Mereka berhenti di situ sesudah mengakhiri perjalanan panjang lewat padang gurun dan sebelum masuk ke Kanaan untuk menduduki negeri itu. Beberapa pokok yang penting dari kitab ini ialah: Musa mengingatkan bangsa Israel akan peristiwa-peristiwa besar selama 40 tahun yang terakhir. Ia mohon kepada bangsa Israel supaya mereka ingat bagaimana Tuhan memimpin mereka melalui padang gurun dan karena itu mereka harus taat dan setia kepada Tuhan. Musa mengulangi Sepuluh Perintah Allah, dan ia menekankan arti Perintah yang Pertama. Ia minta dengan sangat supaya orang Israel beribadat kepada Tuhan saja. Lalu ia mengulangi beberapa hukum dan perintah yang mengatur kehidupan bangsa Israel di tanah yang sudah dijanjikan. Musa mengingatkan bangsa Israel akan arti ikatan perjanjian Tuhan dengan mereka. Ia mendorong bangsa itu supaya membaharui kesediaan mereka untuk memenuhi kewajiban-kewajiban mereka. Yosua ditunjuk sebagai pengganti Musa untuk memimpin umat Tuhan. Sesudah menyanyikan sebuah lagu pujian bagi kesetiaan Tuhan, dan mengucapkan berkat atas suku-suku Israel, Musa wafat di Moab, di sebelah timur sungai Yordan. Kepengarangan Kitab Ulangan menempati posisi yang membingungkan dalam Alkitab. Kitab ini berada di antara kisah pengembaraan bangsa Israel di padang gurun dan kisah perebutan Kanaan oleh bangsa Israel, tetapi tidak dapat sepenuhnya menjadi bagian dari salah satunya atau keduanya. Kisah pengembaraan di padang gurun dapat saja berakhir dengan mudah pada Kitab Bilangan, dan kisah penaklukan di bawah kepemimpinan Yosua juga lengkap tanpa kitab ini, setidaknya dalam hal unsur alur ceritanya. Namun dalam hal unsur tematik atau teologis, akan ada sesuatu yang terasa hilang jika kedua kasus tersebut terjadi. Para pakar telah memberikan berbagai pendapat sehubungan dengan permasalahan ini. Teori yang terpopuler untuk kepengarangan Kitab Ulangan saat ini adalah Teori "Sejarah Deuteronomistis", yaitu Kitab Ulangan awalnya hanya berupa kitab hukum dan perjanjian yang disebut "Hukum Deuteronomis", kemudian berkembang hingga menjadi semacam pengantar untuk kitab-kitab Sejarah Deuteronomis. Selain itu, terdapat pula teori yang lebih tua yang melihat bahwa Kitab Ulangan merupakan bagian dari Kitab Bilangan, dan Kitab Yosua hanyalah semacam pelengkap untuk kitab ini. Ide ini masih banyak yang mendukungnya, tetapi pendapat arus utama yang lebih diyakini merupakan campuran dari keduanya, yaitu bahwa Kitab Ulangan, setelah menjadi pengantar Sejarah Deuteronomis, kemudian terlepas dari kelompok itu dan dimasukkan ke dalam suatu kelompok bersama-sama dengan Kejadian–Keluaran–Imamat–Bilangan dengan alasan memiliki Musa sebagai karakter sentralnya. Menurut hipotesis ini, cerita kematian Musa awalnya adalah merupakan bagian akhir dari Kitab Bilangan, tetapi kemudian dipindahkan ke akhir Kitab Ulangan. Perikop Judul perikop dalam Kitab Ulangan menurut Alkitab Terjemahan Baru oleh LAI adalah sebagai berikut. Riwayat perjalanan keluar dari Mesir Musa meriwayatkan pengalaman di gunung Horeb (1:1–8) Riwayat pengangkatan hakim-hakim (1:9–18) Riwayat kedua belas pengintai (1:19–33) Riwayat hukuman atas Israel (1:34–40) Riwayat kegagalan serangan ke bagian selatan (1:41–46) Riwayat perjalanan di padang gurun (2:1–25) Riwayat peperangan melawan Sihon, raja Hesybon (2:26–37) Riwayat peperangan melawan Og, raja Basan (3:1–11) Riwayat penyerahan daerah sebelah timur sungai Yordan (3:12–22) Musa tidak diperkenankan memasuki tanah Kanaan (3:23–29) Musa menasihati bangsa itu memelihara hukum Allah (4:1–40) Kota-kota perlindungan di seberang sungai Yordan (4:41–43) Pendahuluan pengajaran Musa (4:44–49) Perintah Allah dan keutamaan TUHAN Kesepuluh firman (5:1–22) Orang Israel takut menghadapi kedatangan TUHAN (5:23–33) Kasih kepada Allah adalah perintah yang utama (6:1–25) Sikap terhadap penduduk tanah Kanaan (7:1–11) Janji berkat (7:12–26) Bersyukur kepada Allah karena kebaikan-Nya (8:1–20) Orang Israel diperingatkan supaya jangan membanggakan jasanya (9:1–6) Riwayat tentang kemurtadan di Horeb (9:7–29) Riwayat tentang loh batu yang baru (10:1–11) Orang Israel diperingatkan supaya taat dan bersyukur (10:12–22) Kebesaran TUHAN (11:1–7) Kedatangan mendatangkan berkat, ketidaktaatan mendatangkan kutuk (11:8–32) Hukum-hukum Deuteronomis Satu tempat ibadah (12:1–28) Peringatan terhadap penyembahan berhala dan ibadah yang sesat (12:29 – 13:18) Cara berkabung yang dilarang (14:1–2) Binatang yang haram dan yang tidak haram (14:3–21) Persembahan persepuluhan (14:22–29) Tahun penghapusan hutang (15:1–11) Memerdekakan budak Ibrani (15:12–18) Anak sulung ternak (15:19–23) Tiga hari raya utama (16:1–17) Pengadilan yang adil (16:18–20) Larangan terhadap berhala dan terhadap persembahan hewan yang cacat (16:21 – 17:1) Hukuman mati untuk penyembah berhala (17:2–7) Pengadilan tertinggi (17:8–13) Hukum tentang raja (17:14–20) Penghasilan imam dan orang Lewi (18:1–8) Bertenung dan bernubuat (18:9–22) Kota-kota perlindungan (19:1–13) Larangan menggeser batas tanah (19:14) Dari hal saksi (19:15–21) Hukum perang (20:1–20) Cara mengadakan pendamaian karena pembunuhan oleh seorang yang tak dikenal (21:1–9) Tawanan perempuan yang diambil menjadi isteri (21:10–14) Hak kesulungan (21:15–17) Anak yang durhaka (21:18–21) Penguburan orang yang dihukum mati (21:22–23) Tentang tolong-menolong (22:1–4) Berbagai-bagai peraturan (22:5–12) Hukum perkawinan (22:13–30) Orang yang tidak boleh masuk jemaah TUHAN (23:1–8) Ketahiran perkemahan (23:9–14) Kesayangan terhadap budak yang melarikan diri (23:15–16) Menentang persundalan di tempat kudus (23:17–18) Jangan memungut bunga dari seorang saudara sebangsa (23:19–20) Tentang nazar (23:21–23) Dari hal memetik buah anggur dan bulir gandum di tanah orang lain (23:24–25) Tentang perceraian (24:1–5) Tentang melindungi sesama manusia (24:6–22) Menentang kekerasan yang sewenang-wenang (25:1–4) Tentang kawin dengan isteri saudara yang telah mati (25:5–10) Larangan berbuat biadab (25:11–12) Sukatan dan timbangan yang benar (25:13–16) Amalek harus dihapuskan (25:17–19) Mempersembahkan hasil pertama (26:1–11) Persembahan persepuluhan (26:12–15) Kata penutup mengenai pemberitahuan hukum Taurat (26:16–19) Keutamaan perintah dan pembaruan perjanjian Allah Batu peringatan dan mezbah di gunung Ebal (27:1–10) Kedua belas ucapan kutuk (27:11–26) Berkat (28:1–14) Kutuk (28:15–46) Peperangan dan pembuangan yang akan dialami (28:47–68) Perjanjian dengan Allah diperbaharui (29:1–29) Pulih setelah tobat (30:1–10) Kehidupan atau kematian (30:11–20) Akhir hidup Musa dan penunjukan Yosua Yosua sebagai pengganti Musa (31:1–8) Pembacaan hukum Taurat setiap tujuh tahun (31:9–13) Pendahuluan nyanyian Musa (31:14–30) Nyanyian Musa (32:1–43) Nasihat Musa yang terakhir (32:44–47) Ajal Musa mendekat (32:18–52) Berkat Musa kepada suku-suku Israel (33:1–29) Kematian Musa (34:1–12) Lihat pula Perjanjian Lama Paha depan, rahang, dan perut besar Referensi Pustaka Ulangan Ulangan
4690
https://id.wikipedia.org/wiki/Kitab%201%20Samuel
Kitab 1 Samuel
Kitab 1 Samuel (disingkat 1 Samuel; akronim 1Sam.) merupakan salah satu kitab yang termasuk dalam kitab-kitab sejarah pada Perjanjian Lama di Alkitab Kristen. Dalam Tanakh atau Alkitab Ibrani, kitab ini menjadi bagian dari kitab kolektif yang bernama "Kitab Samuel", yang merupakan bagian dari narasi sejarah Israel kuno yang termasuk dalam kelompok Nevi'im, atau yang lebih tepatnya kelompok nabi-nabi awal. Dalam Alkitab Terjemahan Lama, kitab ini disebut "Kitab Semuel yang Pertama". Nama Nama "Samuel" merujuk pada tokoh Samuel bin Elkana, hakim Israel terakhir dan nabi yang mengurapi Raja Saul dan Raja Daud. Nama tersebut pada pangkalnya merupakan serapan dari (Syemu'el), yang merupakan gabungan dari "kata tak diketahui" dan kata Ibrani אֵל (el, har. "Allah/Tuhan"). Sebagian pakar percaya bahwa "kata tak diketahui" adalah kata שָׁמַע (syama, "mendengar"), sehingga memberikan arti "Allah mendengarkan". Sedangkan yang lain berpendapat kata itu adalah kata שֵׁם (syem, "nama"), sehingga memberi arti "nama-Nya ialah Allah". Isi Kitab 1 Samuel berisi sejarah Israel dalam masa peralihan dari zaman Hakim-Hakim kepada zaman Raja-Raja. Perubahan dalam kehidupan nasional di Israel itu khususnya berkisar pada tiga orang: Nabi Samuel, Raja Saul, dan Raja Daud. Pengalaman-pengalaman Daud pada masa mudanya sebelum ia menjabat raja, terjalin erat dengan kisah Samuel dan Saul. Kitab ini dimulai dengan kelahiran nabi Samuel dan panggilan Allah kepadanya ketika masih kecil. Kisah Tabut Perjanjian kemudian memuat sejarah penindasan orang Israel oleh orang Filistin, yang menyebabkan Samuel mengurapi Saul sebagai raja pertama Kerajaan Israel. Namun, Saul terbukti tidak layak sebagai raja dan Allah beralih memilih Daud, yang mengalahkan musuh-musuh Israel, serta akhirnya membawa Tabut Perjanjian ke Yerusalem dalam Kitab 2 Samuel, di mana Allah kemudian menjanjikan Daud dan penerusnya suatu dinasti yang tidak berkesudahan. Amanat kitab 1 Samuel, sama seperti kisah-kisah lainnya dalam Perjanjian Lama, ialah bahwa orang akan berhasil kalau setia kepada Allah, dan celaka kalau mendurhaka. Hal itu dinyatakan dengan jelas dalam 1 Samuel 2:30 ketika Tuhan berkata kepada Imam Eli, "Yang menghormati Aku, akan Kuhormati, tetapi yang menghina Aku akan Kuhina." Dalam kitab ini terlihat beberapa nuansa yang berbeda mengenai pembentukan kerajaan Israel. TUHAN Israel telah dipandang sebagai Raja bagi orang Israel, tetapi untuk menanggapi permohonan rakyat, Ia memilih seorang raja bagi mereka. Hal yang penting ialah bahwa baik raja maupun rakyat Israel hidup di bawah kedaulatan Allah, Hakim mereka (). Di bawah hukum-hukum Allah, haruslah dijamin hak seluruh rakyat, kaya maupun miskin. Ayat-ayat terkenal : Lalu datanglah TUHAN, berdiri di sana dan memanggil seperti yang sudah-sudah: "Samuel! Samuel!" Dan Samuel menjawab: "Berbicaralah, sebab hamba-Mu ini mendengar." : Tetapi berfirmanlah TUHAN kepada Samuel: "Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati." : Tetapi Daud berkata kepada orang Filistin itu (Goliat): "Engkau mendatangi aku dengan pedang dan tombak dan lembing, tetapi aku mendatangi engkau dengan nama TUHAN semesta alam, Allah segala barisan Israel yang kautantang itu. Hari ini juga TUHAN akan menyerahkan engkau ke dalam tanganku dan aku akan mengalahkan engkau dan memenggal kepalamu dari tubuhmu; ...supaya seluruh bumi tahu, bahwa Israel mempunyai Allah, dan supaya segenap jemaah ini tahu, bahwa TUHAN menyelamatkan bukan dengan pedang dan bukan dengan lembing. Sebab di tangan Tuhanlah pertempuran dan Iapun menyerahkan kamu ke dalam tangan kami." Ringkasan Hana yang mandul mengucapkan janji kepada Allah semesta alam bahwa jika ia dikarunia seorang anak laki-laki, anak itu akan diserahkannya sebagai pelayan Allah. Janji itu disampaikan di depan Tabut Perjanjian yang saat itu berada di Silo. Eli, imam di tempat itu, memberkati Hana dan ketika putra Hana, Samuel sudah lahir dan disapih, anak itu dipercayakan kepada Eli sebagai seorang "Nazir Allah" – satu dari dua orang Nazir Allah, selain Simson, yang dinyatakan dalam Alkitab. Kedua putra Eli, Hofni dan Pinehas, ternyata tidak layak menjadi imam dan kemudian terbunuh dalam Pertempuran Afek, tetapi Samuel kecil tumbuh besar "di hadapan Tuhan." Orang Filistin merebut Tabut Perjanjian dalam pertempuran di Afek dan membawanya ke kuil Dagon, dewa mereka, yang kemudian harus mengakui kebesaran Yahweh (Tuhan). Tuhan menimpahkan tulah kepada orang Filistin, yang menyebabkan mereka mengembalikan Tabut itu ke wilayah Israel, tetapi tabut itu tidak dituntun oleh Tuhan kembali ke Silo, melainkan ke wilayah Yehuda-Benyamin. Ketika orang Filistin menyerang orang Israel yang berkumpul di Mizpa di daerah Benyamin, Samuel meminta pertolongan Yahweh, sehingga orang Filistin dikalahkan telak di Eben-Haezer, dan orang Israel mendapatkan wilayah mereka kembali. Ketika Samuel berusia tua, ia mengangkat putra-putranya, Yoel dan Abia sebagai hakim-hakim, tetapi mereka tidak becus, sehingga umat meminta seorang raja atas mereka. Allah mengarahkan Samuel untuk memenuhi permintaan umat meskipun umat diberitahu hal-hal buruk yang akan menyertai pemilihan tersebut, dan mengurapi Saul dari suku Benyamin menjadi raja. Saul mengalahkan musuh-musuh Israel, tetapi berbuat dosa terhadap Yahweh. Yahweh menyuruh Samuel untuk mengurapi Daud dari suku Yehuda di Bethlehem sebagai raja pengganti, dan Daud masuk ke dalam istana Saul sebagai pembawa senjata dan pemain kecapi. Putra, sekaligus ahli waris, Saul, Yonatan bersahabat erat dengan Daud dan mengakuinya sebagai raja yang sah. Saul berniat membunuh Daud, tetapi Daud melarikan diri ke padang gurun, di mana ia menjadi pahlawan orang Ibrani, sampai saat Saul dan Yonatan dibunuh dalam Pertempuran di Gunung Gilboa. Naskah sumber Naskah Masorah (bahasa Ibrani, abad ke-10 M) Septuaginta (bahasa Yunani; abad ke-3 SM) Naskah Laut Mati (bahasa Ibrani, abad ke-2 SM), terutama: 1Q7 Samuel (1QSam) 4Q51 Samuela (4QSama) 4Q52 Samuelb (4QSamb) 4Q53 Samuelc (4QSamc) Kepengarangan Menurut perikop 14b dan 15a dalam traktat Bava Basra dari Talmud, kitab ini ditulis oleh Samuel sampai dengan 1 Samuel 25, yang mencatat kematian Samuel, dan sisanya ditulis oleh nabi Gad dan Natan. Para sarjana kritis dari abad ke-19 mendebatkan ide ini. Martin Noth pada tahun 1943 mengemukakan teori bahwa Kitab Samuel disusun oleh seorang pengarang sebagai bagian dari catatan sejarah Israel, yaitu kelompok "Sejarah Deuteronomistis" yang terdiri dari Kitab Ulangan, Yosua, Hakim-hakim, Kitab Samuel dan Raja-raja), yang merupakan susunan sejarah teologis bangsa Israel dan dimaksudkan untuk menjelaskan hukum Allah untuk Israel di bawah bimbingan para nabi. Meskipun ide Noth bahwa seluruh catatan sejarah ditulis oleh satu orang telah banyak ditinggalkan, garis besar teorinya diterima oleh banyak sarjana. Pemikiran modern dewasa ini berpendapat bahwa seluruh Sejarah Deuteronomistis ditulis dengan menggabungkan sejumlah teks-teks terpisah yang berasal dari berbagai zaman. Pandangan paling populer sekarang adalah bahwa Sejarah Deuteronomis ini awalnya ditulis pada zaman raja Hizkia (abad ke-8 SM); sebagian besar edisi awal berasal dari zaman cucunya, Yosia pada akhir abad ke-7 SM, dan bagian-bagian selanjutnya ditambahkan selama periode Pembuangan ke Babilonia (abad ke-6) dan karya ini kemudian diselesaikan pada sekitar tahun 550 SM. Diduga masih ada penyuntingan setelahnya, misalnya "seperempat syikal perak" yang ditawarkan oleh hamba Saul kepada Samuel pada 1 Samuel 9 dianggap merujuk kepada zaman Persia atau Helenistik (abad ke-4 SM). Para pengarang dan penyunting pada abad ke-6 diduga mengambil bahan-bahan dari sumber-sumber yang lebih kuno, termasuk (tapi tidak terbatas pada) "naratif Tabut Perjanjian" ( dan mungkin sebagian 2 Samuel 6), "riwayat Saul" (bagian-bagian 1 Samuel 9–11 dan 13–14), "riwayat naiknya Daud" (1 Samuel 16:14-2 Samuel 5:10), dan "kisah penggantian tahta" (2 Samuel 9–20 dan 1 Raja-raja 1–2). Kisah yang paling tua, mengenai Tabut Perjanjian, malah lebih tua dari zaman Daud. Sumber Sumber-sumber yang digunakan oleh para penulis dalam menyusun Kitab 1 Samuel diduga meliputi: Pemanggilan Samuel atau Masa muda Samuel (1 Samuel 1–7): Dari kelahiran Samuel sampai kariernya sebagai Hakim dan nabi atas seluruh Israel. Sumber ini mencakup naratif Eli dan bagian naratif Tabut Perjanjian. Naratif Tabut Perjanjian (1 Samuel 4:1b–7:1 dan 2 Samuel 6:1–20): tabut direbut oleh orang Filistin pada zaman Eli – ada perbedaan pendapat apakah bagian ini sesungguhnya terpisah dengan narasi pemindahan tabut ke Yerusalem oleh Daud pada Kitab 2 Samuel. Sumber Republik: sumber dengan bias anti-monarki. Sumber ini pertama menggambarkan Samuel dengan tegas memimpin orang Israel mengalahkan orang Filistin, dengan enggan mengurapi seorang raja pilihan Allah bagi umat, yaitu Saul. Daud digambarkan sebagai seorang pemain kecapi yang capak, dan kemudian dipanggil ke istana Saul untuk menenangkan emosinya. Putra Saul, Yonatan, menjadi sahabat karib Daud, malah melindungi Daud ketika hendak dibunuh oleh Saul. Pada bagian berikutnya, ketika ditinggalkan oleh Allah sebelum berperang, Saul menemui seorang pemanggil roh di Endor, tapi ditegur oleh "roh Samuel" dan diramalkan mati beserta putra-putranya dalam perang itu. Sumber Monarki: sumber dengan bias pro-monarki dan meliput banyak detail yang sama dengan sumber republik. Sumber ini memulai dengan kisah kelahiran Samuel yang dituntun secara ilahi. Kemudian menggambarkan Saul memimpin peperangan melawan orang Amon, dipilih oleh umat sebagai raja, dan memimpin tentara melawan orang Filistin. Daud digambarkan sebagai seorang gembala muda yang datang ke medan perang mengunjungi abang-abangnya dan kedengaran oleh Saul bahwa ia berniat menantang Goliat dan kemudian mengalahkan orang Filistin. Kepahlawanan Daud menyebabkan banyak wanita jatuh cinta kepadanya, termasuk Mikhal, putri Saul, yang kemudian melindungi Daud untuk melarikan diri dari ancaman pembunuhan Saul. Daud kemudian menikahi dua istri lain dalam pelariannya dan Mikhal dinikahkan dengan suami lain. Selanjutnya, Daud mencari perlindungan di antara orang Filistin, menghadapi orang Israel sebagai musuhnya. Daud marah kalau ada orang berniat membunuh Saul, sekalipun karena belas kasihan, karena Saul telah diurapi oleh Samuel, dan kemudian menyuruh menghukum mati orang Amalek yang mengaku menolong Saul membunuh diri. Redaksi: tambahan oleh penyunting atau redaktor untuk menyelaraskan berbagai sumber; banyak perikop yang tidak jelas berasal dari suntingan ini. Beragam: beberaa sumber pendek, tanpa kaitan satu sama lain, dan terpisah dari teks lainnya. Kebanyakan adalah puisi atau daftar. Perikop Judul perikop dalam Kitab 1 Samuel menurut Alkitab Terjemahan Baru oleh LAI adalah sebagai berikut. Riwayat masa muda Samuel Lahirnya Samuel (1:1–28) Puji-pujian Hana (2:1–10) Kejahatan anak-anak Eli (2:11–26) Nubuat tentang Eli dan kaum keluarganya (2:27–36) Samuel terpanggil (3:1 – 4:1a) Perebutan Tabut TUHAN oleh bangsa Filistin Tabut TUHAN dirampas (4:1b–22) Tabut TUHAN di tanah orang Filistin (5:1–12) Tabut dikembalikan kepada orang Israel (6:1 – 7:1) Orang Filistin terpukul kalah dekat Mizpa (7:2–14) Samuel sebagai hakim (7:15–17) Masa kejayaan pemerintahan Saul Orang Israel menghendaki seorang raja (8:1–22) Saul diurapi menjadi raja (9:1 – 10:16) Saul menjadi raja dengan undian (10:17–27) Saul menyelamatkan Yabesh (11:1–15) Samuel minta diri dari bangsa itu (12:1–25) Ketidaktaatan Saul waktu orang Filistin datang menyerang (13:1–22) Kepahlawanan Yonatan (13:23 – 14:23) Yonatan dibebaskan dari kutuk (14:24–46) Catatan tentang musuh-musuh dan keluarga Saul (14:47–52) Saul ditolak sebagai raja (15:1–35) Kepahlawanan Daud Daud diurapi menjadi raja (16:1–13) Daud di istana Saul (16:14–23) Goliat menantang tentara Israel (17:1–11) Daud tiba di medan pertempuran (17:12–39) Perkelahian Daud dengan Goliat (17:40–58) Daud dan Yonatan (18:1–5) Saul benci kepada Daud (18:6–30) Pelarian Daud Daud melarikan diri karena Saul menyerang dia kembali (19:1–24) Perjanjian antara Daud dan Yonatan (20:1–43) Daud di Nob (21:1–9) Daud di Gat (21:10–15) Daud di gua Adulam (22:1–5) Para imam di Nob dibunuh (22:6–23) Daud di Kehila (23:1–13) Daud di padang gurun Zif (23:14–28) Daud membiarkan Saul hidup (24:1–23) Kematian Samuel (25:1) Daud, Nabal, dan Abigail (25:2–44) Untuk kedua kalinya Daud membiarkan Saul hidup (26:1–25) Daud di antara orang Filistin (27:1–12) Saul di En-Dor (28:1–25) Daud dikirim pulang oleh orang-orang Filistin (29:1–11) Ziklag terbakar — Pembalasan Daud kepada orang Amalek (30:1–25) Daud mengirim pemberian kepada para tua-tua di Yehuda (30:26–31) Saul mati (31:1–13) Tema tokoh Kitab Samuel merupakan evalusi teologis terhadap jabatan raja secara umum dan keturunan raja, terutama Daud, secara khusus. Tema utama kitab ini diperkenalkan dalam puisi pembukaan ("Nyanyian Hana"): (1), kekuasaan mutlak Yahweh, Allah Israel; (2), pergantian keberuntungan manusia; dan (3), jabatan raja. Tema-tema ini dinyatakan dalam riwayat tiga tokoh utama: Samuel, Saul dan Daud. Samuel Samuel memenuhi pemerian "nabi seperti Moses" yang dinubuatkan dalam Ulangan 18:15–22: seperti Musa, ia mempunyai kontak langsung dengan Yahweh, bertindak selaku Hakim, dan seorang pemimpin ideal yang tidak pernah berbuat kesalahan. Pembelaan Samuel bagi bangsa Israel terhadap musuh-musuh mereka menunjukkan bahwa mereka tidak membutuhkan raja (yang akan menyebabkan ketimpangan sosial), tetapi bagaimanapun juga umat menuntut seorang raja. Samuel menekankan bahwa raja mereka adalah pemberian Yahweh dan menjelaskan bahwa adanya raja dapat menjadi berkat bukan kutuk jika umat tetap setia kepada Allah mereka. Sebaliknya, kehancuran total kerajaan dan umat akan terjadi jika mereka berpaling kepada kejahatan. Saul Saul adalah orang pilihan, tinggi, tampan dan "tampak baik", seorang raja yang ditunjuk oleh Yahweh, dan diurapi oleh Samuel, nabi Yahweh, tetapi akhirnya ia ditolak sebagai raja. Saul berbuat dua kesalahan yang membuatnya tidak layak menjadi raja: ia menjalankan persembahan korban menggantikan posisi Samuel (), dan ia gagal melaksanakan pembasmian total orang Amalek sebagaimana diperintahkan oleh Allah (1 Samuel 15). Daud Salah satu unit utama dalam Kitab Samuel adalah "Riwayat naiknya Daud", dengan tujuan menunjukkan bahwa Daud adalah pengganti Saul yang sah. Naratifnya menekankan bahwa Daud naik tahta secara sah, selalu menghormati "orang yang diurapi Tuhan" (yaitu Saul) dan tidak pernah melaksanakan perebutan tahta dengan kekerasan sekalipun mempunyai beberapa kesempatan. Penyusunan kitab Dalam edisi-edisi Alkitab kuno sebelum tahun abad ke-16, terutama Alkitab versi Vulgata lama yang meniru Septuaginta, nama-nama untuk kedua Kitab Samuel dan kedua Kitab Raja-raja menggunakan nama yang berbeda. Kitab yang sekarang dikenal sebagai Kitab 1 Samuel dan Kitab 2 Samuel dahulu disebut sebagai Kitab 1 Raja-raja dan Kitab 2 Raja-raja, sedangkan yang sekarang dikenal sebagai Kitab 1 Raja-raja and Kitab 2 Raja-raja dahulu disebut sebagai Kitab 3 Raja-raja dan 4 Raja-raja. Baru pada abad ke-16 (setelah peristiwa Reformasi Protestan), Alkitab Luther dan versi-versi Alkitab Protestan yang menirunya menggunakan pembagian modern yang kemudian dikenal luas dan bahkan akhirnya diterima juga oleh versi Kitab Suci Katolik (yang ditandai dengan perubahan nama kitab pada Nova Vulgata) hingga sekarang. Sejumlah Alkitab masih memelihara pembagian lama, misalnya, Alkitab Douay Rheims. Lebih lanjut, Kitab 1 dan 2 Samuel pada mulanya (dan hingga saat ini, pada sejumlah versi Alkitab Ibrani) merupakan kitab tunggal yang bernama "Kitab Samuel", tetapi terjemahan bahasa Yunani pertama, yang diproduksi sekitar abad ke-2 SM membaginya menjadi dua. Pembagian ini diteruskan oleh Vulgata, dan kemudian oleh versi-versi Alkitab yang digunakan oleh gereja-gereja Kristen hingga sekarang, dan kemudian dipakai oleh beberapa edisi bahasa Ibrani sekitar awal abad ke-16. Teks Ibrani modern, yang disebut Naskah Masorah, memiliki perbedaan dengan versi bahasa Yunani, dan pemecahannya masih dipelajari sampai sekarang. Lihat pula Kitab 2 Samuel Kitab Samuel Perjanjian Lama Referensi Lebih lanjut Terjemahan bahasa Inggris Samuel 1 and 2 at Bible Gateway Tafsiran Shmuel I – Samuel I (Judaica Press) translation [with Rashi's commentary] at Chabad.org Penjelasan Coogan, Michael D. (2009) A Brief Introduction to the Old Testament: the Hebrew Bible in its Context Oxford University Press McCarter Jr., P. Kyle (1984). II Samuel: A New Translation With Introduction and Commentary By. Anchor Bible. . Pranala luar Naskah Masorah Samuel A - Mikraot Gedolot Haketer - online edition, Menachem Cohen, Bar Ilan University (Hebrew) שמואל א Shmuel Aleph – Samuel A (bahasa Ibrani – Inggris pada Mechon-Mamre.org) Terjemahan Yahudi 1 Samuel pada Mechon-Mamre (Terjemahan Jewish Publication Society) Terjemahan Kristen Artikel terkait Pengantar Kitab 1 Samuel dari "NIV Study Bible" 1 Samuel pada BibleStudyTools.com Nevi'im Sam
4691
https://id.wikipedia.org/wiki/Kitab%202%20Samuel
Kitab 2 Samuel
Kitab 2 Samuel (disingkat 2 Samuel; akronim 2Sam.) merupakan salah satu kitab yang termasuk dalam kitab-kitab sejarah pada Perjanjian Lama di Alkitab Kristen. Dalam Tanakh atau Alkitab Ibrani, kitab ini menjadi bagian dari kitab kolektif yang bernama "Kitab Samuel", yang merupakan bagian dari narasi sejarah Israel kuno yang termasuk dalam kelompok Nevi'im, atau yang lebih tepatnya kelompok nabi-nabi awal. Dalam Alkitab Terjemahan Lama, kitab ini disebut "Kitab Semuel yang Kedua". Nama Nama "Samuel" merujuk pada tokoh Samuel bin Elkana, hakim Israel terakhir dan nabi yang mengurapi Raja Saul dan Raja Daud. Nama tersebut pada pangkalnya merupakan serapan dari (Syemu'el), yang merupakan gabungan dari "kata tak diketahui" dan kata Ibrani אֵל (el, har. "Allah/Tuhan"). Sebagian pakar percaya bahwa "kata tak diketahui" adalah kata שָׁמַע (syama, "mendengar"), sehingga memberikan arti "Allah mendengarkan". Sedangkan yang lain berpendapat kata itu adalah kata שֵׁם (syem, "nama"), sehingga memberi arti "nama-Nya ialah Allah". Isi Kitab 2 Samuel adalah sambungan dari Kitab 1 Samuel. Kitab ini memuat sejarah pemerintahan Raja Daud, mula-mula atas Yudea (daerah selatan; 2 Samuel 1–4), kemudian atas seluruh negeri termasuk daerah Israel atau utara (2 Samuel 5–24). Dalam kitab ini diceritakan dengan jelas dan menarik bagaimana Daud berusaha memperluas dan mengukuhkan kedudukannya. Ia harus berperang melawan musuh-musuhnya, baik di dalam maupun di luar negeri. Daud digambarkan sebagai orang yang sangat beriman, taat dan setia kepada Allah, juga sebagai orang yang mampu memperoleh kesetiaan rakyatnya. Tetapi ia digambarkan juga sebagai orang yang dapat bertindak kejam, dan yang tidak segan melakukan dosa-dosa besar semata-mata untuk memenuhi keinginannya dan cita-citanya. Tetapi ketika ia dihadapkan kepada dosa-dosanya oleh Natan, nabi Allah, Daud mengakui dosa-dosanya itu dan dengan rela menerima hukuman dari Allah. Naskah sumber Naskah Masorah (bahasa Ibrani, abad ke-10 M) Septuaginta (bahasa Yunani; abad ke-3 SM) Naskah Laut Mati (bahasa Ibrani, abad ke-2 SM), terutama: 1Q7 Samuel (1QSam) 4Q51 Samuela (4QSama) 4Q52 Samuelb (4QSamb) 4Q53 Samuelc (4QSamc) Kepengarangan Martin Noth, pada tahun 1943, mengemukakan "Sejarah Deuteronomistis", yaitu serangkaian kitab yang disusun oleh seorang pengarang sebagai bagian dari catatan sejarah Israel, yang terdiri dari Kitab Yosua, Kitab Hakim-hakim, kedua Kitab Samuel, dan kedua Kitab Raja-raja, yang merupakan susunan sejarah teologis bangsa Israel dan dimaksudkan untuk menjelaskan hukum Allah untuk Israel di bawah bimbingan para nabi. Meskipun ide Noth bahwa seluruh catatan sejarah ditulis oleh satu orang telah banyak ditinggalkan, garis besar teorinya diterima oleh banyak sarjana. Pemikiran modern dewasa ini berpendapat bahwa seluruh Sejarah Deuteronomistis, termasuk kitab ini, ditulis dengan menggabungkan sejumlah teks-teks terpisah yang berasal dari berbagai zaman. Pandangan paling populer sekarang adalah bahwa Sejarah Deuteronomis awalnya ditulis pada zaman raja Hizkia (abad ke-8 SM); sebagian besar edisi awal berasal dari zaman cucunya, Yosia pada akhir abad ke-7 SM, dan bagian-bagian selanjutnya ditambahkan selama periode Pembuangan ke Babilonia (abad ke-6) dan karya ini kemudian diselesaikan pada sekitar tahun 550 SM. Diduga pula bahwa masih ada penyuntingan setelah itu. Sumber Sumber-sumber yang digunakan oleh para penulis dalam menyusun Kitab 2 Samuel diduga meliputi: Naratif Tabut Perjanjian (2 Samuel 6:1–20): pemindahan tabut ke Yerusalem oleh Daud – ada perbedaan pendapat apakah bagian ini sesungguhnya terpisah dengan narasi tabut yang dirampas oleh orang Filistin dalam Kitab 1 Samuel. Sumber Yerusalem: sumber singkat yang meliput direbutnya Yerusalem oleh Daud dari orang-orang Yebus. Sumber Republik: sumber dengan bias anti-monarki. Untuk kitab ini, mencakup bagian saat Daud sangat berduka atas kematian Yonatan. Redaksi: tambahan oleh penyunting atau redaktor untuk menyelaraskan berbagai sumber; banyak perikop yang tidak jelas berasal dari suntingan ini. Beragam: beberaa sumber pendek, tanpa kaitan satu sama lain, dan terpisah dari teks lainnya. Kebanyakan adalah puisi atau daftar. Perikop Judul perikop dalam Kitab 2 Samuel menurut Alkitab Terjemahan Baru oleh LAI adalah sebagai berikut. Penyatuan Israel Daud menerima kabar kematian Saul (1:1–16) Ratapan Daud karena Saul dan Yonatan (1:17–27) Daud menjadi raja atas Yehuda (2:1–7) Peperangan antara Daud dan Isyboset (2:8 – 3:1) Anak-anak lelaki Daud (3:2–5) Abner memihak Daud (3:6–21) Abner dibunuh oleh Yoab (3:22–39) Isyboset dibunuh (4:1–12) Pemerintahan Daud Daud menjadi raja atas seluruh Israel (5:1–5) Daud merebut Yerusalem dan menetap di sana (5:6–10) Istana dan rumah tangga Daud (5:11–16) Daud memukul kalah orang Filistin (5:17–25) Tabut dipindahkan ke Yerusalem (6:1–23) Janji TUHAN mengenai keluarga dan kerajaan Daud (7:1–17) Doa syukur Daud (7:18–29) Kemenangan-kemenangan Daud (8:1–14) Pegawai-pegawai Daud (8:15–18) Daud dan Mefiboset (9:1–13) Daud berperang melawan bani Amon dan orang Aram (10:1–19) Daud berbuat dosa Daud dan Batsyeba (11:1–27) Natan memperingatkan Daud sehingga Daud menyesal (12:1–25) Perang melawan bani Amon berakhir (12:26–31) Pemberontakan Absalom Amnon dan Tamar (13:1–22) Amnon dibunuh, Absalom melarikan diri (13:23–39) Absalom kembali (14:1–33) Absalom mengadakan persepakatan gelap (15:1–12) Daud melarikan diri dari Yerusalem (15:13–37) Daud bertemu dengan Ziba (16:1–4) Simei mengutuki Daud (16:5–14) Husai dan Ahitofel menghadap Absalom (16:15–23) Nasihat Ahitofel digagalkan oleh nasihat Husai (17:1–14) Daud ke Mahanaim (17:15–29) Absalom terpukul kalah dan mati (18:1–18) Kabar kematian Absalom disampaikan kepada Daud (18:19–32) Kesedihan Daud (18:33 – 19:8) Pemikiran untuk membawa Daud kembali (19:9–14) Raja berangkat pulang — Simei menyongsong raja (19:15–23) Mefiboset menyongsong raja (19:24–30) Barzilai ikut mengantarkan raja (19:31–39) Orang-orang Israel dan orang-orang Yehuda mempertengkarkan raja (19:40–43) Pemberontakan Seba (20:1–22) Pegawai-pegawai Daud (20:23–26) Kisah-kisah tambahan Orang-orang Gibeon dan keluarga Saul (21:1–14) Peperangan melawan orang Filistin (21:15–22) Nyanyian syukur Daud (22:1–51) Perkataan Daud yang terakhir (23:1–7) Pahlawan-pahlawan Daud (23:8–39) Pendaftaran dan hukuman (24:1–17) Mezbah didirikan dekat Yerusalem — Tulah berhenti (24:18–25) Kesejarahan Hidup dan prestasi Daud sangat dikagumi oleh rakyat Israel. Di zaman-zaman kemudian, jika ada musibah nasional, dan rakyat merindukan seorang raja, maka yang diinginkan ialah seorang "putra Daud". Artinya, seorang keturunan Daud yang akan bertindak seperti dia. Tema tokoh Kitab Samuel merupakan evalusi teologis terhadap jabatan raja secara umum dan keturunan raja, terutama Daud, secara khusus. Tema utama kitab ini diperkenalkan dalam puisi pembukaan ("Nyanyian Hana"): 1) kekuasaan mutlak Yahweh, Allah Israel; 2) pergantian keberuntungan manusia; dan 3) jabatan raja. Tema dalam Kitab 2 Samuel merupakan kelanjutan tema Daud, yang menekankan bahwa Daud naik tahta secara sah, selalu menghormati "orang yang diurapi Tuhan" (yaitu Saul) dan tidak pernah melaksanakan perebutan tahta dengan kekerasan sekalipun mempunyai beberapa kesempatan. Penyusunan kitab Dalam edisi-edisi Alkitab kuno sebelum tahun abad ke-16, terutama Alkitab versi Vulgata lama yang meniru Septuaginta, nama-nama untuk kedua Kitab Samuel dan kedua Kitab Raja-raja menggunakan nama yang berbeda. Kitab yang sekarang dikenal sebagai Kitab 1 Samuel dan Kitab 2 Samuel dahulu disebut sebagai Kitab 1 Raja-raja dan Kitab 2 Raja-raja, sedangkan yang sekarang dikenal sebagai Kitab 1 Raja-raja and Kitab 2 Raja-raja dahulu disebut sebagai Kitab 3 Raja-raja dan 4 Raja-raja. Baru pada abad ke-16 (setelah peristiwa Reformasi Protestan), Alkitab Luther dan versi-versi Alkitab Protestan yang menirunya menggunakan pembagian modern yang kemudian dikenal luas dan bahkan akhirnya diterima juga oleh versi Kitab Suci Katolik (yang ditandai dengan perubahan nama kitab pada Nova Vulgata) hingga sekarang. Sejumlah Alkitab masih memelihara pembagian lama, misalnya, Alkitab Douay Rheims. Lebih lanjut, Kitab 1 dan 2 Samuel pada mulanya (dan hingga saat ini, pada sejumlah versi Alkitab Ibrani) merupakan kitab tunggal yang bernama "Kitab Samuel", tetapi terjemahan bahasa Yunani pertama, yang diproduksi sekitar abad ke-2 SM membaginya menjadi dua. Pembagian ini diteruskan oleh Vulgata, dan kemudian oleh versi-versi Alkitab yang digunakan oleh gereja-gereja Kristen hingga sekarang, dan kemudian dipakai oleh beberapa edisi bahasa Ibrani sekitar awal abad ke-16. Naskah Ibrani modern, yang disebut Naskah Masorah, memiliki perbedaan dengan versi bahasa Yunani, dan pemecahannya masih dipelajari sampai sekarang. Lihat juga Kitab 1 Samuel Kitab Samuel Perjanjian Lama Referensi Pustaka Antara lain berdasarkan Pengantar Alkitab Lembaga Alkitab Indonesia, 2002 Nevi'im Sam
4693
https://id.wikipedia.org/wiki/Kitab%202%20Raja-raja
Kitab 2 Raja-raja
Kitab 2 Raja-raja (disingkat 2 Raja-raja; akronim 2Raj.) merupakan salah satu kitab yang termasuk dalam kitab-kitab sejarah pada Perjanjian Lama di Alkitab Kristen. Dalam Tanakh atau Alkitab Ibrani, kitab ini menjadi bagian dari kitab kolektif yang bernama "Kitab Raja-raja", yang merupakan bagian dari narasi sejarah Israel kuno yang termasuk dalam kelompok Nevi'im, atau yang lebih tepatnya kelompok nabi-nabi awal. Sejumlah para sarjana modern menggolongkan Kitab 2 Raja-raja ke dalam kelompok "Sejarah Deuteronomistis", yang serangkaian dengan Kitab Ulangan, Kitab Yosua, Kitab Hakim-hakim, dua Kitab Samuel, dan Kitab 1 Raja-raja, yang merupakan susunan sejarah teologis bangsa Israel dan dimaksudkan untuk menjelaskan hukum Allah untuk Israel di bawah bimbingan para nabi. Kitab 2 Raja-raja merupakan anggota terakhir dalam kelompok ini. Pada mulanya, Sejarah Deuteronomistis dianggap ditulis oleh satu orang, tetapi saat ini para pakar lebih meyakini bahwa kitab-kitab dalam Sejarah Deuteronomistis ditulis dengan menggabungkan sejumlah teks-teks terpisah yang berasal dari berbagai zaman. Nama Nama "Raja-raja" merupakan terjemahan dari nama kitab ini dalam bahasa Ibrani מְלָכִים (melakhim, har. "raja-raja"), yaitu bentuk jamak dari מֶלֶךְ (melekh, har. raja). Isi Kitab 2 Raja-raja ini melanjutkan sejarah dari kedua kerajaan Israel yang kisahnya terputus pada akhir kitab 1 Raja-raja. Kitab ini terdiri dari dua bagian: Kisah sejarah dari kedua kerajaan itu mulai pertengahan abad ke-9 SM sampai jatuh dan berakhirnya Kerajaan Israel Samaria (utara) pada tahun 721 SM. Kisah sejarah kerajaan Yehuda, dimulai setelah jatuhnya kerajaan utara sampai pengepungan dan penghancuran Yerusalem oleh Nebukadnezar, raja Babel pada tahun 586 SM. Kitab ini diakhiri dengan kisah tentang Gedalya yang menjadi gubernur Yehuda di bawah kekuasaan kerajaan Babel dan pembebasan Yoyakhin, raja Yehuda, dari penjara di Babel. Di dalam kedua kitab Raja-raja, setiap raja dinilai berdasarkan kesetiaannya kepada TUHAN, dan kemakmuran adalah akibat dari kesetiaan tersebut. Sebaliknya, bencana-bencana tersebut terjadi karena raja-raja serta rakyat Israel dan Yehuda tidak setia kepada TUHAN. Hancurnya Yerusalem dan dibuangnya banyak orang Yehuda ke Babel merupakan salah satu titik balik yang besar dalam sejarah bangsa Israel. Seperti halnya dalam Kitab 1 Raja-raja, yang terpenting dalam Kitab 2 Raja-raja adalah karya dari nabi-nabi TUHAN. Mereka digambarkan sebagai juru bicara Allah yang berani memperingatkan raja dan bangsa Israel supaya tidak menyembah berhala dan tidak meremehkan perintah-perintah Allah. Nabi yang menonjol dalam kitab 2 Raja-Raja ini ialah Elisa bin Safan, pengganti Nabi Elia. Naskah sumber Naskah Masorah (bahasa Ibrani, abad ke-10 M) Septuaginta (bahasa Yunani; abad ke-3 SM) Naskah Laut Mati (bahasa Ibrani, abad ke-2 SM), terutama: 6Q4 papKings Perikop Judul perikop dalam Kitab 2 Raja-raja menurut Alkitab Terjemahan Baru oleh LAI adalah sebagai berikut. Akhir nubuat Elia Nabi Elia memberitahukan kematian Ahazia (1:1–18) Elia naik ke sorga (2:1–18) Riwayat nubuat Elisa Elisa menyehatkan air di Yerikho (2:19–22) Anak-anak Betel mencemoohkan Elisa (2:23–25) Yoram berperang melawan Moab (3:1–27) Minyak seorang janda (4:1–7) Perempuan Sunem dengan anaknya (4:8–37) Maut dalam kuali (4:38–41) Memberi makan seratus orang (4:42–44) Naaman disembuhkan (5:1–27) Kapak timbul mengapung (6:1–7) Tindakan Elisa dalam peperangan melawan Aram (6:8–23) Tindakan Elisa pada waktu Samaria dikepung (6:24 – 7:20) Raja menolong perempuan Sunem (8:1–6) Elisa di Damsyik (8:7–15) Kelanjutan riwayat raja-raja Israel dan Yehuda Yoram, raja Yehuda (8:16–24) Ahazia, raja Yehuda (8:25–29) Yehu menjadi raja Israel (9:1–15) Yoram dan Ahazia dibunuh (9:16–29) Izebel dibunuh (9:30–37) Yehu memunahkan keluarga Ahab (10:1–17) Yehu menghapuskan penyembahan Baal (10:18–36) Atalya dibunuh dan Yoas menjadi raja (11:1–20) Yoas, raja Yehuda (11:21 – 12:21) Yoahas, raja Israel (13:1–9) Yoas, raja Israel (13:10–13) Kejadian menjelang kematian Elisa dan keajaiban dalam kuburnya (13:14–21) Kemenangan Yoas atas Aram (13:22–25) Amazia, raja Yehuda (14:1–22) Yerobeam bin Yoas, raja Israel (14:23–29) Azarya, raja Yehuda (15:1–7) Zakharia, raja Israel (15:8–12) Salum, raja Israel (15:13–16) Menahem, raja Israel (15:17–22) Pekahya, raja Israel (15:23–26) Pekah, raja Israel (15:27–31) Yotam, raja Yehuda (15:32–38) Ahas, raja Yehuda (16:1–20) Kejatuhan Kerajaan Israel Hosea, raja Israel (17:1–6) Keruntuhan kerajaan Israel (17:7–23) Orang-orang Samaria (17:24–41) Akhir masa raja-raja Yehuda Hizkia, raja Yehuda (18:1–12) Yerusalem dikepung oleh Sanherib (18:13–37) Yerusalem luput dari tangan Sanherib (19:1–37) Hizkia sakit dan disembuhkan (20:1–11) Hizkia dan para utusan dari Babel (20:12–21) Manasye, raja Yehuda (21:1–18) Amon, raja Yehuda (21:19–26) Yosia, raja Yehuda — Kitab Taurat ditemukan kembali (22:1–20) Pembaharuan yang dilakukan Yosia (23:1–30) Yoahas, raja Yehuda (23:31–35) Yoyakim, raja Yehuda (23:36 – 24:7) Yoyakhin, raja Yehuda (24:8–17) Kejatuhan Kerajaan Yehuda Zedekia, raja Yehuda — Runtuhnya kerajaan Yehuda (24:18 – 25:21) Gedalya menjadi gubernur dan dibunuh (25:22–26) Yoyakhin dikasihani (25:27–30) Referensi Lihat pula Perjanjian Lama Nevi'im Raja-raja Raja-raja
4694
https://id.wikipedia.org/wiki/Kitab%201%20Tawarikh
Kitab 1 Tawarikh
Kitab 1 Tawarikh (disingkat 1 Tawarikh; akronim 1Taw.) merupakan salah satu kitab yang termasuk dalam kitab-kitab sejarah pada Perjanjian Lama di Alkitab Kristen, terletak sesudah Kitab 1 Raja-raja dan sebelum Kitab 2 Tawarikh. Dalam Tanakh atau Alkitab Ibrani, kitab ini menjadi bagian dari kitab kolektif yang bernama "Kitab Tawarikh", yang merupakan kitab Tanakh yang terakhir dan termasuk dalam kitab-kitab tanpa pengelompokan resmi dalam Ketuvim. Kitab ini disebut "Βιβλίον Παραλειπομένων Αʹ" (Biblíon Paraleipoménon I) dalam Septuaginta Yunani, dan kemudian diserap ke Vulgata Latin menjadi "Liber I Paralipomenon". Nama Nama "Tawarikh" merupakan terjemahan dari nama kitab dalam bahasa Ibrani, דִּבְרֵי הַיָּמִים (divre hayyamim, har. "catatan harian, kronik, tawarikh, sejarah"). Nama tersebut merujuk pada karakteristik dari kitab ini yang berbentuk catatan harian atau kronik, yang ditunjukkan dengan pencatatan sejarah bangsa Israel dari kisah penciptaan sampai masa pembuangan ke Babel. Isi Isi dari Kitab 1 Tawarikh dimulai dengan menampilkan daftar silsilah dari orang-orang Israel, dimulai dari Adam hingga suku-suku Israel pada masa raja-raja, beserta beberapa daftar dengan topik tertentu, seperti "daftar kepemilikan kota oleh orang-orang Lewi" dan "daftar penyanyi dalam rumah TUHAN". Setelah riwayat singkat mengenai akhir hidup Saul, kitab ini kemudian menceritakan pencapaian-pencapaian dan keberhasilan-keberhasilan pada masa pemerintahan Raja Daud, dimulai dari waktu ia naik takhta hingga ketika ia mangkat. Garis besar dalam kitab ini meliputi: Daftar silsilah () Kisah perbuatan Daud () Kepengarangan Talmud (Baba Bathra 15a) mencatat Ezra sebagai penulis untuk Kitab Tawarikh. Namun, kitab ini sendiri sebenarnya tidak memuat nama penulis dan tidak ada bukti kuat yang mendukung teori-teori mengenai penulisnya. Fokus atas orang-orang Lewi dalam kitab ini mengindikasikan adanya keterlibatan kelompok itu dalam penulisan kitab, meskipun tidak dapat dipastikan. Peristiwa terakhir yang dicatat di Kitab 2 Tawarikh, yaitu di , adalah kembalinya orang Israel dari pembuangan ke Babel, sehingga dapat disimpulkan kitab ini ditulis tidak lama sesudahnya. Silsilah pada Kitab 1 Tawarikh, yaitu di 1 Tawarikh 3:17-24, yang memuat keturunan raja Yoyakhin yang tampaknya meliputi 6 generasi buangan, mengindikasikan bahwa waktu penulisan kitab ini sekurang-kurangnya pada 400 SM. Tujuan Kitab Tawarikh sebagian besar berisi riwayat-riwayat yang telah dituliskan dalam Kitab Samuel dan Raja-raja. Namun di dalam Kitab Tawarikh, riwayat-riwayat tersebut diceritakan dari sudut pandang lain. Sejarah kerajaan Israel dalam kitab Tawarikh ditulis dengan dua maksud utama. Penulis ingin menunjukkan bahwa sekalipun kerajaan Israel dan Yehuda ditimpa kemalangan, tetapi Allah masih memegang janji-Nya kepada bangsa itu, dan melaksanakan rencana-Nya untuk umat-Nya melalui orang-orang yang tinggal di Yudea. Penulis kitab menekankan hal itu dengan menunjukkan hal-hal besar yang telah dicapai oleh Daud dan Salomo, serta pembaruan-pembaruan yang diusahakan oleh Yosafat, Hizkia dan Yosia. Juga karena masih ada orang-orang yang tetap setia menyembah Allah. Penulis menguraikan asal mula upacara ibadat di Bait Allah di Yerusalem, terutama mengenai susunan jabatan imam dan orang-orang Lewi yang bertugas dalam upacara-upacara ibadat itu. Sekalipun Bait Allah di Yerusalem itu dibangun oleh Salomo, tetapi di dalam kitab Tawarikh ini Daud dikemukakan sebagai pendiri yang sesungguhnya dari Bait Allah itu dan upacara-upacara ibadatnya. Sumber Lebih dari setengah isi kedua Kitab Tawarikh diambil dari kitab-kitab Perjanjian Lama yang lain, terutama Kitab Samuel dan Raja-raja. Sumber-sumber lain yang disebut dalam Kitab 1 Tawarikh termasuk: Kitab raja-raja Israel () Riwayat Samuel, pelihat itu, dan dalam riwayat nabi Natan, dan dalam riwayat Gad, pelihat itu (1 Tawarikh 29:29). Dapat saja merupakan satu jilid; dapat juga mengacu kepada kitab Hakim-hakim dan Samuel. "Semaya menulis" () Kitab sejarah raja Daud () Titah Daud yang belakangan (yakni kata-kata Daud yang penghabisan) () Perikop Judul perikop dalam Kitab 1 Tawarikh menurut Alkitab Terjemahan Baru oleh LAI adalah sebagai berikut. Silsilah dari penciptaan sampai masa hakim-hakim Daftar keturunan Adam sampai Abraham (1:1–27) Keturunan Abraham (1:28–33) Keturunan Esau (1:34–42) Raja-raja Edom (1:43–54) Keturunan Yehuda (2:1–55) Keturunan Daud (3:1–24) Keturunan Yehuda dari cabang lain (4:1–23) Keturunan Simeon (4:24–43) Suku-suku yang di seberang sungai Yordan (5:1–26) Suku Lewi (6:1–30) Penyanyi-penyanyi di rumah TUHAN (6:31–47) Keturunan Harun (6:48–53) Kota-kota orang Lewi (6:54–81) Suku-suku selebihnya (7:1–40) Riwayat singkat Saul Daftar keturunan Benyamin (8:1–28) Keturunan Saul (8:29–40) Daftar penduduk Yerusalem (9:1–34) Silsilah Saul (9:35–44) Saul mati (10:1–14) Masa pemerintahan Daud Daud menjadi raja atas Israel (11:1–3) Daud merebut Yerusalem dan menetap di sana (11:4–9) Pahlawan-pahlawan Daud (11:10–47) Pengikut-pengikut Daud di Ziklag (12:1–22) Tentara Daud di Hebron (12:23–40) Tabut dipindahkan dari Kiryat-Yearim (13:1–14) Istana dan rumah tangga Daud (14:1–7) Daud memukul kalah orang Filistin (14:8–17) Tabut dipindahkan ke Yerusalem (15:1 – 16:6) Nyanyian puji-pujian Daud (16:7–36) Orang-orang yang ditunjuk untuk beberapa tugas ibadah (16:37–43) Janji mengenai Bait Suci yang akan didirikan oleh Salomo (17:1–15) Doa syukur Daud (17:16–27) Kemenangan-kemenangan Daud (18:1–13) Pegawai-pegawai Daud (18:14–17) Daud berperang melawan bani Amon dan orang Aram (19:1–19) Perang melawan bani Amon berakhir (20:1–3) Peperangan melawan orang Filistin (20:4–8) Pendaftaran dan hukuman (21:1–17) Mezbah didirikan dekat Yerusalem — Tulah berhenti (21:18 – 22:1) Persiapan untuk mendirikan Bait Suci (22:2–19) Orang Lewi dibagi dan diberi tugas (23:1–32) Para imam dibagi dalam rombongan (24:1–19) Puak-puak orang Lewi (24:20–31) Para penyanyi (25:1–31) Para penunggu pintu dan para pejabat lain di antara orang Lewi (26:1–32) Panglima-panglima tentara dan pembesar-pembesar lainnya (27:1–34) Pesan terakhir dari Daud kepada Salomo mengenai pembangunan Bait Suci (28:1–21) Sumbangan untuk pembangunan Bait Suci (29:1–9) Nyanyian pujian Daud (29:1–19) Salomo menjadi raja; Daud meninggal (29:20–30) Kaitan dengan kitab lain Kitab Tawarikh sebagian besar berisi riwayat-riwayat yang juga tertulis dalam Kitab Samuel dan Raja-raja, sehingga banyak ceritanya yang saling tumpang tindih dan melengkapi satu sama lain. Referensi Lihat pula Perjanjian Lama Kitab Tawarikh Kitab 2 Tawarikh Taw
4695
https://id.wikipedia.org/wiki/Kitab%202%20Tawarikh
Kitab 2 Tawarikh
Kitab 2 Tawarikh (disingkat 2 Tawarikh; akronim 2Taw.) merupakan salah satu kitab yang termasuk dalam kitab-kitab sejarah pada Perjanjian Lama di Alkitab Kristen, terletak sesudah Kitab 1 Tawarikh dan sebelum Kitab Ezra. Dalam Tanakh atau Alkitab Ibrani, kitab ini menjadi bagian dari kitab kolektif yang bernama "Kitab Tawarikh", yang merupakan kitab Tanakh yang terakhir dan termasuk dalam kitab-kitab tanpa pengelompokan resmi dalam Ketuvim. Kitab ini disebut "Βιβλίον Παραλειπομένων Βʹ" (Biblíon Paraleipoménon II) dalam Septuaginta Yunani, dan kemudian diserap ke Vulgata Latin menjadi "Liber II Paralipomenon". Nama Nama "Tawarikh" merupakan terjemahan dari nama kitab dalam bahasa Ibrani, דִּבְרֵי הַיָּמִים (divre hayyamim, har. "catatan harian, kronik, tawarikh, sejarah"). Nama tersebut merujuk pada karakteristik dari kitab ini yang berbentuk catatan harian atau kronik, yang ditunjukkan dengan pencatatan sejarah bangsa Israel dari kisah penciptaan sampai masa pembuangan ke Babel. Isi Kitab ini merupakan lanjutan dari Kitab 1 Tawarikh. Kitab ini dimulai dengan riwayat pada masa pemerintahan Raja Salomo, dimulai dari saat ia naik takhta hingga saat ia mangkat. Setelah itu, tertulis kisah pemberontakan suku-suku utara di bawah pimpinan Yerobeam melawan Raja Rehabeam dan pecahnya Kerajaan Israel bersatu. Tidak seperti Kitab Raja-raja, kitab ini hanya menceritakan sejarah Kerajaan Yehuda yang merupakan bekas Kerajan Israel bagian selatan. Di bagian akhir, terdapat kisah kejatuhan Yerusalem pada tahun 586 SM yang mengakibatkan pembuangan ke Babel, serta sedikit mengenai orang-orang buangan yang diizinkan pulang ke Israel. Garis besar dalam kitab ini meliputi: Kisah perbuatan Salomo () Kisah perbuatan Raja-raja Yehuda () Naskah sumber Naskah Masorah (bahasa Ibrani, abad ke-10 M) Septuaginta (bahasa Yunani; abad ke-3 SM) Naskah Laut Mati (bahasa Ibrani, abad ke-2 SM), terutama: 4Q188 Chronicles Kepengarangan Talmud (Baba Bathra 15a) mencatat Ezra sebagai penulis untuk Kitab Tawarikh. Namun, kitab ini sendiri sebenarnya tidak memuat nama penulis dan tidak ada bukti kuat yang mendukung teori-teori mengenai penulisnya. Fokus atas orang-orang Lewi dalam kitab ini mengindikasikan adanya keterlibatan kelompok itu dalam penulisan kitab, meskipun tidak dapat dipastikan. Peristiwa terakhir yang dicatat di Kitab 2 Tawarikh, yaitu di , adalah kembalinya orang Israel dari pembuangan ke Babel, sehingga dapat disimpulkan kitab ini ditulis tidak lama sesudahnya. Silsilah pada Kitab 1 Tawarikh, yaitu di 1 Tawarikh 3:17-24, yang memuat keturunan raja Yoyakhin yang tampaknya meliputi 6 generasi buangan, mengindikasikan bahwa waktu penulisan kitab ini sekurang-kurangnya pada 400 SM. Tujuan Kitab Tawarikh sebagian besar berisi riwayat-riwayat yang telah dituliskan dalam Kitab Samuel dan Raja-raja. Namun di dalam Kitab Tawarikh, riwayat-riwayat tersebut diceritakan dari sudut pandang lain. Sejarah kerajaan Israel dalam kitab Tawarikh ditulis dengan dua maksud utama. Penulis ingin menunjukkan bahwa sekalipun kerajaan Israel dan Yehuda ditimpa kemalangan, tetapi Allah masih memegang janji-Nya kepada bangsa itu, dan melaksanakan rencana-Nya untuk umat-Nya melalui orang-orang yang tinggal di Yudea. Penulis kitab menekankan hal itu dengan menunjukkan hal-hal besar yang telah dicapai oleh Daud dan Salomo, serta pembaruan-pembaruan yang diusahakan oleh Yosafat, Hizkia dan Yosia. Juga karena masih ada orang-orang yang tetap setia menyembah Allah. Penulis menguraikan asal mula upacara ibadat di Bait Allah di Yerusalem, terutama mengenai susunan jabatan imam dan orang-orang Lewi yang bertugas dalam upacara-upacara ibadat itu. Sekalipun Bait Allah di Yerusalem itu dibangun oleh Salomo, tetapi di dalam kitab Tawarikh ini Daud dikemukakan sebagai pendiri yang sesungguhnya dari Bait Allah itu dan upacara-upacara ibadatnya. Sumber Lebih dari setengah isi kedua Kitab Tawarikh diambil dari kitab-kitab Perjanjian Lama yang lain, terutama Kitab Samuel dan Raja-raja. Sumber-sumber lain yang disebut dalam Kitab 2 Tawarikh termasuk: Kitab raja-raja Yehuda dan Israel (2 Tawarikh 16:11, 25:26, 28:26, 32:32) Kitab raja-raja Israel dan Yehuda (2 Tawarikh 27:7; 35:27, 36:8) Kitab raja-raja Israel (2 Tawarikh 20:34) Kitab raja-raja (2 Tawarikh 24:27) (ada kemungkinan 4 nama pertama ini merupakan nama kitab yang sama, dan mungkin saja semua ini merujuk kepada kitab Samuel-Raja-raja) Riwayat raja-raja Israel (2 Tawarikh 33:18) Riwayat kitab raja-raja (2 Tawarikh 24:27) Riwayat nabi Natan (2 Tawarikh 9:29; bandingkan 1 Raja-raja 11:41-53) Nubuat Ahia, orang Silo itu (2 Tawarikh 9:29; cf. 1 Raja-raja 11:29 dan seterusnya; 14:2 dan seterusnya, dan sebagainya) Penglihatan-penglihatan Ido, pelihat itu (2 Tawarikh 9:29; cf. 1 Raja-raja 13) Perkataan nabi Semaya (2 Tawarikh 12:15; cf. 1 Raja-raja 12:22ff) Riwayat nabi Semaya dan Ido, pelihat itu, yang berhubungan dengan silsilah (2 Tawarikh 12:15) Catatan sejarah Yehu bin Hanani, yang dicatat dalam kitab raja-raja Israel (2 Tawarikh 20:34; cf. 1 Raja-raja 16:1, 7, 12) "Selebihnya dari riwayat Uzia, dari awal sampai akhir, ditulis oleh nabi Yesaya bin Amos." (2 Tawarikh 26:22; bandingkan Yesaya 1 dan 6) "Penglihatan Yesaya....dalam kitab raja-raja Yehuda dan Israel" (2 Tawarikh 32:32; bandingkan 2 Raja-raja 18-20; Yesaya 36-39) Perkataan para pelihat(2 Tawarikh 33:19) Rujukan kepada Kitab Ratapan dan Yeremia (2 Tawarikh 35:25) Perkataan nabi Ido (2 Tawarikh 13:22) Tulisan Daud dan Salomo(2 Tawarikh 35:4; bandingkan Ezra 3:10) Perintah dari Daud dan Gad dan Natan (2 Tawarikh 29:25) Perintah dari Daud dan Asaf dan Heman dan Yedutun () Perikop Judul perikop dalam Kitab 1 Tawarikh menurut Alkitab Terjemahan Baru oleh LAI adalah sebagai berikut. Permulaan masa pemerintahan Salomo Doa Salomo memohon hikmat (1:1–13) Harta kekayaan Salomo (1:14–17) Persiapan-persiapan untuk mendirikan Bait Suci (2:1–18) Salomo mendirikan Bait Suci (3:1–14) Benda-benda logam Bait Suci (3:15 – 5:1) PENTAHBISAN BAIT SUCI Tabut perjanjian dipindahkan dan kemuliaan TUHAN memenuhi Bait Suci (5:2 – 6:2) TUHAN menepati janji-Nya kepada Daud (6:3–11) Doa Salomo (6:12–42) Api turun dari langit; nyanyian syukur (7:1–3) Korban pentahbisan dan perayaan (7:4–10) Akhir masa pemerintahan Salomo Tuhan menampakkan diri kepada Salomo untuk kedua kalinya (7:11–22) Beberapa usaha raja Salomo (8:1–18) Kunjungan ratu negeri Syeba (9:1–12) Penghasilan Salomo dan kekayaannya (9:13–28) Salomo mati (9:29–31) Riwayat Rehabeam Pecahnya kerajaan itu (10:1 – 11:4) Raja Rehabeam — Pengokohan kerajaan; keluarga raja (11:5–23) Sisak menyerang Yerusalem (12:1–16) Riwayat Abia Raja Abia (13:1 – 14:1) Riwayat Asa Raja Asa — Kemenangan atas Zerah (14:2–15) Pembaruan oleh Asa (15:1–19) Perjanjian Asa dengan Aram (16:1–14) Riwayat Yosafat Raja Yosafat — Pengokohan kerajaan (17:1–19) Ahab memerangi Ramot-Gilead — Nabi TUHAN berhadapan dengan nabi-nabi palsu (18:1–34) Pelihat Yehu menegor raja Yosafat (19:1–11) Kemenangan atas Moab dan Amon — Akhir pemerintahan Yosafat (20:1 – 21:1) Riwayat Yoram, Ahazia, Atalya, Yoas, Amazia, Uzia, Yotam, dan Ahas Raja Yoram (21:2–20) Raja Ahazia (22:1–6) Ahazia dibunuh Yehu (22:7–9) Atalya dibunuh dan Yoas menjadi raja (22:10 – 23:21) Raja Yoas (24:1–27) Raja Amazia (25:1–28) Raja Uzia (26:1–23) Raja Yotam (27:1–9) Raja Ahas (28:1–27) Riwayat Hizkia Raja Hizkia (29:1–2) Hizkia menguduskan kembali rumah TUHAN (29:3–36) Hizkia mengadakan Paskah (30:1 – 31:1) Hizkia mengatur sumbangan untuk para imam dan orang Lewi (31:2–21) Yerusalem dikepung oleh Sanherib (32:1–19) Yerusalem luput dari tangan Sanherib (32:20–23) Tahun-tahun terakhir dari pemerintahan Hizkia (32:24–33) Riwayat Manasye dan Amon Raja Manasye (33:1–20) Raja Amon (33:21–25) Riwayat Yosia Raja Yosia — Pembaharuan yang dilakukan Yosia (34:1–7) Kitab Taurat ditemukan kembali (34:8–33) Yosia merayakan Paskah (35:1–19) Yosia dibunuh oleh Nekho (35:20–27) Riwayat Yoahas, Yoyakim, Yoyakhin, dan Zedekia; serta kejatuhan Yehuda Raja Yoahas (36:1–4) Raja Yoyakim (36:5–8) Raja Yoyakhin (36:9–10) Raja Zedekia — Runtuhnya kerajaan Yehuda (36:11–21) Epilog Koresh mengizinkan orang-orang buangan pulang ke negerinya (36:22–23) Kaitan dengan kitab lain Kitab Tawarikh sebagian besar berisi riwayat-riwayat yang juga tertulis dalam Kitab Samuel dan Raja-raja, sehingga banyak ceritanya yang saling tumpang tindih dan melengkapi satu sama lain. Kisah yang termuat dalam Kitab Tawarikh berlanjut di Kitab Ezra dan Nehemia, yang menjadi satu di Alkitab Ibrani. Dan juga ayat-ayat pada serupa dengan , sehingga beberapa pakar menduga bahwa Ezra 1–6 seharusnya berada di Kitab Tawarikh, bukan di Kitab Ezra–Nehemia. Catatan Referensi Lihat pula Doa Manasye Ezra–Nehemia Perjanjian Lama Kitab Tawarikh Kitab 1 Tawarikh Tawarikh Tawarikh
4696
https://id.wikipedia.org/wiki/Wayang
Wayang
Wayang (berasal dari ) adalah seni pertunjukkan tradisional asli Indonesia yang berasal dan berkembang pesat di pulau Jawa dan Bali. UNESCO, lembaga yang membawahi kebudayaan dari PBB, pada 7 November 2003 menetapkan wayang sebagai pertunjukan boneka bayangan tersohor dari Indonesia, sebuah Warisan Mahakarya Dunia yang Tak Ternilai dalam Seni Bertutur (). Sampai saat ini, catatan awal yang bisa didapat tentang pertunjukan wayang berasal dari Prasasti Balitung pada abad ke-10. Pada 903 M, prasasti yang disebut Prasasti Balitung (Mantyasih) diciptakan oleh Raja Balitung dari Dinasti Sanjaya, dari Kerajaan Medang Kuno. Mereka menyatakan Si Galigi Mawayang Buat Hyang Macarita Bimma Ya Kumara, yang artinya 'Galigi mengadakan pertunjukan wayang untuk dewa dengan mengambil kisah Bima Kumara'. Tampaknya fitur-fitur tertentu dari teater boneka tradisional telah bertahan sejak saat itu. Galigi adalah seorang artis keliling yang diminta untuk tampil untuk acara kerajaan yang istimewa. Pada acara itu ia menampilkan cerita tentang pahlawan Bima dari Mahabharata. Mpu Kanwa, pujangga istana Airlangga dari Kerajaan Kahuripan, menulis pada 1035 M dalam kakawinnya Arjunawiwaha: santoṣâhĕlĕtan kĕlir sira sakêng sang hyang Jagatkāraṇa, yang artinya, "Ia tabah dan hanya layar wayang yang jauh dari ' Penggerak Dunia'." Kelir adalah kata dalam bahasa Jawa untuk layar wayang, syair yang dengan fasih membandingkan kehidupan nyata dengan pertunjukan wayang di mana Jagatkāraṇa (penggerak dunia) yang maha kuasa sebagai dalang (guru wayang) tertinggi hanyalah layar tipis dari manusia. Penyebutan wayang sebagai wayang kulit ini menunjukkan bahwa pertunjukan wayang sudah dikenal di istana Airlangga dan tradisi wayang telah mapan di Jawa, mungkin lebih awal. Sebuah prasasti dari periode ini juga menyebutkan beberapa pekerjaan sebagai awayang dan aringgit. Ketika agama Hindu masuk ke Indonesia dan menyesuaikan kebudayaan yang sudah ada, seni pertunjukan ini menjadi media efektif menyebarkan agama Hindu. Pertunjukan wayang menggunakan cerita Ramayana dan Mahabharata. Para Wali Songo di Jawa, sudah membagi wayang menjadi tiga. Wayang Kulit di timur, wayang wong di Jawa Tengah dan wayang golek di Jawa Barat. Adalah Raden Patah dan Sunan Kalijaga yang berjasa besar. Carilah wayang di Jawa Barat, golek ana dalam bahasa Jawi, sampai ketemu wongnya isinya yang di tengah, jangan hanya ketemu kulitnya saja di Timur di wetan wiwitan. Mencari jati diri itu di Barat atau Kulon atau kula yang ada di dalam dada hati manusia. Maksud para Wali terlalu luhur dan tinggi filosofinya. Wayang itu tulen dari Jawa asli, pakeliran itu artinya pasangan antara bayang-bayang dan barang aslinya. Seperti dua kalimah syahadat. Adapun Tuhan masyrik wal maghrib itu harus diterjemahkan ke dalam bahasa Jawa dulu yang artinya Wetan kawitan dan Kulon atau kula atau saya yang ada di dalam. Carilah Tuhan yang kawitan, pertama, dan yang ada di dalam hati manusia. berikutnya. Demikian juga saat masuknya Islam, ketika pertunjukan yang menampilkan “Tuhan” atau “Dewa” dalam wujud manusia dilarang, muncullah boneka wayang yang terbuat dari kulit sapi, di mana saat pertunjukan yang ditonton hanyalah bayangannya saja. Wayang inilah yang sekarang kita kenal sebagai wayang kulit. Untuk menyebarkan Islam, berkembang juga wayang Sadat yang memperkenalkan nilai-nilai Islam. Perkembangan wayang pada dari abad 19 hingga abad 20 tidak lepas dari para dalang yang terus mengembangkan seni tradisional ini. Salah satunya almarhum Ki H. Asep Sunandar Sunarya yang telah memberikan inovasi terhadap wayang agar bisa mengikuti perkembangan zaman dan dikenal dunia. Sebenarnya, pertunjukan boneka tidak hanya ada di Indonesia karena banyak pula negara lain yang memiliki pertunjukan boneka. Namun, pertunjukan boneka (Wayang) di Indonesia memiliki gaya tutur dan keunikan tersendiri, yang merupakan mahakarya asli dari Indonesia. Untuk itulah UNESCO memasukannya ke dalam Daftar Representatif Budaya Tak Benda Warisan Manusia (Intangible Cultural Heritage) pada 2003. Tak ada bukti yang menunjukkan wayang telah ada sebelum agama Hindu menyebar di Asia Selatan. Diperkirakan seni pertunjukan dibawa masuk oleh pedagang India. Namun, kegeniusan lokal dan kebudayaan yang ada sebelum masuknya Hindu menyatu dengan perkembangan seni pertunjukan yang masuk memberi warna tersendiri pada seni pertunjukan di Indonesia. Ketika misionaris Katolik, Bruder Timotheus L. Wignyosubroto, FIC pada tahun 1960 dalam misinya menyebarkan agama Katolik, ia mengembangkan Wayang Wahyu, yang sumber ceritanya berasal dari Alkitab. Jenis-jenis wayang Jenis-jenis wayang menurut bahan pembuatan Wayang Kulit Wayang Purwa Wayang Kulit Gagrag Surakarta Wayang Kulit Gagrag Yogyakarta Wayang Kulit Gagrag Jawa Timur (Jek Dong) Wayang Kulit Gagrag Kedu Wayang Kulit Gagrag Banyumasan Wayang Kulit Gagrag Pesisiran Wayang Kulit Bali Wayang Madya Wayang Gedog Wayang Dupara Wayang Menak Wayang Wahyu Wayang Suluh Wayang Kancil Wayang Calonarang Wayang Krucil Wayang Ajen Wayang Sasak Wayang Sadat Wayang Parwa Wayang Arja Wayang Gambuh Wayang Cupak Wayang Beber Wayang Kulit Banjar (Wayang Borneo) Wayang Kulit Lampung Wayang Bambu Wayang Bambu Wayang Golek Langkung Wayang Kayu Wayang Golek/Wayang Thengul Wayang Menak Wayang Papak/Wayang Cepak Wayang Klithik Wayang Timplong Wayang Golek Techno Wayang Ajen Wayang Orang Wayang Gung Wayang Topeng Wayang Motekar Wayang Plastik Berwarna Wayang potehi Wayang Potehi Wayang Rumput Wayang Suket Wayang suket merupakan bentuk tiruan dari berbagai figur wayang kulit yang terbuat dari rumput (bahasa Jawa: suket). Wayang suket biasanya dibuat sebagai alat permainan atau penyampaian cerita perwayangan pada anak-anak di desa-desa Jawa. Untuk membuatnya, beberapa helai daun rerumputan dijalin lalu dirangkai (dengan melipat) membentuk figur serupa wayang kulit. Karena bahannya dari rumput, wayang suket biasanya tidak bertahan lama. Seniman asal Tegal, Slamet Gundono, dikenal sebagai tokoh yang berusaha mengangkat wayang suket pada tingkat pertunjukan panggung. Bahkan jika menyebut wayang suket, sekarang sudah lekat dengan pertunjukan wayangnya Slamet Gundono lulusan STSI (sekarang ISI Surakarta)Pedalangan yang kini menetap di Surakarta. Wayang suket Slamet Gundono, awalnya bermediakan wayang yang terbuat dari suket, tetapi Slamet Gundono lebih mengandalkan unsur teatrikal dan kekuatan bercerita. Dalam pementasan wayang suketnya, Slamet Gundono menggunakan beberapa alat musik yang terdiri dari gamelan, alat petik, tiup dan beberapa alat musik tradisi lainnya. Slamet juga dibantu beberapa pengrawit, penari yang merangkap jadi pemain, untuk melengkapi pertunjukannya. Latar panggungnya berubah-ubah sesuai tema yang ditentukan. Media bertutur Slamet Gundono tidak hanya wayang suket, tetapi juga wayang kulit dan kadang memakai dedaunan untuk dijadikan tokoh wayang. Kehebatan bertutur (pendongeng) dalang satu ini sudah tidak diragukan lagi. Banyak kalangan dalang muda yang memuji kemampuan bertutur Slamet Gundono. Misalnya Ki Sigit Ariyanto; " Jangankan dengan wayang, dengan pecahan genteng atau serpihan plastik Gundono dapat mendalang dengan baik". Bahkan menurut Ki Bambang Asmoro, dengan media yang ada, Slamet Gundono bisa menuntun penonton ke dalam imajinasi yang lebih dalam sehingga roh atau esensi wayang sebagai pertunjukan bayangan "wewayanganing aurip" menjadi lebih bermakna dan multitafsir. Wayang Motekar Wayang Motekar Wayang Motekar adalah sejenis pertunjukan teater bayang-bayang atau di dalam kebudayaan Sunda, Jawa, dan Indonesia pada umumnya dikenal dengan sebutan wayang kulit. Bedanya, jika wayang kulit atau seperti semua bentuk shadow puppet itu berupa pertunjukan bayang-bayang (shadow) satu warna hitam; sedangkan Wayang Motekar telah menemukan teknik baru sehingga bayang-bayang wayang itu bisa tampil dengan warna penuh. Kemungkinan itu terjadi karena prinsip dasar Wayang Motekar menggunakan bahan plastik, pewarna transparan, dan sistem cahaya dan layar khusus. Wayang Motekar ditemukan dan dikembangkan oleh Herry Dim setelah melewati eksperimen lebih dari delapan tahun (1993 - 2001). Kali pertama dipentaskan di Bandung pada 30 Juni 2001, saat itu diberi nama oleh Arthur S Nalan dengan sebutan “gambar motekar,” dan pada perkembangan berikutnya Prof. Dr. Yus Rusyana menambahkan sebutan “teater kalangkang” sehingga menjadi “Teater Kalangkang Gambar Motekar.” Kini, demi mendapatkan nama yang lebih singkat serta langsung terhubung kepada induk keseniannya maka disebut Wayang Motekar. Pada awalnya adalah pertunjukan Meta Teater (1991-1992) yang antara lain menggunakan alat OHP (Overhead Projector). Setelah pertunjukan tersebut, Herry Dim melakukan uji-coba membuat sejumlah wayang untuk dimainkan di atas OHP. Seluruh eksperimen berlangsung di Studio Pohaci, Bandung, bersama penggagas utamanya yaitu Herry Dim. Di kemudian hari, 1997, barulah eksperimen ini melibatkan pula M. Tavip hingga kemudian ditemukan moda “wayang motekar” seperti yang kita kenal sekarang, yaitu tidak menggunakan lagi OHP melainkan dengan lampu dan layar khusus. Setelah ditemukan inilah kemudian kita mengenal “Wayang Tavip” yang dikembangkan oleh M. Tavip; wayang “Kakufi” (kayu, kulit, dan fiber) yang dikembangkan oleh Arthur S. Nalan; sementara Herry Dim bersama Studio Pohaci tetap menggunakan nama Wayang Motekar.* Jenis-jenis wayang menurut asal daerah Beberapa seni budaya wayang selain menggunakan bahasa Jawa, bahasa Sunda, dan bahasa Bali juga ada yang menggunakan bahasa Melayu lokal seperti bahasa Betawi, bahasa Palembang, dan bahasa Banjar. Beberapa di antaranya antara lain: Wayang Kulit Gaya Surakarta Wayang Kulit Gaya Yogyakarta Wayang Kulit Gaya Jawa Timuran Wayang Kulit Gaya Kedu Wayang Kulit Gaya Kaligesing Bagelen Wayang Kulit Gaya Banyumasan Wayang Kulit Gaya Pesisiran Wayang Bali Wayang Sasak (NTB) Wayang Kulit Banjar (Kalimantan Selatan) Wayang Palembang (Sumatera Selatan) Wayang Gaya Betawi (Jakarta) Wayang Gaya Cirebon (Jawa Barat) Wayang Madura (sudah punah) Wayang Siam (Kelantan, Malaysia) Karakter Lihat pula Museum Wayang Museum Wayang Kekayon Museum Wayang Sendang Mas Daftar tokoh wayang Nang talung Referensi Pranala luar Galeri Wayang Kulit Wayang-wayang Indonesia Mengenal Tokoh Pewayangan Jawa The Wayang Puppet Theatre - UNESCO: Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity - 2008 Budaya Jawa Budaya Sunda Mahakarya Warisan Budaya Lisan dan Takbenda Manusia Budaya Bali Penemuan Indonesia
4697
https://id.wikipedia.org/wiki/Daftar%20tokoh%20wayang
Daftar tokoh wayang
Daftar tokoh wayang menampilkan nama tokoh-tokoh yang muncul dalam wiracarita Ramayana dan Mahabharata yang sering dipentaskan dalam pertunjukan wayang. Tokoh wayang memiliki kepribadian yang berbeda- beda. Sebagai gambaran kehidupan manusia di alam nyata. Dewa-Dewi wayang Dewa-Dewi dalam dunia pewayangan sebagian merupakan dewa-dewi yang muncul dalam Tradisi Hindu yang diadaptasi kedalam wayang kulit, dan sebagian lagi merupakan dewa-dewi tradisi Jawa. Seluruh dewa-dewi dimulai dari Nabi Adam, dengan urutan: Sang Hyang Adhama (Nabi Adam) Sang Hyang Sita Sang Hyang Nurcahya (Sayid Anwar) Dalam hal ini, Sang Hyang Nurcahya ialah dewa pertama yang menurunkan para dewa-dewi di segala penjuru bumi, termasuk dewa-dewi dalam tradisi Hindu maupun Jawa. Sang Hyang Nurcahya Sang Hyang Nurrasa Sang Hyang Taya Sang Hyang Wenang Sang Hyang Tunggal Sang Hyang Rancasan Sang Hyang Ismaya (Semar) Sang Hyang Tejamaya (Togog) Sang Hyang Manikmaya (Batara Guru) Dewa Generasi Berikutnya Batara Antaboga Batara Asmara Batara Aswan Batara Aswin Batara Balaupata Batara Baruna Batara Bayu Batara Basuki Batara Brama Batara Bongkokan (Sang Hyang Wungkuam) Batara Cakra Batara Candra Batara Cingkarabala Batara Citragada Batara Citrasena Batara Daniswara Batara Darma Batara Dewasrani Batara Drema Batara Dwapara Batara Gana (Ganesa) Batara Harjunawinanga Batara Indra (Sakra) Batara Kala Batara Kamajaya Batara Kanwa Batara Kresna (Prabu Kresna) Batara Kuwera Batara Mahadewa Batara Mahayekti Batara Mahyati Batara Nagaraja Batara Narada Batara Patuk Batara Rudra (Rodra) Batara Sambo (Sambu) Batara Surya Batara Temboro (Tamburu) Batara Wismakrama Batara Wismanu Batara Wisnu Batara Wrahaspati Batara Yamadipati Dewi Batari Durga (Batari Uma) Batari Dresanala (Dersanala) Batari Wilutama Batari Ratih (Kamaratih) Batari Siwagnyana Batari Astuti Batari Dremi Daftar tokoh wayang yang muncul di kisah Wayang Purwa (RA Kosasih) Era "Ramayana" Tokoh-tokoh Ramayana dalam budaya pewayangan Jawa diambil dan diadaptasi dari mitologi Hindu di India. Anggada Anila Anjani Arjunasasra Bahu Aswanikumba Bharata Bukbis Citradarma Citraresmi Citrawati Danapati (Danaraja) Dasarata Hanoman Hiranyakasipu Indrajit (Megananda) Jatayu Jamadagni Jembawan Kosalya Kumbakarna Lesmana (Laksmana Widagda) Parasurama Prahasta Purwati Purwaganti Rama Wijaya Rahwana Saksadewa Sarpakenaka Satrugna Sinta Subali Sugriwa Sukesi Sukrasana Sumali Sumantri (Suwanda) Sumitra Suwandagni Trigangga (Trihangga) Trikaya Trijata Trinetra Trisirah Urangayung Wibisana Wilkataksini Windradi Wisrawa Keterangan Tokoh dengan font tebal miring adalah tokoh asli Pujangga Jawa dan tidak ada dalam kitab asli Ramayana Era Mahabharata Tokoh-tokoh era Mahabharata dalam budaya pewayangan Jawa diambil dan diadaptasi dari Kitab asli Mahabrata yang merupakan kitab peradaban Hindu. Namun, sebagian tokoh merupakan asli tokoh kreasi pujangga Jawa. Pada era Mahabharata dimulai dari leluhur Pandawa dan Korawa, sampai dengan putra-putranya. Abimanyu Abyasa (Resi Abyasa) Adirata Agrariyin Agrasara Ajibarang Amba Ambalika Ambika Antakadewa (Caranggana) Antakawulan Antareja (Anantareja) Antasena (Anantasena) Aribawa (gagrak solo) Aribawono ** Arimba Arimbaka Arimbi Arjuna (Janaka) Aswatama Badrahini Bagaspati (Begawan Bagaspati) Baladewa Balandari ** Banowati (Banuwati) Basupati Basudewa Basukesti Basukiswara Basukunti Bima (Werkudara) Bima Andaka ** Bimandari ** Bimaratha Bimasuwala Bimawan ** Bisma (Resi Bisma) Bogadenta Bomantara Bomawikata Bratalaras (Branlataras) Brajadenta Brajalamatan Brajamusti Brajawikalpa Burisrawa Cakil Carucitra Cedhakapuspa Citrabaya Citraboma Citradharma Citradirgantara Citrakala Citraksa Citraksi Citrakunda Citrakundala Citramarma (Citrawarma) Citrasanda Citrasena Citrasurti Citrawicitra Citrayuda Damayanti Danurdara Darmagosa Darmajahi Darmayuda Dewayani Dirgabahu Dirgacitra Dirgasura Drona (Resi Dorna) Dredawarma Drestajumna Dretarastra Drupada Drupadi Druwasa Durasa Durdara (Duradara) Durgahamong Durganda Durgandasena Durgandini (Setyawati) Durgangsa Durganta Durgantara Durgapati Durgempo Durjaya Durkaruno Durmagati Durmanggala Durmuka Durnetra Durpakempa Dursaha Dursahesa Dursasana Dursaya Dursilawati Durwimocana Duryuda Duryudana (Suyudana) Dusadara Dusprajaya Dyah Sarimaya Ekalaya (Palgunadi) Gagarmayang Gatotkaca Gandabayu Gandamana Gandari (Gendari) Gandawati Ganggapranawa Gardapati Gardapura Giyanti (hanya ada di Gagrak Banyumasan) Gunadewa Hadimba Hanudara Irawan (Gambiranom) Jalasaha Janamejaya Jarasanda Jayaboma Jayadarma Jayadrata Jayapermeya Jayasakti Jayasusena Jayasuwirya Jayawikata Jembawati Jimambang Juwitaningrat Kalabendana Kangsadewa Karna Kartadenda Kartamarma (Kertawarma) Kawati Kayapasena ** Kencakarupa Kertipeya Kratana Krepa Kresna Kumaladewa Kumalasekti Kuntiboja Kuntitalibrata Kurandageni Larasati (Rarasati) Lesmana Mandrakumara Lesmanawati Madrim Maerah Maeswara Manuhara Manumayasa (Resi Manumayasa) Matswapati (Durgandana) Mumpuni Mustakaweni Nagagini Nagatatmala Nakula (Pinten) Naranurwenda Nilawara Nilawati Nirbita (Arya Nirbita) Niwatakawaca Pancasena (hanya ada di Gagrag Banyumasan) Pancawala Pandhudewanata Pandikunda Parasara (Palasara) Parikesit Partawijaya Perdapa Permeya Prabakesana Prabakusuma (Priyambada) Prada (Dewi Prada) Pragota Pramusinta (Bambang Pramusinta) Pramuwati (Dewi Pramuwati) Pregiwa Pregiwati Pujawati Rajamala Ratri Retnokasimpar Rekatawati Rudrakarman (Rodrakarma) Rukma (Harya Prabu Rukma) Rukmini Rupacitra Rupakenca Sahadewa (Tangsen) Sakri Sakutrem (Sekutrem) Salya (Narasoma) Sanga Sanga Sangkuni Samba Sanjaya Santanu (Sentanu) Sarmista Satrunjaya (100) Satrusaha (100) Sembadra (Subadra) Sena Pideksa ** Setiati (Setyati) Sidik Wacana Supreti Sempani (Begawan Sempani) Senacitra Seta (Sweta) Setatama Setija (Boma Narakasura) Setyaboma Setyajid Setyaka Setyaki Setyawati '"Siti Sundari Srengganawati Srenggini (hanya ada di Gagrak Banyumasan) Srengginiwati Sritanjung Sudarga Sudirga Sugatawati Sulacana Supala Sumbada Sumitra (putra Arjuna) Sungganawati **) Supraba Supreti Suradurma Surasudirga Surata (Arya Surata) Surtayu (100) Surtayuda Surtayuni Suryaasmara Surtikanti Susena Susenawati ** Swaradenta Swikandini Swikerna Tambakganggeng Tambapetra Tokayo (100) Udawa Ugrasena (nama muda dari Setyajid) Ulupi (Palupi) Upacitra Urangayu Utara Utari Wahkawaca Walmuka Wasukunteya *)) Wicitrawirya Widandini Widapaksa (Sidapaksa) Widura (Yamawidura) Wijanarka Wikarpa Wikataboma Wilawuk Wilugangga Wirata (Arya Wirata) Wiryajaya Wisata Wisanggeni Wiwingsati Wratsangka Wresaya Yudakarti Yudhistira (Puntadewa) Yuyutsu (Wiwitsu) Keterangan Tokoh yang bertuliskan font tebal miring adalah tokoh asli Pujangga Jawa, dan tidak ada dalam naskah Mahabhrata Tokoh dengan tanda ** belum diketahui gagrak aslinya Tokoh dengan tanda *)) belum memiliki penggambaran bentuk wayang secara baku (berstatus srambahan, biasanya jika muncul dalam pedalangan selalu meminjam tokoh lain/yang serupa) Era Peralihan Pada era peralihan dari Mahabhrata menuju era Madya, terdapat beberapa tokoh tambahan yang tidak lain adalah para cucu dari Pandawa dan Korawa (dimulai dari Prabu Parikesit) serta para pasangan dari putra Pandawa Pasangan putra keluarga Pandawa dan Korawa Asmarawati Ganggi Janakawati Sumpani Suryawati Susatya (Arya Susatya) Cucu Pandawa dan Korawa beserta pasangan dan putranya Parikesit'' Danurwenda Dwara Jayasena Jayasumpena Kadriti Nagapratala Pancakusuma Sabekti (Bambang Sabekti) Sasikirana (Megantara) Sayekti (Niken Sayekti) Suryakaca (Bambang Kaca) Warsakusuma Wisangkara (Wisantara) Era Madya Era Madya adalah era setelah Mahabhrata, yang dimulai dari tokoh Yudayaka (putra Parikesit, dan merupakan cicit dari Arjuna). Kisah berlanjut sampai dengan era Jayabaya dan Angling Dharma Ambarawati Angling Dharma Angling Kusuma Astradarma Batik Madrim Gandakusuma Gendrayana Jayabaya Merusupadma Pramesti Pramuni Sara Sariwahana Sasanti Sudarsana Wil Maricikunda Yudayaka Yudayana Tidak diketahui Berikut ini adalah daftar tokoh wayang, namun tidak diketahui asal usul zamannya Kenyawandu Ngruni Punakawan Punakawan adalah para pembantu dan pengasuh setia Pandawa. Dalam wayang kulit, punakawan ini paling sering muncul dalam goro-goro, yaitu babak pertujukan yang sering kali berisi lelucon maupun wejangan. Versi Jawa Tengah dan Jawa Timur Untuk wayang kulit dan wayang orang. Punakawan Semar Gareng Petruk Bagong Versi Jawa Tengah - Banyumas Untuk wayang kulit dan wayang orang. Semar Gareng Petruk Bawor Versi Jawa Barat (wayang golek) Semar Cepot atau Astrajingga Dawala Gareng Versi Jawa Barat - Cirebon Semar Cungkring Gareng Curis Sekarpandan Bagong Bagal Buntung Dawala Ceblok bitarota Versi Bali Tualen Merdah Sangut Delem Teman para Punakawan Togog Bilung Limbuk Cangik Lihat pula Mitologi Hindu Sastra Jawa Itihasa (kisah wiracarita Hindu): Ramayana Mahabharata Pusaka Hyang Kalimusada
4732
https://id.wikipedia.org/wiki/Rama
Rama
Dalam agama Hindu, Rama (Sanskerta: राम; Rāma) atau Ramacandra (Sanskerta: रामचन्द्र; Rāmacandra) adalah seorang raja legendaris yang terkenal dari India yang konon hidup pada zaman Tretayuga, keturunan Dinasti Surya atau Suryawangsa. Ia berasal dari Kerajaan Kosala yang beribu kota Ayodhya. Menurut pandangan Hindu, ia merupakan awatara Dewa Wisnu yang ketujuh yang turun ke bumi pada zaman Tretayuga. Sosok dan kisah kepahlawanannya yang terkenal dituturkan dalam sebuah sastra Hindu Kuno yang disebut Ramayana, tersebar dari Asia Selatan sampai Asia Tenggara. Terlahir sebagai putera sulung dari pasangan Raja Dasarata dengan Kosalya, ia dipandang sebagai Maryada Purushottama, yang artinya "Manusia Sempurna". Setelah dewasa, Rama memenangkan sayembara dan beristerikan Dewi Sita, inkarnasi dari Dewi Laksmi. Rama memiliki anak kembar, yaitu Kusa dan Lawa. Asal usul nama "Rama" Rāmá dalam kitab Regweda dan Atharwaweda adalah kata sifat yang berarti "gelap, hitam", atau kata benda yang berarti "kegelapan", bentuk feminim dari kata sifat tersebut adalah rāmī. Dua Rama muncul dalam pustaka Weda, dengan nama keluarga Mārgaweya dan Aupataswini; Rama yang lain muncul dengan nama keluarga Jāmadagnya yang dianggap sebagai penulis himne Regweda. Menurut Monier-Williams, tiga Rama dihormati pasca masa Weda, yaitu: Rāma-candra ("Rama-rembulan"), putra Dasarata, keturunan Raghu dari Dinasti Surya. Parashu-rāma ("Rama besenjata kapak"), awatara Wisnu yang keenam, kadang kala dianggap sebagai Jāmadagnya, atau sebagai Bhārgawa Rāma (keturunan Bregu), seorang "Chiranjiwin" atau makhluk abadi. Bala-rāma ("Rama yang kuat"), juga disebut Halāyudha (bersenjata bajak saat bertempur), kakak sekaligus teman dekat Kresna, awatara Wisnu yang kedelapan. Dalam Wisnu sahasranama, Rama adalah nama lain Wisnu yang ke-394. Dalam interpretasi dari komentar Adi Sankara, yang diterjemahkan oleh Swami Tapasyananda dari Misi Ramakrishna, Rama memiliki dua pengertian: 1) Brahman yang maha kuasa yang menganugerahkan para yogi; 2) Ia (Wisnu) yang meninggalkan kahyangan untuk menitis kepada Rama, putera Dasarata. Sumber literatur Sumber utama mengenai kehidupan dan perjalanan Rama adalah wiracarita Ramayana yang disusun Resi Walmiki. Namun, sastra lain dalam bahasa Sanskerta juga merefleksikan riwayat dalam Ramayana. Sebagai contoh, Wisnupurana juga menceritakan Rama sebagai awatara Wisnu yang ketujuh dan dalam Bayupurana, seorang Rama disebut di antara tujuh Resi dari Manwantara ke-8. Dan juga kisah Rama disebut dalam wiracarita lainnya, yaitu Mahabharata. Versi lain yang penting dan lebih pendek adalah Ādhyātma Ramayana. Ramayana memiliki berbagai versi di sepanjang wilayah India. Sebagai contoh, versi sederhana Ramayana yang menceritakan kehidupan dan filsafat ketuhanan Rama dituangkan dalam sajak kepahlawanan berjudul Kambaramayanam pada abad ke-12 oleh penyair Kamban dalam bahasa Tamil, dan Ramacharitamanasa, Ramayana versi bahasa Hindi pada abad ke-16 oleh penyair Tulsidas. Berbagai versi yang berbeda juga ada dan muncul dalam bahasa-bahasa terkemuka di India. Ramayana versi kontemporer meliputi Shri Ramayana Darshanam oleh Dr. K. V. Puttappa dalam bahasa Kannada, dan Ramayana Kalpavrikshamu oleh Viswanatha Satyanarayana dalam bahasa Telugu, yang mana keduanya memperoleh penghargaan dalam Jnanpith Award. Wiracarita Ramayana tersebar di berbagai wilayah India, dan menonjolkan keunikan budaya masing-masing daerah. Kisah Rama juga menyebar ke wilayah Asia Tenggara, dan diadaptasikan dengan kebudayaan, cerita rakyat, dan kepercayaan masyarakat setempat. Kakawin Rāmāyana dari Jawa (Indonesia), Ramakawaca dari Bali, Hikayat Seri Rama dari Malaysia, Maradia Lawana dari Filipina, Ramakien dari Thailand (yang menyebut Rama sebagai Phra Ram) merupakan karya-karya besar yang unik dan mengandung berbagai versi berbeda mengenai kehidupan Rama. Legenda mengenai Rama dapat disaksikan dalam ukiran di kuil Wat Phra Kaew di Bangkok. Wiracarita nasional Myanmar, Yama Zatdaw sebenarnya merupakan Ramayana versi Myanmar, dimana Rama dipanggil Yama. Dalam Reamker dari Kamboja, Rama dikenal sebagai Preah Ream. Awatara Wisnu Ram atau yang dikenal di Jawa dengan sebutan Rama, adalah reinkarnasi Dewa Wisnu yang ke-7 (di antara 10 awatara Wisnu; atau yang ke-22 di antara 25 awatara Wisnu), turun kedunia sebelum Dewa Wisnu bereinkarnasi menjadi Dewa Kresna. Dalam wiracarita Ramayana diceritakan bahwa sebelum Rama lahir, seorang raja raksasa bernama Rahwana telah meneror Triloka (tiga dunia) sehingga membuat para dewa merasa cemas. Atas hal tersebut, Dewi bumi menghadap Brahma agar dia bersedia menyelamatkan alam beserta isinya. Para dewa juga mengeluh kepada Brahma, yang telah memberikan anugerah kepada Rahwana sehingga raksasa tersebut menjadi takabur. Setelah para dewa bersidang, mereka memohon agar Wisnu bersedia menjelma kembali ke dunia untuk menegakkan dharma serta menyelamatkan orang-orang saleh. Dewa Wisnu menyatakan bahwa ia bersedia melakukannya. Ia berjanji akan turun ke dunia sebagai Rama, putera raja Dasarata dari Ayodhya. Dalam penjelmaannya ke dunia, Wisnu ditemani oleh Naga Sesa yang akan mengambil peran sebagai Laksmana, serta Laksmi yang akan mengambil peran sebagai Sita. Kehidupan Sang Rama Kelahiran dan keluarga Ayah Rama adalah Raja Dasarata dari Ayodhya, sedangkan ibunya adalah Kosalya. Dalam Ramayana diceritakan bahwa Raja Dasarata yang merindukan putera mengadakan upacara bagi para dewa, upacara yang disebut Putrakama Yadnya. Upacaranya diterima oleh para Dewa dan utusan mereka memberikan sebuah air suci agar diminum oleh setiap permaisurinya. Atas anugerah tersebut, ketiga permaisuri Raja Dasarata melahirkan putera. Yang tertua bernama Rama, lahir dari Kosalya. Yang kedua adalah Bharata, lahir dari Kekayi, dan yang terakhir adalah Laksmana dan Satrugna, lahir dari Sumitra. Keempat pangeran tersebut tumbuh menjadi putera yang gagah-gagah dan terampil memainkan senjata di bawah bimbingan Resi Wasista. Rama dan Wiswamitra Pada suatu hari, Resi Wiswamitra datang menghadap Raja Dasarata. Dasarata tahu benar watak resi tersebut dan berjanji akan mengabulkan permohonannya sebisa mungkin. Akhirnya Sang Resi mengutarakan permohonannya, yaitu meminta bantuan Rama untuk mengusir para rakshasa yang mengganggu ketenangan para resi di hutan. Mendengar permohonan tersebut, Raja Dasarata sangat terkejut karena merasa tidak sanggup untuk mengabulkannya, tetapi ia juga takut terhadap kutukan Resi Wiswamitra. Dasarata merasa anaknya masih terlalu muda untuk menghadapi para rakshasa, tetapi Resi Wiswamitra menjamin keselamatan Rama. Setelah melalui perdebatan dan pergolakan dalam batin, Dasarata mengabulkan permohonan Resi Wiswamitra dan mengizinkan puteranya untuk membantu para resi. Di tengah hutan, Rama dan Laksmana memperoleh mantra sakti dari Resi Wiswamitra, yaitu bala dan atibala. Setelah itu, mereka menempuh perjalanan menuju kediaman para resi di Sidhasrama. Sebelum tiba di Sidhasrama, Rama, Laksmana, dan Resi Wiswamitra melewati hutan Dandaka. Di hutan tersebut, Rama mengalahkan rakshasi Tataka dan membunuhnya. Setelah melewati hutan Dandaka, Rama sampai di Sidhasrama bersama Laksmana dan Resi Wiswamitra. Di sana, Rama dan Laksmana melindungi para resi dan berjanji akan mengalahkan rakshasa yang ingin mengotori pelaksanaan yadnya yang dilakukan oleh para resi. Saat rakshasa Marica dan Subahu datang untuk mengotori sesajen dengan darah dan daging mentah, Rama dan Laksmana tidak tinggal diam. Atas permohonan Rama, nyawa Marica diampuni oleh Laksmana, sedangkan untuk Subahu, Rama tidak memberi ampun. Dengan senjata Agneyastra atau Panah Api, Rama membakar tubuh Subahu sampai menjadi abu. Setelah Rama membunuh Subahu, pelaksanaan yadnya berlangsung dengan lancar dan aman. Mendapatkan Dewi Sinta Wiswamitra mendengar adanya sebuah sayembara di Mithila demi memperebutkan Dewi Sita. Ia mengajak Rama dan Laksmana untuk mengikuti sayembara tersebut. Mereka menyanggupinya. Setibanya di sana, Rama melihat bahwa tidak ada orang yang mampu memenuhi persyaratan untuk menikahi Sita, yaitu mengangkat serta membengkokkan busur Siwa. Namun saat Rama tampil ke muka, ia tidak hanya mampu mengangkat serta membengkokkan busur Siwa, tetapi juga mematahkannya menjadi tiga. Saat busur itu dipatahkan, suaranya besar dan menggelegar seperti guruh. Melihat kemampuan istimewa tersebut, ayah Sinta yaitu Raja Janaka, memutuskan agar Rama menjadi menantunya. Sinta pun senang mendapatkan suami seperti Rama. Kemudian utusan dikirim ke Ayodhya untuk memberitahu kabar baik tersebut. Raja Dasarata girang mendengar puteranya sudah mendapatkan istri di Mithila, kemudian ia segera berangkat ke sana. Setelah menyaksikan upacara pernikahan Rama dan Sita, Wiswamitra mohon pamit untuk melanjutkan tapa di Gunung Himalaya, sementara Dasarata pulang ke Ayodhya diikuti oleh Resi Wasistha serta pengiring-pengiringnya. Di tengah jalan, mereka berjumpa dengan Resi Parasurama, yaitu brahmana sakti yang ditakuti para ksatria. Parasurama memegang sebuah busur di bahunya yang konon merupakan busur Wisnu. Ia sudah mendengar kabar bahwa Rama telah mematahkan busur Siwa. Dengan wajah yang sangar, ia menantang Rama untuk membengkokkan busur Wisnu. Rama menerima tantangan tersebut dan membengkokkan busur Wisnu dengan mudah. Melihat busur itu dibengkokkan dengan mudah, seketika raut wajah Parasurama menjadi lemah lembut. Rama berkata, "Panah Waisnawa ini harus mendapatkan mangsa. Apakah panah ini harus menghancurkan kekuatan Tuan atau hasil tapa Tuan?". Parasurama menjawab agar panah itu menghancurkan hasil tapanya, karena ia hendak merintis hasil tapanya dari awal kembali. Setelah itu, Parasurama mohon pamit dan pergi ke Gunung Mahendra. Rama diusir ke hutan Dasarata yang sudah tua ingin mengangkat Rama sebagai raja. Dengan segera ia melakukan persiapan untuk upacara penobatan Rama, sementara Bharata menginap di rumah pamannya yang jauh dari Ayodhya. Mendengar Rama akan dinobatkan sebagai raja, Mantara menghasut Kekayi agar menobatkan Bharata sebagai raja. Kekayi yang semula hanya diam, tiba-tiba menjadi ambisius untuk mengangkat anaknya sebagai raja. Kemudian ia meminta agar Dasarata menobatkan Bharata sebagai raja. Ia juga meminta agar Rama dibuang ke tengah hutan selama 14 tahun. Dasarata pun terkejut dan menjadi sedih, tetapi ia tidak bisa menolak karena terikat dengan janji Kekayi. Dengan berat hati, Dasarata menobatkan Bharata sebagai raja dan menyuruh Rama agar meninggalkan Ayodhya. Sita dan Laksmana yang setia turut mendampingi Rama. Tak berapa lama kemudian, Dasarata wafat dalam kesedihan. Sementara Rama pergi, Bharata baru saja pulang dari rumah pamannya dan tiba di Ayodhya. Ia mendapati bahwa ayahnya telah wafat serta Rama tidak ada di istana. Kekayi menjelaskan bahwa Bharata-lah yang kini menjadi raja, sementara Rama mengasingkan diri ke hutan. Bharata menjadi sedih mendengarnya, kemudian menyusul Rama. Harapan Kekayi untuk melihat puteranya senang menjadi raja ternyata sia-sia. Di dalam hutan, Bharata mencari Rama dan memberi berita duka karena Prabu Dasarata telah wafat. Ia membujuk Rama agar kembali ke Ayodhya untuk menjadi raja. Rakyat juga mendesak demikian, tetapi Rama menolak karena ia terikat oleh perintah ayahnya. Untuk menunjukkan jalan yang benar, Rama menguraikan ajaran-ajaran agama kepada Bharata. Akhirnya Bharata membawa sandal milik Rama dan meletakkannya di singasana. Dengan lambang tersebut, ia memerintah Ayodhya atas nama Rama. Peristiwa di Pancawati Saat menjalani masa pengasingan di hutan, Rama dan Laksmana didatangi seorang rakshasi bernama Surpanaka. Ia mengubah wujudnya menjadi seorang wanita cantik dan menggoda Rama dan Laksmana. Rama menolak untuk menikahinya dengan alasan bahwa ia sudah beristri, maka ia menyuruh agar Surpanaka membujuk Laksmana, tetapi Laksmana pun menolak. Surpanaka iri melihat kecantikan Sita dan hendak membunuhnya. Dengan sigap Rama melindungi Sita dan Laksmana mengarahkan pedangnya kepada Surpanaka yang hendak menyergapnya. Hal itu membuat hidung Surpanaka terluka. Surpanaka mengadukan peristiwa tersebut kepada kakaknya yang bernama Kara. Kara marah terhadap Rama yang telah melukai adiknya dan hendak membalas dendam. Dengan angkatan perang yang luar biasa, Kara dan sekutunya menggempur Rama, tetapi mereka semua gugur. Akhirnya Surpanaka melaporkan keluhannya kepada Rahwana di Kerajaan Alengka. Rahwana marah dan hendak membalas perbuatan Rama. Ia mengajak patihnya yang bernama Marica untuk melaksanakan rencana liciknya. Pada suatu hari, Sita melihat seekor kijang yang sangat lucu sedang melompat-lompat di halaman pondoknya. Rama dan Laksmana merasa bahwa kijang tersebut bukan kijang biasa, tetapi atas desakan Sita, Rama memburu kijang tersebut sementara Laksmana ditugaskan untuk menjaga Sita. Kijang yang diburu Rama terus mengantarkannya ke tengah hutan. Karena Rama merasa bahwa kijang tersebut bukan kijang biasa, ia memanahnya. Seketika hewan tersebut berubah menjadi Marica, patih Sang Rahwana. Saat Marica sekarat, ia mengerang dengan keras sambil menirukan suara Rama. Merasa bahwa ada sesuatu yang buruk telah menimpa suaminya, Sita menyuruh Laksmana agar menyusul Rama ke hutan. Pada mulanya Laksamana menolak, tetapi karena Sinta bersikeras, Laksmana meninggalkan Sita. Sebelumnya ia sudah membuat lingkaran pelindung agar tidak ada orang jahat yang mampu menculik Sita. Rahwana yang menyamar sebagai brahmana, menipu Sinta sehingga Sinta keluar dari lingkaran pelindung dan diculik oleh Rahwana. Saat Laksmana menyusul Rama ke hutan, Rama terkejut karena Sinta ditinggal sendirian. Ketika mereka berdua pulang, Sinta sudah tidak ada. Petualangan menyelamatkan Sinta Setelah mendapati bahwa Sinta sudah menghilang, perasaan Rama terguncang. Laksmana mencoba menghibur Rama dan memberi harapan. Mereka berdua menyusuri pelosok gunung, hutan, dan sungai-sungai. Akhirnya mereka menemukan darah tercecer dan pecahan-pecahan kereta, seolah-olah pertempuran telah terjadi. Rama berpikir bahwa itu adalah pertempuran raksasa yang memperebutkan Sita, tetapi tak lama kemudian mereka menemukan seekor burung tua sedang sekarat. Burung tersebut bernama Jatayu, sahabat Raja Dasarata. Rama mengenal burung tersebut dengan baik dan dari penjelasan Jatayu, Rama tahu bahwa Sinta diculik Rahwana. Setelah memberitahu Rama, Jatayu menghembuskan napas terakhirnya. Sesuai aturan agama, Rama mengadakan upacara pembakaran jenazah yang layak bagi Jatayu. Dalam perjalanan menyelamatkan Sita, Rama dan Laksmana bertemu raksasa aneh yang bertangan panjang. Atas instruksi Rama, mereka berdua memotong lengan raksasa tersebut dan tubuhnya dibakar sesuai upacara. Setelah dibakar, raksasa tersebut berubah wujud menjadi seorang dewa bernama Kabanda. Atas petunjuk Sang Dewa, Rama dan Laksamana pergi ke tepi sungai Pampa dan mencari Sugriwa di bukit Resyamuka karena Sugriwa-lah yang mampu menolong Rama. Dalam perjalanan mereka beristirahat di asrama Sabari, seorang wanita tua yang dengan setia menantikan kedatangan mereka berdua. Sabari menyuguhkan buah-buahan kepada Rama dan Laksmana. Setelah menyaksikan wajah kedua pangeran tersebut dan menjamu mereka, Sabari meninggal dengan tenang dan mencapai surga. Persahabatan dengan Sugriwa Dalam misi menyelamatkan Sita, Rama dan Laksmana melanjutkan perjalanannya sampai ke sebuah daerah yang dihuni para kera dengan rajanya bernama Sugriwa. Sebelum berjumpa dengan Sugriwa, Rama bertemu dengan Hanoman yang menyamar menjadi brahmana. Setelah bercakap-cakap agak lama, Hanoman menampakkan wujud aslinya dan mengantar Rama menuju Sugriwa. Sugriwa menyambut kedatangan Rama di istananya. Tak berapa lama kemudian mereka saling menceritakan masalah masing-masing. Akhirnya Rama dan Sugriwa mengadakan perjanjian bahwa mereka akan saling tolong menolong. Rama berjanji akan merebut kembali Kerajaan Kiskenda dari Subali sedangkan Sugriwa berjanji akan membantu Rama mencari Sita. Kemudian Sugriwa dan Rama beserta rombongannya pergi menuju kediaman Subali di Kiskenda. Di sana Subali dan Sugriwa bertarung. Setelah pertarungan sengit berlangsung agak lama, Rama mengakhiri riwayat Subali. Sesuai dengan janjinya, Sugriwa bersedia membantu Rama mencari Sita. Ia mengirim Hanoman sebagai utusan Sang Rama. Setelah Hanoman menemukan Sinta di Alengka, ia mengumumkan kabar gembira kepada Rama. Atas petunjuk Hanoman, bala tentara wanara berangkat menuju Kerajaan Alengka. Membangun jembatan Ramasetu Saat Rama dan tentaranya bersiap-siap menuju Alengka, Wibisana, adik Sang Rahwana, datang menghadap Rama dan mengaku akan berada di pihak Rama. Setelah ia menjanjikan persahabatan yang kekal, Rama menobatkannya sebagai Raja Alengka meski Rahwana masih hidup dan belum dikalahkan. Kemudian Rama dan pemimpin wanara lainnya berunding untuk memikirkan cara menyeberang ke Alengka mengingat tidak semua prajuritnya bisa terbang. Akhirnya Rama menggelar suatu upacara di tepi laut untuk memohon bantuan Dewa Baruna. Selama tiga hari Rama berdo'a dan tidak mendapat jawaban, akhirnya kesabarannya habis. Kemudian ia mengambil busur dan panahnya untuk mengeringkan lautan. Melihat laut akan binasa, Dewa Baruna datang memohon maaf atas kesalahannya. Dewa Baruna menyarankan agar para wanara membuat jembatan besar tanpa perlu mengeringkan atau mengurangi kedalaman lautan. Nila ditunjuk sebagai arsitek jembatan tersebut. Setelah bekerja dengan giat, jembatan tersebut terselesaikan dalam waktu yang singkat dan diberi nama "Ramasetu". Rama menggempur Alengka Setelah jembatan rampung, Rama dan pasukannya menyeberang ke Alengka. Pada pertempuran pertama, Anggada menghancurkan menara Alengka. Untuk meninjau kekuatan musuh, Rahwana segera mengirim mata-mata untuk menyamar menjadi wanara dan berbaur dengan mereka. Penyamaran mata-mata Rahwana sangat rapi sehingga banyak yang tidak tahu, kecuali Wibisana. Kemudian Wibisana menangkap mata-mata tersebut dan membawanya ke hadapan Rama. Di hadapan Rama, mata-mata tersebut memohon pengampunan dan berkata mereka hanya menjalankan perintah. Akhirnya Rama mengizinkan mata-mata tersebut untuk melihat-lihat kekuatan tentara Rama dan berpesan agar Rahwana segera mengambalikan Sita. Mata-mata tersebut sangat terharu dengan kemurahan hati Rama dan yakin bahwa kemenangan akan berada di pihak Rama. Pada hari pertempuran terahir, Dewa Indra mengirim kereta perangnya dan meminjamkannya kepada Rama. Kusir kereta tersebut bernama Matali, siap melayani Rama. Dengan kereta dewa tersebut, Rama melanjutkan peperangan yang berlangsung dengan sengit. Kedua pihak sama-sama kuat dan mampu bertahan. Akhirnya Rama melepaskan senjata Brahma Astra ke dada Rahwana. Senjata sakti tersebut mengantar Rahwana menuju kematiannya. Seketika bunga-bunga bertaburan dari surga karena menyaksikan kemenangan Rama. Wibisana meratapi jenazah kakaknya dan sedih karena nasihatnya tidak dihiraukan. Sesuai aturan agama, Rama mengadakan upacara pembakaran jenazah yang layak bagi Rahwana kemudian memberikan wejangan kepada Wibisana untuk membangun kembali Negeri Alengka. Setelah Rahwana dikalahkan, Sita kembali ke pelukan Rama dan mereka kembali ke Ayodhya bersama Laksmana, Sugriwa, Hanoman dan tentara wanara lainnya. Di Ayodhya, mereka disambut oleh Bharata dan Kekayi. Di sana para wanara diberi hadiah oleh Rama atas jasa-jasanya. Pemujaan dan festival untuk Rama Hari kelahiran Rama, dan juga pernikahannya dengan Sita, diperingati oleh umat Hindu di India sebagai Rama Navami. Perayaan itu jatuh pada hari kesembilan dalam kalender lunar Hindu, atau Chaitra Masa Suklapaksha Nawami. Perayaan itu dipandang sebagai hari pernikahan Rama dengan Sita, dan juga hari ulang tahun Rama. Orang-orang biasanya melakukan Kalyanotsawam (peringatan hari pernikahan) terhadap patung Rama dan Sinta di rumah masing-masing, dan di sore hari patung-patung itu diarak ke jalan. Hari itu disebut juga akhir dari sembilan hari utsawam yang disebut Wasanthothsawam (festival musim semi), yang dimulai dengan Ugadi. Beberapa hal menarik dari festival ini yaitu: Kalyanam (upacara pernikahan yang dipimpin pendeta kuil) di Bhadrachalam, di tepi sungai Godawari di distrik Khammam, Andhra Pradesh. Panakam, minuman manis yang dipersiapkan, bahannya dari lada. Arak-arakan patung pada sore hari yang disertai dengan permainan air dan warna. Untuk perayaan itu, umat Hindu dianjurkan berpuasa (atau membatasi diri mereka dengan diet khusus). Kuil-kuil didekorasi dan cerita Ramayana dikumandangkan. Bersama dengan Rama, orang-orang juga memuja Sita, Laksmana and Hanoman. Peristiwa kemenangan melawan Rahwana beserta para raksasa diperingati sebagai 10 hari Wijayadashami, yang juga dikenal sebagai Dussehra. Ram Leela dipentaskan di berbagai kampung, desa dan kota di India. Peristiwa kembalinya Rama ke Ayodhya dan juga hari pelantikannya diperingati sebagai Diwali, yang juga dikenal sebagai Festival Cahaya. Perayaan ini merupakan festival yang penting dan terkenal di India. Di Malaysia, Diwali dikenal sebagai Hari Deepavali, dan diperingati selama bulan ketujuh menurut kalender solar Hindu. Perayaan Diwali di Malaysia mirip dengan tradisi di Anak benua India. Di Nepal, Diwali dikenal sebagai Tihar dan diperingati selama masa bulan Oktober/November. Perayaan Diwali di negara tersebut agak berbeda dengan tradisi di India. Pada hari pertama, para sapi dihormati dan diberi persembahan. Pada hari kedua, anjing-anjing dihormati dan diberi makanan khusus. Pada hari ketiga, perayaan Diwali mengikuti pola yang sama dengan di India, penuh lampu dan cahaya serta banyak kegiatan sosial yang dilakukan. Pada hari keempat, Dewa kematian Yama, dipuja dan diberi persembahan. Pada hari terakhir yaitu hari kelima, keluarga berkumpul dan saling bersenda gurau. Lihat pula Awatara Ramayana Bacaan lebih lanjut Ramayana. Oleh: C. Rajagopalachari. (Referensi artikel ini) Walmiki Ramayana. Penerbit: Gita Press, India. The Ramayana: A Modern Retelling of the Great Indian Epic. Oleh: Ramesh Menon. Komik Ramayana. Oleh: R. A. Kosasih. Pranala luar Masa pemerintahan Prabu Ramachandra Kisah-kisah tentang perjuangan Sri Rama Tokoh Ramayana Awatara Dewa Hindu Waisnawa Raja dalam mitologi Hindu
4733
https://id.wikipedia.org/wiki/Laksamana%20%28Indonesia%29
Laksamana (Indonesia)
Laksamana adalah kelompok pangkat perwira tinggi di TNI Angkatan Laut. Penggunaan istilah ini sama halnya pada masa Sultan Iskandar Muda (1593-1636) di Kesultanan Aceh yang memiliki seorang panglima angkatan laut perempuan bernama Laksamana Malahayati. Hang Tuah dihikayatkan dalam sastra Melayu menjadi seorang laksamana di Kesultanan Malaka pada abad ke-14. Tanda pangkat Laksamana di Indonesia digunakan untuk jabatan Kepala Staf TNI Angkatan Laut, Wakil Panglima TNI atau Panglima TNI. Etimologi Nama Laksamana berasal dari tokoh Laksmana dalam kisah Ramayana, yang populer di Asia Tenggara. Gelar Laksamana konon dianugerahkan kepada Hang Tuah, yang menurut Sejarah Melayu merupakan panglima laut tertinggi Malaka. Gelar ini kemudian digunakan oleh penerus Hang Tuah sebagai panglima laut di Kesultanan Malaka, dan di Kesultanan Johor-Riau. Dengan demikian, istilah Laksamana kemudian digunakan untuk mengacu pangkat panglima laut tertinggi secara umum. Angkatan Laut Indonesia Di TNI Angkatan Laut, Laksamana merupakan jenjang kepangkatan tertinggi, setara dengan Jenderal di TNI Angkatan Darat atau Marsekal di TNI Angkatan Udara. Penyandang pangkat ini mengenakan tanda pangkat dengan bintang empat di pundak. Tanda pangkat Laksamana di Indonesia digunakan untuk jabatan Kepala Staf TNI Angkatan Laut atau Panglima TNI Tingkatan pangkat Pemegang Pangkat Laksamana TNI Dalam sejarah TNI Angkatan Laut, banyak Perwira TNI Angkatan Laut yang diberi kehormatan untuk menggunakan pangkat ini. Diantaranya: Laksamana R. E. Martadinata Laksamana R.S. Subijakto Laksamana Yosaphat Soedarso Laksamana Marsetio Laksamana Achmad Sutjipto Laksamana Ade Supandi Laksamana Agus Suhartono Laksamana Arief Koeshariadi Laksamana Bernard Kent Sondakh Laksamana Indroko Sastrowiryono Laksamana Mohamad Romly Laksamana Moeljadi Laksamana Muhamad Arifin Laksamana Muhammad Ali Laksamana Ricardus Subono Laksamana Rudolf Kasenda Laksamana Slamet Soebijanto Laksamana Soeparno Laksamana Sudomo Laksamana Sumardjono Laksamana Siwi Sukma Adji Laksamana Tanto Kuswanto Laksamana Tedjo Edhy Purdijatno Laksamana Waloejo Soegito Laksamana Widodo Adi Sutjipto Laksamana Yudo Margono Laksamana Muhammad Ali Lihat pula Tanda Kepangkatan TNI Tanda Kepangkatan TNI Angkatan Laut Pangkat militer Laksamana, 4
4734
https://id.wikipedia.org/wiki/Sinta
Sinta
Sinta adalah tokoh protagonis dalam wiracarita Ramayana. Ia merupakan istri dari Sri Rama, tokoh utama kisah tersebut. Menurut pandangan Hindu, Sinta merupakan inkarnasi dari Laksmi, dewi keberuntungan, istri Dewa Wisnu. Inti dari kisah Ramayana adalah penculikan Sinta oleh Rahwana raja Kerajaan Alengka yang ingin mengawininya. Penculikan ini berakibat dengan hancurnya Kerajaan Alengka oleh serangan Rama yang dibantu bangsa Wanara dari Kerajaan Kiskenda. Arti nama Dalam bahasa Sanskerta, kata Sinta bermakna "kerut". Kata "kerut" merupakan istilah puitis pada zaman India Kuno, yang menggambarkan aroma dari kesuburan. Nama Sinta dalam Ramayana kemungkinan berasal dari Dewi Sinta, yang pernah disebutkan dalam Rigweda sebagai dewi bumi yang memberkati ladang dengan hasil panen yang bermutu. Seperti tokoh terkenal dalam legenda Hindu lainnya, Sinta juga dikenal dengan banyak nama. Sebagai puteri Raja Janaka, ia dipanggil Janaki; sebagai puteri Mithila, ia dipanggil Maithili; sebagai istri Raama, ia dipanggil Ramaa. Karena berasal dari Kerajaan Wideha, ia pun juga dikenal dengan nama Waidehi. Asal usul Ramayana menceritakan bahwa Sinta bukan putri kandung Janaka. Suatu ketika Kerajaan Wideha dilanda kelaparan. Janaka sebagai raja melakukan upacara atau yadnya di suatu area ladang antara lain dengan cara membajak tanahnya. Ternyata mata bajak Janaka membentur sebuah peti yang berisi bayi perempuan. Bayi itu dipungutnya menjadi anak angkat dan dianggap sebagai titipan Pertiwi, dewi bumi dan kesuburan. Sinta dibesarkan di istana Mithila, ibu kota Wideha oleh Janaka dan Sunayana, permaisurinya. Setelah usianya menginjak dewasa, Janaka pun mengadakan sebuah sayembara untuk menemukan pasangan yang tepat bagi putrinya itu. Sayembara tersebut adalah membentangkan busur pusaka maha berat anugerah Dewa Siwa, dan dimenangkan oleh Sri Rama, seorang pangeran dari Kerajaan Kosala. Setelah menikah, Sinta pun tinggal bersama suaminya di Ayodhya, ibu kota Kosala. Masa pembuangan Selanjutnya dikisahkan, ibu tiri Rama yang bernama Kaikeyi lebih menginginkan putra kandungnya, yaitu Bharata yang menjadi raja Ayodhya, bukan Rama. Kaikeyi pun mendesak Dasarata agar membuang Rama ke hutan selama 14 tahun. Dasarata yang terikat sumpah terpaksa menuruti permintaan istri keduanya itu. sebagai putra yang berbakti, Rama pun menjalani keputusan itu dengan ikhlas. Sinta yang setia mengikuti perjalanan Rama, begitu pula adik Rama yang lahir dari ibu lain, yaitu Laksmana. Ketiganya meninggalkan istana Ayodhya untuk memulai hidup di dalam hutan. Di dalam hutan belantara dan pegunungan, Rama, Sinta, dan Laksmana banyak bergaul dengan para pendeta dan brahmana sehingga menambah ilmu pengetahuan dan kepandaian mereka. Penculikan oleh Rahwana Rahwana adalah raja bangsa Rakshasa dari Kerajaan Alengka. Pasukannya yang bertugas di Janastana habis ditumpas Rama karena mereka gemar mengganggu kaum brahmana. Rahwana pun melakukan pembalasan ditemani pembantunya yang bernama Marica. Mula-mula Marica menyamar menjadi seekor kijang berbulu keemasan dan menampakkan diri di depan pondok Rama. Menyaksikan keindahan kijang tersebut, Sinta menjadi tertarik dan ingin memilikinya. Karena terus didesak, Rama akhirnya mengejar dan berusaha menangkapnya. Tiba-tiba terdengar suara jeritan Rama di kejauhan. Sinta pun menyuruh Laksmana untuk menyusul suaminya itu. Namun Laksmana yakin kalau kijang tersebut adalah jelmaan raksasa yang sekaligus meniru suara jeritan Rama. Sinta marah mendengar jawaban Laksmana dan menuduh adik iparnya itu berkhianat dan memiliki maksud kurang baik. Laksmana tersinggung mendengar tuduhan Sinta. Sebelum pergi, ia lebih dulu menciptakan pagar gaib berupa garis pelindung yang mengelilingi pondok tempat Sinta menunggu. Setelah kepergian Laksmana muncul seorang brahmana tua yang kehausan dan minta diberi minum. Namun ia tidak dapat memasuki pondok karena terhalang pagar gaib Laksmana. Sinta yang merasa kasihan mengulurkan tangannya untuk memberi minum sang brahmana tua. Tiba-tiba brahmana itu menarik lengan Sinta dan membawanya kabur. Brahmana tersebut tidak lain adalah samaran Rahwana. Ia menggendong tubuh Sinta dan membawanya terbang di udara. Suara tangisan Sinta terdengar oleh seekor burung tua bernama Jatayu, yang bersahabat dengan Dasarata ayah Rama. Jatayu menyerang Rahwana namun ia justru mengalami kekalahan dan terluka parah. Sinta tetap dibawa kabur oleh Rahwana namun ia sempat menjatuhkan perhiasannya di tanah sebagai petunjuk untuk Rama. Dalam istana Alengka [[Berkas:Hanuman sita eia.jpg|ka|240px|jmpl|Sinta saat ditawan di Taman Asoka di Alengka (Lukisan karya Kailash Raj)]]Sesampainya di istana Kerajaan Alengka yang terletak di kota Trikuta, Sinta pun ditawan di dalam sebuah taman yang sangat indah, bernama Taman Asoka. Di sekelilingnya ditempatkan para raksasi yang bermuka buruk dan bersifat jahat namun dungu. Selama ditawan di istana Alengka, Sinta selalu berdoa dan berharap Rama datang menolongnya. Pada suatu hari muncul seekor Wanara datang menemuinya. Ia mengaku bernama Hanoman, utusan Sri Rama. Sebagai bukti Hanoman menyerahkan cincin milik Sinta yang dulu dibuangnya di hutan ketika ia diculik Rahwana. Cincin tersebut telah ditemukan oleh Rama. Hanoman membujuk Sinta supaya bersedia meninggalkan Alengka bersama dirinya. Sinta menolak karena ia ingin Rama yang datang sendiri ke Alengka untuk merebutnya dari tangan Rahwana dengan gagah berani. Hanoman dimintanya untuk kembali dan menyampaikan hal itu. Ujian kesucian Berkat bantuan Sugriwa raja bangsa Wanara, serta Wibisana adik Rahwana, Rama berhasil mengalahkan Kerajaan Alengka. Setelah kematian Rahwana, Rama pun menyuruh Hanoman untuk masuk ke dalam istana menjemput Sinta. Hal ini sempat membuat Sinta kecewa karena ia berharap Rama yang datang sendiri dan melihat secara langsung tentang keadaannya. Setelah mandi dan bersuci, Sinta menemui Rama. Rupanya Rama merasa sangsi terhadap kesucian Sinta karena istrinya itu tinggal di dalam istana musuh dalam waktu yang cukup lama. menyadari hal itu, Sinta pun menyuruh Laksmana untuk mengumpulkan kayu bakar sebanyak-banyaknya dan membuat api unggun. Tak lama kemudian Sinta melompat ke dalam api tersebut. Dari dalam api tiba-tiba muncul Dewa Brahma dan Dewa Agni mengangkat tubuh Sinta dalam keadaan hidup. Hal ini membuktikan kesucian Sinta sehingga Rama pun dengan lega menerimanya kembali. Kehidupan selanjutnya Setelah pulang ke Ayodhya, Rama, Sinta, dan Laksmana disambut oleh Bharata dengan upacara kebesaran. Bharata kemudian menyerahkan takhta kerajaan kepada Rama sebagai raja. Dalam pemerintahan Rama terdengar desas-desus di kalangan rakyat jelata yang meragukan kesucian Sinta di dalam istana Rahwana. Rama merasa tertekan mendengar suara sumbang tersebut. Ia akhirnya memutuskan untuk membuang Sinta yang sedang mengandung ke dalam hutan. Dalam pembuangannya itu, Sinta ditolong seorang resi bernama Walmiki dan diberi tempat tinggal. Beberapa waktu kemudian, Sinta melahirkan sepasang anak kembar diberi nama Lawa dan Kusa. Keduanya dibesarkan dalam asrama Resi Walmiki dan diajari nyanyian yang mengagungkan nama Ramacandra, ayah mereka. Suatu ketika Rama mengadakan upacara Aswamedha. Ia melihat dua pemuda kembar muncul dan menyanyikan sebuah lagu indah yang menceritakan tentang kisah perjalanan dirinya dahulu. Rama pun menyadari kalau kedua pemuda tersebut yang tidak lain adalah Lawa dan Kusa merupakan anak-anaknya sendiri. Akhir riwayat Atas permintaan Rama melalui Lawa dan Kusa, Sinta pun dibawa kembali ke Ayodhya. Namun masih saja terdengar desas-desus kalau kedua anak kembar tersebut bukan anak kandung Rama. Mendengar hal itu, Sinta pun bersumpah jika ia pernah berselingkuh maka bumi tidak akan sudi menerimanya. Tiba-tiba bumi pun terbelah. Dewi Pertiwi muncul dan membawa Sinta masuk ke dalam tanah. Menyaksikan hal itu Rama sangat sedih. Ia pun menyerahkan takhta Ayodhya dan setelah itu bertapa di Sungai Gangga sampai akhir hayatnya. Versi di atas masih diperdebatkan tentang keasliannya. Sebagian berpendapat bahwa, Rama dan Sinta hidup berbahagia setelah kembali ke Ayodhya. Tidak ada lagi pembuangan terhadap Sinta. Kisah Sinta ditelan bumi dalam Ramayana dianggap sebagai tambahan yang ditulis orang lain, bukan hasil karya Walmiki. Mereka yang menolak versi di atas berpendapat bahwa Rama dan Sinta hidup berbahagia dan memerintah Kerajaan Ayodhya selama 11.000 tahun (konon angka ini dianggap lazim pada zaman tersebut, yakni zaman Treta Yuga). Sinta hanya hidup selama beberapa tahun saja di dalam istana Rahwana, sehingga dapat dianggap sebagai suatu masalah yang sangat kecil jika dibandingkan dengan lamanya mereka hidup. Versi pewayangan Versi Ramayana di atas cukup berbeda jika dibandingkan dengan kisah dalam pewayangan, terutama yang berkembang di Jawa. Dalam versi ini, Sinta disebut dengan gelar lengkap Rakyan Wara Sinta. Uniknya, ia juga disebut sebagai putri kandung Rahwana sendiri. Rahwana versi Jawa dikisahkan jatuh cinta kepada seorang pendeta perempuan bernama Wedawati. Namun Wedawati menolak cintanya dan memilih bunuh diri. Rahwana pun bertekad akan mencari dan menikahi reinkarnasi Wedawati. Atas petunjuk gurunya yang bernama Resi Maruta, Rahwana mengetahui kalau Wedawati akan menitis sebagai putrinya sendiri. Namun ketika istrinya yang bernama Dewi Kanung melahirkan, Rahwana pergi untuk memperluas jajahan. Bayi perempuan yang dilahirkan Kanung pun diambil Wibisana untuk dibuang di sungai dalam sebuah peti. Wibisana kemudian menukar bayi tersebut dengan bayi laki-laki yang diciptakannya dari mega di langit. Bayi laki-laki tersebut akhirnya diakui Rahwana sebagai anaknya, dan kelak terkenal dengan nama Indrajit. Sementara itu bayi perempuan yang dibuang Wibisana terbawa aliran sungai sampai ke wilayah Kerajaan Mantili. Raja negeri tersebut yang bernama Janaka memungut dan menjadikannya putri angkat, dengan nama Sinta. Kisah selanjutnya tidak jauh berbeda dengan versi aslinya, yaitu perkawinan Sinta dengan Sri Rama, penculikannya, sampai dengan kematian Rahwana dalam perang besar. Namun versi Jawa menyebutkan, setelah perang berakhir Rama tidak menjadi raja di Ayodhya, melainkan membangun kerajaan baru bernama Pancawati. Dari perkawinannya dengan Rama, Sinta melahirkan dua orang putra bernama Ramabatlawa dan Ramakusiya. Putra yang pertama, yaitu Ramabatlawa menurunkan raja-raja Kerajaan Mandura, antara lain Basudewa, dan juga putranya yang bernama Kresna. Kresna versi Jawa disebut sebagai reinkarnasi Rama, sedangkan adiknya yang bernama Subadra disebut sebagai reinkarnasi Sinta. Dengan demikian hubungan Rama dan Sinta yang pada kehidupan sebelumnya adalah suami-istri berubah menjadi kakak dan adik dalam kehidupan selanjutnya. Lihat pula Rama Laksmi Tokoh Ramayana Ratu dalam mitologi Hindu
4735
https://id.wikipedia.org/wiki/Bharata%20%28Ramayana%29
Bharata (Ramayana)
Bharata (Sanskerta: भरट; Bharaṭa) adalah tokoh protagonis dari wiracarita Ramayana. Ia adalah putera prabu Dasarata dengan permaisuri Kekayi, dan merupakan adik Rama. Konon Bharata adalah raja dari golongan Suryawangsa yang sangat baik dan bijaksana setelah Rama. Menurut pandangan Hindu, Bharata lahir dari aspek Chakra Sudarshana yang terletak di tangan kanan Dewa Wisnu. Kelahiran dan keluarga Bharata merupakan putera dari Kekayi, istri ketiga Raja Dasarata dari Ayodhya. Ia memiliki tiga saudara lelaki, yang sulung bernama Rama dari permaisuri Kosalya, dan yang bungsu adalah si kembar Laksmana dan Satrugna dari permaisuri Sumitra. Bersama dengan saudaranya yang lain, Bharata dididik oleh Resi Wasistha. Meskipun Ramayana mendeskripsikan bahwa keempat putera Dasarata tersebut saling menyayangi satu sama lain, umumnya Satrugna cenderung dekat dengan Bharata sementara Laksmana dekat dengan Rama. Saat Bharata dewasa, ia menikah dengan Mandawi yang merupakan saudara sepupu Sita, dan juga merupakan puteri saudara Raja Janaka yang bernama Kusadwaja. Dengan Mandawi, Bharata memiliki dua putera bernama Taksa dan Puskala. Pembuangan Rama Dalam Ramayana diceritakan bahwa Dewi Kekayi memohon agar Prabu Dasarata menyerahkan tahta kerajaan kepada Bharata, walaupun sebenarnya Dasarata hendak menyerahkannya kepada Rama. Bharata tidak mengetahui hal tersebut dan sedang menginap di rumah pamannya di Kerajaan Kekaya yang jauh dari Ayodhya. Ketika Bharata pulang ke Ayodhya atas desakan para menterinya, ia mendapati bahwa Rama pergi meninggalkan kerajaan bersama Sita dan Laksmana. Mengetahui hal tersebut, ia bertanya kepada ibunya, yaitu Kekayi. Kekayi kemudian menjelaskan bahwa Bharata-lah yang kini berhak menjadi raja setelah Dasarata wafat. Karena mengetahui usaha kejam yang dilakukan ibunya agar Dasarata mengusir Rama, Bharata marah dan tidak bersedia untuk memerintah kerajaan ayahnya. Lalu ia menyusul Rama ke hutan. Di hutan, Rama menolak untuk kembali ke istana sebagai pewaris kerajaan, dan berjanji setelah 14 tahun ia akan kembali lagi dan memerintah kerajaan. Ia menasihati Bharata agar mau memerintah Ayodhya dengan bijaksana. Kemudian Bharata kembali ke istana sambil membawa sandal Rama. Di atas singasana, ia meletakkan sandal Rama sebagai lambang bahwa ia memimpin kerajaan atas nama Rama. Pemerintahan Menurut catatan sejarah dalam susastra Hindu, Bharata memerintah dua wilayah di wilayah Asia Tengah, Barat dan Selatan. Di Asia Selatan atau Anakbenua India, pusat pemerintahannya terkenal sebagai Ayodhya, sedangkan di Asia Barat dan Tengah, wilayah kekuasaannya berpusat di Takshshila atau Takshshiladesa. Pemerintahan di Ayodhya Saat Rama mengasingkan diri di hutan selama 14 tahun, Bharata memerintah Ayodhya. Ia meletakkan sandal Rama sebagai lambang bahwa ia memerintah atas nama Rama. Selama Bharata memerintah, Ayodhya menjadi makmur dan sejahtera. Selama itu pula, Bharata merindukan kedatangan Rama. Ia masih tidak bisa mema'afkan Kekayi yang telah membuang Rama, namun ia sangat menyayangi Kosalya dan Sumitra yang merupakan ibu tirinya. Pemerintahan di Takshshila Menurut susastra Hindu, Bharata menaklukkan suku Gandharwa dan membangun kerajaan baru yang mana pada masa sekarang meliputi wilayah Punjab, Pakistan, Afganistan, dan sebagian wilayah Asia Tengah. Konon ibu kota Uzbekistan yang disebut Tashkent berasal dari kata "Takshishila." Di zaman sekarang, kota di India yang bernama Takshila menjadi bukti pemerintahan Bharata. Kembalinya Rama Setelah Rama menjalani masa pembuangan selama 14 tahun, ia kembali ke Ayodhya bersama dengan Sita, Laksmana, Hanoman, dan para wanara. Rama mengutus Hanoman untuk memperingatkan Bharata agar segera menyiapkan upacara penyambutan. Saat Rama hendak menobatkan Yuwaraja kepada Laksmana karena kesetiaannya selama mereka hidup di hutan, Laksmana menolak hadiah tersebut dan berkata bahwa Bharata lebih pantas mendapatkannya mengingat kebajikannya sangat tinggi untuk mewakili Rama memerintah di Ayodhya. Ahir riwayat Pada saat Rama hendak pensiun dari pemerintahannya sebagai Raja Ayodhya, Bharata dan Satrugna mengikuti jejaknya. Ketika Rama pergi ke tengah sungai Sarayu, ia berubah wujud menjadi Mahawisnu. Bharata dan Satrugna menyusulnya ke tengah sungai, kemudian mereka bersatu dengan tubuh Mahawisnu. Tokoh Ramayana
4736
https://id.wikipedia.org/wiki/Satrugna
Satrugna
Satrugna adalah seorang tokoh daripada wiracarita Ramayana. Ia merupakan putera Raja Dasarata dari Kerajaan Kosala yang beribu kota Ayodhya. Ia memiliki saudara kembar bernama Laksmana dan ia adalah yang paling bungsu di antara para putera Dasarata. Kelahiran dan keluarga Satrugna lahir dari permaisuri Raja Dasarata yang bernama Sumitra. Ia memiliki tiga saudara bernama Rama yang lahir dari permaisuri Kosalya, Bharata yang lahir dari permaisuri Kekayi, dan Laksmana yang merupakan saudara kembarnya, lahir dari permaisuri Sumitra. Ramayana mendeskripsikan bahwa keempat saudara tersebut saling rukun dan menyayangi. Mereka dididik oleh orang suci di keraton Ayodhya yang bernama Resi Wasista. Saat menginjak dewasa, Satrugna menikahi Srutakirti, saudara sepupu Sita. Pembuangan Rama Saat Rama dibuang ke hutan, Satrugna menyeret pelayan permaisuri Kekayi yang bernama Mantara dan hendak membunuhnya, sebab orang tersebut bertanggung jawab karena telah meracuni pikiran Kekayi agar memohon kepada Dasarata supaya Rama dibuang ke hutan sedangkan Bharata diangkat menjadi raja. Saat Satrugna hendak membunuhnya, Bharata melarang keinginan tersebut karena merasa bahwa Rama tidak akan senang dengan pembunuhan itu. Bharata tahu bahwa Rama sadar akan kewajibannya sebagai seorang anak dan ia tidak menaruh dendam kepada Kekayi dan orang yang menyebabkannya terbuang. Ketika Bharata memerintah Ayodhya, Satrugna menemani Bharata sesuai dengan amanat Rama. Penakluk Lawanasura Kisah keberanian Satrugna yang paling terkenal adalah pembunuhan rakshasa Lawanasura, raja rakshasa dari Mathura, yang merupakan keponakan Rahwana, yakni raja rakshasa dari Alengka yang dibunuh oleh Rama. Lawanasura adalah putera Madhu, yang memerintah Mathura. Ibu Lawanasura adalah Kumbini, adik Rahwana. Lawanasura memiliki senjata Trisula dari Dewa Siwa, dan tak ada yang sanggup untuk mengalahkannya maupun mencegahya melakukan tindakan yang jahat. Satrugna memohon kepada Rama dan kakak-kakaknya agar mengizinkannya melayani mereka dengan membunuh Lawanasura. Satrugna membunuh rakshasa tersebut dengan panah yang diberkati oleh Wisnu. Akhir riwayat Setelah Rama memerintah di Ayodhya selama bertahun-tahun, ia memutuskan untuk pensiun dan mengasingkan diri dari dunia ramai. Sebagai perjalanan akhirnya, ia pergi ke sungai Sarayu. Di tengah sungai, Rama berubah wujud menjadi Mahawisnu. Bharata dan Satrugna mengikutinya, kemudian tubuh mereka bersatu dengan Mahawisnu. Kuil Satrugna Di India, sebuah kuil didedikasikan untuk Satrugna. Kuil tersebut bernama Kuil Satrugna. Kuil Satrugna terletak di Payammal, di Distrik Thrissur, negara bagian Kerala. Tokoh Ramayana
4737
https://id.wikipedia.org/wiki/Subali
Subali
Subali adalah nama seorang raja wanara (manusia monyet) dalam wiracarita Ramayana. Ia merupakan kakak dari Sugriwa, sekutu Rama. Ketika terjadi perselisihan antara kedua wanara bersaudara itu, Rama berada di pihak Sugriwa. Subali akhirnya tewas di tangan Rama ketika bertarung dengan Sugriwa. Subali juga dikenal dalam dunia pewayangan Jawa sebagai seorang pendeta wanara berdarah putih yang tinggal di puncak Gunung Sunyapringga. Ia memiliki Aji Pancasunya (di daerah Sunda disebut Pancasona) yang membuatnya tidak bisa mati. Ilmu kesaktian tersebut diwariskannya kepada Rahwana, musuh besar Rama. Asal usul Nama Subali berasal dari kata bala, yang dalam bahasa Sanskerta bermakna "rambut". Konon ia dilahirkan melalui rambut ibunya, sehingga diberi nama Bali atau Subali. Setelah dewasa, Subali menjadi raja bangsa Wanara di Kerajaan Kiskenda, sedangkan Sugriwa bertindak sebagai wakilnya. Menurut versi Ramayana, Subali dan Sugriwa adalah sepasang Wanara kembar yang dilahirkan oleh seorang ibu, tetapi berbeda ayah. Keduanya sama-sama putra dewa. Subali adalah putra Indra, sedangkan Sugriwa merupakan putra Surya. Berbeda dengan versi aslinya, dalam pewayangan Jawa, Subali dan Sugriwa pada mulanya terlahir sebagai manusia normal. Keduanya masing-masing bernama Guwarsi dan Guwarsa. Mereka memiliki kakak perempuan bernama Anjani. Ketiganya merupakan anak Resi Gotama dan Dewi Indradi yang tinggal di Pertapaan Agrastina. Pada suatu hari Anjani, Guwarsi, dan Guwarsa berselisih memperebutkan cupu milik ibu mereka yang luar biasa indahnya. Hal itu diketahui oleh Gotama. Indradi pun dipanggil dan ditanya dari mana cupu tersebut berasal. Gotama sebenarnya mengetahui kalau cupu itu adalah benda kahyangan milik Batara Surya yang bernama Cupumanik Astagina. Indradi yang ketakutan diam tak mau menjawab. Gotama yang marah karena merasa dikhianati mengutuk istrinya itu menjadi tugu. Ia lalu melemparkan tugu tersebut sejauh-jauhnya, sampai jatuh di perbatasan Kerajaan Alengka. Meskipun kehilangan ibu, ketiga anak Gotama tetap saja memperebutkan Cupu Astagina. Gotama pun membuang benda itu jauh-jauh. Tanpa sepengetahuan siapa pun, Cupu Astagina jatuh di sebuah tanah kosong dan berubah menjadi telaga. Guwarsi dan Guwarsa begitu sampai di dekat telaga itu segera menceburkan diri karena mengira cupu yang mereka cari jatuh ke dalamnya. Seketika itu juga wujud keduanya berubah menjadi wanara atau kera. Sementara itu Anjani yang baru tiba merasa kepanasan. Ia pun mencuci muka menggunakan air telaga tersebut. Akibatnya, wajah dan lengannya berubah menjadi wajah dan lengan kera. Anjani, Guwarsi, dan Guwarsa menghadap Gotama dengan perasaan sedih. Ketiganya pun diperintahkan untuk bertapa menyucikan diri. Anjani bertapa di Telaga Madirda. Kelak ia bertemu Batara Guru dan memperoleh seorang putra bernama Hanoman. Sementara itu Guwarsi dan Guwarsa yang telah berganti nama menjadi Subali dan Sugriwa masing-masing bertapa di Gunung dan Hutan Sunyapringga. Ketiga anak Gotama tersebut berangkat ke tempat tujuan masing-masing. Sesuai petunjuk ayah mereka, Anjani bertapa dengan gaya berendam telanjang seperti seekor katak, Subali menggantung di dahan pohon seperti seekor kelelawar, sedangkan Sugriwa mengangkat sebelah kakinya seperti seekor kijang. Penggabungan silsilah Versi pewayangan Jawa yang bersumber dari naskah Serat Arjunasasrabahu, sebagaimana yang telah diceritakan di atas, rupanya telah menggabungkan silsilah beberapa tokoh dalam Ramayana. Menurut versi Ramayana, antara Subali-Sugriwa dengan Anjani, Hanoman dan Gotama tidak memiliki hubungan keluarga. Anjani adalah istri Kesari, seorang raja Wanara. Ia mendapatkan titipan janin dari Bayu sang dewa angin, yang setelah lahir diberi nama Hanoman. Hanoman kemudian berguru kepada Surya, dewa matahari. Setelah tamat, ia ditugaskan menjadi pengawal putra gurunya yang bernama Sugriwa, saudara kembar Subali. Sementara itu, Gotama versi Ramayana adalah seorang pertapa yang tidak memiliki sangkut paut dengan Subali. Menurut versi ini, Gotama memiliki istri bernama Ahalya, yang kecantikannya membuat Dewa Indra terpikat. Dengan bantuan Surya, Indra pun menyamar sebagai Gotama untuk bisa mendekati Ahalya. Hal itu akhirnya diketahui oleh Gotama. Indra dan Surya melarikan diri, sedangkan Ahalya dikutuk oleh suaminya tersebut menjadi batu. Perkawinan Subali memiliki seorang istri bernama Tara. Dari perkawinan tersebut lahir seorang putra bernama Anggada, yang kelak banyak berjasa dalam membantu Sri Rama melawan Rahwana. Menurut versi pewayangan Jawa, pada mulanya Tara bukanlah istri Subali, melainkan istri Sugriwa. Ketika kedua wanara bersaudara itu bertapa untuk mensucikan diri sesuai petunjuk ayah mereka, datang Batara Narada yang diutus Batara Guru untuk meminta bantuan dalam menumpas musuh kahyangan, bernama Mahesasura raja Guakiskenda. Subali dan Sugriwa pun berangkat. Subali masuk ke dalam istana Kiskennda yang terletak di dalam gua. Ia berpesan jika kelak mengalir darah merah ke luar gua, berarti Mahesasura tewas. Namun jika yang mengalir darah putih berarti dirinya yang tewas. Apabila Subali terbunuh, Sugriwa diminta untuk segera menutup pintu gua dengan batu besar. Subali pun masuk ke dalam gua di mana terdapat istana Kiskenda yang sangat indah. Di sana ia bertempur melawan Mahesasura yang dibantu kedua pengawalnya bernama Lembusura dan Jatasura. Ketiganya tewas dengan kepala pecah. Darah dan otak mereka mengalir keluar gua. Sugriwa di luar mengira yang mengalir adalah darah merah dan darah putih. Dengan sedih ia menutup pintu gua lalu melapor ke kahyangan. Karena Mahesasura telah mati, sebagai hadiah, Sugriwa pun memperoleh seorang bidadari bernama Tara putri Batara Indra. Di tengah jalan Sugriwa dan Tara dihadang Subali yang ternyata masih hidup. Subali menuduh adiknya itu berkhianat. Sugriwa pun dihajarnya tanpa ampun. Narada turun melerai dan mengisahkan apa yang sebenarnya terjadi. Subali sadar dan minta maaf. Ia merelakan Tara menjadi istri Sugriwa serta menyerahkan takhta Kiskenda peninggalan Mahesasura kepada adiknya itu. Subali memilih menjadi pertapa di Gunung Sunyapringga. Atas jasanya membunuh Mahesasura, Batara Guru memberinya anugerah dalam bentuk lain, yaitu ilmu kesaktian yang bisa membuatnya tidak bisa mati, bernama Aji Pancasunya (di daerah Sunda disebut Aji Pancasona). Hubungan dengan Rahwana Versi Ramayana mengisahkan, Subali bersahabat dengan Rahwana raja bangsa raksasa dari Kerajaan Alengka. Pada mulanya mereka sempat berkelahi karena Rahwana datang untuk menaklukkan Kerajaan Kiskenda. Namun dalam pertarungan tersebut Rahwana kalah. Subali mengampuninya dan menjadikannya teman. Versi pewayangan Jawa bahkan mengisahkan Rahwana kemudian berguru kepada Subali. Rahwana yang pandai bersandiwara berhasil meyakinkan Subali bahwa dirinya telah bertobat. Subali pun mengajarkan Aji Pancasunya kepadanya. Ia juga selalu menasihati Rahwana supaya menggunakan ilmu tersebut di jalan kebenaran. Rahwana yang telah memperoleh ilmu baru berniat melanjutkan aksinya untuk menguasai dunia. Terlebih dahulu ia berusaha menyingkirkan Subali yang dianggapnya sebagai penghalang. Ia pun mengirim pembantunya yang bernama Marica untuk menyamar sebagai pelayan Tara. Pelayan palsu jelmaan Marica itu datang dan melapor kepada Subali bahwa Tara setiap hari disiksa Sugriwa. Konon Sugriwa juga mengungkit-ungkit nama Subali setiap kali menyiksa Tara. Subali marah mendengar laporan tersebut. Ia pun mendatangi Sugriwa di Kiskenda. Sugriwa dihajar tanpa ampun. Tubuhnya dilemparkan sampai jatuh dan terjepit di sepasang pohon asam kembar di puncak Gunung Reksyamuka. Subali kemudian menetap di Kerajaan Kiskenda serta menikahi Tara. Dari perkawinan itu kemudian lahir Anggada. Perselisihan dengan Sugriwa Kisah perselisihan Subali dan Sugriwa menurut versi pewayangan Jawa di atas agak berbeda dengan versi aslinya. Menurut versi Ramayana, sejak awal Subali sudah menjadi raja di Kerajaan Kiskenda. Kemudian datang seorang raksasa bernama Dundubi yang manantangnya adu kesaktian. Dalam pertarungan itu Dundubi berhasil dikalahkan. Ia melarikan diri sampai ke Gunung Reksyamuka tempat pertapaan Resi Matangga. Di Pertapaan itu Subali membunuh Dundubi. Resi Matangga marah karena pertapaannya dikotori. Ia pun mengutuk Subali akan mati jika berani menginjakkan kaki di Gunung Reksyamuka. Subali kemudian bertemu saudara Dundubi yang bernama Mayawi. Keduanya pun bertarung. Mayawi kalah dan melarikan diri ke dalam gua. Subali terus mengejarnya. Sugriwa ikut mengejar namun menunggu di luar gua. Ia mendengar suara raungan kakaknya dan melihat darah mengalir keluar gua. Sugriwa sedih dan mengira Subali telah tewas. Sugriwa kembali ke Kiskenda dan didesak rakyatnya untuk menjadi raja baru menggantikan Subali. Tiba-tiba Subali muncul dengan penuh rasa marah. Ternyata yang tewas adalah Mayawi, bukan dirinya. Ia pun menghajar Sugriwa sedemikian rupa. Sugriwa yang ketakutan melarikan diri ke Gunung Reksyamuka, di mana Subali tidak berani mengejarnya. Sugriwa bersembunyi di Gunung Reksyamuka ditemani Hanoman yang setia kepadanya. Hanoman berhasil mempertemukan Sugriwa dengan Rama, seorang pangeran dari Ayodhya yang kehilangan istri karena diculik oleh Rahwana. Keduanya pun mengadakan kesepakatan. Rama akan membantu Sugriwa memperoleh kembali takhta Kiskenda, sedangkan Sugriwa berjanji akan membantu Rama menyerang negeri Rahwana. Sesuai rencana, Sugriwa pun datang ke istana Kiskenda untuk menantang Subali bertanding. Subali yang marah hendak menghadapi Sugriwa, tetapi dicegah oleh Tara, istrinya. Tara mencurigai Sugriwa yang dulu pernah kalah tetapi kini tiba-tiba berani datang untuk menantang bertarung. Namun Subali tidak menghiraukan nasihat istrinya itu. Ia memilih keluar untuk melayani tantangan adiknya. Antara Subali dan Sugriwa pun segera terjadi pertarungan sengit. Dari kejauhan, Rama yang ditemani adiknya, Laksmana, serta Hanoman, membidikkan panah ke arah Subali. Namun ia merasa bingung membedakan kedua Wanara kembar tersebut. Sugriwa yang kewalahan memilih melarikan diri. Rama datang menemui Sugriwa yang marah-marah karena merasa dikhianati. Rama mengaku bingung dan takut salah menyerang. Sugriwa pun dimintanya menantang Subali sekali lagi dengan mengenakan kalung untaian bunga sebagai penanda (dalam pewayangan Sugriwa diminta memakai kalung janur kuning). Kematian Diceritakan bahwa setelah Rama mengetahui perbedaan antara Sugriwa dan Subali, ia pun bersembunyi di balik pohon dan menunggu saat yang tepat untuk membidikkan panahnya ke arah Subali. Sementara itu, Sugriwa kembali menantang Subali untuk bertarung. Saat Sugriwa terdesak untuk yang kedua kalinya, Rama muncul dan melepaskan panahnya ke dada Subali. Subali pun roboh tak sempat menghindar. Subali yang sekarat dalam keadaan marah menghina Rama sebagai kesatria pengecut yang tidak tahu darma. Mendengar penghinaan itu, Rama menjelaskan bahwa Subali sebenarnya telah berdosa, karena apabila masih suci, panah sakti milik Rama tidak akan mampu menembus kulitnya, bahkan senjata tersebut akan berbalik menyerang Rama. Setelah mendengar penjelasan yang panjang lebar dari Rama, Subali menyadari dosa-dosa dan kesalahannya kepada Sugriwa. Ia pun meminta maaf dan meminta agar Sugriwa merawat putranya yang bernama Anggada dengan baik. Subali juga merestui Sugriwa menjadi raja Kiskenda. Setelah itu, ia pun akhirnya meninggal dunia. Menurut versi pewayangan, meskipun Subali memiliki Aji Pancasunya, tetapi saat itu ajalnya telah ditentukan oleh dewata. Oleh karena itu, ilmu tersebut sudah tidak berfungsi lagi sebagaimana biasanya. Reinkarnasi Subali Menurut susastra Hindu, karena Rama telah membunuh Subali, maka Subali pun bereinkarnasi dan membunuh inkarnasi Wisnu pada kehidupan selanjutnya. Konon atma Subali terlahir kembali sebagai seorang pemburu bernama Jara pada zaman Dwapara Yuga. Tokoh Jara inilah yang kemudian membunuh awatara Wisnu pada zaman tersebut, yaitu Sri Kresna meskipun tanpa sengaja. Setelah Jara melepaskan panahnya dan melukai kaki Kresna, Kresna pun moksa dan kembali ke Waikuntha. Referensi Tokoh Ramayana
4739
https://id.wikipedia.org/wiki/Sugriwa
Sugriwa
Sugriwa (Sanskerta: सुग्रीव; Sugrīva) adalah seorang tokoh protagonis dalam wiracarita Ramayana. Ia adalah seorang raja kera dan merupakan seekor wanara. Ia tinggal di Kerajaan Kiskenda bersama kakaknya yang bernama Subali. Ia adalah teman Sri Rama dan membantunya memerangi Rahwana untuk menyelamatkan Sita. Nama Sugriwa dalam bahasa Sanskerta (Sugrīva) artinya adalah "leher yang tampan". Perebutan kekuasaan Pada suatu ketika, rakshasa bernama Mayawi datang ke Kiskenda untuk menantang berkelahi dengan Subali. Subali yang tidak pernah menolak jika ditantang berkelahi menyerang Mayawi dan diikuti oleh Sugriwa. Melihat lawannya ada dua orang, raksasa tersebut lari ke sebuah gua besar. Subali mengikuti raksasa tersebut dan menyuruh Sugriwa menunggu di luar. Beberapa lama kemudian, Sugriwa mendengar suara teriakan diiringi dengan darah segar yang mengalir keluar. Karena mengira bahwa Subali telah tewas, Sugriwa menutup gua tersebut dengan batu yang sangat besar agar sang raksasa tidak bisa keluar. Kemudian Sugriwa kembali ke Kiskenda dan didesak untuk menjadi raja karena Subali telah dianggap tewas. Saat Sugriwa menikmati masa-masa kekuasaannya, Subali datang dan marah besar karena Sugriwa telah mengurungnya di dalam gua. Merasa bahwa ia dikhianati, Subali mengusir Sugriwa jauh-jauh dan merebut istrinya pula. Sugriwa dengan rendah hati minta ma'af kepada Subali, namun permohonan ma’afnya tidak diterima Subali. Akhirnya Subali menjadi raja Kiskenda sedangkan Sugriwa beserta pengikutnya yang setia bersembunyi di sebuah daerah yang dekat dengan asrama Resi Matanga, di mana Subali tidak akan berani untuk menginjakkan kakinya di daerah itu. Persahabatan dengan Rama Dalam masa petualangan mencari Sita, Rama dan Laksmana menyeberangi sungai Pampa dan pergi ke gunung Resyamuka, sampai akhirnya tiba di kediaman para wanara. Sugriwa takut saat melihat Rama dan Laksmana sedang mencari-cari sesuatu, karena ia berpikir bahwa mereka adalah utusan Subali yang dikirim untuk mencari dan membunuh Sugriwa. Kemudian Sugriwa mengutus keponakannya yang bernama Hanoman untuk menyelidiki kedatangan Rama dan Laksmana. Setelah mengetahui bahwa Rama dan Laksmana adalah orang baik, Hanoman mempersilakan mereka untuk menemui Sugriwa. Di hadapan Rama, Sugriwa menceritakan masalah dan masa lalunya. Sugriwa juga mengutarakan permohonannya untuk merebut istri dan kerajaannya kembali. Akhirnya Rama dan Sugriwa menjalin persahabatan dan berjanji akan saling membantu satu sama lain. Setelah menyusun suatu rencana, mereka datang ke Kiskenda. Di pintu gerbang istana Kiskenda, Sugriwa berteriak menantang Subali. Karena merasa marah, Subali keluar dan bertarung dengan Sugriwa. Setelah petarungan sengit berlangsung beberapa lama, Sugriwa makin terdesak sementara Subali makin garang. Akhirnya Rama muncul untuk menolong Sugriwa dengan melepaskan panah saktinya ke arah Subali. Panah sakti tersebut menembus dada Subali yang sekeras intan kemudian membuatnya jatuh tak berkutik. Saat sedang sekarat, Subali memarahi Rama yang mencampuri urusannya. Ia juga berkata bahwa Rama tidak mengetahui sikap seorang ksatria. Rama tersenyum mendengar penghinaan Subali kemudian menjelaskan bahwa andai saja Subali tidak bersalah, tentu panah yang dilepaskan Rama tidak akan menembus tubuhnya, melainkan akan menjadi bumerang bagi Rama. Setelah mendengar penjelasan Rama, Subali sadar akan dosa dan kesalahannya terhadap adiknya. Akhirnya ia merestui Sugriwa menjadi Raja Kiskenda serta menitipkan anaknya yang bernama Anggada untuk dirawat oleh Sugriwa. Tak berapa lama kemudian, Subali menghembuskan napas terakhirnya. Usaha penyelamatan Sita Setelah Subali wafat, Sugriwa bersenang-senang di istana Kiskenda, sementara Rama dan Laksmana menunggu kabar dari Sugriwa di sebuah gua. Karena sudah lama menunggu, Rama mengutus Laksmana untuk memperingati Sugriwa agar memenuhi janjinya menolong Sita. Tiba di pintu gerbang Kiskenda, Sugriwa yang diwakili Hanoman meminta ma'af kepada Rama karena melupakan janji mereka untuk mencari Sita. Akhirnya Sugriwa mengerahkan prajuritnya yang terbaik untuk menjelajahi bumi demi menemukan Sita. Prajurit pilihan Sugriwa terdiri dari Hanoman, Nila, Jembawan, Anggada, Gandamadana, dan lain-lain. Mereka menjelajahi daerah selatan India dan sampai di sebuah pantai. Atas petunjuk Sempati, Hanoman terbang ke Alengka dan mendapati bahwa Sita ada di sana dan ditawan oleh Rahwana. Saat berita tersebut sampai ke Kiskenda, Sugriwa langsung mengerahkan tentara wanaranya untuk menggempur Alengka dan membunuh Rahwana. Ketika perjalanan tentaranya terhambat di tepi pantai, Sugriwa mengerahkan prajurit-prajuritnya untuk membangun sebuah jembatan besar yang diberi nama "Situbanda". Akhirnya saat sampai di Alengka, Sugriwa bersama prajurit wanara lainnya membunuh para prajurit andalan Rahwana. Setelah perang antara Rama dan Rahwana usai, Sugriwa beserta para wanara dari Kiskenda diundang ke Ayodhya. Di sana mereka diberi tanda penghargaan atas jasa-jasanya. Atas anugerah Dewa Indra, para wanara yang gugur di medan perang hidup kembali. Lihat pula Subali Rama Wanara Tokoh Ramayana
4740
https://id.wikipedia.org/wiki/Hanoman
Hanoman
Hanoman (Sanskerta: हनुमान्; Hanumān) atau Hanumat (Sanskerta: हनुमत्; Hanumat), juga disebut sebagai Anoman, adalah salah satu dewa dalam kepercayaan agama Hindu, sekaligus tokoh protagonis dalam wiracarita Ramayana yang paling terkenal. Ia adalah seekor kera putih dan merupakan putra Batara Bayu dan Anjani, keponakan dari Subali dan Sugriwa. Menurut kitab Serat Pedhalangan, tokoh Hanoman sebenarnya memang asli dari wiracarita Ramayana, tetapi dalam pengembangannya tokoh ini juga kadangkala muncul dalam serial Mahabharata, sehingga menjadi tokoh antarzaman. Di India, hanoman dipuja sebagai dewa pelindung dan beberapa kuil didedikasikan untuk memuja dirinya. Kelahiran Hanoman lahir pada masa atau zaman Tretayuga sebagai putra Anjani, seekor wanara wanita. Dahulu Anjani sebetulnya merupakan bidadari, bernama Punjikastala. Namun karena suatu kutukan, ia terlahir ke dunia sebagai wanara wanita. Kutukan tersebut bisa berakhir apabila ia melahirkan seorang putra yang merupakan penitisan Siwa. Anjani menikah dengan Kesari, seekor wanara perkasa. Bersama dengan Kesari, Anjani melakukan tapa ke hadapan Siwa agar Siwa bersedia menjelma sebagi putra mereka. Karena Siwa terkesan dengan pemujaan yang dilakukan oleh Anjani dan Kesari, ia mengabulkan permohonan mereka dengan turun ke dunia sebagai Hanoman. Salah satu versi menceritakan bahwa ketika Anjani bertapa memuja Siwa, di tempat lain, Raja Dasarata melakukan Putrakama Yadnya untuk memperoleh keturunan. Hasilnya, ia menerima beberapa makanan untuk dibagikan kepada tiga istrinya, yang di kemudian hari melahirkan Rama, Laksmana, Bharata dan Satrugna. Atas kehendak dewata, seekor burung merenggut sepotong makanan tersebut, dan menjatuhkannya di atas hutan di mana Anjani sedang bertapa. Bayu, Sang dewa angin, mengantarkan makanan tersebut agar jatuh di tangan Anjani. Anjani memakan makanan tersebut, lalu lahirlah Hanoman. Salah satu versi mengatakan bahwa Hanoman lahir secara tidak sengaja karena hubungan antara Bayu dan Anjani. Diceritakan bahwa pada suatu hari, Dewa Bayu melihat kecantikan Anjani, kemudian ia memeluknya. Anjani marah karena merasa dilecehkan. Namun Dewa Bayu menjawab bahwa Anjani tidak akan ternoda oleh sentuhan Bayu. Ia memeluk Anjani bukan di badannya, tetapi di dalam hatinya. Bayu juga berkata bahwa kelak Anjani akan melahirkan seorang putra yang kekuatannya setara dengan Bayu dan paling cerdas di antara para wanara. Sebagai putra Anjani, Hanoman dipanggil Anjaneya (diucapkan "Aanjanèya"), yang secara harfiah berarti "lahir dari Anjani" atau "putra Anjani". Masa kecil Pada saat Hanoman masih kecil, ia mengira matahari adalah buah yang bisa dimakan, kemudian terbang ke arahnya dan hendak memakannya. Dewa Indra melihat hal itu dan menjadi cemas dengan keselamatan matahari. Untuk mengantisipasinya, ia melemparkan petirnya ke arah Hanoman sehingga kera kecil itu jatuh dan menabrak gunung. Melihat hal itu, Dewa Bayu menjadi marah dan berdiam diri. Akibat tindakannya, semua makhluk di bumi menjadi lemas. Para Dewa pun memohon kepada Dewa Bayu agar menyingkirkan kemarahannya. Dewa Bayu menghentikan kemarahannya dan Hanoman diberi hadiah melimpah ruah. Dewa Brahma dan Dewa Indra memberi anugerah bahwa Hanoman akan kebal dari segala senjata, serta kematian akan datang hanya dengan kehendaknya sendiri. Maka dari itu, Hanoman menjadi makhluk yang abadi atau Ciranjiwin. Pertemuan dengan Rama Pada saat melihat Rama dan Laksmana datang ke Kiskenda, Sugriwa merasa cemas. Ia berpikir bahwa mereka adalah utusan Subali yang dikirim untuk membunuh Sugriwa. Kemudian Sugriwa memanggil prajurit andalannya, Hanoman, untuk menyelidiki maksud kedatangan dua orang tersebut. Hanoman menerima tugas tersebut kemudian ia menyamar menjadi brahmana dan mendekati Rama dan Laksmana. Saat bertemu dengan Rama dan Laksmana, Hanoman merasakan ketenangan. Ia tidak melihat adanya tanda-tanda permusuhan dari kedua pemuda itu. Rama dan Laksmana juga terkesan dengan etika Hanoman. Kemudian mereka bercakap-cakap dengan bebas. Mereka menceritakan riwayat hidupnya masing-masing. Rama juga menceritakan keinginannya untuk menemui Sugriwa. Karena tidak curiga lagi kepada Rama dan Laksmana, Hanoman kembali ke wujud asalnya dan mengantar Rama dan Laksmana menemui Sugriwa. Petualangan mencari Sinta Dalam misi membantu Rama mencari Sinta, Sugriwa mengutus pasukan wanara-nya agar pergi ke seluruh pelosok bumi untuk mencari tanda-tanda keberadaan Sinta, dan membawanya ke hadapan Rama kalau mampu. Pasukan wanara yang dikerahkan Sugriwa dipimpin oleh Hanoman, Anggada, Nila, Jembawan, dan lain-lain. Mereka menempuh perjalanan berhari-hari dan menelusuri sebuah gua, kemudian tersesat dan menemukan kota yang berdiri megah di dalamnya. Atas keterangan Swayampraba yang tinggal di sana, kota tersebut dibangun oleh arsitek Mayasura dan sekarang sepi karena Maya pergi ke alam para Dewa. Lalu Hanoman menceritakan maksud perjalanannya dengan panjang lebar kepada Swayampraba. Atas bantuan Swayampraba yang sakti, Hanoman dan wanara lainnya lenyap dari gua dan berada di sebuah pantai dalam sekejap. Di pantai tersebut, Hanoman dan wanara lainnya bertemu dengan Sempati, burung raksasa yang tidak bersayap. Ia duduk sendirian di pantai tersebut sambil menunggu bangkai hewan untuk dimakan. Karena ia mendengar percakapan para wanara mengenai Sita dan kematian Jatayu, Sempati menjadi sedih dan meminta agar para wanara menceritakan kejadian yang sebenarnya terjadi. Jatayu adalah saudara sepupu Sempati. Anggada kemudian menceritakan dengan panjang lebar kisahnya, seraya meminta bantuan Sempati. Atas keterangan Sempati, para wanara menjadi tahu bahwa Sita ditawan di sebuah istana yang terletak di Kerajaan Alengka. Kerajaan tersebut diperintah oleh raja raksasa bernama Rahwana. Para wanara berterima kasih setelah menerima keterangan Sempati, kemudian mereka memikirkan cara agar dapat sampai di Alengka. Pergi ke Alengka Karena bujukan para wanara, Hanoman teringat akan kekuatannya dan terbang menyeberangi lautan agar sampai di Alengka. Setelah ia menginjakkan kakinya di sana, ia menyamar menjadi monyet kecil dan mencari-cari Sita. Ia melihat Alengka sebagai benteng pertahanan yang kuat sekaligus kota yang dijaga dengan ketat. Ia melihat penduduknya menyanyikan mantra-mantra Weda dan lagu pujian kemenangan kepada Rahwana. Namun tak jarang ada orang-orang bermuka kejam dan buruk dengan senjata lengkap. Kemudian ia datang ke istana Rahwana dan mengamati wanita-wanita cantik yang tak terhitung jumlahnya, tetapi ia tidak melihat Sita yang sedang merana. Setelah mengamati ke sana-kemari, ia memasuki sebuah taman yang belum pernah diselidikinya. Di sana ia melihat wanita yang tampak sedih dan murung yang diyakininya sebagai Sita. Kemudian Hanoman melihat Rahwana merayu Sita. Setelah Rahwana gagal dengan rayuannya dan pergi meninggalkan Sita, Hanoman menghampiri Sita dan menceritakan maksud kedatangannya. Mulanya Sita curiga, tetapi kecurigaan Sita hilang saat Hanoman menyerahkan cincin milik Rama. Hanoman juga menjanjikan bantuan akan segera tiba. Hanoman menyarankan agar Sita terbang bersamanya ke hadapan Rama, tetapi Sita menolak. Ia mengharapkan Rama datang sebagai ksatria sejati dan datang ke Alengka untuk menyelamatkan dirinya. Kemudian Hanoman mohon restu dan pamit dari hadapan Sita. Sebelum pulang ia memporak-porandakan taman Asoka di istana Rahwana. Ia membunuh ribuan tentara termasuk prajurit pilihan Rahwana seperti Jambumali dan Aksha. Akhirnya ia dapat ditangkap oleh Indrajit, putra sulung Rahwana sekaligus putra mahkota Kerajaan Alengka, dengan senjata Brahma Astra. Senjata itu melilit tubuh Hanoman. Namun kesaktian Brahma Astra lenyap saat tentara raksasa menambahkan tali jerami. Indrajit marah bercampur kecewa karena Brahma Astra bisa dilepaskan Hanoman kapan saja, tetapi Hanoman belum bereaksi karena menunggu saat yang tepat. Terbakarnya Alengka Ketika Rahwana hendak memberikan hukuman mati kepada Hanoman, Wibisana adik kandung Rahwana membela Hanoman agar hukumannya diringankan, mengingat Hanoman adalah seorang utusan. Kemudian Rahwana menjatuhkan hukuman agar ekor Hanoman dibakar. Melihat hal itu, Sita berdo'a agar api yang membakar ekor Hanoman menjadi sejuk. Karena do'a Sita kepada Dewa Agni terkabul, api yang membakar ekor Hanoman menjadi sejuk. Lalu ia memberontak dan melepaskan Brahma Astra yang mengikat dirinya. Dengan ekor menyala-nyala seperti obor, ia membakar kota Alengka. Kota Alengka pun menjadi lautan api. Setelah menimbulkan kebakaran besar, ia menceburkan diri ke laut agar api di ekornya padam. Penghuni surga memuji keberanian Hanoman dan berkata bahwa selain kediaman Sita, kota Alengka dilalap api. Dengan membawa kabar gembira, Hanoman menghadap Rama dan menceritakan keadaan Sita. Setelah itu, Rama menyiapkan pasukan wanara untuk menggempur Alengka Pertempuran besar Dalam pertempuran besar antara Rama dan Rahwana, Hanoman membasmi banyak tentara rakshasa. Saat Rama, Laksmana, dan bala tentaranya yang lain terjerat oleh senjata Nagapasa yang sakti, Hanoman pergi ke Himalaya atas saran Jembawan untuk menemukan tanaman obat. Karena tidak tahu persis bagaimana ciri-ciri pohon yang dimaksud, Hanoman memotong gunung tersebut dan membawa potongannya ke hadapan Rama. Setelah Rama dan prajuritnya pulih kembali, Hanoman melanjutkan pertarungan dan membasmi banyak pasukan rakshasa. Kehidupan selanjutnya Setelah pertempuran besar melawan Rahwana berakhir, Rama hendak memberikan hadiah untuk Hanoman. Namun Hanoman menolak karena ia hanya ingin agar Sri Rama bersemayam di dalam hatinya. Rama mengerti maksud Hanoman dan bersemayam secara rohaniah dalam jasmaninya. Akhirnya Hanoman pergi bermeditasi di puncak gunung mendoakan keselamatan dunia. Pada zaman Dwapara Yuga, Hanoman bertemu dengan Bima dan Arjuna dari lingkungan keraton Hastinapura. Dari pertemuannya dengan Hanoman, Arjuna menggunakan lambang Hanoman sebagai panji keretanya pada saat Bharatayuddha. Tradisi dan pemujaan Di negara India yang didominasi oleh agama Hindu, terdapat banyak kuil untuk memuja Hanoman, dan di mana pun ada gambar awatara Wisnu, selalu ada gambar Hanoman. Kuil Hanoman bisa ditemukan di banyak tempat di India dan konon daerah di sekeliling kuil itu terbebas dari raksasa atau kejahatan. Beberapa kuil Hanoman yang terkenal adalah: Puncak monyet, Himachal Pradesh, India. Kuil Jhaku, Himachal Pradesh, India. Kuil Sri Suchindram, Tamilnadu, India. Sri Hanuman Vatika, Orissa, India. Kuil Saakshi Hanuman, Tamilnadu, India. Shri Krishna Matha (Kuil Krishna), Udupi. Krishnapura Matha, Krishnapura dekat Surathkal. Kuil Ragigudda Anjaneya, Jayanagar, Bangalore. Hanumangarhi, Ayodhya. Kuil Sankat Mochan, Benares. Kuil Hanuman, dekat Nuwara Eliya, Sri Lanka. Salasar Balaji, Distrik Churu, Rajasthan. Kuil Mehandipur Balaji, Rajasthan. Ada Balaji, di hutan suaka Sariska, Alwar, Rajasthan. Sebelas kuil Maruthi di Maharashtra. Kuil Shri Hanuman di Connaught Place, New Delhi. Shri Baal Hanumaan, Tughlak Road, New Delhi. Kuil Prasanna Veeranjaneya Swami, di Mahalakshmi Layout, Bangalore, Karnataka. Sri Nettikanti Anjaneya Swami Devasthanam, Kasapuram, Andhra Pradesh. Yellala Anjaneya Swami, Yellala, Andhra Pradesh. Pura Sri Mahavir, Patna, Bihar. Kuil Sri Vishwaroopa Anchaneya, Tamilnadu, India. Pura Uluwatu, Bali,Indonesia Hanoman dalam pewayangan Jawa Hanoman dalam pewayangan Jawa merupakan putra Bhatara Guru yang menjadi murid dan anak angkat Bhatara Bayu. Hanoman sendiri merupakan tokoh lintas generasi sejak zaman Rama sampai zaman Jayabaya. Kelahiran Anjani adalah putri sulung Resi Gotama yang terkena kutukan sehingga berwajah kera. Atas perintah ayahnya, ia pun bertapa telanjang di telaga Madirda. Suatu ketika, Batara Guru dan Batara Narada terbang melintasi angkasa. Saat melihat Anjani, Batara Guru terkesima sampai mengeluarkan air mani. Raja para dewa pewayangan itu pun mengusapnya dengan daun asam (Bahasa Jawa: Sinom) lalu dibuangnya ke telaga. Daun sinom itu jatuh di pangkuan Anjani. Ia pun memungut dan memakannya sehingga mengandung. Ketika tiba saatnya melahirkan, Anjani dibantu para bidadari kiriman Batara Guru. Ia melahirkan seekor bayi kera berbulu putih, sedangkan dirinya sendiri kembali berwajah cantik dan dibawa ke kahyangan sebagai bidadari. Mengabdi pada Sugriwa Bayi berwujud kera putih yang merupakan putra Anjani diambil oleh Batara Bayu lalu diangkat sebagai anak. Setelah pendidikannya selesai, Hanoman kembali ke dunia dan mengabdi pada pamannya, yaitu Sugriwa, raja kera Gua Kiskenda. Saat itu, Sugriwa baru saja dikalahkan oleh kakaknya, yaitu Subali, paman Hanoman lainnya. Hanoman berhasil bertemu Rama dan Laksmana, sepasang pangeran dari Ayodhya yang sedang menjalani pembuangan. Keduanya kemudian bekerja sama dengan Sugriwa untuk mengalahkan Subali, dan bersama menyerang negeri Alengka membebaskan Sita, istri Rama yang diculik Rahwana, murid Subali. Melawan Alengka Pertama-tama Hanoman menyusup ke istana Alengka untuk menyelidiki kekuatan Rahwana dan menyaksikan keadaan Sinta. Di sana ia membuat kekacauan sehingga tertangkap dan dihukum bakar. Sebaliknya, Hanoman justru berhasil membakar sebagian ibu kota Alengka. Peristiwa tersebut terkenal dengan sebutan Hanoman Obong. Setelah Hanoman kembali ke tempat Rama, pasukan kera pun berangkat menyerbu Alengka. Hanoman tampil sebagai pahlawan yang banyak membunuh pasukan Alengka, misalnya Surpanaka (Sarpakenaka) adik Rahwana. Tugas untuk Hanoman Dalam pertempuran yang terakhir, Rama kewalahan menandingi Rahwana yang memiliki Aji Pancasunya, yaitu kemampuan untuk hidup abadi. Setiap kali senjata Rama menewaskan Rahwana, seketika itu pula Rahwana bangkit hidup kembali. Wibisana, adik Rahwana yang memihak Rama, segera meminta Hanoman untuk membantu. Hanoman pun mengangkat Gunung Ungrungan untuk ditimpakan di atas mayat Rahwana ketika Rahwana baru saja tewas di tangan Rama untuk kesekian kalinya. Melihat kelancangan Hanoman itu, Rama pun menghukumnya agar menjaga kuburan Rahwana. Rama yakin kalau Rahwana masih hidup di bawah gencetan gunung tersebut, dan setiap saat bisa melepaskan roh untuk membuat kekacauan di dunia. Beberapa tahun kemudian setelah Rama meninggal, roh Rahwana meloloskan diri dari Gunung Ungrungan lalu pergi ke Pulau Jawa untuk mencari reinkarnasi Sita, yaitu Subadra adik Kresna. Kresna sendiri adalah reinkarnasi Rama. Hanoman mengejar dan bertemu Bima, adiknya sesama putra angkat Bayu. Hanoman kemudian mengabdi kepada Kresna. Ia juga berhasil menangkap roh Rahwana dan mengurungnya di Gunung Kendalisada. Di gunung itulah Hanoman kemudian berdiam sebagai pertapa. Anggota keluarga Berbeda dengan versi aslinya, Hanoman dalam pewayangan memiliki dua orang anak. Yang pertama bernama Trigangga yang berwujud kera putih mirip dirinya. Konon, sewaktu pulang dari membakar Alengka, Hanoman terbayang-bayang wajah Trijata, puteri Wibisana yang menjaga Sita. Di atas lautan, air mani Hanoman jatuh dan menyebabkan air laut mendidih. Tanpa sepengetahuannya, Baruna mencipta buih tersebut menjadi Trigangga. Trigangga langsung dewasa dan berjumpa dengan Bukbis, putera Rahwana. Keduanya bersahabat dan memihak Alengka melawan Rama. Dalam perang tersebut Trigangga berhasil menculik Rama dan Laksmana namun dikejar oleh Hanoman. Narada turun melerai dan menjelaskan hubungan darah di antara kedua kera putih tersebut. Akhirnya, Trigangga pun berbalik melawan Rahwana. Putera kedua Hanoman bernama Purwaganti, yang baru muncul pada zaman Pandawa. Ia berjasa menemukan kembali pusaka Yudistira yang hilang bernama Kalimasada. Purwaganti ini lahir dari seorang puteri pendeta yang dinikahi Hanoman, bernama Purwati. Kematian Hanoman berusia sangat panjang sampai bosan hidup. Narada turun mengabulkan permohonannya, yaitu "ingin mati", asalkan ia bisa menyelesaikan tugas terakhir, yaitu merukunkan keturunan keenam Arjuna yang sedang terlibat perang saudara. Hanoman pun menyamar dengan nama Resi Mayangkara dan berhasil menikahkan Astradarma, putera Sariwahana, dengan Pramesti, puteri Jayabaya. Antara keluarga Sariwahana dengan Jayabaya terlibat pertikaian meskipun mereka sama-sama keturunan Arjuna. Hanoman kemudian tampil menghadapi musuh Jayabaya yang bernama Yaksadewa, raja Selahuma. Dalam perang itu, Hanoman gugur, moksa bersama raganya, sedangkan Yaksadewa kembali ke wujud asalnya, yaitu Batara Kala, sang dewa kematian. Lihat pula Rama Kakawin Ramayana Pranala luar श्री हनुमान चालीसा, संकटमोचन हनुमानाष्टक, बजरंग बाण, आरती Dlshq.org: Dewa Hanuman Riwayat Hanoman Tokoh Ramayana Tokoh Mahabharata Wanara
4741
https://id.wikipedia.org/wiki/Rahwana
Rahwana
Rahwana , dalam mitologi Hindu, adalah raja raksasa berkepala sepuluh, penguasa kerajaan Alengka, dan tokoh antagonis utama dalam sastra Hindu Ramayana. Dalam kisah, ia merupakan putra sulung Resi Wisrawa dan Sukesi. Ia menjadi musuh utama Rama, karena telah menculik Sita. Secara garis besar, kisah Ramayana merupakan petualangan Rama menyelamatkan Sita dari tawanan Rahmana. Dalam kesenian, Rahwana dilukiskan dengan sepuluh kepala, yang menunjukkan bahwa ia memiliki pengetahuan dalam Weda dan sastra. Karena mempunyai sepuluh kepala, ia diberi nama "Dasamukha" (दशमुख, 'bermuka sepuluh'), "Dasagriva" (दशग्रीव, 'berleher sepuluh') dan "Dasakanta" (दशकण्ठ, 'berkerongkongan sepuluh'). Ia juga memiliki dua puluh tangan, yang menunjukkan kesombongan dan kemauan yang tak terbatas. Ia juga dikatakan sebagai kesatria besar. Asal-usul Ibu Rahwana bernama Kaikesi, seorang putri Raja Detya bernama Sumali. Sumali memperoleh anugerah dari Brahma sehingga ia mampu menaklukkan para raja dunia. Sumali berpesan kepada Kekasi agar ia menikah dengan orang yang istimewa di dunia. Di antara para resi, Kekasi memilih Wisrawa sebagai pasangannya. Wisrawa memperingati Kekasi bahwa bercinta di waktu yang tak tepat akan membuat anak mereka menjadi jahat, tetapi Kekasi menerimanya meskipun diperingatkan demikian. Akhirnya, Rahwana lahir dengan kepribadian setengah brahmana, setengah rakshasa. Saat lahir, Rahwana diberi nama "Dasanana" atau "Dasagriwa", dan konon ia memiliki sepuluh kepala. Beberapa alasan menjelaskan bahwa sepuluh kepala tersebut adalah pantulan dari permata pada kalung yang diberikan ayahnya sewaktu lahir, atau adapula yang menjelaskan bahwa sepuluh kepala tersebut adalah simbol bahwa Rahwana memiliki kekuatan sepuluh tokoh tertentu. Tapa kepada Brahma Saat masih muda, Rahwana mengadakan tapa memuja dewa selama bertahun-tahun. Karena berkenan dengan pemujaannya, Brahma muncul dan mempersilakan Rahwana mengajukan permohonan. Mendapat kesempatan tersebut, Rahwana memohon agar ia hidup abadi, tetapi permohonan tersebut ditolak oleh Brahma. Sebagai gantinya, Rahwana memohon agar ia kebal terhadap segala serangan dan selalu unggul di antara para dewa, makhluk surgawi, rakshasa, detya, danawa, segala naga dan makhluk buas. Karena menganggap remeh manusia, ia tidak memohon agar unggul terhadap mereka. Mendengar permohonan tersebut, Brahma mengabulkannya, dan menambahkan kepandaian menggunakan senjata dewa dan ilmu sihir. Raja Alengka Setelah memperoleh anugerah Brahma, Rahwana mencari kakeknya, Sumali, dan memintanya kuasa untuk memimpin tentaranya. Kemudian ia melancarkan serangannya menuju Alengka. Alengka merupakan kota yang permai, diciptakan oleh seorang arsitek para dewa bernama Wiswakarma untuk Kubera, Dewa kekayaan. Kubera juga merupakan putra Wisrawa, dan bermurah hati untuk membagi segala miliknya kepada anak-anak Kekasi. Namun Rahwana menuntut agar seluruh Alengka menjadi miliknya, dan mengancam akan merebutnya dengan kekerasan. Wisrawa menasihati Kubera agar memberikannya sebab sekarang Rahwana tak tertandingi. Ketika Rahwana merampas Alengka untuk memulai pemerintahannya, ia dipandang sebagai pemimpin yang sukses dan murah hati. Alengka berkembang di bawah pemerintahannya. Konon rumah yang paling miskin sekalipun memiliki kendaraan dari emas dan tidak ada kelaparan di kerajaan tersebut. Bakti kepada Siwa Setelah keberhasilannya di Alengka, Rahwana mendatangi Dewa Siwa di kediamannya di gunung Kailash. Tanpa disadari, Rahwana mencoba mencabut gunung tersebut dan memindahkannya. Siwa yang merasa kesal dengan kesombongan Rahwana, menekan Kailasha dengan jari kakinya, sehingga Rahwana tertindih pada waktu itu juga. Kemudian Gana datang untuk memberitahu Rahwana tentang pada siapa ia harus bertobat. Lalu Rahwana menciptakan dan menyanyikan lagu-lagu pujian kepada Siwa, dan konon ia melakukannya selama bertahun-tahun, sampai Siwa membebaskannya dari hukuman. Terkesan dengan keberanian dan kesetiaannya, Siwa memberinya kekuatan tambahan, khususnya pemberian hadiah berupa Chandrahasa (pedang-bulan), pedang yang tak terkira kuatnya. Selanjutnya Rahwana menjadi pemuja Siwa seumur hidup. Rahwana terkenal dengan tarian pemujaannya kepada Siwa yang bernama "Shiva Tandava Stotra". Semenjak peristiwa tersebut ia memperoleh nama "Rahwana", yang berarti "(Ia) yang raungannya dahsyat", diberikan kepadanya oleh Siwa—konon bumi sempat berguncang saat Rahwana menangis kesakitan karena ditindih gunung. Raja di tiga dunia Dengan kekuatan yang diperolehnya, Rahwana melakukan penyerangan untuk menaklukkan ras manusia, makhluk jahat (asura–rakshasa–detya–danawa), dan makhluk surgawi. Setelah menaklukkan Patala (dunia bawah tanah), ia mengangkat Ahirawan sebagai raja. Rahwana sendiri menguasai ras asura di tiga dunia. Karena tidak mampu mengalahkan Wangsa Niwatakawaca dan Kalakeya, ia menjalin persahabatan dengan mereka. Setelah menaklukkan para raja dunia, ia mengadakan upacara yang layak dan dirinya diangkat sebagai Maharaja. Oleh karena Kubera telah menghina tindakan Rahwana yang kejam dan tamak, Rahwana mengerahkan pasukannya menyerbu kediaman para dewa, dan menaklukkan banyak dewa. Lalu ia mencari Kubera dan menyiksanya secara khusus. Dengan kekuatannya, ia menaklukkan banyak dewa, makhluk surgawi, dan bangsa naga. Istri dan wanita Selain terkenal sebagai penakluk tiga dunia, Rahwana juga terkenal akan petualangannya menaklukkan para wanita. Rahwana memiliki banyak istri, yang paling terkenal adalah Mandodari, putra Mayasura dengan seorang bidadari bernama Hema. Ramayana mendeskripsikan bahwa istana Rahwana dipenuhi oleh para wanita cantik yang berasal dari berbagai penjuru dunia. Dalam Ramayana juga dideskripsikan bahwa di Alengka, semua wanita merasa beruntung apabila Rahwana menikahinya. Dua legenda terkenal menceritakan kisah pertemuan Rahwana dengan wanita istimewa. Wanita istimewa pertama adalah Wedawati, seorang pertapa wanita. Wedawati mengadakan pemujaan ke hadapan Wisnu agar ia diterima menjadi istri Wisnu. Ketika Rahwana melihat kecantikan Wedawati, hatinya terpikat dan ingin menikahinya. Ia meminta Wedawati untuk menghentikan pemujaannya dan ia merayu Wedawati agar bersedia untuk menikahinya. Karena Wedawati menolak, Rahwana mencoba untuk melarikannya. Kemudian Wedawati bersumpah bahwa ia akan lahir kembali sebagai penyebab kematian Rahwana. Setelah berkata demikian, Wedawati membuat api unggun dan menceburkan diri ke dalamnya. Bertahun-tahun kemudian ia bereinkarnasi sebagai Sita, yang diculik oleh Rahwana sehingga Rama turun tangan dan membunuh Rahwana. Penculikan Sita Setelah pos jaga para raksasa di Yanasthana dihancurkan oleh Rama dan Laksmana, berita tersebut disampaikan kepada Rahwana. Menteri Rahwana yang bernama Akampana menyarankan agar Rahwana mau menculik Sita, tetapi niat tersebut ditolak oleh Marica. Setelah adik perempuan Rahwana yang bernama Surpanaka mengadu bahwa dua orang kesatria telah melukainya, Rahwana marah besar. Ia segera menuju ke kediaman Marica untuk meminta bantuan, tanpa memedulikan nasihat baik dari Marica. Setelah rencana disusun, Marica menyamar menjadi kijang kencana untuk mengalihkan perhatian Rama, sedangkan Rahwana menyamar menjadi seorang brahmana tua yang lemah. Ketika Rama dan Laksmana berada jauh, Rahwana segera menjangkau Sita, dan setelah itu Sita dibawa kabur. Sita disekap di taman Asoka, letaknya di dalam lingkungan istana Rahwana di kerajaan Alengka. Di sana, Rahwana berkali-kali mencoba merayu Sita namun tidak pernah berhasil. Pertempuran dan kematian Tindakan Rahwana mengundang kemarahan Rama. Dengan bantuan dari raja wanara bernama Sugriwa, Rama menggempur Alengka. Untuk mengantisipasi serangan Rama, Rahwana mengirimkan pasukan terbaiknya yang dipimpin oleh raksasa-raksasa kuat. Serangan pertama dilakukan oleh Hanoman pada saat ia datang ke Alengka sebagai mata-mata untuk menemui Sita. Dalam pertempuran tersebut, putra Rahwana yang bernama Aksayakumara gugur. Dalam pertempuran selanjutnya, para menteri dan kerabat Rahwana gugur satu persatu, termasuk Indrajit putra Rahwana dan Kumbakarna adik Rahwana. Pada hari pertempuran terakhir, Rahwana maju ke medan perang sendirian dengan menaiki kereta kencana yang ditarik delapan ekor kuda terpilih. Ketika ia keluar dari Alengka, langit menjadi gelap oleh gerhana matahari yang tak terduga. Beberapa orang berkata bahwa itu merupakan pertanda buruk bagi Rahwana yang tidak menghiraukannya sama sekali. Pertempuran terakhir antara Rama dengan Rahwana berlangsung dengan sengit. Pada pertempuran itu, Rama menaiki kereta Indra dari sorga, yang dikemudikan oleh Matali. Setiap Rama mengirimkan senjatanya untuk menghancurkan Rahwana, raksasa tersebut selalu dapat bangkit kembali sehingga membuat Rama kewalahan. Untuk mengakhiri riwayat Rahwana, Rama menggunakan senjata Brahmastra yang tidak biasa. Senjata tersebut menembus dada Rahwana dan merenggut nyawanya seketika. Salah satu versi Ramayana menceritakan bahwa Rahwana tidak mampu dibunuh meski badannya dihancurkan sekalipun, sebab ia menguasai ajian Rawarontek serta Pancasona. Untuk mengakhiri riwayat Rahwana, Rama menggunakan senjata sakti yang dapat berbicara bernama Kyai Dangu. Senjata tersebut mengikuti ke mana pun Rahwana pergi untuk menyayat kulitnya. Setelah Rahwana tersiksa oleh serangan Kyai Dangu, ia memutuskan untuk bersembunyi di antara dua gunung kembar. Saat ia bersembunyi, perlahan-lahan kedua gunung itu menghimpit badan Rahwana sehingga raja raksasa itu tidak berkutik. Menurut cerita, kedua gunung tersebut adalah penjelmaan dari kepala Sondara dan Sondari, yaitu putra kembar Rahwana yang dibunuh untuk mengelabui Sita. Versi ini ditampilkan oleh R. A. Kosasih dalam komik Ramayana karyanya. Keluarga Rahwana memiliki banyak kerabat dan saudara yang disebutkan dalam Ramayana. Karena sulit menemukan data-data mengenai mereka selain Ramayana, tidak banyak yang diketahui tentang mereka. Menurut Ramayana, ibu Rahwana adalah putri seorang Detya bernama Sukesi, menikahi seorang pertapa bernama Wisrawa. Rahwana memiliki kakek bernama Pulastya, putra Brahma. Dari pihak ibunya, Rahwana memiliki kakek bernama Sumali, dan ia memiliki paman bernama Marica, putra Tataka, saudara Malyawan. Rahwana memiliki tiga istri, dan tujuh putra. Anak Tujuh putra Rahwana yaitu: Indrajit alias Megananda Prahasta Atikaya Aksa alias Aksayakumara Dewantaka Narantaka Trisirah Saudara Selain itu, Rahwana memiliki enam saudara laki-laki dan dua saudara perempuan. Saudara-saudaranya tersebut terdiri dari tiga saudara kandung dan lima saudara tiri. Saudara-saudara Rahwana yaitu: Kubera, kakak tiri Rahwana, lain ibu namun satu ayah. Raja Alengka sebelum Rahwana. Ia merupakan dewa penjaga arah utara, sekaligus dewa kekayaan. Kumbakarna, adik kandung Rahwana. Rakshasa yang tidur selama enam bulan dan bangun selama enam bulan karena anugerah Brahma. Wibisana, adik kandung Rahwana. Penasihat di Kerajaan Alengka. Kara, adik tiri Rahwana. Raja dan pelindung perbatasan Alengka yang bernama Janasthan atau Yanasthana di Chitrakuta. Dusana, adik tiri Rahwana. Patih di Yanasthana. Ahirawana, adik tiri Rahwana. Raja di Patala. Kumbini, adik tiri Rahwana. Istri rakshasa Madhu, ibu dari Lawanasura. Surpanaka, adik kandung Rahwana. Rakshasi yang tinggal di Yanasthana, dilukai oleh Laksmana. Ia mengadu kepada Kara dan Rahwana, dan merupakan biang keladi yang menyebabkan permusuhan antara Rama dan Rahwana. Lihat pula Rama Ramayana Referensi Tokoh Ramayana
4742
https://id.wikipedia.org/wiki/Wibisana
Wibisana
Wibisana adalah nama seorang tokoh protagonis dalam wiracarita Ramayana. Ia adalah adik kandung Rahwana yang menyeberang ke pihak Rama. Dalam perang besar antara bangsa raksasa melawan wanara (manusia monyet), Wibisana banyak berjasa membocorkan kelemahan kaumnya, sehingga pihak Wanara yang dipimpin Rama memperoleh kemenangan. Sepeninggal Rahwana, Wibisana menjadi raja Alengka. Ia dianggap sebagai salah satu Ciranjiwin, yaitu makhluk yang hidup abadi. Dalam pewayangan Jawa, Wibisana sering disebut dengan nama lengkap Gunawan Kuntawibisana. Tempat tinggalnya bernama Kesatrian Parangkuntara. Silsilah keluarga Menurut versi Ramayana, Wibisana adalah putra bungsu pasangan Wisrawa dan Kaikesi. Ayahnya seorang resi putra Pulastya. Sementara ibunya adalah putri Sumali, seorang raja Rakshasa dari Kerajaan Alengka. Versi lain, yaitu Mahabharata menyebut Wibisana sebagai putra wisrawa dan Malini. Menurut versi kedua tersebut, Kaikesi hanya melahirkan dua orang putra saja, yaitu Rahwana dan Kumbakarna. Wibisana menikah dengan seorang wanita dari bangsa Rakshasa bernama Sarama. Istrinya itu juga bersifat bijaksana. Ia menjadi pelindung Sita istri Rama ketika ditawan Rahwana. Kepribadian Meskipun berasal dari bangsa raksasa, tetapi Wibisana memiliki kepribadian yang berbeda. Biasanya para raksasa dikisahkan sebagai pembuat onar, perusuh kaum brahmana, dan pemakan daging manusia, namun Wibisana terkenal berhati lembut dan hidup dalam kebijaksanaan. Wibisana menghabiskan masa mudanya dengan bertapa memuja Wisnu. Ia juga memuja Brahma bersama dengan kedua kakaknya, yaitu Rahwana dan Kumbakarna. Ketika Dewa Brahma turun untuk memberikan anugerah, Rahwana dan Kumbakarna mengajukan permohonan diberi kekuatan dan kesaktian untuk bisa menaklukkan para dewa. Wibisana bersikap lain. Ia justru meminta agar selalu berada di jalan kebenaran atau darma. Ia tidak minta diberi kekuatan, tetapi minta diberi kebijaksanaan. Peran di Alengka Dalam kisah Ramayana, setelah gagal membujuk kakaknya untuk mengembalikan Sita kepada Rama, Wibisana memutuskan untuk berpihak pada Rama yang diyakininya sebagai pihak yang benar. Hal ini berarti dia harus melawan kakaknya sendiri (Rahwana) demi membela kebenaran. Sementara itu, Kumbakarna (yang juga masih saudara kandung dengan Wibisana dan Rawana) mengambil sikap yang berlawanan, sebab Kumbakarna tetap membela tanah air walaupun menyadari bahwa dia berada di pihak yang salah. Wibisana merupakan tokoh yang menunjukkan bahwa kebenaran itu menembus batas-batas nasionalisme, bahkan ikatan persaudaraan. Memihak Rama Karena merasa tidak mendapat tempat di Alengka, Wibisana pergi bersama empat raksasa yang baik dan menghadap Rama. Dalam perjalanan ia dihadang oleh Sugriwa, raja wanara yang mencurigai kedatangan Wibisana dari Alengka. Setelah Rama yakin bahwa Wibisana bukan orang jahat, Wibisana menjanjikan persahabatan yang kekal. Dalam misi menghancurkan Rahwana, Wibisana banyak memberi tahu rahasia Alengka dan seluk-beluk setiap rakshasa yang menghadang Rama dan pasukannya. Wibisana juga sadar apabila ada mata-mata yang menyusup ke tengah pasukan wanara, dan melaporkannya kepada Rama. Saat pasukan wanara berhasil dikelabui oleh Indrajit, Wibisana adalah orang yang tanggap dan mengetahui akal Indrajit yang licik. Ketika Kumbakarna maju menghadapi Rama dan pasukannya, Wibisana memohon agar ia diberi kesempatan berbincang-bincang dengan kakaknya itu. Rama mengabulkan dan mempersilakan Wibisana untuk bercakap-cakap sebelum pertempuran meletus. Saat bertatap muka dengan Kumbakarna, Wibisana memohon agar Kumbakarna mengampuni kesalahannya sebab ia telah menyeberang ke pihak musuh. Wibisana juga pasrah apabila Kumbakarna hendak membunuhnya. Melihat ketulusan adiknya, Kumbakarna merasa terharu. Kumbakarna tidak menyalahkan Wibisana sebab ia berbuat benar. Kumbakarna juga berkata bahwa ia bertempur karena terikat dengan kewajiban, dan bukan semata-mata karena niatnya sendiri. Setelah bercakap-cakap, Wibisana mohon pamit dari hadapan Kumbakarna dan mempersilakannya maju untuk menghadapi Rama. Raja Alengka Setelah Kumbakarna dan Rahwana dibunuh oleh Rama, Wibisana dan para sahabatnya menyelenggarakan upacara pembakaran yang layak bagi kedua kesatria tersebut. Kemudian ia dinobatkan menjadi Raja Alengka yang sah. Ia merawat Mandodari, janda yang ditinggalkan Rahwana, dan hidup bersama dengan permaisurinya yang bernama Sarama. Wibisana memerintah Alengka dengan bijaksana. Ia mengubah Alengka menjadi kota yang berlandaskan darma dan kebajikan, setelah sebelumnya rusak karena pemerintahan Rahwana. Versi pewayangan Kisah Ramayana dari India juga diadaptasi ke dalam tradisi pewayangan Jawa pada masa kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di Nusantara. Dalam pewayangan, Wibisana dilukiskan berwajah tampan dan terlahir sebagai manusia seperti ayahnya, bukan raksasa. Ayahnya bernama Wisrawa dari Pertapaan Argawirangin, sedangkan ibunya bernama Sukesi dari Kerajaan Alengka. Wibisana menikah dengan bidadari bernama Triwati. Dari perkawinan itu lahir dua orang anak bernama Trijata dan Bisawarna. Trijata bertindak sebagai perawat dan penjaga Sinta ketika dikurung oleh Rahwana. Wibisana menyeberang ke pihak Rama setelah diusir oleh Rahwana karena berani menentang perbuatan kakaknya itu yang telah menculik Sinta. Ia kemudian menjadi penasihat strategi perang di pihak Rama. Dalam pewayangan Jawa, yang menewaskan Indrajit adalah Wibisana bukan Laksmana. Setelah Rahwana terbunuh, Wibisana menolak menjadi raja Alengka. Dalam tradisi Jawa ada sebuah kepercayaan bahwa istana yang baru saja dirusak musuh tidak baik untuk ditempati karena masih menyimpan energi negatif. Oleh karena itu, Wibisana membangun ibu kota baru di Parangkuntara, dan mengganti nama Kerajaan Alengka menjadi Kerajaan Singgelapura. Setelah memerintah cukup lama, Wibisana pun turun takhta menjadi resi di Gunung Cindramanik. Kerajaan Singgelapura kemudian diwariskan kepada putranya, yaitu Bisawarna yang bergelar Prabu Dentawilukrama. Wibisana mencapai moksa pada zaman kehidupan para Pandawa. Referensi Pranala luar Tokoh Ramayana
4743
https://id.wikipedia.org/wiki/Dasarata
Dasarata
Dasarata (Sanskerta: दशरथ, IAST: Daśaratha) adalah tokoh dari wiracarita Ramayana, seorang raja putera Aja, keturunan Ikswaku dan berada dalam golongan Raghuwangsa atau Dinasti Surya. Ia adalah ayah Sri Rama dan memerintah di Kerajaan Kosala dengan pusat pemerintahannya di Ayodhya. Ramayana mendeskripsikannya sebagai seorang raja besar lagi pemurah. Angkatan perangnya ditakuti berbagai negara dan tak pernah kalah dalam pertempuran Asal-Usul Dasarata dipercaya dikehidupan sebelumnya adalah Rsi Kasyapa dan Kosalya dikehidupan sebelumnya adalah Dewi Aditi.Mereka berdua memohon pada Dewa Wisnu agar mereka diberikan seorang putera dari Dewa Wisnu.Karena Resi Kasyapa dan Dewi Aditi sudah tua,Dewa Wisnu mengabulkan permohonan mereka setelah Resi Kasyapa dan Dewi Aditi hidup kembali menjadi Dasarata dan Kosalya.Dewa Wisnu pun turun di bumi untuk menjawab doa Resi Kasyapa dan Aditi dengan menjadi Sri Rama Masa muda Pada saat Dasarata masih muda dan belum menikah, ia suka berburu dan memiliki kemampuan untuk memanah sesuatu dengan tepat hanya dengan mendengarkan suaranya saja. Di suatu malam, Dasarata berburu ke tengah hutan. Di tepi sungai Sarayu, ia mendengar suara gajah yang sedang minum. Tanpa melihat sasaran ia segera melepaskan anak panahnya. Namun ia terkejut karena tiba-tiba makhluk tersebut mengaduh dengan suara manusia. Saat ia mendekati sasarannya, ia melihat seorang pertapa muda tergeletak tak berdaya. Pemuda tersebut bernama Srawana. Ia mencaci maki Dasarata yang telah tega membunuhnya, dan berkata bahwa kedua orang tuanya yang buta sedang menunggu dirinya membawakan air. Sebelum meninggal, Srawana menyuruh agar Dasarata membawakan air ke hadapan kedua orang tua si pemuda yang buta dan tua renta. Dasarata menjalankan permohonan terakhir tersebut dan menjelaskan kejadian yang terjadi kepada kedua orang tua si pemuda. Dasarata juga meminta ma'af di hadapan mereka. Setelah mendengar penjelasan Dasarata, kedua orang tua tersebut menyuruh Dasarata agar ia mengantar mereka ke tepi sungai untuk meraba jasad puteranya yang tercinta untuk terakhir kalinya. Kemudian, mereka mengadakan upacara pembakaran yang layak bagi puteranya. Karena rasa cintanya, mereka hendak meleburkan diri bersama-sama ke dalam api pembakaran. Sebelum melompat, ayah si pemuda menoleh kepada Dasarata dan berkata bahwa kelak pada suatu saat, Dasarata akan mati dalam kesedihan karena ditinggalkan oleh puteranya yang paling dicintai dan paling diharapkan. Istri dan keturunan Dasarata memiliki tiga permaisuri, yaitu Kosalya, Sumitra, dan Kekayi. Lama setelah pernikahannya, Dasarata belum juga dikaruniai anak. Akhirnya ia mengadakan yadnya (ritual suci) yang dipimpin Resi Srengga. Dari upacara tersebut, Dasarata memperoleh payasam berisi air suci untuk diminum oleh para permaisurinya. Kosalya dan Kekayi minum seteguk, sedangkan Sumitra meminum dua kali sampai habis. Beberapa bulan kemudian, suara tangis bayi menyemarakkan istana. Yang pertama melahirkan putera adalah Kosalya, dan puteranya diberi nama Rama. Yang kedua adalah Kekayi, melahirkan putera mungil yang diberi nama Bharata. Yang ketiga adalah Sumitra, melahirkan putera kembar dan diberi nama Laksmana dan Satrugna. Kehidupan selanjutnya dan kematian Dasarata yang sudah tua hendak menobatkan Rama sebagai raja, sebab Rama adalah putera sulung sekaligus yang paling diharapkan Dasarata. Namun tindakannya tersebut ditentang oleh permaisurinya yang paling muda, yaitu Kekayi. Atas tuntutan Kekayi, Dasarata membuang Rama ke dalam hutan. Setelah membuang Rama ke tangah hutan, Dasarata membenci Kekayi dan ia tidak sudi lagi jika wanita tersebut mendekatinya. Tak beberapa lama kemudian, Dasarata jatuh sakit. Dalam masa-masa kritisnya, ia bersedih sambil mengenang kembali dosa-dosanya. Ia juga mengungkit kisah masa lalunya yang kelam di waktu muda kepada Kosalya, yaitu membunuh pertapa muda yang kedua orangtuanya buta. Dalam kesedihannya, Dasarata meninggal dunia karena sakit hati. Dasarata dalam Kakawin Ramayana Lihat pula Dinasti Surya Raghuwangsa Rama Tokoh Ramayana Raja dalam mitologi Hindu
4744
https://id.wikipedia.org/wiki/Jatayu
Jatayu
Jatayu adalah tokoh protagonis dari wiracarita Ramayana, putra Aruna dan keponakan Garuda. Ia merupakan saudara Sempati. Ia adalah seekor burung yang melihat bagaimana Dewi Sita diculik oleh Rawana. Ia berusaha melawan tetapi kalah bertarung dan akhirnya mati. Tetapi ketika belum mati dan masih sekarat masih bisa melaporkan kepada Sri Rama bahwa istrinya diculik. Tempat di mana Sri Rama menemukan Jatayu yang sedang sekarat dinamakan "Jatayumangalam", sekarang dikenal sebagai "Chadayamangalam", terletak di Distrik Kollam, Kerala. Batu besar di tempat tersebut dinamai "JatayuPara", diambil dari nama Jatayu. Tempat itu dimanfaatkan sebagai objek wisata. Jatayu dalam Ramayana Pertolongan Jatayu Ketika Dewi Shinta menjerit-jerit karena dibawa kabur oleh Rahwana, Jatayu yang sedang berada di dahan sebuah pohon mendengarnya. Ia melihat ke atas, dan tampak Rahwana terbang membawa Sita, puteri Prabu Janaka. Jatayu yang bersahabat dengan Raja Dasarata, merasa bertanggung jawab terhadap Sita yang merupakan istri putera sahabatnya, Sri Rama. Dengan jiwa ksatria meluap-luap dan berada di pihak yang benar, Jatayu tidak gentar untuk melawan Rawana. Ia menyerang Rahwana dengan segenap tenaganya. Namun Jatayu sudah renta. Ketika ia sedang berusaha menyelamatkan Sita dari Rahwana, sayapnya ditebas dengan pedang. Jatayu bernasib naas. Tubuhnya terjatuh ke tanah dan darahnya bercucuran. Gugurnya Jatayu Ketika Sang Rama dan Lakshmana sedang menelusuri hutan untuk mencari Dewi Sita, tampak oleh mereka darah berceceran. Setelah dicari asalnya, mereka menemukan seekor burung tanpa sayap sedang sekarat. Burung tersebut mengaku bernama Jatayu, yang berusaha menolong Dewi Sita karena diculik Rahwana. Namun usahanya tidak berhasil sehingga Dewi Sita dibawa kabur ke Alengka. Melihat keadaan Sang Jatayu yang sekarat, Sang Rama memberi hormat untuk yang terakhir kalinya. Tak lama kemudian Jatayu menghembuskan napas terakhirnya. Setelah Jatayu menghembuskan napas terakhirnya, Sang Rama bersabda: terjemahan: Setelah bersabda demikian, Sang Rama melakukan upacara pembakaran jenazah sederhana untuk Jatayu. Jenazahnya mendapat percikan tirtha oleh seorang yang "berjiwa suci" karena merupakan seorang titisan Wisnu. Silsilah Lihat pula Rama Ramayana Sempati Tokoh Ramayana Burung mitologis Makhluk dalam mitologi Hindu
4745
https://id.wikipedia.org/wiki/Surpanaka
Surpanaka
Surpanaka adalah tokoh antagonis dari wiracarita Ramayana. Ia adalah adik kandung Rahwana, dan merupakan seorang raksasi atau raksasa wanita. Ia tinggal di Yanasthana, pos perbatasan para rakshasa di Chitrakuta. Nama Surpanaka dalam bahasa Sanskerta berarti "(Dia) Yang memiliki kuku jari yang tajam". Karakteristik Menurut wiracarita Ramayana, Surpanaka bermuka tua dan jelek, berperut gendut dan bermata juling. Rambutnya panjang terurai tetapi kaku seperti ijuk. Suaranya keras, sifatnya jahat dan penuh tipu daya. Ia memiliki kepribadian yang kasar dan nakal. Dadanya menonjol tajam, seperti raksasi pada umumnya. Pernikahan Kisah pernikahan Surpanaka berasal dari cerita rakyat Tamil dan disisipkan ke dalam Ramayana. Menurut cerita, saat Surpanaka beranjak dewasa, ia menikah secara diam-diam dengan seorang pangeran dari ras danawa, klan Kalkeya, bernama Widyutjiwa. Namun, Rahwana marah karena Surpanaka menikah dengan seorang danawa, sebab danawa adalah saingan abadi bagi kaum raksasa. Saat Rahwana hendak menghukumnya, Mandodari turun tangan dan meyakinkan Rahwana untuk mengutamakan kebahagiaan adiknya. Maka dari itu, Rahwana bersedia menerima Surpanaka beserta suaminya, dan juga kaum danawa, sebagai kerabat. Pada waktu kaum raksasa menaklukkan Rasatala (alam bawah tanah), Rahwana membunuh Widyutjiwa. Alasan pembunuhan tersebut berbeda-beda tergantung versi. Salah satu versi menceritakan bahwa Rahwana tidak sengaja membunuh Widyutjiwa, sedangkan versi lain menyatakan bahwa ketika Surpanaka tidak ada, Widyutjiwa menyerang Rahwana; Rahwana memberikan serangan balik yang mematikan dengan maksud membela diri. Hal tersebut menyebabkan Surpanaka sangat berduka, dan setelah menyaksikan kesedihan adiknya, Rahwana memintanya untuk berkelana dan mencari suami baru. Akhirnya Surpanaka tidak hanya tinggal di Alengka, tetapi juga di hutan raya India Selatan bersama kerabatnya, Kara dan Dusana. Ia juga memiliki seorang putra dari Widyutjiwa bernama Sambri, yang tidak sengaja dibunuh oleh Laksmana. Pertemuan dengan Rama Kisah pertemuan antara Surpanaka dengan Rama dikisahkan dalam kitab Ramayana bab Aranyakanda. Dikisahkan bahwa Ramayang ditemani oleh Sita (istrinya) dan Laksmana (adiknya) mengembara di hutan India Selatan, melakukan pengasingan diri secara sukarela demi mewujudkan keinginan ibu tirinya (Kekayi). Di tengah hutan, Surpanaka melihat Rama, lalu timbul niatnya untuk menyatakan perasaan agar dinikahi Rama. Dengan mengubah wujudnya yang jelek menjadi seorang wanita cantik, ia mulai mendekati Rama dan meminta untuk dinikahi. Rama menolak karena ia melaksanakan Ekapatnivratā atau menikah hanya sekali. Kemudian Rama menyuruh Surpanaka agar merayu Laksmana yang lebih muda dan tampan. Setelah meninggalkan Rama, Surpanaka berusaha menggoda Laksmana. Tetapi cintanya ditolak karena Laksmana berkata bahwa ia adalah pelayan kakaknya, dan lebih baik apabila Surpanaka menjadi istri kedua Rama dibandingkan menjadi istri pertama Laksmana. Surpanaka yang mulai kesal, berusaha mencakar Sita yang memandangnya dengan sinis. Lalu Rama melindungi Sita sementara Laksmana mengambil pedangnya. Saat Surpanaka menyerang Laksmana, pedang Laksmana melukai hidung raksasi tersebut. Akhirnya Surpanaka lari dan mengadu kepada Kara. Setelah Kara tewas di tangan Rama, ia memprovokasi Rahwana. Pewayangan Jawa Dalam pewayangan Jawa, Surpanaka disebut Sarpakenaka (Aksara Jawa: ). Terdapat versi berbeda mengenai cerita Surpanaka saat dilukai di tengah hutan. Surpanaka tidak menemui Rama, tetapi langsung menggoda Laksmana. Namun Laksmana menolak Surpanaka karena baunya agak amis bagi seorang wanita cantik. Lalu ia marah dan hidungnya dilukai oleh Laksmana. Akhirnya Surpanaka lari ke Alengka untuk memprovokasi kakaknya yang bernama Rahwana, sampai menculik Dewi Sita. Catatan kaki Daftar pustaka Ramayana, A condensed prose version of the epic by C. Raja Gopalachari. Published by Bhavan's Book University Tokoh Ramayana
4748
https://id.wikipedia.org/wiki/Elektronik
Elektronik
Elektronik adalah alat yang dibuat berdasarkan prinsip elektronika serta hal atau benda yang menggunakan alat tersebut dan antara lain dapat digunakan pada: elektronik konsumen, alat elektronik untuk penggunaan pribadi dan sehari-hari; media elektronik, sarana media massa yang mempergunakan alat elektronik modern, misal radio, televisi, dan film. Referensi
4749
https://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa%20Aceh
Bahasa Aceh
Bahasa Aceh adalah sebuah bahasa yang dituturkan oleh masyarakat Aceh yang terdapat di wilayah pesisir, sebagian pedalaman dan sebagian kepulauan di Aceh. Bahasa Aceh termasuk dalam rumpun bahasa Chamik, cabang dari rumpun bahasa Melayu-Polinesia, cabang dari rumpun bahasa Austronesia. Penggolongan Bahasa Aceh termasuk dalam kelompok bahasa Chamic, cabang dari rumpun bahasa Melayu-Polinesia, cabang dari rumpun bahasa Austronesia. Bahasa-bahasa yang memiliki kekerabatan terdekat dengan bahasa Aceh adalah bahasa Cham, Roglai, Jarai, Rade dan 6 bahasa lainnya dalam rumpun bahasa Chamic. Bahasa-bahasa lainnya yang juga berkerabat dengan bahasa Aceh adalah bahasa Melayu dan bahasa Minangkabau. Persebaran Bahasa Aceh tersebar terutama di wilayah pesisir Aceh. Bahasa ini dituturkan mulai dari Manyak Payed, Aceh Tamiang di pesisir timur sampai ke Trumon, Aceh Selatan di pesisir barat. Pesisir Timur Aceh Kota Sabang Banda Aceh Aceh Besar Pidie Pidie Jaya Bireuen Aceh Utara Lhokseumawe Aceh Timur (kecuali di 3 kecamatan, Serba Jadi, Peunaron and Simpang Jernih di mana bahasa Gayo dipakai) Langsa Aceh Tamiang, di kecamatan Manyak Payed Pesisir barat Aceh Aceh Jaya Aceh Barat Nagan Raya Aceh Barat Daya (kecuali di kecamatan Susoh di mana bahasa Jamee dituturkan) Aceh Selatan (disebut juga bahasa Bakongan; bercampur dengan bahasa Kluet dan bahasa Jamee) Sejarah Pada tahun 1931 pemerintah Hindia Belanda di Aceh menghendaki supaya bahasa Aceh dipergunakan sebagai bahasa pengantar di sekolah-sekolah rakyat, di samping bahasa Melayu yang sudah pernah digunakan sebelumnya. Namun para cendikiawan Aceh yang di antaranya terdiri dari beberapa tokoh ulee balang tidak menyetujui maksud pemerintah Hindia Belanda tersebut. Para cendikiawan Aceh menganggap usaha pemerintah itu akan mencegah berkembangnya bahasa Melayu di Aceh. Dengan demikian akan menghambat rakyat Aceh untuk mengerti bahasa tersebut yang amat diperlukan bagi pengembangan ekonomi mereka, dan dalam berhubungan dengan bangsa-bangsa lain di sekitarnya. Tetapi pemerintah Hindia Belanda di Aceh tetap bersikeras untuk melaksanakan rencana itu. Maka pada tanggal 1 Juli 1932, pemerintah Hindia Belanda menetapkan secara resmi pemakaian bahasa Aceh sebagai bahasa pengantar di sekolah-sekolah rakyat sebagai pengganti bahasa Melayu kecuali di beberapa daerah yang tidak dihuni oleh etnis Aceh. Meskipun bahasa Aceh telah ditetapkan sebagai bahasa pengantar sejak tanggal l Juli 1932, tetapi bahasa Melayu pada beberapa sekolah masih tetap digunakan. Menurut laporan umum pemerintah Hindia Belanda tentang pendidikan di Aceh pada tahun 1933 dan tahun 1934, masih terdapat 88 buah sekolah rakyat yang berada di kota-kota besar di Aceh yang menggunakan bahasa Melayu sebagai bahasa pengantar, dan yang lainnya (sebanyak 207 buah) telah menggunakan bahasa Aceh sebagai bahasa pengantar. Sekolah yang telah menggunakan bahasa Aceh sebagai bahasa pengantar yaitu Langsa 16 sekolah, Lhok Seumawe 60 sekolah, Sigli 42 sekolah, Kutaraja 42 sekolah, Meulaboh 30 sekolah dan Tapak Tuan 17 sekolah. Sedangkan sekolah-sekolah yang tetap menggunakan bahasa Melayu yaitu Langsa 38 sekolah, Lhok Seumawe 5 sekolah, Sigli 6 sekolah, Kutaraja 7 sekolah, Meulaboh 1 sekolah dan Tapak Tuan 34 sekolah. Menurut J. Jongejans yang menjabat sebagai residen di Aceh sejak 5 Maret 1936 hingga bulan September 1938, pada tahun 1939 dari 328 buah jumlah sekolah rakyat yang terdapat di seluruh Aceh, 210 buah di antaranya telah menggunakan bahasa Aceh sebagai bahasa bantu/pengantar di sarnping bahasa Melayu. Literatur Sampai saat ini manuskrip berbahasa Aceh tertua yang dapat ditemukan berasal dari tahun 1069 H (1658/1659 M) yaitu Hikayat Seuma'un. Sebelum penjajahan Belanda (1873–1942), hampir semua literatur berbahasa Aceh berbentuk puisi dalam bentuk hikayat atau nazam. Sedikit sekali yang berbentuk prosa dan salah satunya adalah Kitab Bakeu Meunan yang merupakan terjemahan kitab Qawaa'id al-Islaam. Setelah kedatangan Belanda barulah muncul karya tulis berbahasa Aceh dalam bentuk prosa yaitu pada tahun 1930-an, seperti Lhee Saboh Nang yang ditulis oleh Aboe Bakar dan De Vries. Setelah itu barulah bermunculan berbagai karya tulis berbentuk prosa namun demikian masih tetap didominasi oleh karya tulis berbentuk hikayat. Media massa Sampai saat ini belum ada surat kabar yang diterbitkan dalam bahasa Aceh. Pada tahun 2020 diluncurkan majalah berbahasa Aceh untuk pertama kalinya, yaitu Majalah Neurôk. Penerbitan ini digagas oleh seorang budayawan Aceh yaitu Ayah Panton. Fonologi Berikut adalah fonem-fonem bahasa Aceh. Vokal biasanya berada di pasangan mulut/sengau, meskipun hanya ada tiga vokal sengau pertengahan dan ada vokal oral pertengahan yang jumlahnya dua kali lebih banyak. tidak benar-benar di tengah, meskipun ditampilkan di sini karena alasan estetika. Demikian pula, juga ditampilkan sebagai ( yang lebih ke belakang. Selain vokal monoftong di atas, bahasa Aceh juga memiliki 5 diftong oral, masing-masing dengan pasangan sengau: adalah alveodental laminal. secara teknis berupa post-alveolar tetapi dikelompokkan dalam kolom langit-langit untuk alasan estetika. Ejaan Bahasa Aceh telah mengalami berulang kali perubahan ejaan, mulai penggunaan huruf Arab, huruf Latin ejaan lama, dan sekarang adalah Ejaan Yang Disempurnakan. Berikut adalah pedoman ejaannya: A a E e dibaca seperti huruf /e/ dalam kata "dekat". Contoh: le (banyak). EU eu tidak ada padanannya dalam bahasa Indonesia. Contoh: eu (lihat). È è dibaca seperti huruf /e/ dalam kata "bebek". Contoh: pèng (uang), pèh (pukul/tumbuk), dll. É é dibaca seperti huruf /e/ dalam kata "kue". Contoh: lé (oleh). Ë ë, tidak ditemui padanannya dalam bahasa Indonesia. I i Ö ö dibaca seperti huruf vokal dasar /ɔ/, tetapi diucapkan dengan mulut terbuka. Contoh: mantöng (masih), böh (buang), Ô ô dibaca seperti huruf /o/ dalam kata "soto", "foto", "tato". Contoh: bôh (taruh), sôh (tinju), tôh (mengeluarkan). O o dibaca seperti huruf /o/ dalam kata "tolong", "bom". Contoh: boh (buah), soh (kosong), toh (mana) U u Huruf vokal sengau: 'A 'a pengucapannya sengau seperti /a/ dalam kata “maaf”; contohnya: 'ap (suap), meu'ah (maaf) 'È 'è pengucapannya sengau seperti /e/ dalam kata “pamer”; contohnya: pa‘è (tokek), meu‘èn (main) 'I 'i pengucapannya sengau seperti /i/ dalam kata “angin”; contohnya: ca’ië (laba-laba), kh’iëng (busuk), dll 'U 'u pengucapannya sengau; contohnya: meu'uë (bajak), 'O 'o pengucapannya sengau; contohnya: ma’op (hantu/untuk menakuti anak-anak) Sistem penulisan Pada awalnya, bahasa Aceh menggunakan aksara Arab yang disebut dengan "jawoe" atau aksara Jawi dalam bahasa Melayu. Sejak kolonialisasi Belanda, bahasa Aceh menggunakan aksara Latin dengan penambahan huruf é, è, ë, ö, dan ô. Bunyi /ɨ/ dilambangkan oleh "eu" dan bunyi /ʌ/ diwakilkan oleh "ö". Huruf f, q, v, x, dan z hanya digunakan dalam kata serapan. Sastra Berikut adalah daftar beberapa karya sastra terkenal dalam bahasa Aceh: Hikayat Prang Sabi Hikayat Malem Diwa Hikayat Sultan Aceh Meureuhom (Sultan Iskandar Muda) Hikayat Banun Setia Hikayat Putroe Meulue Hikayat Meurah Silu Hikayat Putroe Lindong Buleuen Hikayat Banta Amat Ngon Nahuda Seukeum Hikayat Aulia Tujoh Hikayat Prang Aceh Hikayat Pocut Muhammad Hikayat Prang Cut Ali Hikayat Putroe Ijo Hikayat Peureudan Ali Hikayat Nun Parisi Hikayat Nabi Ibrahim Hikayat Nabi Yusuf Hikayat Nabi Musa Hikayat Nubeuet Nabi Hikayat Tajul Muluk Hikayat Ranto Ngon Hikayat Teungku di Meukek Hikayat Raja Bada Haba Amat Rhang Manyang Haba Putroe Neng Haba Magasang dan Magaseueng Contoh Peue haba? = Apa kabar? Haba gèt = Kabar baik. Lôn piké geutanyoë han meureumpök lé = Saya kira kita takkan bersua lagi. Lôn jép ië u muda = Saya minum air kelapa muda. Agam ngön inöng = pria dan wanita Lôn = saya Kah, droë, Gata = kamu, anda H'an = tidak Na = ada Pajôh = makan Jih, dijih, gobnyan = dia, dia Ceudah that gobnyan. = Cantik/Tampan sekali dia. Lôn meu'en bhan bak blang thô. = Saya bermain bola di sawah kering. Galeri Referensi Catatan kaki Daftar pustaka Pranala luar Portal Belajar Bahasa Aceh Belajar Bahasa Aceh Ucapan dan contoh perkataan dalam bahasa Aceh - kanal I Love Languages di Youtube Suku Aceh Bahasa di Indonesia Bahasa di Aceh Rumpun bahasa Austronesia Rumpun bahasa Chamik
4750
https://id.wikipedia.org/wiki/Papua%20Barat
Papua Barat
Papua Barat (disingkat Pabar; dahulu Irian Jaya Barat) adalah sebuah provinsi Indonesia yang terletak di barat laut Provinsi Papua Tengah dan sebelah timur Provinsi Papua Barat Daya. Wilayah Papua Barat mencakup Semenanjung Bomberai dan Wandamen. Ibu kota provinsi ini terletak di Manokwari. Provinsi ini dimekarkan dari Provinsi Papua melalui Undang-Undang Nomor 45 Tahun 1999. Pada awalnya pembentukan provinsi ini mendapatkan penolakan dari masyarakat sehingga implementasi dari pemekaran ini baru dilaksanakan melalui Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2003. Walaupun pada 11 November 2004 Mahkamah Konstitusi menyatakan bahwa dasar hukum pembentukan Provinsi Irian Jaya Barat sudah tidak memiliki kekuatan hukum yang mengikat, namun keberadaan provinsi ini dinyatakan tetap sah. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2007, nama Irian Jaya Barat diubah menjadi Papua Barat. Papua Barat sebagai pemekaran dari Provinsi Papua merupakan provinsi yang memiliki status otonomi khusus. Pada rapat paripurna tanggal 17 November 2022, Undang-undang pemekaran Provinsi Papua Barat Daya dari Papua Barat disahkan oleh DPR RI. Sejarah Etimologi Perkembangan asal usul nama pulau Papua memiliki perjalanan yang panjang seiring dengan sejarah interaksi antara bangsa asing dengan masyarakat Papua, termasuk pula dengan bahasa-bahasa lokal dalam memaknai nama Papua. Menurut bahasa Tidore kata Papo Ua artinya "tidak bergabung", "tidak bersatu", atau "tidak bergandengan". Maksudnya wilayah Papua itu jauh sehingga tidak masuk dalam daerah induk Kesultanan Tidore walau wilayah-wilayah tersebut tetap tunduk dan berada dibawah persekutuan dagang Tidore bernama Uli Siwa. Dalam pembagiannya wilayah di Papua dibagi menjadi Korano Ngaruha atau Kepulauan Raja Ampat, Papoua Gam Sio (Papua sembilan negeri), dan Mafor Soa Raha (Mafor Empat Soa). Teori lain nama Papua berasal dari bahasa Melayu papuwah, artinya "rambut keriting". Akan tetapi kata ini baru masuk pada kamus bahasa melayu tahun 1812 ciptaan William Marsden yang tidak ditemukan dalam kamus yang lebih awal, sedangkan catatan abad ke-16 Portugis dan Spanyol, kata Papua sudah dipakai dan hanya merujuk kepada penduduk Kepulauan Raja Ampat dan Semenanjung Kepala Burung. Berdasarkan teori lain ini menurut F.C. Kamma nama ini bisa saja berasal dari Bahasa Biak Sup i Babwa yang digunakan untuk menyebut Kepulauan Raja Ampat berarti tanah di-bawah (matahari terbenam), yang kemudian menjadi Papwa lalu Papua. Era Prakolonial Sekitar akhir tahun 500 M, oleh bangsa Tiongkok diberi nama Tungki. Hal ini dapat diketahui setelah mereka menemukan sebuah catatan harian seorang pedagang Tiongkok, Ghau Yu Kuan yang menggambarkan bahwa asal rempah-rempah yang mereka peroleh berasal dari Tungki, nama yang digunakan oleh para pedagang Tiongkok saat itu untuk Papua. Selanjutnya, pada akhir tahun 600 M, Kerajaan Sriwijaya menyebut nama Papua dengan menggunakan nama Janggi. Dalam buku Kertagama 1365 yang dikarang Pujangga Mpu Prapanca “Tungki” atau “Janggi” sesungguhnya adalah salah eja diperoleh dari pihak ketiga yaitu Pedagang Tiongkok Chun Tjok Kwan yang dalam perjalanan dagangnya sempat menyinggahi beberapa tempat di Tidore dan Papua. Di awal tahun 700 M, pedagang Persia dan Gujarat mulai berdatangan ke Papua, juga termasuk pedagang dari India. Tujuan mereka untuk mencari rempah-rempah di wilayah ini setelah melihat kesuksesan pedangang asal China. Para pedagang ini sebut nama Papua dengan Dwi Panta dan Samudranta, yang artinya Ujung Samudra dan Ujung Lautan. Di era Kerajaan Majapahit (1293-1520), Kitab Nagarakretagama yang ditulis oleh Mpu Prapanca menyebut wilayah "Wanin" untuk Semenanjung Onin dan "Sran" untuk wilayah selatan Semenanjung Bomberai. Ekspedisi asal Jawa ini diingat oleh para penduduk dalam berbagai cerita lokal di pesisir selatan Semenanjung Doberai dan Semenanjung Bomberai, dari Teluk Patipi, Rumbati hingga Kaimana. Setidaknya sejak abad ke-15, pedagang muslim dari Asia Tenggara terutama dari berbagai kesultanan di Maluku mengadakan perdagangan dengan Papua, hingga membentuk hubungan dagang eksklusif dan cukup memengaruhi para penghuni Papua terutama bagian Barat hingga abad ke-17. Seperti para pemimpin di Kepulauan Raja Ampat yang mengunjungi Bacan pada tahun 1569 sehingga mendapat gelar membentuk kerajaan, seperti menurut cerita lokal Biak tentang hubungan kapiten Waigeo Gurabesi dengan ekspedisi Sultan Tidore, maupun seperti beberapa kerajaan semenanjung Onin yang mendapatkan gelar dari Kesultanan Tidore. Era Kolonial Pada tanggal 13 Juni 1545, Ortiz de Retez, seorang pengelana Spanyol, meninggalkan Tidore dan berlayar menuju pesisir utara dari pulau Papua, dan kemudian ia menelusuri hilir Sungai Mamberamo. Ia mendeklarasikan wilayah tersebut sebagai milik Raja Spanyol. Ia memberi nama Nueva Guinea (Nugini Baru) karena kemiripan penghuni wilayah tersebut terhadap para penghuni pesisir Guinea di Afrika Barat. Sebagai usaha untuk memperkuat kedudukannya di Papua, pada tahun 1770, Belanda mengubah nama Papua menjadi Nieuw Guinea yang merupakan terjemahan ke dalam bahasa Belanda atas Gova Guinea atau Nova Guinea dan diterbitkan dalam peta internasional yang diterbitkan oleh Isaac Tiron, seorang pembuat peta berkebangsaan Belanda pada abad ke 18. Dengan dimuatnya ke dalam peta tersebut, maka daerah ini kian terkenal di negara-negara Eropa. Pada tahun 1774, kekuasaan Belanda atas Papua jatuh ke tangan Inggris. Di mana pada tahun 1775, nakhoda kapal La Tartare, Kapten Forrest dari Inggris berlabuh di Manokwari, Teluk Doreri, dan pada tahun 1793, Papua menjadi daerah koloninya yang baru. Berdasarkan perintah Gubernur Inggris berkedudukan di Maluku, mereka mulai membagi garis pulau dan mendirikan Benteng Coronation di Teluk Doreri. Namun Kamaludin Syah, Sultan Tidore yang berkuasa atas seluruh Kesultanan Tidore (dimana pulau Papua bagian Barat klaim masuk dalam wilayah kekuasaannya milik Belanda) menentang pendiriannya, sehingga pada tahun 1814, Inggris meninggalkan Papua. Pada 24 Agustus 1828 berdirilah benteng Fort Du Bus di Teluk Trinton oleh A.J. van Delden atas nama Raja Willem I, sebagai penanda mulainya kolonialisme Belanda di Papua dengan diwujudkannya kerjasama dalam bentuk penandatanganan surat perjanjian dengan tiga raja yaitu Raja Namatota, Kassa (Raja Lahakia) dan Lutu (orang kaya di Lobo dan Pulau Miwara). Mereka mendapatkan pengakuan sebagai kepala daerah dibawah Sultan Tidore dan tongkat kekuasaannya yang berkepala perak dari Belanda, di mana secara bersamaan juga diangkat 28 kepala daerah bawahannya. Belanda mengangkat Sultan Tidore sebagai penguasa atas wilayah Papua karena menanggap potensi ekonomi yang kecil, hingga pada tahun 1849, batas wilayah kekuasaan Tidore sudah sampai ke perbatasan modern Indonesia dan Papua Nugini. Kesultanan Tidore harus mengangkat pajak yang dibayar ke pemerintah Belanda dari wilayahnya ini berupa budak, kayu mesoyi, cengkih, pala, cangkang kura-kura, burung cendrawasih, dll. Bila tidak dibayar, hukuman berupa Perang Hongi akan dilaksanakan atas nama Sultan Tidore oleh kerajaan, kampung, dan kelompok marga bawahan Tidore. Efek pelayaran hongi ini cukup destruktif untuk perdagangan antar pulau, dimana Pulau Kurudu, Waropen yang merupakan pusat perdagangan di Teluk Cendrawasih diserang berkali-kali pada akhir tahun 1840-an hinga pusat perdagangan berpindah ke Teluk Doreri (Manokwari) dan Pulau Roon, Wondama pada tahun 1850-an. Walau kapal pedagang sangat jarang diserang tetapi berita adanya pelayaran hongi menyebabkan penduduk pesisir kabur sehingga tidak akan ada perdagangan pada musim itu. Belanda baru memulai memerintah langsung wilayah Niew Guinea sejak tahun 1898, parlemen Belanda mensyahkan pengeluaran anggaran sebanyak f.115.000 untuk mendirikan pemerintahan di Nieuw Guinea. Pemerintah Belanda membagi dua bagian daerah Nieuw Guinea, bagian utara dinamakan Afdeeling Noord Nieuw Guinea dengan kontrolir ditempatkan di Manokwari, lalu bagian Barat dan Selatan dinamakan Afdeeling West en Zuid Nieuw Guinea dengan kontrolir ditempatkan di Fakfak (Koentjaranigrat, 1992). Pada tahun 1901, Belanda membeli wilayah New Guinea dari Sultan Tidore menjadi wilayah Hindia Belanda. Era Modern Di masa Kebangkitan Nasional Indonesia, beberapa sosok nasionalis Indonesia yang sebagian besar merupakan tokoh pemberotakan komunis pada tahun 1926 ditahan di wilayah Boven-Digoel. Hal ini menjadi cikal bakal terbentuknya gerakan nasionalis Indonesia di wilayah Nugini Barat. Setelah proklamasi kemerdekaan dari Belanda pada tahun 1945, Republik Indonesia mengklaim semua wilayah Belanda yang sebelumnya merupakan bagian dari Hindia Belanda, termasuk wilayah Nugini Barat. Sosok nasionalis mulai mendirikan organisasi sebagai bagian dari persiapan perang revolusi melawan Belanda. Seperti Marthen Indey memimpin Komite Indonesia Merdeka (KIM) Desember 1946 di Abepura, Gerakan Merah Putih didirikan oleh Petrus Walebong dan Samuel Damianus Kawab di Manokwari, Perserikatan Indonesia Merdeka (PIM) didirikan oleh Lukas Rumkorem di Biak bulan September 1945, dan Silas Papare membentuk PKII pada tahun 1945 di Serui. Untuk menghadang rencana ini, Belanda membentuk Dewan Nugini pada tahun 1961. Untuk melawan ini para pemuda Papua seperti Rumagesan, N.L. Suwages, Papare, Marani di Indonesia membentuk konferensi di Cibogo, Bogor para tanggal 13-15 April 1961. Usaha ini melahirkan Depertan pada Desember 1961, yang membentuk Komando Tertinggi Pembebasan Irian Barat (KOTI), dan puncaknya deklarasi Trikora diproklamirkan Sukarno pada 19 Desember 1961. Provinsi Papua Barat dibentuk melalui proses pemekaran dari Provinsi Papua pada bulan Februari 2003, dengan penamaan awal Irian Jaya Barat. Pemekaran ini sejalan dengan tren pemecahan wilayah yang terjadi di seluruh Indonesia pada era Pasca-Soeharto. Pada 18 April 2007, pengesahan PP No. 24 Tahun 2007 secara resmi mengubah nama Irian Jaya Barat menjadi Papua Barat. Wilayah Papua Barat mengecil akibat pemekaran Provinsi Papua Barat Daya yang disahkan menjadi Undang-undang pada 17 November 2022 oleh DPR dan diresmikan pada 9 Desember 2022 oleh Kemendagri. Geografi Wilayah provinsi ini mencakup kawasan kepala burung pulau Papua dan kepulauan-kepulauan di sekelilingnya. Di sebelah utara, provinsi ini dibatasi oleh Samudra Pasifik, bagian barat berbatasan dengan provinsi Maluku Utara dan provinsi Maluku, bagian timur dibatasi oleh Teluk Cenderawasih, selatan dengan Laut Seram dan tenggara berbatasan dengan provinsi Papua Tengah. Batas Papua Barat hampir sama dengan batas Afdeling ("bagian") West Nieuw-Guinea ("Guinea Baru Barat") pada masa Hindia Belanda. Provinsi ini dibagi dalam beberapa kabupaten dan Kota. Batas Wilayah Dan Negara Papua Barat Samudera Pasifik Gunung Pegunungan Arfak (2.940 m) di Kabupaten Manokwari Pegunungan Fak- Fak di Kabupaten Fak-Fak Gunung Fudi (1.280 m) di Kabupaten Fak-Fak Pegunungan Kumafa di Kabupaten Fak-Fak Gunung Togwomeri (2.680 m) di Kabupaten Manokwari Gunung Wasada (1.070 m) di Kabupaten Manokwari Gunung Wiwi (1.130 m) di Kabupaten Manokwari Danau Danau Anggi Giji di Kabupaten Pegunungan Arfak Danau Anggi Gita di Kabupaten Pegunungan Arfak Danau Yamur di Kabupaten Manokwari Pemerintahan Daftar gubernur Dewan Perwakilan Kabupaten dan Kota Distrik, Kampung, dan Kelurahan Demografi Suku Bangsa Penduduk provinsi Papua Barat terdiri dari bermacam-macam suku bangsa. Berdasarkan Sensus Penduduk Indonesia 2010 dari 753.399 jiwa penduduk 2010, jumlah penduduk dari suku asli Papua sebanyak 387.816 jiwa (51,47%), termasuk suku Arfak, Biak, Yapen dan suku lainnya asal Papua Barat. Penduduk dari luar Papua terbanyak yaitu suku Jawa sebanyak 111.274 jiwa (14,77%), kemudian asal Maluku 78.855 jiwa (10,47%), asal Sulawesi 60.091 jiwa (7,98%), Bugis 40.046 jiwa (5,32%), Makassar 17.025 jiwa (2,26%), asal NTT 14.918 jiwa (1,98%), Minahasa 13.492 jiwa (1,79%), Batak 7.186 jiwa (0,95%), Sunda 7.160 jiwa (0,95%) dan lainnya 2,06%. Berikut ini merupakan komposisi suku bangsa di Papua Barat menurut Sensus Penduduk 2010: Suku asli Papua termasuk suku Arfak (9,18%), Biak-Numfor (7,47%), Ayfat (6,06%), Baham (2,94%), Yapen (2,49%), Mooi (2,40%), Tehit (2,12%), Wandamen (1,79%), Irarutu (1,57%), Kokoda (1,33%), Inanwatan (1,18%), Wamesa (1,16%), dan suku Papua Barat lainnya (11,8%). Kebudayaan Salah suku yang dikenal dari Papua Barat adalah suku Arfak. Orang Arfak dikenal sebagai suku yang bangga dengan Identitas Kesukuan. Bila orang Arfak keluar dari daerahnya, mereka tidak segan mengaku sebagai bagian dari suku besar Suku Arfak. Dari segi bahasa, Suku Arfak yang memiliki empat sub anak suku memiliki bahasa yang berbeda, kecuali Suku Hatam dan Moilei masih memiliki kemiripan penggunaan tata bahasa. Senjata suku Arfak dan empat suku anaknya sama yakni panah dan parang. Busur dan panah adalah salah satu paket senjata lengkap bagi suku Arfak. Busur dan Anak Panah lengkap ini disebut Inyomus oleh Suku Sough. Sedangkan di Kampung Irai disebut dengan Inyomusi. Pemilik ilmu hitam di antara orang Arfak disebut sebagai Suwanggi, seseorang yang berprofesi sebagai pembunuh bayaran yang menggunakan ilmu hitam berbau mistis. Sementara sebutan itu bagi suku Sougb disebut Surer. Pendidikan Pendidikan Tinggi Terdapat berbagai perguruan tinggi di Papua Barat baik negeri maupun swasta, antara lain: Negeri dan Kedinasan Universitas Papua, Manokwari (UNIPA) Politeknik Negeri Fakfak (Polinef) Politeknik Pembangunan Pertanian Manokwari (Polbangtan Manokwari) Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Sorong (Poltekkes Kemenkes Sorong) kampus Manokwari dan Fakfak Swasta Institut Sains dan Teknologi Indonesia Manokwari (ISTI Manokwari) STKIP Muhammadiyah Manokwari Pelatihan kerja Pusat Pelatihan Teknik Industri dan Migas (P2TIM) Teluk Bintuni–kerjasama antara pemkab Teluk Bintuni dengan Petrotekno Technical School. Pariwisata Taman Nasional Teluk Cenderawasih Taman Nasional Teluk Cenderawasih adalah Taman Nasional bahari yang berada di perbatasan Papua Barat di Teluk Wondama dengan Papua Tengah di Nabire. Merupakan kawasan lindung dan tempat wisata dengan kekayaan alam yang tinggi dan masih asri, berupa lautan biru dengan pulau-pulau kecil dan memiliki biota laut dan ekosistem yang beranekaragam seperti terumbu karang, padang lamun, hutan pantai, dan mangrove. Teluk Triton Teluk Triton adalah sebuah teluk di Kabupaten Kaimana. Gugusan pulau karang dengan pepohonan hijau di wilayah ini memiliki kemiripan dengan Kepulauan Raja Ampat di Papua Barat Daya. Kawasan ini memiliki air laut yang jernih dengan terumbu karang yang masih asri serta pantai berpasir putih. Selain wisata alam, Teluk Triton juga memiliki lukisan prasejarah yang berada di dinding tebing. Pegunungan Arfak Pegunungan Arfak adalah pegunungan sekaligus nama kabupaten di Papua Barat. Wilayah ini memiliki lingkungan dan adat yang masih asri dan terjaga. Pegunungan Arfak dihuni oleh Suku Arfak yang masih menjaga tradisinya misalnya rumah kaki seribu. Pegunungan Arfak memiliki dua danau yang berdekatan yaitu Danau Anggi Giji dan Anggi Gida. Wisata lain yang dapat dilakukan antara lain pengamatan satwa endemik seperti kupu-kupu, cenderawasih dan bowerbird yang dikenal sebagai burung pintar karena pembuatan sarangnya yang unik. Referensi Pranala luar Situs resmi pemerintah provinsi Informasi Lengkap Seputar Papua Barat Badan Pusat Statistik: Irian Jaya Barat Provinsi di Indonesia Negara dan wilayah yang didirikan tahun 1999
4751
https://id.wikipedia.org/wiki/Suku%20Melayu%20Tamiang
Suku Melayu Tamiang
Suku Tamiang (Jawoë: اوغڠ تامياڠ؛ اورڠ تامياڠ) adalah suku bangsa pribumi di Kabupaten Aceh Tamiang di Provinsi Aceh, dan beberapa daerah Kabupaten Langkat di Sumatera Utara. Sumber Lihat pula Bahasa Melayu Tamiang Kabupaten Aceh Tamiang Melayu Tamiang Suku bangsa di Aceh Melayu Tamiang
4754
https://id.wikipedia.org/wiki/Santanu
Santanu
Santanu adalah tokoh protagonis dalam wiracarita Mahabharata. Ia adalah putra bungsu Raja Pratipa dari trah Candrawangsa, keturunan Maharaja Kuru. Ia memiliki dua kakak, masing-masing bernama Dewapi dan Bahlika yang tidak mewarisi takhta kerajaan. Santanu merupakan suami Dewi Gangga dan Satyawati, dan ayah bagi Bisma, Citrānggada, dan Wicitrawirya. Ia memerintah di Hastinapura, ibu kota sekaligus pusat pemerintahan para keturunan Kuru di Kerajaan Kuru. Kehidupan awal Dalam Adiparwa, kitab pertama Mahabharata dikisahkan bahwa Santanu merupakan putra dari pasangan Raja Pratipa dengan Ratu Sunanda, keturunan Raja Kuru, yang menurunkan keluarga para Pandawa dan Korawa. Menurut Adiparwa, Santanu berasal dari kata çanta (berarti tenang), sebab Pratipa dalam keadaan tenang pada saat putranya dilahirkan. Mahabharata mendeskripsikan Santanu sebagai raja yang tampan, cakap memainkan senjata, dan senang berburu ke hutan. Pada saat ayahnya hendak pensiun, kakak Santanu yang bernama Dewapi dan Bahlika menolak mewarisi takhta. Dewapi—yang mengidap kusta—memutuskan untuk hidup sebagai pertapa demi menemukan kedamaian, sementara Bahlika memutuskan untuk mengikuti pamannya, pergi berkelana ke India Barat. Maka dari itu, Santanu menggantikan posisi ayahnya sebagai raja di Hastinapura. Pernikahan dengan Gangga Dalam Adiparwa diceritakan bahwa ketika Santanu berburu di tepi sungai Gangga, ia bertemu dengan Dewi Gangga (dalam tradisi Jawa disebut "Jahnawi"). Dewi tersebut dikutuk oleh Dewa Brahma supaya turun ke Bumi dan menjadi pasangan seseorang yang merupakan keturunan Kuru. Terpikat oleh kecantikannya, Santanu pun melamarnya. Dewi Gangga bersedia menjadi permaisuri sang raja, dengan syarat bahwa apapun yang ia lakukan terhadap anaknya, sang raja tidak boleh melarangnya. Jika Santanu melanggar persyaratan tersebut, maka Dewi Gangga akan segera meninggalkannya. Demi menikahi sang dewi, maka syarat tersebut dipenuhi. Setelah menikah, Dewi Gangga mengandung putranya yang pertama. Tak lama setelah anak tersebut lahir, sang dewi segera menenggelamkannya ke sungai Gangga. Santanu mengetahui hal tersebut karena membuntuti istrinya, namun ia tak kuasa mencegah karena terikat akan janji pernikahannya. Kemudian, semua putra yang dilahirkan selanjutnya mengalami nasib yang sama. Hal itu terjadi berturut-turut sampai tujuh kali. Ketika Dewi Gangga melahirkan putranya yang kedelapan, Santanu tidak tahan lagi. Ia segera mencegah istrinya menenggelamkan putra kedelapan tersebut. Dewi Gangga menjelaskan bahwa putra-putra yang ia lahirkan merupakan inkarnasi dari Astabasu atau delapan Wasu. Tindakannya menenggelamkan bayi-bayi tersebut adalah untuk membebaskan jiwa mereka agar segera mencapai surga, kediaman para Wasu. Ia menjelaskan bahwa delapan Wasu tersebut pernah mencuri lembu sakti milik Resi Wasista. Karena ketahuan, mereka dikutuk oleh Resi Wasista supaya terlahir sebagai manusia. Salah satu dari delapan Wasu tersebut bernama Prabata yang merupakan penggagas rencana pencurian tersebut. Karena ia merupakan pelaku utama dan ketujuh Wasu lainnya hanya ikut membantu, maka Prabata yang hidup paling lama sebagai manusia. Ia dilahirkan paling terakhir, sebagai putra kedelapan Dewi Gangga. Setelah menjelaskan hal tersebut kepada Santanu, Dewi Gangga lenyap di sungai Gangga sambil membawa putranya yang kedelapan. Santanu merelakan kepergian permaisurinya dan kembali lagi ke istana. Kemunculan Dewabrata Putra Gangga bertemu kembali dengan ayahnya setelah berpisah selama 16 tahun. Dalam Adiparwa diceritakan bahwa peristiwa itu diawali dengan keheranan Santanu atas aliran sungai Gangga yang mendadak surut. Setelah diselidiki hingga ke hulu, di sana ia melihat seorang remaja yang sangat kuat sedang membendung air sungai Gangga menggunakan ratusan anak panah. Saat Santanu tiba, Dewi Gangga menampakkan diri dan menjelaskan asal usul anak tersebut. Santanu merasa gembira sebab putranya yang dibawa pergi semenjak lahir telah kembali pulang. Oleh Santanu, anak tersebut diberi nama Dewabrata. Dewabrata tumbuh menjadi putra yang berbakti kepada orang tua dan memiliki jiwa kesatria tinggi. Ia dicalonkan sebagai yuwaraja, atau putra mahkota. Pernikahan dengan Satyawati Pada suatu ketika, Santanu mendengar desas-desus bahwa di sekitar sungai Yamuna tersebar bau yang sangat harum semerbak. Dengan penasaran, ia berjalan-jalan ke sana. Ia menemukan sumber bau harum tersebut dari seorang bunga desa, bernama Satyawati (alias Matsyagandi, Gandawati, atau Durgandini). Adiparwa mendeskripsikan parasnya sangat elok, dan tubuhnya sangat harum. Santanu jatuh cinta dan melamarnya. Satyawati pun mengajak Santanu menemui ayahnya, seorang nelayan bernama Dasabala. Dasabala mengajukan syarat bahwa jika Satyawati menjadi permaisuri Santanu, maka ia harus diperlakukan sesuai dengan darma, dan keturunan Satyawati-lah yang harus menjadi penerus takhta. Mendengar syarat tersebut, Santanu pulang dengan kecewa dan sakit hati, sebab ia telanjur menetapkan Dewabrata sebagai putra mahkota. Tak lama kemudian, ia menjadi sakit karena terus memikirkan wanita yang tak kunjung ia dapatkan. Melihat kondisi ayahnya yang sulit disembuhkan, Dewabrata pun segera melakukan penyelidikan. Ia bertanya kepada kusir yang mengantarkan ayahnya berjalan-jalan. Dari sana ia memperoleh informasi bahwa ayahnya jatuh cinta kepada seorang wanita, namun tidak jadi dinikahi karena syarat yang terlampau berat. Akhirnya, Dewabrata berangkat ke sungai Yamuna demi menyembuhkan sakit hati ayahnya. Ia menghadap Dasabala, mewakili ayahnya untuk melamar Satyawati. Ia melepaskan gelarnya sebagai putra mahkota dan bersumpah tidak akan meneruskan takhta keturunan Kuru. Ia juga bersumpah tidak akan menikah seumur hidup dan agar kelak tidak terjadi perebutan kekuasan antara keturunannya dengan keturunan Satyawati. Sumpahnya disaksikan oleh para dewata dan semenjak saat itu namanya berubah menjadi Bisma. Akhirnya Santanu dan Satyawati menikah lalu memiliki dua orang putra bernama Citrānggada dan Wicitrawirya. Santanu wafat dan Bisma menunjuk Citrānggada sebagai penerus tahta Hastinapura, sedangkan ia sendiri berperan sebagai pelindung raja. Di kemudian hari, Wicitrawirya-lah akan menurunkan keluarga besar Pandawa dan Korawa. Silsilah Galeri Referensi Adiparwa, buku pertama dari seri Astadasaparwa kitab Mahābhārata. Pranala luar Mahabharata Online.com Leluhur Pandawa dan Korawa Tokoh Mahabharata Raja dalam mitologi Hindu
4755
https://id.wikipedia.org/wiki/Pandu
Pandu
Pandu adalah nama tokoh dalam wiracarita Mahabharata, ayah dari para Pandawa. Pandu merupakan anak kedua dari tiga bersaudara; kakaknya Dretarastra, sedangkan adiknya Widura. Menurut Mahabharata, Dretarastra merupakan pewaris takhta kerajaan Kuru dengan pusat pemerintahan di Hastinapura. Karena ia buta, maka takhta diserahkan kepada Pandu, dengan Widura sebagai menteri yang memiliki kebijaksanaan terutama di bidang tata negara. Pandu memiliki dua orang istri, yaitu Kunti dan Madri. Dalam Mahabharata diceritakan bahwa Pandu pantang berhubungan badan dengan istrinya akibat dikutuk oleh Resi Kindama. Kutukan itu terjadi setelah Pandu memanah resi tersebut tanpa sepengetahuannya, sebab pada saat itu sang resi berubah wujud menjadi kijang. Kedua istri Pandu pun berusaha memiliki keturunan tanpa berhubungan badan dengan cara memohon kepada dewa. Pada akhirnya, Pandu melanggar pantangannya sehinga tewas akibat kutukan yang ditimpakan kepadanya. Madri menyusul suaminya dengan cara membakar diri (sati). Kata Pāṇḍu dalam bahasa Sanskerta berarti pucat. Mahabharata mendeskripsikan bahwa kulitnya memang pucat atau kekuningan. Kelahiran Menurut Mahabharata, Wicitrawirya bukanlah ayah biologis Pandu sebab Wicitrawirya wafat tanpa memiliki keturunan. Ambalika (ibu Pandu) diserahkan kepada Resi Byasa, yaitu keturunan Satyawati (ibu suri) agar menyelenggarakan putrotpadana atau niyoga demi memperoleh anak. Ambalika disuruh oleh Satyawati untuk mengunjungi Byasa ke dalam sebuah kamar dan dijanjikan suatu anugerah. Ia juga disuruh untuk terus membuka mata supaya tidak melahirkan putra yang buta (Dretarastra), sebagaimana yang telah terjadi pada saudaranya, Ambika. Maka dari itu, Ambalika terus membuka mata, tetapi ngeri setelah melihat rupa sang resi yang "luar biasa". Akibatnya, selama upacara Ambalika berwajah pucat karena takut melihat perangai sang resi. Resi Byasa pun memprediksi bahwa kelak anak yang dilahirkan Ambalika akan berkulit pucat. Seperti yang dikatakan sang resi, putranya terlahir pucat. Pemerintahan Mahabharata mendeskripsikan Pandu sebagai seorang pemanah yang mahir. Ia diajari ilmu perang dan tata negara oleh pamannya, Bisma. Saat dewasa, atas saran dari menteri Widura, Pandu diangkat sebagai Raja Kuru meskipun merupakan putra kedua, sebab putra pertama (Dretarastra) terlahir dalam kondisi buta. Pandu memimpin tentara Dretarastra dan juga memerintah kerajaan demi kakaknya. Pandu menaklukkan wilayah Dasarna, Kashi, Anga, Wanga, Kalinga, Magadha, dan lain-lain. Pernikahan Pandu menikahi Kunti (putri angkat Raja Kuntiboja dari Bangsa Yadawa) setelah mengikuti suatu sayembara. Pernikahan tersebut mendekatkan hubungan antara bangsawan Yadawa (keluarga Kresna dan Baladewa) dengan Dinasti Kuru. Tak lama setelah pernikahannya dengan Kunti, Bisma mencari istri kedua bagi Pandu. Maka ia berangkat menuju kerajaan Madra untuk menjodohkan putri Madri kepada Pandu. Niat Bisma diterima baik oleh Salya, Raja Madra. Madri pun menikah dengan Pandu. Pengasingan diri Dikisahkan bahwa saat berburu di hutan, tanpa sengaja Pandu memanah seorang resi bernama Kindama yang sedang bersenggama dalam wujud rusa. Atas perbuatan tersebut, sang resi mengutuk Pandu agar kelak ia meninggal seketika apabila bersenggama dengan wanita. Maka dari itu, Pandu tidak bisa memiliki anak dengan cara bersenggama. Setelah dikutuk Resi Kindama, Pandu merasa bahwa perannya sebagai raja telah sia-sia apabila tidak mampu memiliki keturunan. Maka ia memutuskan untuk meninggalkan istana bersama kedua istrinya dan hidup seperti pertapa, sedangkan takhta kerajaan diserahkan kepada kakaknya, Dretarastra. Menurut kitab Adiparwa, Pandu dan kedua istrinya menuju hutan di wilayah perbukitan Satasringga. Di dalam hutan, Kunti teringat akan pengalamannya saat masih muda, ketika ia mendapat anugerah berupa pengetahuan tentang mantra sakti dari Resi Durwasa yang berguna untuk memanggil dewa tertentu, dan pengguna mantra berhak memperoleh keturunan dari setiap dewa yang dipanggil. Kunti pun memberi tahu Pandu tentang hal itu, dan atas bujukan Pandu maka ia memanggil tiga dewa: Yama, Bayu, dan Indra. Masing-masing dewa menganugerahkan seorang putra: Yudistira, Bima, dan Arjuna. Karena anjuran Pandu, Kunti membantu Madri untuk memperoleh keturunan dari dewa tertentu. Madri pun memanggil dewa kembar Aswin. Dari dewa kembar tersebut, Madri menerima putra kembar, yang diberi nama Nakula dan Sadewa. Kelima putra pandu dikenal sebagai Pandawa. Berita kelahiran mereka disampaikan ke Hastinapura. Dengan demikian, Pandu memiliki pewaris yang sah. Kematian Lima belas tahun setelah ia hidup di tengah hutan, ketika Kunti dan putra-putranya berada jauh, Pandu mencoba untuk bersenggama dengan Madri. Atas tindakan tersebut, Pandu tewas sesuai dengan kutukan yang diucapkan oleh resi yang pernah dibunuhnya. Madri pun merasa bersalah karena telah menerima ajakan dari Pandu. Saat upacara pembakaran jenazah, Madri memutuskan untuk membakar dirinya sendiri (sati) untuk menyusul suaminya. Sebelumnya, ia menitipkan putra kembarnya agar dirawat oleh Kunti. Pewayangan Jawa Dalam pewayangan, tokoh Pandu (Bahasa Jawa: Pandhu) merupakan putra Byasa dan Ambalika, janda Wicitrawirya. Pandu digambarkan berwajah tampan namun memiliki cacat di bagian leher, sebagai akibat karena ibunya memalingkan muka saat pertama kali menjumpai Byasa. Para dalang mengembangkan kisah masa muda Pandu yang hanya tertulis singkat dalam Mahabharata. Misalnya, Pandu dikisahkan selalu terlibat aktif dalam membantu perkawinan para sepupunya di Mandura. Pandu pernah diminta para dewa untuk menumpas musuh kahyangan bernama Prabu Nagapaya, raja raksasa yang bisa menjelma menjadi naga dari negeri Goabarong. Setelah berhasil melaksanakan tugasnya, Pandu mendapat hadiah berupa pusaka minyak Tala. Pandu menikah dengan Kunti setelah berhasil memenangkan sayembara di negeri Mandura. Ia bahkan mendapatkan hadiah tambahan, yaitu Putri Madri, setelah berhasil mengalahkan Salya, kakak sang putri. Di tengah jalan ia juga berhasil mendapatkan satu putri lagi bernama Gandari dari negeri Plasajenar, setelah mengalahkan kakaknya yang bernama Prabu Gendara. Putri yang terakhir ini kemudian diserahkan kepada Dretarastra, kakak Pandu. Menurut pewayangan Jawa, Byasa dikisahkan mewarisi takhta Astina (Hastinapura) sebagai raja sementara sampai Pandu dewasa. Pandu naik takhta di Astina menggantikan Byasa dengan bergelar "Prabu Pandu Dewanata" atau "Prabu Gandawakstra". Ia memerintah didampingi Gandamana, pangeran Pancala sebagai patih. Tokoh Gandamana ini kemudian disingkirkan oleh Sangkuni (adik Gandari) secara licik. Keluarga Dari kedua istrinya, Pandu mendapatkan lima orang putra yang disebut Pandawa. Berbeda dengan kitab Mahabharata, kelimanya benar-benar putra kandung Pandu, dan bukan hasil pemberian dewa. Para dewa hanya dikisahkan membantu kelahiran mereka. Misalnya, Batara Darma membantu kelahiran Yudistira, dan Batara Bayu membantu kelahiran Bima. Kelima putra Pandu semuanya lahir di Astina, bukan di hutan sebagaimana yang dikisahkan dalam Mahabharata. Akhir riwayat Kematian Pandu dalam pewayangan bukan karena bersenggama dengan Madri, melainkan karena berperang melawan Prabu Tremboko, muridnya sendiri. Dikisahkan bahwa Madri mengidam ingin bertamasya naik Lembu Nandini, wahana Batara Guru. Pandu pun naik ke kahyangan mengajukan permohonan istrinya. Sebagai syarat, ia rela berumur pendek dan masuk neraka. Batara Guru mengabulkan permohonan itu. Pandu dan Madri pun bertamasya di atas punggung Lembu Nandini. Setelah puas, mereka mengembalikan lembu itu kepada Batara Guru. Beberapa bulan kemudian, Madri melahirkan bayi kembar bernama Nakula dan Sadewa. Sesuai kesanggupannya, Pandu pun berusia pendek. Akibat adu domba dari Sangkuni, Pandu pun terlibat dalam perang melawan muridnya sendiri, yaitu seorang raja raksasa dari negeri Pringgadani bernama Prabu Tremboko. Perang ini dikenal dengan nama Pamoksa. Dalam perang itu, Tremboko gugur terkena anak panah Pandu, tetapi ia sempat melukai paha lawannya itu menggunakan keris bernama "Kyai Kalanadah". Akibat luka di paha tersebut, Pandu jatuh sakit. Ia akhirnya meninggal dunia setelah menurunkan wasiat agar Astina untuk sementara diperintah oleh Dretarastra sampai kelak Pandawa dewasa. Antara putra-putri Pandu dan Tremboko kelak terjadi perkawinan, yaitu Bima dengan Hidimbi, yang melahirkan Gatotkaca, seorang kesatria berdarah campuran, manusia dan raksasa. Istilah pamoksa seputar kematian Pandu kiranya berbeda dengan istilah moksa dalam agama Hindu. Dalam pamoksa, raga Pandu ikut musnah saat meninggal dunia. Jiwanya kemudian masuk neraka sesuai perjanjian. Beberapa tahun kemudian, atas perjuangan putra keduanya, Pandu akhirnya mendapatkan tempat di surga. Versi lain yang lebih dramatis mengisahkan Pandu tetap memilih hidup di neraka bersama Madri sesuai janjinya kepada dewa. Baginya, tidak menjadi masalah meskipun ia tetap tinggal di neraka, asalkan ia dapat melihat keberhasilan putra-putranya di dunia. Perasaan bahagia melihat darma bakti para Pandawa membuatnya merasa hidup di surga. Silsilah Referensi Tokoh Mahabharata Raja dalam mitologi Hindu
4756
https://id.wikipedia.org/wiki/Cakil
Cakil
Cakil merupakan nama tokoh pewayangan Jawa, berwujud seorang raksasa dengan rahang bawah yang lebih panjang daripada rahang atas. Tokoh ini merupakan inovasi Jawa dan tidak dapat ditemui dalam kitab-kitab Itihasa dari India (kitab Ramayana dan Mahabharata). Nama lain dari Cakil ini adalah Gendir Penjalin, Ditya Kala Carang Aking, Kala Klantang Mimis dan Ditya Kala Plenthong. Dalam sebuah pertunjukan wayang, Cakil selalu berhadapan dengan Arjuna ataupun tokoh satria yang berada di gunung, hutan, atau sedang menjalani pertapaan. Tokoh ini biasanya keluar dalam adegan perang kembang pada pathet sanga di sebuah pagelaran wayang. Tokoh ini hanya merupakan tokoh humoristis saja yang tidak serius namun sebenarnya Cakil adalah perlambang tokoh yang pantang menyerah dan selalu berjuang hingga titik darah penghabisan karena dalam perang kembang tersebut Cakil selalu tewas karena kerisnya sendiri. Galeri Lihat pula Daftar tokoh wayang Tokoh wayang
4757
https://id.wikipedia.org/wiki/Ekalawya
Ekalawya
Ekalawya adalah seorang pangeran dari kaum Nishada (persekutuan dari suku-suku pemburu dan manusia pedalaman) dalam wiracarita India Mahabharata. Diceritakan bahwa ia merupakan anak angkat dari Hiranyadanus, pemimpin kaum Nishada, dan merupakan sekutu Jarasanda. Ia memiliki kemampuan yang setara dengan Arjuna dalam ilmu memanah. Dalam Mahabharata dikisahkan bahwa ia bertekad ingin menjadi pemanah terbaik di dunia sehingga memohon untuk diangkat sebagai murid Drona, tetapi permohonannya ditolak. Meskipun di kemudian hari ia kehilangan ibu jari tangan kanannya, Ekalawya tetap dikenal sebagai seorang pemanah dan kesatria yang tangguh. Arti nama Dalam bahasa Sanskerta, kata Ekalavya secara harfiah berarti "ia yang memusatkan pikirannya kepada suatu ilmu/mata pelajaran". Sesuai dengan arti namanya, Ekalawya adalah seorang kesatria yang memusatkan perhatiannya kepada ilmu memanah. Dalam kisah pedalangan Jawa yang mengadaptasi wiracarita Mahabharata, Ekalawya disebut Bambang Ekalaya atau Bambang Ekawaluya, atau dengan sebutan Bambang Palgunadi. Latihan memanah Dalam kitab Mahabharata dikisahkan bahwa Ekalawya merupakan pemanah dari golongan Nishada. Dengan didasari oleh keinginan untuk memperdalam ilmu panahan, ia datang ke Hastinapura untuk berguru langsung kepada Drona, guru para pangeran Dinasti Kuru (Pandawa dan Korawa). Namun permohonannya ditolak karena Drona khawatir bahwa kemampuannya bisa menandingi Arjuna, murid kesayangan Drona. Di samping itu, Drona berjanji untuk menjadikan Arjuna sebagai satu-satunya kesatria pemanah paling unggul di dunia. Meskipun demikian, penolakan Drona tidak menghalangi niatnya untuk memperdalam ilmu memanah. Ekalawya memutuskan untuk kembali ke hutan dan mulai belajar sendiri. Sebagai motivasi dan inspirasi, ia membuat patung berbentuk Drona dari tanah dan lumpur bekas pijakan Drona, serta memuliakan patung tersebut seakan-akan itu adalah Drona yang asli. Berkat kegigihannya dalam berlatih, Ekalawya menjadi seorang prajurit dengan kecakapan dalam ilmu memanah, yang berpotensi untuk menyaingi kemahiran Arjuna. Pada suatu hari, saat sedang berlatih di tengah hutan, ia mendengar suara anjing menggonggong ke arahnya. Tanpa melihat sumber suara, Ekalawya melepaskan beberapa anak panah yang akhirnya menyumpal mulut anjing tersebut. Si anjing tidak mati, tetapi sumpalan anak panah membuatnya tak bisa menggongong. Ia pun segera meninggalkan Ekalawya. Saat anjing yang tersumpal itu ditemukan oleh Drona dan para pangeran Dinasti Kuru, mereka kebingungan karena sejauh pengetahuan mereka, tidak ada orang yang mampu melakukan keterampilan memanah seperti itu selain Arjuna. Kemudian mereka melacak jejak anjing tersebut, yang mengarah kepada Ekalawya. Saat diinterogasi, Ekalawya memperkenalkan dirinya sebagai murid Drona. Mendengar pengakuan Ekalawya, timbul kegundahan dalam hati Arjuna, bahwa ia tidak lagi menjadi seorang pemanah terbaik di dunia. Perasaan gundah Arjuna akhirnya terbaca oleh Drona, yang juga teringat akan janjinya untuk menjadikan Arjuna sebagai pemanah terhebat di dunia. Pemotongan ibu jari Saat bertemu Drona dan Arjuna, Ekalawya dengan sigap menyembah sang guru, tetapi ia malah mendapat amarah atas sikap yang dianggap tidak bermoral, yaitu lancang mengaku sebagai murid Drona meskipun dahulu sudah pernah ditolak untuk diterima sebagai murid. Dalam kesempatan itu pula, Drona meminta Ekalawya untuk mempersembahkan guru-daksina apabila mau diakui sebagai murid. Pada zaman India Kuno, guru-daksina merupakan tradisi memberikan sesuatu sesuai permintaan guru kepada muridnya, sebagai tanda terima kasih dari seorang murid yang telah menyelesaikan pendidikan. Ekalawya mengaku bahwa ia tidak memiliki barang berharga apa pun untuk diberikan. Namun Drona meminta supaya ia memotong ibu jari tangan kanannya sebagai daksina. Awalnya Ekalawya ragu, tetapi Drona tetap memintanya secara tegas. Permohonan Drona pun dilakukan oleh Ekalawya. Ia menyerahkan ibu jari kanannya kepada Drona, meskipun dia tahu akan akibat dari pengorbanannya tersebut, yaitu kehilangan kemampuan maksimal dalam memanah. Riwayat selanjutnya Dalam kitab Hariwangsa dan Bhagawatapurana, dikisahkan bahwa Ekalawya mengabdi pada Jarasanda di Magadha. Ia juga turut membantu ketika Jarasanda mengepung Mathura, kota para Yadawa. Saat Rukmini dilarikan oleh Kresna, Ekalawya juga turut melakukan pengejaran bersama Jarasanda dan Sisupala. Kematian Ekalawya termuat dalam Srimad-bhagawatam. Setelah tewasnya Jarasanda, Ekalawya bertempur untuk membalas dendam dengan cara mengepung Dwaraka, kediaman Kresna dan Baladewa (Balarama). Ia bertarung melawan pasukan Yadawa, dan akhirnya tewas dalam pertempuran setelah Kresna melemparkan batu ke arahnya. Pewayangan Jawa Dalam lakon pewayangan Jawa yang mengadaptasi kisah Mahabharata, tokoh Ekalawya lebih dikenal dengan sebutan Ekalaya (dalam cerita pedalangan dikenal pula dengan nama Palgunadi). Menurut lakon pewayangan, ia adalah raja negara Paranggelung, sehingga bergelar "Prabu". Ekalaya mempunyai istri yang cantik dan setia bernama Dewi Anggraini, putri apsari (bidadari) Warsiki. Ekalaya seorang raja-kesatria, yang selalu mendalami latihan keprajuritan dan menekuni ilmu perang. Ia diceritakan sebagai manusia sakti dan mahir mempergunakan senjata panah. Ia juga mempunyai cincin pusaka bernama Mustika Ampal yang menyatu dengan ibu jari tangan kanannya. Sebagai tokoh pewayangan, Ekalaya diceritakan berwatak jujur, setia, tekun dan tabah, sangat mencintai istrinya. Sebagaimana dalam Mahabharata, Ekalaya dalam pewayangan juga dikisahkan gigih dalam menuntut ilmu. Dalam suatu lakon, dikisahkan bahwa Ekalaya mendapatkan bisikan gaib untuk mempelajari ilmu atau ajian Danurwenda yang hanya dimiliki oleh Resi Drona (Durna). Namun sang resi sudah berjanji tidak akan mengajarkan ilmu tersebut kepada orang-orang selain para Pandawa dan Korawa. Meskipun ditolak, secara diam-diam Ekalaya membuat patung sang resi (sebagai pengganti kehadiran Drona), lalu belajar sendiri dengan sungguh-sungguh sehingga berhasil menguasai ajian tersebut. Istri Ekalaya sangat cantik jelita sehingga membuat Arjuna (salah satu Pandawa) berhasrat padanya. Dewi Anggraini mengadukan hal tersebut kepada suaminya sehingga terjadi perselisihan dengan Arjuna. Ekalaya pun bertarung dengan Arjuna, yang menyebabkan Arjuna sempat mati, tetapi kemudian dihidupkan kembali oleh Prabu Batara Sri Kresna. Dalam perselisihannya dengan Arjuna, Ekalaya ditipu untuk merelakan ibu jari tangan kanannya dipotong oleh 'patung' Resi Drona, yang mengakibatkan kematiaannya karena cincin Mustika Ampal lepas dari tubuhnya. Menjelang kematiannya, Ekalaya berjanji akan membalas dendamnya kepada Resi Drona. Dalam perang Bharatayuddha, kutuk dendam Ekalaya menjadi kenyataan. Arwahnya menyatu dalam tubuh Arya Drestadyumena, kesatria dari Pancala, yang memenggal kepala Resi Drona. Referensi Pranala luar Siapakah Sang Ekalawya? Sepenggal kisah Ekalawya dalam Mahabharata Tokoh Mahabharata
4758
https://id.wikipedia.org/wiki/Baladewa
Baladewa
Dalam mitologi Hindu, Baladewa atau Balarama , disebut juga Balabhadra dan Halayudha, adalah kakak Kresna, putra Basudewa dan Dewaki. Dalam filsafat Waisnawa dan beberapa tradisi pemujaan di India Selatan, ia dipuja sebagai awatara kesembilan (versi lain menyebut ketujuh) di antara sepuluh Awatara dan termasuk salah satu dari 25 awatara dalam Purana. Menurut filsafat Waisnawa dan beberapa pandangan umat Hindu, ia merupakan manifestasi dari Sesa, ular suci yang menjadi ranjang Dewa Wisnu. Kemunculan Baladewa Baladewa sebenarnya merupakan kakak kandung Kresna karena terlahir sebagai putra Basudewa dan Dewaki. Namun karena takdirnya untuk tidak mati di tangan Kangsa, ia dilahirkan oleh Rohini atas peristiwa pemindahan janin. Kangsa, kakak dari Dewaki, takut akan ramalan yang mengatakan bahwa ia akan terbunuh di tangan putra kedelapan Dewaki. Maka dari itu ia menjebloskan Dewaki beserta suaminya ke penjara dan membunuh setiap putra yang dilahirkan oleh Dewaki. Secara berturut-turut, setiap puteranya yang baru lahir mati di tangan Kangsa. Pada saat Dewaki mengandung putranya yang ketujuh, nasib anaknya yang akan dilahirkan tidak akan sama dengan nasib keenam anaknya terdahulu. Janin yang dikandungnya secara ajaib berpindah kepada Rohini yang sedang menginginkan seorang putra. Maka dari itu, Baladewa disebut pula Sankarsana yang berarti "pemindahan janin". Akhirnya, Rohini menyambut Baladewa sebagai putranya. Pada masa kecilnya, ia bernama Rama. Namun karena kekuatannya yang menakjubkan, ia disebut Balarama (Rama yang kuat) atau Baladewa. Baladewa menghabiskan masa kanak-kanaknya sebagai seorang pengembala sapi bersama Kresna dan teman-temannya. Ia menikah dengan Rewati, putri Raiwata dari Anarta. Baladewa mengajari Bima dan Duryodana menggunakan senjata Gada. Dalam perang di Kurukshetra, Baladewa bersikap netral. Seperti kerajaan Widarbha dan Raja Rukmi, ia tidak memihak Pandawa maupun Korawa. Namun, ketika Bima hendak membunuh Duryodana, ia mengancam akan membunuh Bima. Hal itu dapat dicegah oleh Kresna dengan menyadarkan kembali Baladewa bahwa Bima membunuh Duryodana adalah sebuah kewajiban untuk memenuhi sumpahnya. Selain itu, Kresna mengingatkan Baladewa akan segala prilaku buruk Duryodana. Ciri-Ciri Fisik Balarama sering kali digambarkan berkulit putih atau keemasan, khususnya jika dibandingkan dengan saudaranya, yaitu Kresna, yang dilukiskan berkulit biru gelap atau bercorak hitam. Senjatanya adalah bajak dan gada. Secara tradisional, Baladewa memakai pakaian biru dan kalung dari rangkaian bunga hutan. Rambutnya diikat pada jambul dan ia memakai giwang dan gelang. Baladewa digambarkan memiliki fisik yang sangat kuat, dan kenyataannya, bala dalam bahasa Sanskerta berarti "kuat". Selain sebagai saudara, Baladewa merupakan teman kesayangan Kresna yang terkenal. Baladewa dalam susastra Hindu Bhagawatapurana Baladewa, bersama dengan Kresna dan Subadra, diasuh oleh Nanda (teman Basudewa) selama orang tua kandung mereka masih dipenjara. Pada suatu hari, Nanda menyuruh Gargamuni, pendeta keluarga, untuk mengunjungi rumah mereka dalam rangka memberikan nama kepada Kresna dan Baladewa. Ketika Gargamuni tiba di rumahnya, Nanda menyambutnya dengan ramah dan kemudian menyuruh agar upacara pemberian nama segera dilaksanakan. Gargamuni memperingatkan Nanda bahwa Maharaja Kangsa mencari putera Dewaki dan jika upacara dilaksanakan secara mewah maka akan menarik perhatian Kangsa, dan ia akan mencurigai Kresna sebagai putera Dewaki. Maka Nanda menyuruh Gargamuni untuk melangsungkan upacara secara rahasia, dan Gargamuni memberi alasan mengenai pemberian nama Balarama sebagai berikut: (Bhagawatapurana, 10.8.12) Mahabharata Baladewa terkenal sebagai pengajar Duryodana dari Korawa dan Bima dari Pandawa seni bertarung menggunakan gada. Ketika perang meletus antara pihak Korawa dan Pandawa, Baladewa memiliki rasa sayang yang sama terhadap kedua pihak dan memutuskan untuk menjadi pihak netral. Dan akhirnya ketika Bima (yang lebih kuat) mengalahkan Duryodana (yang lebih pintar) dengan memberikan pukulan di bawah perutnya dengan gada, Baladewa mengancam akan membunuh Bima. Hal ini dicegah oleh Kresna yang mengingatkan Baladewa atas sumpah Bima untuk membunuh Duryodana dengan menghancurkan paha yang pernah ia singkapkan kepada Dropadi. Akhir riwayat hidup Dalam Bhagawatapurana dikisahkan setelah Baladewa ambil bagian dalam pertempuran yang menyebabkan kehancuran Dinasti Yadu, dan setelah ia menyaksikan Kresna yang menghilang, ia duduk bermeditasi di bawah pohon dan meninggalkan dunia dengan mengeluarkan ular putih besar dari mulutnya, kemudian diangkut oleh ular besar, yaitu Sesa. Tradisi dan pemujaan Dalam tradisi Waisnawa dan beberapa sekte Hindu di India, Baladewa dipuja bersama Sri Kresna sebagai kepribadian dari Tuhan yang Maha Esa dan dalam pemujaan mereka sering disebut "Krishna-Balarama". Mereka memiliki hubungan yang dekat dan selalu terlihat bersama-sama. Jika diibaratkan, Kresna merupakan pencipta sedangkan Baladewa merupakan potensi kreativitasnya. Baladewa merupakan saudara Kresna, dan kadang-kadang dilukiskan sebagai adik, kadang-kadang dilukiskan sebagai kakaknya. Baladewa juga merupakan Laksmana pada kehidupan Rama sebelum menitis pada Kresna, dan pada zaman Kali, dia menitis sebagai Nityananda, sahabat Sri Caitanya. Dalam Bhagawatapurana diceritakan, setelah Baladewa ambil bagian dalam pertempuran antara wangsa Yadu dan Wresni, dan setelah ia menyaksikan Kresna mencapai moksa, ia duduk untuk bermeditasi agar mampu meninggalkan dunia fana lalu mengeluarkan ular putih dari dalam mulutnya. Setelah itu ia diangkut oleh Sesa dalam wujud ular. Pewayangan Jawa Dalam pewayangan Jawa, Baladewa adalah saudara Prabu Kresna. Prabu Baladewa yang waktu mudanya bernama Kakrasana, adalah putra Prabu Basudewa, raja negara Mandura dengan permaisuri Dewi Mahendra atau Maekah. Ia lahir kembar bersama adiknya, dan mempunyai adik lain ibu bernama Dewi Subadra atau Dewi Lara Ireng, puteri Prabu Basudewa dengan permaisuri Dewi Badrahini. Baladewa juga mempunyai saudara lain ibu bernama Arya Udawa, putra Prabu Basudewa dengan Nyai Sagopi, seorang swarawati keraton Mandura. Prabu Baladewa yang mudanya pernah menjadi pendeta di pertapaan Argasonya bergelar Wasi Jaladara, menikah dengan Dewi Erawati, puteri Prabu Salya dengan Dewi Setyawati atau Pujawati dari negara Mandaraka. Dari perkawinan tersebut ia memperoleh dua orang putera bernama Wisata dan Wimuka. Baladewa berwatak keras hati, mudah naik darah tetapi pemaaf dan arif bijaksana. Ia sangat mahir mempergunakan gada, sehingga Bima dan Duryodana berguru kepadanya. Baladewa mempunyai dua pusaka sakti, yaitu Nangggala dan Alugara, keduanya pemberian Brahma. Ia juga mempunyai kendaraan gajah bernama Kyai Puspadenta. Dalam banyak hal, Baladewa adalah lawan daripada Kresna. Kresna berwarna hitam sedangkan Baladewa berkulit putih. Sebenarnya Baladewa memihak Kurawa, maka dalam Kitab Jitabsara ketika ditulis skenarionya oleh para dewa tentang Perang Baratayuda, Prabu Kresna tahu bahwa para dewa merencanakan Baladewa akan ditandingkan dengan Raden Anantareja dan Baladewa mati. Ketika melihat catatan itu Prabu Kresna ingin menyelamatkan Prabu Baladewa dan Raden Anantareja agar tak ikut perang sebab kedua orang itu dianggap Prabu Kresna tak punya urusan dalam perang Baratayuda. Prabu Kresna menyamar menjadi kumbang lalu terbang dan menendang tinta yang dipakai dewa untuk menulis, tinta tumpah dan menutupi kertas yang ada tulisan Anantarejo kemudian kumbang jelmaan Prabu Kresna juga menyambar pena yang dipakai tuk menulis dan pena tersebut jatuh. Akhirnya dalam Kitab Jitabsara yaitu kitab skenario perang Baratayuda yang ditulis dewa tak ada tulisan Raden Anantareja dan Prabu Baladewa. Maka sebelum perang Baratayuda Prabu Kresna membujuk Anantareja supaya bunuh diri dengan cara menjilat telapak kakinya sendiri, akhirnya Raden Anantareja mati sebagai tawur/tumbal kemenangan Pandawa. Prabu Kresna juga punya siasat untuk mengasingkan agar Prabu Baladewa tidak mendengar dan menyaksikan Perang Baratayuda yaitu dengan meminta Prabu Baladewa untuk bertapa di Grojogan Sewu (Grojogan = Air Terjun, Sewu = Seribu) dengan tujuan agar apabila terjadi perang Baratayuda, Baladewa tidak dapat mendengarnya karena tertutup suara gemuruh air terjun. Selain itu Kresna berjanji akan membangunkannya nanti jika Baratayuda terjadi, padahal keesokan hari setelah ia bertapa di Grojogan Sewu terjadilah perang Baratayuda. Ada yang mengatakan Baladewa sebagai titisan naga, sementara yang lainnya meyakini sebagai titisan Sanghyang Basuki, Dewa keselamatan. Ia berumur sangat panjang. Setelah selesai perang Baratayuda, Baladewa menjadi pamong dan penasehat Prabu Parikesit, raja negara Hastinapura setelah mangkatnya Prabu Kalimataya atau Prabu Puntadewa. Ia bergelar Resi Balarama / Begawan Curiganata. Ia mati moksa setelah punahnya seluruh Wangsa Wresni. Silsilah Pranala luar Siapakah Prabu Baladewa? Prabu Baladewa memiliki 1000 nama Ensiklopedia Weda - Sri Balarama Balarama awatara - Bhagavata Purana Kuil Krishna-Balarama Krishna & Balarama Galeri - Vrindavan.com Krishna & Balarama Galeri - Vrindavan-dham.com Tokoh yang terkait dengan Kresna Tokoh Mahabharata Awatara Waisnawa
4759
https://id.wikipedia.org/wiki/Kresna
Kresna
Kresna atau Krishna adalah salah satu dewa yang dipuja oleh umat Hindu, berwujud pria berkulit gelap atau biru, memakai dhoti kuning dan mahkota yang dihiasi bulu merak. Dalam seni lukis dan arca, umumnya ia digambarkan sedang bermain seruling sambil berdiri dengan kaki yang ditekuk ke samping. Legenda Hindu dalam kitab Purana dan Mahabharata menyatakan bahwa ia adalah putra kedelapan Basudewa dan Dewaki, bangsawan dari kerajaan Surasena, kerajaan mitologis di India Utara. Secara umum, ia dipuja sebagai awatara (inkarnasi) Dewa Wisnu kedelapan di antara sepuluh awatara Wisnu, kresna biasanya dipuja dengan istrinya Radha dan Rukmini yang merupakan inkarnasi Dewi Lakshmi , Dalam beberapa tradisi perguruan Hindu, misalnya Gaudiya Waisnawa, ia dianggap sebagai manifestasi dari kebenaran mutlak, atau perwujudan Tuhan itu sendiri, dan dalam tafsiran kitab-kitab yang mengatasnamakan Wisnu atau Kresna, misalnya Bhagawatapurana, ia dimuliakan sebagai Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa. Dalam Bhagawatapurana, ia digambarkan sebagai sosok penggembala muda yang mahir bermain seruling, sedangkan dalam wiracarita Mahabharata ia dikenal sebagai sosok pemimpin yang bijaksana, sakti, dan berwibawa. Selain itu ia dikenal pula sebagai tokoh yang memberikan ajaran filosofis, dan umat Hindu meyakini Bhagawadgita sebagai kitab yang memuat kotbah Kresna kepada Arjuna tentang ilmu rohani. Kisah-kisah mengenai Kresna muncul secara luas di berbagai ruang lingkup agama Hindu, baik dalam tradisi filosofis maupun teologis. Berbagai tradisi menggambarkannya dalam berbagai sudut pandang: sebagai dewa kanak-kanak, tukang kelakar, pahlawan sakti, dan Yang Mahakuasa. Kehidupan Kresna dibahas dalam beberapa susastra Hindu, yaitu Mahabharata, Hariwangsa, Bhagawatapurana, dan Wisnupurana. Pemujaan terhadap dewa atau pahlawan yang disebut Kresna—dalam wujud Basudewa, Balakresna atau Gopala—dapat ditelusuri sampai awal abad ke-4 SM. Pemujaan Kresna sebagai Swayam Bhagawan, atau Tuhan Yang Mahakuasa, yang dikenal sebagai Kresnaisme, muncul pada Abad Pertengahan dalam situasi Gerakan Bhakti. Dari abad ke-10 M, Kresna menjadi subjek favorit dalam seni pertunjukan. Tradisi pemujaan di masing-masing daerah mengembangkan berbagai macam wujud/aspek Kresna seperti Jagadnata di Orissa, Witoba di Maharashtra dan Shrinathji di Rajasthan. Sekte Gaudiya Waisnawa yang terpusat pada pemujaan kepada Kresna didirikan pada abad ke-16, dan sejak tahun 1960-an juga telah menyebar di Dunia Barat, sebagian besar disebabkan oleh organisasi Masyarakat Internasional Kesadaran Kresna (International Society for Krishna Consciousness - ISKCON). Nama dan gelar Dalam aksara Dewanagari, ditulis (), dengan bunyi konsonan silabis , atau disebut pula vokal (dalam aksara Dewanagari disimbolkan dengan , sedangkan dalam alfabet Fonetis Internasional disimbolkan dengan huruf ). Dalam aksara Jawa, huruf vokal tersebut dialihaksarakan sebagai huruf Pa cerek (huruf Ra repa dalam aksara Bali) yang melambangkan bunyi daripada (ditulis dengan huruf Latin "Re"), karena bunyi konsonan silabis seperti dalam bahasa Sanskerta tidak terdapat dalam bahasa Jawa dan Bali. Maka dari itu kata dialihaksarakan menjadi "Kresna" (). Kata dalam bahasa Sanskerta pada dasarnya merupakan kata sifat yang berarti "hitam", "gelap" atau "biru tua". Kata tersebut berhubungan dengan kata čьrnъ (crn, 'hitam') dalam rumpun bahasa Slavia. Sebagai kata benda feminin, kata digunakan dengan makna "malam, hitam, kegelapan" dalam kitab suci Regweda, dan sebagai iblis atau jiwa kegelapan dalam mandala (bab) IV Regweda. Untuk nama diri, kata muncul dalam mandala VIII sebagai nama seorang penyair. Sebagai salah satu nama Wisnu, kata "Kṛṣṇa" terdaftar sebagai nama ke-57 dalam kitab Wisnu Sahasranama (Seribu Nama Wisnu). Berdasarkan nama tersebut, Kresna sering kali digambarkan dalam arca dengan kulit hitam maupun biru. Kresna juga dikenal dengan berbagai macam nama, julukan, dan gelar, yang mencerminkan berbagai atribut dan hal-hal yang berkaitan dengannya. Dalam kitab Mahabarata dan Bhagawadgita, Kresna disebut dengan berbagai nama, sesuai karakteristiknya. Beberapa nama tersebut di antaranya: Acyuta (yang kekal; teguh); Arisudana (penghancur musuh); Bagawan (Yang Mahakuasa); Gopala (pelindung sapi); Gowinda (penggembala sapi); Hresikesa (penguasa indria); Janardana (juru selamat umat manusia); Kesawa (yang berambut indah); Kesinisudana (pembunuh raksasa Kesi); Madawa (suami dewi keberuntungan); Madusudana (pembunuh raksasa Madhu); Mahabahu (yang berlengan perkasa); Mahayogi (rohaniwan agung); Purusottama (manusia utama, yang berkepribadian paling baik); Warsneya (keturunan Wresni); Basudewa; Wisnu; Yadawa (keturunan Yadu); Yogeswara (penguasa segala kekuatan batin). Di antara berbagai namanya, yang terkenal adalah Gowinda, "penggembala sapi", atau Gopala, "pelindung para sapi", merujuk kepada pengalaman masa kecil Kresna di Braj. Beberapa nama lainnya dianggap penting bagi wilayah tertentu; misalnya, Jagatnata (penguasa alam semesta), terkenal di Puri, India Timur. Penggambaran Kresna dapat dikenali secara mudah dengan mengamati atribut-atributnya. Dalam wujud arca, Kresna digambarkan berkulit hitam atau gelap, atau bahkan putih. Dalam budaya pewayangan Jawa, Kresna digambarkan berkulit hitam, sedangkan di Bali, ia digambarkan berkulit hijau. Dalam penggambaran umum misalnya lukisan modern, Kresna biasanya digambarkan sebagai pemuda berkulit biru. Warna hitam merupakan warna Dewa Wisnu menurut konsep Nawa Dewata, sedangkan biru melambangkan keberanian, kebulatan tekad, pikiran yang mantap dalam menghadapi situasi sulit, serta kesadaran yang sempurna. Warna biru juga melambangkan langit dan laut, masing-masing bermakna luas dan dalam yang membentuk suatu ketidakterbatasan, sama halnya seperti Wisnu. Dia sering kali tampil dengan dhoti (semacam kemben) berbahan sutra berwarna kuning, melambangkan cahaya yang melenyapkan kegelapan. Kepalanya dihiasi mahkota dengan bulu merak, melambangkan galaksi berwarna-warni dalam kegelapan, atau pusat energi di atas indria. Penggambaran umum biasanya menampilkannya sebagai anak kecil, atau seorang lelaki dalam gaya santai, sedang memainkan seruling. Dalam wujud ini, ia biasanya ditampilkan berdiri dengan kaki yang ditekuk ke samping. Kadang kala ditemani para sapi, menegaskan posisinya sebagai penggembala ilahi (Govinda). Dalam agama Hindu, sapi dianggap suci karena melambangkan Ibu Pertiwi. Peran Kresna sebagai kusir kereta Arjuna di medan perang Kurukshetra, seperti yang tergambar dalam wiracarita Mahabharata, adalah subjek umum lain dalam penggambaran Kresna. Dalam hal ini, ia ditampilkan sebagai sosok pria, sering kali dengan karakteristik dewa-dewi dalam kesenian Hindu, misalnya banyak lengan maupun kepala, dan dengan atribut Wisnu, misalnya cakra. Sebagai seorang kusir biasa, ia ditampilkan dengan dua lengan. Lukisan gua dari masa 800 SM di Mirzapur, Uttar Pradesh, India Utara, yang menampilkan pertempuran kusir-kusir kereta kuda, salah satu di antaranya tampak akan melemparkan cakram yang kemungkinan besar dapat dikenali sebagai Kresna. Penggambaran dalam kuil sering kali menampilkan Kresna sebagai seorang pria yang berdiri tegak, dalam gaya formal. Dapat ditampilkan sendirian, dapat pula dengan figur terkait dengannya: Balarama (Baladewa — kakaknya) dan Subadra (Adiknya), atau istrinya yang utama yaitu Radha Rukmini dan Satyabama atau Kalindi. Seringkali Kresna digambarkan bersama dengan permaisuri abadinya Yang merupakan pemimpin semua gopi (wanita pemerah susu), dia itu adalah Radha. Sekte Waisnawa di Manipur tidak memuja Kresna saja, tetapi juga aspeknya sebagai Radha Krishna, kombinasi antara Kresna dan Radha. Hal ini juga merupakan karakteristik dari aliran Rudra Sampradaya dan Nimbarka sampradaya, demikian pula aliran kepercayaan Swaminarayan. Tradisi tersebut memuliakan Radha Ramana, yang dipandang oleh pengikut Gaudiya sebagai wujud Radha Krishna. Kresna juga digambarkan dan dipuja sebagai anak kecil (Balakresna), dengan posisi merangkak atau menari, biasanya dengan mentega di tangannya. Perbedaan di masing-masing daerah tentang penggambaran Kresna dapat teramati dalam wujudnya yang bermacam-macam, misalnya Jagadnata di Orissa, Witoba di Maharashtra dan Shrinathji di Rajasthan. Kepustakaan tentang Kresna Sastra terawal yang secara eksplisit menyediakan deskripsi terperinci tentang Kresna sebagai seorang tokoh adalah kitab Mahabharata. Pada kitab tersebut ia digambarkan sebagai perwujudan Dewa Wisnu. Kresna adalah tokoh yang muncul di berbagai cerita utama dalam wiracarita tersebut. Delapan belas bab dalam jilid Mahabharata keenam (Bismaparwa) merupakan bagian istimewa yang menjadi kitab tersendiri yang disebut Bhagawadgita, mengandung kotbah Kresna kepada Arjuna, sepupunya sendiri, dengan latar belakang sesaat sebelum perang Kurukshetra (Baratayuda) dimulai. Akan tetapi perincian kehidupan Kresna saat kanak-kanak dan remaja tidak terdapat dalam wiracarita tersebut, melainkan dalam Bhagawatapurana, Wisnupurana, Brahmawaiwartapurana, dan Hariwangsa. Kitab Bhagawatapurana dan Wisnupurana diagungkan oleh pengikut Waisnawa, sedangkan Hariwangsa adalah kitab pendukung yang menjelaskan hal yang belum dibahas dalam wiracarita Mahabharata. Chandogya Upanishad yang ditulis sekitar masa 900 SM-700 SM menyebut Basudewa Kresna sebagai putra Dewaki dan murid dari Ghora Angirasa, ahli nujum yang mengajari muridnya filsafat Chandogya. Dengan pengaruh filsafat Chandogya, Kresna memberi kotbah kepada Arjuna tentang pengorbanan, yang dapat dibandingkan dengan purusha atau individu. Nama Kṛṣṇa muncul dalam kitab Buddha dengan ejaan "Kaṇha", secara fonetis sama dengan Kṛṣṇa. Menurut bukti dari Megastenes (ahli etnografi Yunani, sekitar 350-290 SM) dan dalam Arthasastra karya Kautilya (400-300 SM), Vāsudeva (Basudewa) dipuja sebagai Tuhan Yang Mahakuasa dalam konsep monoteisme yang kuat. Sekitar 150 SM, Patanjali dalam kitab Mahabhashya karyanya menulis sebuah sloka sebagai berikut: "Semoga kejayaan Kresna dengan ditemani oleh Sangkarsana meningkat!" Sloka-sloka lainnya disebutkan. Dalam salah satu sloka disebutkan "Janardana bersama dirinya sebagai yang keempat" (Kresna dengan tiga rekannya, ketiganya adalah Sangkarsana, Pradyumna, dan Aniruda). Sloka lainnya menyebut tentang alat musik yang dimainkan saat pertemuan di kuil Rama (Baladewa/Balarama) dan Kesawa (Kresna). Patanjali juga menjelaskan pertunjukkan yang dramatis dan mimetis (Krishna-Kamsopacharam) yang menggambarkan adegan terbunuhnya Kangsa oleh Basudewa (Kresna). Pada abad ke-1 SM, tampaknya ada bukti pemujaan lima pahlawan bangsa Wresni (Baladewa [Balarama], Kresna, Pradyumna, Aniruda dan Samba) dari sebuah prasasti yang ditemukan di Mora dekat Mathura, India, yang tampaknya menyebutkan tentang putra satrap Rajuwula yang Agung, mungkin satrap Sodasa. Sebuah citra tentang Wresni, mungkin Basudewa, dan "Lima Kesatria". Prasasti Mora bertuliskan aksara Brahmi tersebut kini disimpan di Museum Mathura. Banyak kitab Purana menceritakan kehidupan Kresna atau beberapa hal penting darinya. Dua Purana, yakni Bhagawatapurana (Srimadbhagawatam) dan Wisnupurana, yang mengandung kisah kehidupan dan ajaran Kresna secara terperinci, adalah kitab yang paling dimuliakan secara teologis oleh aliran Gaudiya Waisnawa. Sekitar seperempat Bhagawatapurana dihabiskan untuk memuji kehidupan dan filsafatnya. Kehidupan Riwayat Kresna dapat disimak dalam kitab Mahabharata, Hariwangsa, Bhagawatapurana, Brahmawaiwartapurana, dan Wisnupurana. Latar belakang kehidupan Kresna pada masa kanak-kanak dan remaja adalah India Utara, yang mana sekarang merupakan wilayah negara bagian Uttar Pradesh, Bihar, Haryana, sementara lokasi kehidupannya sebagai pangeran di Dwaraka sekarang dikenal sebagai negara bagian Gujarat. Kelahiran Menurut kepercayaan tradisional yang berdasarkan data-data dalam sastra dan perhitungan astronomi Hindu, hari kelahiran Kresna yang dikenal sebagai Janmashtami, jatuh pada tanggal 19 Juli tahun 3228 SM. Menurut Itihasa (wiracarita Hindu) dan Purana (mitologi Hindu), Kresna merupakan anggota keluarga bangsawan di Mathura, ibu kota kerajaan Surasena di India Utara (kini kawasan Uttar Pradesh). Ia terlahir sebagai putra kedelapan Basudewa (putra Raja Surasena) dan Dewaki (keponakan Raja Ugrasena). Orang tuanya termasuk kaum Yadawa atau keturunan Yadu, putra raja legendaris Yayati. Raja Kangsa, kakak sepupu Dewaki, mewarisi tahta setelah menjebloskan ayahnya sendiri ke penjara, yaitu Ugrasena. Pada suatu ketika, ia mendengar ramalan yang menyatakan bahwa ia akan mati di tangan salah satu putra Dewaki. Karena mencemaskan nasibnya, ia mencoba membunuh Dewaki, namun Basudewa mencegahnya. Basudewa menyatakan bahwa mereka bersedia dikurung dan berjanji akan menyerahkan setiap putra mereka yang baru lahir untuk dibunuh. Setelah enam putra pertamanya terbunuh, dan Dewaki kehilangan putra ketujuhnya, maka lahirlah Kresna. Karena hidup Kresna terancam bahaya, maka ia diselundupkan keluar penjara oleh Basudewa dan dititipkan pada Nanda dan Yasoda, sahabat Basudewa di Vrindavan. Dua saudaranya yang lain juga selamat yaitu, Baladewa alias Balarama (putra ketujuh Dewaki, dipindahkan secara ajaib ke janin Rohini, istri pertama Basudewa) dan Subadra (putri dari Basudewa dan Rohini yang lahir setelah Baladewa dan Kresna). Menurut kitab Bhagawatapurana, Kresna lahir tanpa hubungan seksual, melainkan melalui "transmisi mental" dari pikiran Basudewa ke rahim Dewaki. Umat Hindu meyakini bahwa pada masa itu, jenis ikatan tersebut dapat dilakukan oleh makhluk-makhluk yang mencapainya. Tempat yang dipercaya oleh para pemujanya untuk memperingati hari kelahiran Kresna kini dikenal sebagai Krishnajanmabhumi, di mana sebuah kuil didirikan untuk memberi penghormatan kepadanya. Masa kanak-kanak dan remaja Kresna dibesarkan oleh Nanda dan Yasoda, anggota komunitas penggembala sapi yang ada di Vrindavana. Kisah masa kanak-kanak dan remaja Kresna menceritakan bagaimana ia menjadi seorang penggembala sapi, tingkah nakalnya sebagai makhan chor (pencuri mentega), kegagalan Kangsa dalam membunuhnya, dan perannya sebagai pelindung rakyat Vrindavana. Pada masa kecilnya, Kresna telah melakukan berbagai hal yang menakjubkan. Ia membunuh berbagai raksasa—di antaranya Putana (raksasa wanita), Kesi (raksasa kuda), Agasura (raksasa ular)—yang diutus oleh Kangsa untuk membunuh Kresna. Ia juga menjinakkan naga Kaliya, yang telah meracuni air sungai Yamuna dan menewaskan banyak penggembala. Dalam kesenian Hindu, sering kali Kresna digambarkan sedang menari di atas kepala naga Kaliya yang bertudung banyak. Jejak kaki Kresna memberi perlindungan kepada Kaliya sehingga Garuda—musuh para naga—tidak akan berani mengganggunya. Kresna dipercaya mampu mengangkat bukit Gowardhana untuk melindungi penduduk Vrindavana dari tindakan Indra, pemimpin para dewa yang semena-mena dan mencegah kerusakan lahan hijau Gowardhana. Indra dianggap sudah terlalu besar hati dan marah ketika Kresna menyarankan rakyat Vrindavana untuk merawat hewan dan lingkungan yang telah menyediakan semua kebutuhan mereka, daripada menyembah Indra setiap tahun dengan menghabiskan sumber daya mereka. Gerakan spiritual yang dimulai oleh Kresna memiliki sesuatu di dalamnya yang melawan bentuk ortodoks penyembahan dewa-dewa Weda seperti Indra. Kisah permainannya dengan para gopi (wanita pemerah susu) di Vrindavana, khususnya Radha (putri Wresabanu, Gubernur Barsana sekaligus kepala suku dan juga seorang penduduk asli Vrindavana) dikenal sebagai Rasa lila dan diromantisir dalam puisi karya Jayadeva, penulis Gita Govinda. Hal ini menjadi bagian penting dalam perkembangan tradisi bhakti Kresna yang memuja Radha Krishna, Dalam Brahmawaiwartapurana dan Garga Samshita dikisahkan jika Kresna menikahi Radha di Hutan Bhandirvan dihadapan semua Dewa dan Dewi, Dewa dan Dewi juga yang menyiapkan pernikahan mereka dengan bahagia, Dewa Siwa dan Dewi Parwati langsung yang mendandani Radha Kresna, lalu Radha Kresna juga dinikahkan oleh Dewa Brahma, selain itu Api suci pernikahan Radha Kresna juga dari Dewa Agni Langsung, karna Radha telah menikah dengan Kresna Radha memiliki nama Nitya gehini yang artinya Istri Abadi Kresna, dalam beberapa Purana Radha diberi status Istri Pertama kresna walaupun Purana lain memberi status Istri Pertama ke Rukmini karna Radha mendapat kutukan berpisah dengan Kresna selama 100 tahun, Radha dan Kresna memiliki dua jenis hubungan yaitu Svakiya rasa dan Parakriya rasa, yang satu artinya adalah ikatan pernikahan dan yang satu lagi artinya cinta abadi atau cinta tanpa batasan sosial. Sang Pangeran Kresna beserta Baladewa yang masih muda diundang ke Mathura untuk mengikuti pertandingan gulat yang diselenggarakan Kangsa. Tujuan sebenarnya adalah membunuh Kresna dengan dalih pertandingan gulat. Setelah mengalahkan para pegulat Kangsa, Kresna menggulingkan kekuasaan Kangsa sekaligus membunuhnya. Kresna menyerahkan tahta kepada ayah Kangsa, Ugrasena, sebagai raja para Yadawa. Ia juga membebaskan ayah dan ibunya yang dikurung oleh Kangsa. Kemudian ia sendiri menjadi pangeran di kerajaan tersebut. Kunti—bibi Kresna—menikah dengan Pandu dari kerajaan Kuru dan memiliki tiga putra. Beserta dua putra dari Madri—istri kedua Pandu—kelima putra Pandu disebut Pandawa. Maka dari itu Kresna memiliki hubungan keluarga dengan para Pandawa, dan memiliki hubungan yang istimewa dengan Arjuna, salah satu Pandawa. Sebelum berdirinya kerajaan Dwaraka, kota Mathura—kediaman keluarga Kresna (Yadawa)—diserbu oleh Jarasanda, Raja Magadha karena dendam pribadi. Penyerbuan tersebut berhasil diredam berkali-kali, namun Jarasanda tidak menyerah. Kemudian Jarasanda dibantu oleh Kalayawana, yang memiliki dendam pribadi terhadap klan Yadawa. Persekutuan tersebut memaksa Kresna mengungsikan para Yadawa ke suatu wilayah di India Barat yang menghadap Laut Arab (pada masa sekarang disebut Gujarat) dan mendirikan sebuah kerajaan di sana, bernama kerajaan Dwaraka (secara harfiah berarti "kota banyak gerbang"). Setelah Dwaraka didirikan, Kresna mengalahkan Kalayawana dengan suatu jebakan. Kresna menikah dengan Rukmini, putri dari kerajaan Widarbha, dengan cara kawin lari. Di tempat lain, Sisupala, sepupu Kresna yang berencana melamar Rukmini menjadi kecewa setelah mengetahui berita tersebut sehingga ia membenci Kresna. Dari pernikahannya dengan Rukmini, Kresna memiliki putra bernama Pradyumna. Permata Syamantaka Pada suatu ketika, Satrajit, kerabat jauh Kresna menerima permata Syamantaka dari Dewa Surya. Kresna menyarankan agar permata itu diserahkan kepada Ugrasena—raja kaum Yadawa—namun Satrajit menolaknya. Prasena, saudara Satrajit membawa permata itu saat berburu dan tidak pernah kembali lagi. Satrajit menuduh Kresna telah membunuh Prasena karena menginginkan permata itu. Untuk membersihkan nama baiknya, Kresna melacak jejak Prasena. Akhirnya ia mendapati bahwa Prasena telah dibunuh seekor hewan buas, dan permata Syamantaka tidak ditemukan pada jenazahnya. Ia mengikuti jejak hewan yang membunuh Prasena, hingga mendapati bangkai seekor singa. Ia tidak menemukan permata Syamantaka ada pada bangkai tersebut. Akhirnya ia mengikuti jejak pembunuh singa tersebut, dan sampai di kediaman seekor beruang bernama Jembawan. Di tempat tersebut ia mendapati bahwa permata Syamantaka tersimpan di sana. Kresna meminta Jembawan menyerahkan permata Syamantaka, namun permintaannya ditolak sehingga mereka berkelahi. Setelah Jembawan menyadari siapa sesungguhnya Kresna, ia menyerah dan menjelaskan bahwa ia mendapatkan permata itu dari seekor singa. Ia pun menyerahkan permata Syamantaka beserta putrinya yang bernama Jambawati untuk dinikahi Kresna. Setelah Kresna kembali dari penyelidikannya, dan menyerahkan Syamantaka kepada Satrajit, maka Satrajit merasa malu karena sudah berprasangka buruk terhadap Kresna. Untuk memperbaiki hubungan di antara mereka, ia menikahkan putrinya yang bernama Satyabama kepada Kresna. Para istri Kresna Dalam kitab Bhagawatapurana diceritakan bahwa Narakasura dari kerajaan Pragjyotisha mengalahkan Indra, pemimpin para dewa. Indra mengadukan hal tersebut kepada Kresna sehingga Kresna menyerbu Pragjyotisha dengan angkatan perangnya. Kresna berhasil mengalahkan Narakasura dan membebaskan 16.100 putri yang ditawan oleh Narakasura. Menurut kitab Bhagawatapurana, Kresna menikahi 16.108 putri, dan delapan di antaranya adalah yang terkemuka dan disebut dengan istilah Ashta Bharya — yaitu Rukmini, Satyabama, Jambawati, Kalindi, Nagnajiti, Mitravinda, Charuhasini, dan bhadra tapi dalam Hariwangsa tidak mencakup bhadra melainkan Rohini Ratu kepala 16.100 putri dari berbagai kerajaan yang menjadi tawanan narakasura lalu diselamatkan kresna, dikatakan di hariwangsa Rohini lah yang menjadi anggota asthabarya ke 8 bukan Bhadra, sedangkan menurut Wisnu Purana Subhima(atau dipanggil Madri) adalah asthabharya ke 8 bukan Bhadra ataupun Rohini, disisi lain kresna masih memiliki istri lagi yang menjadi Ratu dan memerintah Vrindavan dan Barsana dia itu Radha . Kresna menikahi 16.100 putri yang merupakan tawanan raksasa Narakasura, untuk mengembalikan kehormatan mereka. Kresna berjasa karena membunuh raksasa tersebut dan membebaskan mereka. Menurut adat sosial yang ketat pada masa itu, seluruh wanita tawanan memiliki martabat rendah, dan tidak memungkinkan untuk menikah, karena mereka di bawah kendali Narakasura. Akan tetapi Kresna menikahi mereka untuk mengembalikan status mereka di masyarakat. Pernikahan dengan 16.100 putri tawanan tersebut kurang lebih merupakan rehabilitasi wanita massal. Dalam tradisi Waisnawa, dipercaya bahwa seluruh istri Kresna merupakan manifestasi Dewi Lakshmi—pasangan Dewa Wisnu—atau ada juga yang mengatakan 16.100 istri merupakan jiwa istimewa yang melewati kualifikasi setelah menghabiskan banyak masa hidup dalam tapasya, sedangkan Satyabama, merupakan ekspansi dari Radha, Kresna dianggap memiliki beberapa Istri Utama atau bisa dibilang sebagai Ratu Utama dia itu Radhika, Rukmini, Satyabama, Jembawati, Kalindi, Nagnajiti, Mitravinda, Charuhasini, Bhadra, Rohini, Subhima, Tulsi. Upacara Rajasuya Dalam kitab Mahabharata, Yudistira, sepupu Kresna dari kerajaan Kuru ingin mengadakan upacara Rajasuya. Atas saran Kresna, ia mengerahkan saudara-saudaranya (para Pandawa) untuk menaklukkan para raja di Bharatawarsha (India). Di antara para raja, yang sulit ditaklukkan adalah Jarasanda, raja Magadha. Bima—salah satu Pandawa—menantangnya untuk bertarung dengan gada. Mereka bertarung selama 27 hari. Setiap kali matahari terbenam, mereka beristirahat untuk melanjutkan pertarungan pada hari berikutnya. Jarasanda sulit dibunuh. Pada hari ke-28, atas petunjuk Kresna, Bima membelah tubuh Jarasanda menjadi dua bagian (kanan-kiri), dan melemparkannya ke arah berlawanan. Dengan demikian, Jarasanda dapat dibunuh. Setelah Jarasanda dikalahkan, upacara Rajasuya diselenggarakan oleh Yudistira dan para raja yang ditaklukkannya diundang untuk menghadirinya. Untuk menghormati para undangannya, Yudistira memutuskan untuk memberi hadiah kepada orang-orang yang paling utama di antara mereka. Ia meminta saran Bisma, kakeknya untuk menentukan siapa yang berhak diberikan hadiah terlebih dahulu. Bisma menyarankan agar hadiah diberikan kepada Kresna, dan Yudistira pun menyetujuinya. Akan tetapi, keputusan tersebut ditolak oleh Sisupala. Sisupala menghina Kresna secara bertubi-tubi, namun Kresna tetap bersabar. Sesuai janji Kresna kepada ibu Sisupala, ia tidak akan membunuh Sisupala kecuali bila makian yang diterimanya dari Sisupala sudah lebih dari seratus kali. Setelah Sisupala menghina Kresna lebih dari seratus kali, Kresna mengeluarkan senjata cakranya kemudian memenggal kepala Sisupala. Menurut legenda, Sisupala—beserta Dantawaktra, rekannya—adalah reinkarnasi Jaya dan Wijaya, penjaga pintu gerbang Waikuntha, kediaman Wisnu. Karena melarang Catursana memasuki Waikuntha, mereka dihukum untuk turun ke bumi, dan atas keinginan mereka sendiri, mereka dilahirkan sebagai musuh Wisnu dan dibunuh oleh Wisnu sendiri. Tindakan Kresna (sebagai awatara Wisnu) membunuh Sisupala telah membebaskan jiwa Sisupala dari reinkarnasi yang harus dialaminya sehingga jiwanya kembali menuju Waikuntha. Baratayuda dan Bhagawadgita Perselisihan antara para Pandawa dan Korawa—sepupu mereka—dilatarbelakangi oleh ketidakpuasan para Pandawa atas sikap para Korawa yang menghalalkan segala cara agar tahta kerajaan Kuru tidak jatuh ke tangan Yudistira—yang tersulung di antara Pandawa—sebagai putra mahkota tertua. Kresna bertindak sebagai juru damai, namun upaya perundingan gagal karena para Korawa—yang dipimpin Duryodana—tidak mau mengalah. Di samping itu, Duryodana senantiasa dihasut oleh pamannya, Sangkuni. Saat keputusan perang tidak terelakkan lagi, hampir seluruh raja di Bharatawarsha (India) diminta untuk berpartisipasi, dan akhirnya semuanya menjadi dua pihak, yaitu pihak Pandawa dan Korawa. Kresna menawarkan kesempatan kepada dua pihak untuk memilih pasukannya atau dirinya sendiri, namun dengan kondisi tidak membawa senjata apapun. Arjuna yang mewakili Pandawa memilih agar Kresna berada di pihaknya, sedangkan Duryodana—pemimpin para Korawa—memilih pasukan Kresna. Saat tiba waktunya untuk berperang, Kresna bertindak sebagai kusir kereta perang Arjuna, karena sesuai dengan perjanjian bahwa ia tidak akan membawa senjata apapun. Saat meninjau angkatan perang dan mengamati pihak yang akan berperang, Arjuna menjadi ragu setelah menyaksikan keluarga, sepupu, kerabat, serta kawan-kawan yang dicintainya bersiap-siap untuk membunuh satu sama lain. Kemudian Kresna menasihati Arjuna tentang perang yang akan dihadapinya. Percakapan tersebut meluas menjadi suatu wacana dan menjadi kitab tersendiri, dikenal sebagai Bhagawadgita 'Kidung Ilahi'. Dalam Bhagawadgita, Kresna menguraikan ajaran Iswara (ketuhanan), jiwa, dharma (kewajiban), prakerti (alam semesta), dan kala (waktu). Kresna juga menjelaskan bahwa tujuannya berada di dunia adalah untuk menyelamatkan orang saleh dan membinasakan orang jahat. Kutipan yang terkenal adalah: Saat Yudistira merasa tertekan atas kekalahan yang diterima pihaknya pada hari pertama, Kresna tetap optimis bahwa kemenangan sudah pasti akan diraih Yudistira karena ia bertindak di jalan yang benar dan telah mendapat restu dari Bisma—kakeknya sendiri, sekaligus kesatria tua yang harus dihadapinya dalam perang itu—sesaat sebelum perang dimulai. Seperti halnya Kresna, Bisma juga berkata bahwa kemenangan pasti akan diraih Yudistira dan ia mendoakan cucunya itu agar mencapai kejayaan, meskipun mereka harus saling menyerang dalam perang. Seringkali Kresna meminta Arjuna agar segera mengalahkan Bisma, kakek para Pandawa dan Korawa. Keraguan Arjuna membuat Kresna marah sehingga ia mencopot roda keretanya sebagai pengganti cakram untuk membunuh Bisma. Akan tetapi tindakannya segera dicegah oleh Arjuna yang berjanji bahwa ia akan mengalahkan kesatria tua tersebut pada hari berikutnya. Setelah para Pandawa mengetahui kelemahan Bisma, pada hari berikutnya, Kresna menginstruksikan Srikandi, putra Raja Drupada agar menghadapi Bisma, dengan ditemani oleh Arjuna. Bisma, yang merasa bahwa Srikandi telah dilahirkan untuk membunuhnya, sulit menghindari serangan Arjuna yang bersembunyi di belakang Srikandi. Akhirnya Bisma dikalahkan pada hari kesepuluh. Kresna juga membantu Arjuna dalam membunuh Jayadrata, kesatria Korawa yang menahan para Pandawa dalam usaha menyelamatkan Abimanyu—putra Arjuna—yang terkurung dalam formasi Cakrabyuha dan terbunuh oleh serangan serentak yang dilancarkan delapan kesatria Korawa. Kresna juga meruntuhkan semangat Drona—komandan tentara Korawa, pengganti Bisma—setelah ia memberi isyarat pada Bima untuk membunuh seekor gajah perang bernama Aswatama, nama yang serupa dengan nama putra semata wayang Drona. Pandawa berteriak bahwa Aswatama mati, namun Drona enggan mempercayainya sebelum ia mendengar langsung dari Yudistira yang dikenal sebagai orang yang tidak pernah berbohong. Kresna tahu bahwa Yudistira tidak akan berdusta, maka ia mengatur siasat agar Yudistira tidak berbohong namun Drona menganggap putranya telah gugur. Saat ditanya oleh Drona, Yudistira berkata, "Aswatama mati. Entah gajah, entah manusia." Tetapi setelah Yudistira mengucapkan kalimat pertama, tentara Pandawa yang telah diperintah oleh Kresna segera membuat kegaduhan dengan membunyikan genderang perang dan sangkakala, sehingga Drona tidak mendengar kalimat kedua yang diucapkan Yudistira dan percaya bahwa putranya telah gugur. Setelah dilanda dukacita, Drona meletakkan senjatanya, dan kesempatan itu dimanfaatkan oleh Drestadyumna untuk memenggal kepalanya. Saat Arjuna bertarung melawan Karna, roda kereta Karna terperosok ke dalam genangan lumpur. Saat Karna mencoba mengangkat keretanya dari lumpur, Kresna mengingatkan Arjuna tentang tindakan Karna dan Korawa lainnya yang telah melanggar peraturan dalam peperangan saat menyerang dan membunuh Abimanyu secara serentak, dan ia meyakinkan Arjuna untuk menempuh cara yang sama untuk membunuh Karna. Maka Arjuna memenggal kepala Karna saat kesatria itu sedang berusaha mengangkat keretanya dari lumpur. Menjelang hari puncak peperangan, Duryodana menemui Gandari, ibunya untuk meminta anugerah agar seluruh tubuhnya kebal dari segala serangan. Untuk itu, ia harus datang dalam keadaan telanjang bulat. Kresna mengolok-oloknya sehingga ia menjadi malu. Ia memutuskan untuk menutupi selangkangannya dengan kulit pisang saat menemui ibunya. Setelah Duryodana tiba, Gandari membuka penutup matanya dan mencurahkan kekuatan dari matanya ke tubuh Duryodana, tetapi ia kecewa setelah mengetahui bahwa Duryodana menutupi selangkangan dan paha sehingga daerah itu tidak akan kebal. Ketika Duryodana bertarung dengan Bima, serangan Bima tidak berpengaruh bagi Duryodana. Untuk menyelesaikannya, Kresna mengingatkan Bima akan janjinya untuk membunuh Duryodana dengan cara memukul pahanya. Bima pun melakukannya, meskipun melanggar peraturan (mengingat bahwa Duryodana sendiri telah melanggar dharma pada perbuatannya pada masa lalu). Dengan demikian, strategi Kresna telah membantu Pandawa memenangkan perang dengan menjatuhkan seluruh pemimpin tentara Korawa, tanpa perlu mengangkat senjatanya. Ia juga menghidupkan kembali Parikesit, cucu Arjuna yang diserang dengan senjata Brahmastra oleh Aswatama saat berada di dalam janin ibunya. Di kemudian hari, Parikesit menjadi penerus Pandawa. Kehidupan di kemudian hari Setelah perang usai, Yudistira diangkat sebagai Raja Kuru, dengan pusat pemerintahan di Hastinapura. Ia memerintah selama 36 tahun. Sementara itu Kresna tinggal bersama kaumnya di Dwaraka. Karena Samba—putra Kresna—dan beberapa pemuda Yadawa telah mengolok-olok para resi yang mengunjungi Dwaraka, maka kaum Yadawa dikutuk agar hancur dengan menggunakan senjata gada yang dikeluarkan dari perut Samba. Atas perintah Ugrasena, senjata tersebut dihancurkan hingga menjadi debu lalu dibuang ke laut. Debu tersebut hanyut ke tepi pantai Prabasha dan tumbuh menjadi semacam tanaman rumput, disebut eruka. Pada suatu perayaan, kaum Yadawa mengunjungi Prabasha dan berpesta pora di sana. Karena pengaruh minuman keras, mereka mabuk dan saling hantam. Perkelahian pun berubah menjadi pembunuhan massal. Saat menyaksikan kaumnya saling bunuh, Kresna menggenggam rumput eruka dan melemparkannya ke tengah percekcokan tersebut yang mengakibatkan ledakan hebat sehingga membunuh hampir seluruh kaum Yadawa yang ada di sana. Setelah kehancuran kaumnya, Baladewa meninggalkan tubuhnya dengan cara melakukan Yoga. Sementara itu, Kresna memasuki hutan dan duduk di bawah pohon untuk bermeditasi. Mahabharata menyatakan bahwa seorang pemburu bernama Jara mengira sebagian kaki kiri Kresna yang tampak sebagai seekor rusa sehingga ia menembakkan panahnya, menyebabkan Kresna terluka secara fana, sampai berujung ke kematiannya. Saat jiwa Kresna mencapai surga, tubuhnya dikremasi oleh Arjuna. Menurut sumber-sumber dari Purana, kepergian Kresna menandai akhir zaman Dwaparayuga dan dimulainya Kaliyuga, yang dihitung jatuh pada tanggal 17/18 Februari 3102 SM. Para guru aliran Waisnawa, misalnya Ramanuja dan aliran Gaudiya Waishnawa memandang bahwa tubuh Kresna seutuhnya merupakan tubuh spiritual sehingga tidak akan pernah membusuk karena hal ini tampaknya merupakan perspektif dalam Bhagawatapurana. Kresna tidak pernah disebut menua atau menjadi uzur dalam penggambaran secara historis dalam berbagai Purana, meskipun telah melewati beberapa dasawarsa, tetapi ada alasan untuk sebuah perdebatan apakah ini menunjukkan bahwa ia tidak memiliki tubuh material, karena pertempuran dan deskripsi lain dari wiracarita Mahabharata jelas menunjukkan indikasi bahwa ia tampaknya tunduk pada keterbatasan alam. Sementara kisah pertempuran tampaknya menunjukkan keterbatasan, Mahabharatha juga menceritakan berbagai kisah saat Kresna tidak tunduk pada keterbatasan, seperti cerita ketika Duryodana mencoba untuk menangkap Kresna namun tubuhnya memancarkan api yang menunjukkan semua ciptaan ada dalam dirinya. Pemujaan Aliran Waisnawa Pemujaan terhadap Kresna merupakan suatu bagian dari aliran Waisnawa (Waisnawisme), aliran agama Hindu yang menganggap Wisnu sebagai Tuhan Yang Mahakuasa dan memuliakan berbagai awatara (penjelmaan) yang terkait dengannya, termasuk pasangan (sakti/dewi) dewa itu sendiri, serta orang suci maupun guru yang menyebarkan ajarannya. Secara istimewa Kresna dipandang sebagai penjelmaan Wisnu seutuhnya, atau sebagai wujud Wisnu itu sendiri. Bagaimanapun juga, hubungan yang pasti antara Kresna dan Wisnu terasa kompleks dan bermacam-macam. Kadang kala Kresna dianggap sebagai dewa tersendiri, yang memiliki kekuasaan penuh tanpa ketergantungan. Di antara berbagai macam dewa, Kresna sangat penting, dan tradisi dalam garis perguruan Waisnawa biasanya terpusat kepada Wisnu maupun Kresna, sebagai dewa yang dipuja. Istilah Kresnaisme digunakan untuk meyebut sekte pemuja Kresna, sementara istilah Waisnawisme untuk sekte yang terpusat kepada Wisnu dan Kresna dianggap sebagai awatara, daripada Tuhan Yang Mahakuasa. Seluruh tradisi Waisnawa menganggap Kresna merupakan awatara Wisnu; kadang kala Kresna disamakan dengan Wisnu; sementara beberapa tradisi lainnya, misalnya Gaudiya Waisnawa, Wallabha Sampradaya dan Nimbarka Sampradaya, menganggap Kresna sebagai Swayam Bhagawan, wujud asli Tuhan, atau Tuhan itu sendiri. Swaminarayan, pendiri aliran Swaminarayana Sampradaya juga memuja Kresna sebagai Tuhan. "Kresnaisme Raya" (Greater Krishnaism) merupakan bentuk Waisnawa yang kedua atau dominan, berkisar antara penyembahan Basudewa, Kresna, dan Gopala pada Zaman Weda Akhir. Pada masa sekarang kepercayaan tersebut memiliki pengikut yang cukup banyak, termasuk di luar India. Tradisi awal Secara historis, Dewa Kresna Basudewa ( "Kresna, putra Basudewa") merupakan salah satu bentuk pemujaan tertua dalam aliran Kresnaisme dan Waisnawa. Dipercaya bahwa pemujaan tersebut merupakan tradisi penting pada sejarah awal pemujaan Kresna pada zaman kuno. Tradisi ini dianggap sebagai yang terawal di antara tradisi lainnya yang kemudian bergabung pada tahap selanjutnya dalam perkembangan sejarah. Tradisi lainnya meliputi Bhagawatisme dan penyembahan Gopala, yang bersama penyembahan Balakresna (Bala-Krishna) membentuk dasar tradisi pemujaan yang terpusat pada Kresna pada masa sekarang. Beberapa ahli kuno akan menyamakannya dengan Bhagawatisme, dan dipercaya bahwa pendiri tradisi religius ini adalah Kresna, yang merupakan putra Basudewa, sehingga namanya adalah Bāsudewa (Vāsudeva), termasuk ke dalam anggota suku Satvata, dan pegikutnya menyebut diri mereka sendiri sebagai "Kaum Bhagawata" dan agama ini terbentuk pada abad ke-2 SM (zaman Resi Patanjali), atau sekurang-kurangnya pada abad ke-4 SM menurut bukti-bukti Megastenes dan dalam kitab Arthasastra karya Kautilya, ketika Bāsudewa dipuja sebagai Tuhan Yang Mahakuasa dengan cara monoteistik yang kuat, di mana Yang Mahakuasa adalah sempurna, kekal, dan penuh karunia. Dalam berbagai sumber di luar pemujaan, pemuja atau bhakta dianggap sebagai Basudewaka (Vāsudevaka). Kitab Hariwangsa menggambarkan hubungan yang rumit antara Kresna Basudewa, Sangkarsana, Pradyumna dan Aniruda yang kemudian akan membentuk konsep Waisnawa tentang empat manifestasi yang utama, atau awatara. Tradisi Bhakti Bhakti berarti ketaatan, yang tidak terbatas pada satu dewa saja. Akan tetapi Kresna merupakan dewa yang penting dan populer dalam aspek kebaktian dan sukacita dalam agama Hindu, khususnya di antara sekte-sekte Waisnawa. Penyembah Kresna menganut konsep lila, yang berarti 'sandiwara ilahi', sebagai prinsip pokok di Alam Semesta. Para lila Kresna, dengan ungkapan kasih sayang mereka yang melampaui batas-batas cara penghormatan secara resmi, berfungsi sebagai pengiring aksi-kasi yang dilakukan awatara Wisnu lainnya: Rama. Gerakan Bhakti yang menyembah Kresna menjadi terkemuka di India Selatan selama abad ke-7 sampai ke-9 Masehi. Karya-karya tertua meliputi syair-syair yang ditulis para Alvar (orang suci) di negara-negara berbahasa Tamil. Kumpulan utama dari karya-karya mereka adalah Divya Prabandham. Kumpulan lagu terkenal karya Alvar Andal yaitu Tiruppavai, saat ia membayangkan dirinya sebagai seorang gopi (wanita pemerah susu), adalah karya terkenal di antara karya-karya tertua dalam genre ini. Mukundamala karya Kulasekaraazhvaar adalah karya terkenal lainnya pada masanya. Penyebaran Gerakan Bhakti Kresna Gerakan Bhakti menyebar secara cepat dari India Utara ke Selatan, dengan syair berbahasa Sanskerta Gita Govinda karya Jayadeva (abad ke-12 M) sebagai pertanda karya sastra dalam pemujaan Kresna. Syair tersebut menguraikan legenda Kresna tentang gopi istimewa yang menjadi kekasihnya dan permaisurinya, yakni Radha, yang kurang dibahas dalam kitab Bhagawatapurana, namun dibahas sebagai tokoh penting dalam kitab lainnya, misalnya Brahmawaiwartapurana. Dengan pengaruh Gita Govinda, Radha menjadi aspek yang tak terpisahkan dalam pemujaan Kresna. Saat sebagian masyarakat terpelajar yang fasih dalam bahasa Sanskerta bisa menikmati karya-karya seperti Gita Govinda atau Krishna-Karnamritam karya Bilwanggala, massa juga menyanyikan lagu-lagu lain karya penyair pemuja Kresna, yang terdiri dalam berbagai bahasa daerah di India. Lagu-lagu ini mencerminkan pengabdian pribadi yang kuat yang ditulis oleh pemuja Kresna dari seluruh lapisan masyarakat. Lagu-lagu karya Meera dan Surdas menjadi pertanda dari penyembahan Kresna di India Utara. Pada abad ke-11 Masehi, aliran Waisnawa Bhakti dengan kerangka teologi yang rumit tentang penyembahan Kresna didirikan di India Utara. Nimbarka (abad ke-11 M), Wallabhacharya (abad ke-15 M) dan Caitanya Mahaprabhu (abad ke-16 M) adalah pendiri aliran yang paling berpengaruh. Aliran-aliran ini, yaitu Nimbarka Sampradaya, Wallabha Sampradaya dan Gaudiya Waisnawa, memandang Kresna sebagai dewa tertinggi, bukan awatara, seperti pada umumnya. Di Deccan, khususnya di Maharashtra, penyair dari sekte Varkari seperti Dnyaneshwar, Namdev, Janabai, Eknath dan Tukaram mempromosikan pemujaan Witoba, wujud Kresna di daerah tertentu, dari awal abad ke-13 sampai akhir abad ke-18. Di India Selatan, Purandara Dasa dan Kanakadasa dari Karnataka menggubah lagu yang didedikasikan untuk citra Kresna di Udupi. Rupa Goswami dari aliran Gaudiya Waisnawa, telah menyusun ringkasan umum tentang bhakti yang disebut Bhakti-rasamrita-sindhu. Di Dunia Barat Sejak tahun 1966, Gerakan Bhakti Kresna telah menyebar keluar India. Penyebab utamanya adalah misi yang dilakukan oleh organisasi Masyarakat Internasional Kesadaran Krishna (International Society for Krishna Consciousness - ISKCON), lebih dikenal sebagai Gerakan Hare Krishna. Gerakan tersebut didirikan oleh Bhaktivedanta Swami Prabhupada, yang diinstruksikan oleh guru Dia, Bhaktisiddhanta Sarasvati Thakura, untuk menulis tentang Kresna dalam bahasa Inggris dan menyebarkan filsafat Gaudiya Waisnawa kepada masyarakat di Dunia Barat. Dalam kesenian Dalam mendiskusikan asal mula seni pertunjukkan India, Horwitz menyinggung adanya kisah tentang Kresna dalam Mahabhashya karya Patanjali (sekitar 150 SM), yaitu saat episode terbunuhnya Kangsa (Kamsa Vadha) dan "pengikatan raksasa penyerbu surga" (Bali Bandha) dijelaskan. Balacharitam dan Dutavakyam karya Bhasa (sekitar 400 SM) adalah lakon berbahasa Sanskerta yang terpusat pada Kresna. Mulanya hanya pembeberan masa kecilnya, dan kemudian lakon satu babak yang berdasarkan satu episode dalam Mahabharata, saat Kresna berusaha mendamaikan dua sepupu yang bertikai. Sejak abad ke-10 M, dengan berkembangnya Gerakan Bhakti, Kresna menjadi subjek favorit dalam kesenian. Lagu-lagu Gita Govinda menjadi terkenal di antero India, dan terdapat banyak imitasi. Lagu tersebut disusun oleh penyair gerakan Bhakti, dimasukkan ke dalam kelompok lagu rakyat maupun klasik. Dalam legenda Hindu, tarian yang dilakukan Kresna bersama Permaisuri abadinya, Radha, dan para gadis pemerah susu dikenal sebagai "Rasa lila", atau "Tarian Kasih Sayang Ilahi". Rasa lila menjadi tema populer dalam tari Bharatanatyam, Odissi dan Kuchipudi. Rasa lila menjadi bentuk seni pertunjukkan rakyat populer di Mathura, Vrindavan di Uttar Pradesh, khususnya selama hari raya Krishna Janmashtami dan Holi, dan di antara berbagai pengikut Gaudiya Waisnawa di wilayah tersebut. Rasa lila juga dihormati sebagai salah satu Fetival Nasional di Assam. Dalam kitab Bhagawatapurana dinyatakan bahwa siapapun yang mendengarkan atau menggambarkan Rasa lila dengan penuh keyakinan maka akan mencapai "pengabdian atas rasa cinta sejati" dari Kresna (Suddha-bhakti). Tarian Sattriya, yang diciptakan oleh tokoh suci Waisnawa dari Assam, Sankardeva, memuliakan kebajikan dari Kresna. Pada Abad Pertengahan, di Maharashtra tercipta suatu bentuk seni bercerita yang dikenal sebagai Hari-Katha, yang menceritakan kisah-kisah dan ajaran Waisnawa melalui musik, tarian, dan urutan narasi, dan kisah tentang Kresna adalah salah satu bagiannya. Tradisi ini berkembang hingga ke Tamil Nadu dan negara bagian India lainnya di sebelah selatan, dan kini populer di seluruh India. Krishnalila Tarangini karya Narayana Tirtha (abad ke-17 M) yang menyediakan unsur-unsur dari lakon musikal Bhagavata-Mela menceritakan kisah Kresna semenjak lahir hingga pernikahannya dengan Rukmini. Tyagaraja (abad ke-18 M) menulis beberapa karya yang sama tentang Kresna, disebut Nauka-Charitam. Penuturan Kresna dari berbagai Purana dipentaskan dalam Yakshagana, seni pertunjukkan asli dari daerah Karnataka, India. Banyak film dalam berbagai bahasa di India telah dibuat berdasarkan cerita ini. Adaptasi dalam budaya Indonesia Wiracarita Mahabharata, yang memuat sebagian riwayat Kresna, terdiri dari delapan belas buku yang disebut Astadasaparwa (18 parwa). Wiracarita tersebut tidak hanya terkenal di Asia Selatan, namun juga menyebar ke Asia Tenggara, antara lain Indonesia. Di Indonesia, beberapa bagiannya, seperti Adiparwa, Wirataparwa, Bhismaparwa dan mungkin juga beberapa parwa yang lain, diketahui telah digubah dalam bentuk prosa berbahasa Kawi (Jawa Kuno) semenjak akhir abad ke-10 Masehi, pada masa pemerintahan raja Dharmawangsa Teguh (991-1016 M) dari Kediri. Pada masa itu, dikenal pula proyek penerjemahan dengan istilah "mangjawakěn byāsamata", yang bermakna membuat latar dalam cerita tersebut seolah-olah di pulau Jawa. Di Indonesia, kisah Kresna yang bersumber dari Mahabharata, Hariwangsa, maupun Purana telah diadaptasi lalu digubah menjadi kakawin, antara lain Kakawin Kresnayana dan Kakawin Hariwangsa. Keduanya menceritakan kisah pernikahan Kresna dengan Rukmini, putri dari kerajaan Widarba. Selain itu, terdapat pula Kakawin Bhomantaka, yang menceritakan perang antara Kresna dengan raksasa Bhoma. Di Indonesia, Mahabharata juga diangkat ke dalam pertunjukkan wayang, dengan adaptasi dan perubahan seperlunya. Dalam budaya pewayangan Jawa, tokoh Kresna dikenal sebagai raja Dwarawati (Dwaraka), kerajaan para keturunan Yadu dan merupakan titisan Dewa Wisnu. Kresna muda bernama Narayana, adalah putra Basudewa, Raja Mandura (Mathura). Ia dilahirkan sebagai putra kedua dari tiga bersaudara (dalam versi Mahabharata ia merupakan putra kedelapan). Kakaknya bernama Baladewa (Balarama, alias Kakrasana) dan adiknya dikenal sebagai Sembadra (Subadra), yang dinikahi oleh Arjuna, sepupunya dari pihak ibu. Kresna memiliki tiga orang istri dan tiga orang anak. Para istrinya yaitu Dewi Jembawati, Dewi Rukmini, dan Dewi Satyabama. Menurut pewayangan, anak-anaknya adalah Raden Boma Narakasura, Raden Samba, dan Siti Sundari. Pada lakon Baratayuda, yaitu perang antara Pandawa melawan Korawa, dia berperan sebagai Pujangga Pandawa,di tegal Khurukasetra lapangan tempat terjadinya perang Bharatayuddha, dia menjadi sais atau kusir kereta perang Arjuna. Ia juga merupakan salah satu penasihat utama pihak Pandawa. Sebelum perang melawan Karna, atau dalam babak yang dinamakan Karna Tanding, dia memberikan wejangan panjang lebar kepada Arjuna. Wejangan dia dikenal sebagai Bhagawadgita, yang berarti "Kidung Ilahi". Dalam budaya pewayangan, Kresna dikenal sebagai tokoh yang sangat sakti. Ia memiliki kemampuan untuk meramal, berubah bentuk menjadi raksasa atau biasa disebut Triwikrama dan memiliki bunga Wijaya Kusuma yang dapat menghidupkan kembali orang mati. Ia juga memiliki senjata yang dinamakan Cakrabaswara yang mampu digunakan untuk menghancurkan dunia. Pusaka-pusaka sakti yang dimilikinya antara lain senjata cakra, terompet kerang (sangkakala) bernama Pancajahnya, Kaca Paesan, Aji Pameling dan Aji Kawrastawan. Dalam agama lain Jainisme Menurut ajaran Jainisme, terdapat tiga serangkai, yaitu seseorang yang bergelar Basudewa bersama kakaknya yang bergelar Baladewa, dan musuh mereka yang bergelar Pratibasudewa. Tiga serangkai tersebut lahir pada setiap zaman dan dengan nama yang berbeda-beda. Baladewa adalah penegak prinsip Jainisme tentang tindak tanpa kekerasan. Akan tetapi, Basudewa harus mengabaikan prinsip itu untuk membunuh Pratibasudewa demi menyelamatkan dunia. Kemudian Basudewa harus turun ke Naraka (dunia bawah) sebagai hukuman atas tindak kekerasan yang dilakukannya. Setelah menjalani hukuman, ia dilahirkan sebagai seorang Tirthankara. Dalam daftar 63 Shalakapursha atau tokoh termasyhur Jainisme, termasuk di antaranya adalah 24 Tirthankara dan 9 tiga serangkai tersebut. Salah satu tiga serangkai tersebut adalah Kresna sebagai Basudewa, Balarama sebagai Baladewa, dan Jarasanda sebagai Pratibasudewa. Menurut Jainisme, ia merupakan sepupu Neminatha, Tirthankara ke-22. Kisah-kisah tiga serangkai tersebut dapat disimak dalam Hariwangsa karya Jinasena (bukan kitab Hariwangsa pendukung Mahabharata) dan Trishashti-shalakapurusha-charita karya Hemachandra. Agama Buddha Kisah Kresna muncul dalam cerita Jataka dalam agama Buddha, terutama dalam Ghatapandita Jataka, sebagai seorang pangeran dan penakluk legendaris dan Raja India. Dalam versi agama Buddha, Kresna disebut Basudewa, Kanha dan Kesawa, dan Balarama merupakan adiknya, disebut pula Baladewa. Detailnya menyerupai cerita yang dimuat dalam kitab Bhagawatapurana. Basudewa, beserta sembilan saudaranya yang lain (semuanya merupakan pegulat yang kuat) beserta kakak perempuannya (Anjana) merebut seluruh Jambudwipa (India) setelah memenggal paman mereka yang dianggap kejam, yakni Raja Kangsa, kemudian seluruh raja di Jambudwipa dengan menggunakan Cakra Sudarsana miliknya. Sebagian besar cerita yang memuat kekalahan Kangsa mengikuti cerita yang terkandung dalam Bhagawatapurana. Seperti yang diceritakan dalam Mahabharata, semua saudaranya pada akhirnya tewas karena kutukan Resi Kanhadipayana (Byasa), juga dikenal sebagai Kresna Dwipayana). Kresna sendiri tertusuk oleh senjata pemburu karena suatu kesalahpahaman, meninggalkan Anjanadewi, satu-satunya anggota keluarganya yang masih hidup. Setelah itu, riwayatnya tidak disebutkan lagi. Karena Jataka merupakan cerita yang diberikan menurut sudut pandang Buddha Gautama di kehidupan sebelumnya (serta kehidupan sebelumnya dari para pengikut Buddha), maka kisah Kresna pun dianggap sebagai salah satu kehidupan Sariputra, salah satu murid Buddha yang terkemuka, dan "Dhammasenapati" atau "Panglima Dharma" dan biasanya digambarkan sebagai "tangan kanan" Buddha dalam kesenian dan ikonografi Buddha. Sang Bodhisattva, yang lahir dalam cerita ini sebagai salah satu adiknya bernama Ghatapandita, menyelamatkan Kresna dari dukacita karena kehilangan putranya. Kresna sebagai manifestasi kebijaksanaan dan tukang kelakar yang disayangi juga disertakan dalam panteon agama Buddha di Jepang. Agama Bahá'í Umat Bahá'í meyakini bahwa Kresna adalah seorang "Manifestasi Tuhan", atau salah seorang dalam rangkaian para nabi yang telah mengungkapkan Firman Tuhan untuk umat manusia pada waktunya. Maka dari itu, Kresna berada pada posisi yang mulia bersama Nabi Ibrahim, Musa, Zarathustra, Buddha, Muhammad, Yesus Kristus, Sang Báb, dan pendiri agama Bahá'í, Bahá'u'lláh. Ahmadiyyah Di Asia Selatan, anggota komunitas Ahmadiyyah meyakini Kresna sebagai utusan Tuhan, seperti yang diungkapkan oleh pendiri aliran tersebut, Mirza Ghulam Ahmad. Ghulam Ahmad juga mengaku memiliki kesamaan dengan Kresna sebagai pembangkit agama dan moralitas pada zaman modern yang misinya adalah mendamaikan umat manusia dengan Tuhan. Pengikut Ahmadiyyah mempertahankan istilah avatar (awatara) yang dianggap sama dengan istilah "nabi" dalam tradisi agama di Timur Tengah sebagai campur tangan Tuhan dengan manusia; seperti Tuhan yang menunjuk manusia sebagai khalifah-Nya di muka bumi. Dalam Kuliah Sialkot, Ghulam Ahmad menulis: Jelaslah bahwa Raja Krishna, sesuai dengan apa yang telah diwahyukan kepadaku, adalah orang yang benar-benar agung yang sulit untuk menemukan orang sepertinya di antara para Resi dan Awatara dalam Hindu. Dia adalah seorang Awatara — yaitu, Nabi — besar pada masanya yang kepadanya Roh Kudus turun dari Tuhan. Dia berasal dari Tuhan, jaya dan sejahtera. Ia membersihkan tanah Arya dari dosa dan ternyata Nabi pada zamannya yang kemudian ajarannya diubah dalam berbagai cara. Dia penuh kasih kepada Tuhan, seorang teman kebajikan dan musuh kejahatan. Lainnya Pemujaan atau penghormatan kepada Kresna telah diangkat dalam berbagai gerakan keagamaan baru sejak abad ke-19, dan kadang-kadang diikutsertakan dalam panteon eklektik dalam kitab-kitab okultisme, bersama tokoh-tokoh dari mitologi Yunani, Buddha, Alkitab, dan bahkan tokoh sejarah. Sebagai contoh, Édouard Schuré, tokoh berpengaruh dalam filsafat abadi dan gerakan okultisme, menganggap Kresna sebagai Inisiasi Agung; sementara itu para ahli teosofi menghormati Kresna sebagai inkarnasi Maitreya (salah satu dari para Ahli Kebijaksanaan Kuno), guru spiritual umat manusia yang terpenting setelah Buddha. Kresna dikanonisasi oleh Aleister Crowley dan dihormati sebagai orang suci dalam Misa Gnostik dari Ordo Kuil Timur. Silsilah Lihat pula Awatara Mahabharata Bhagawadgita Perang di Kurukshetra Catatan kaki Daftar pustaka The Mahabharata of Krishna-Dwaipayana Vyasa, diterjemahkan oleh Kisari Mohan Ganguli, diterbitkan antara tahun 1883 dan 1896 The Vishnu-Purana, diterjemahkan oleh H. H. Wilson, (1840) The Srimad Bhagavatam, diterjemahkan oleh A.C. Bhaktivedanta Swami Prabhupada, (1988) hak cipta Bhaktivedanta Book Trust The Jataka or Stories of the Buddha's Former Births, disunting oleh E. B. Cowell, (1895) Garuda Pillar of Besnagar, Archaeological Survei of India, Annual Report (1908–1909). Calcutta: Superintendent of Government Printing, 1912, 129. History of Indian Theatre Oleh M. L. Varadpande. Bab Theatre of Krishna, hlm. 231–94. Terbit tahun 1991, Abhinav Publications, ISBN 81-7017-278-0. Pranala luar Segala hal tentang Kresna di situs krishna.com Mencari Kresna sebagai tokoh sejarah, oleh Prof. N.S. Rajaram Artikel Sri Krishna, oleh Stephen Knapp Riwayat Sri Kresna dalam Bhagawatapurana (Srimad-Bhagavatam) Kehidupan Kresna Kronologi kehidupan Kresna Kisah kepahlawanan Sri Kresna Dewa Hindu Tokoh Mahabharata Awatara Waisnawa
4760
https://id.wikipedia.org/wiki/Aswatama
Aswatama
Dalam wiracarita Mahabharata, Aswatama alias Droni adalah seorang brahmana-kesatria, putra Drona dengan Krepi. Mahabharata menceritakannya sebagai putra kesayangan Drona. Dalam mitologi Hindu, ia dikenal sebagai salah satu dari tujuh ciranjiwi (makhluk abadi), yang dikutuk untuk hidup selamanya tanpa memiliki rasa cinta, setelah melakukan pembunuhan terhadap lima putra Pandawa dan mencoba menggugurkan janin yang dikandung oleh Utari, istri Abimanyu. Mahabharata mendeskripsikan Aswatama sebagai lelaki bertubuh tinggi, dengan kulit gelap, bermata hitam, dan dilekati oleh sebuah permata di dahinya. Sebagaimana Bisma, Drona, Krepa, Karna, dan Arjuna, ia merupakan seorang ahli ilmu perang dan dipandang sebagai salah satu kesatria ulung pada masanya. Aswatama juga menyandang gelar maharathi, dan merupakan salah satu jenderal andalan Korawa dalam perang Kurukshetra. Setelah perang di Kurukshetra berakhir, hanya ia bersama Kertawarma dan Krepa yang menjadi penyintas dari pihak Korawa. Oleh karena dipenuhi dendam atas kematian ayahnya, ia menyerbu kemah Pandawa saat tengah malam dan melakukan pembantaian membabi buta. Seperti halnya Resi Parasurama dan Resi Byasa, Aswatama juga dikenal sebagai resi terkemuka. Menurut mitologi Hindu, Aswatama akan menjabat sebagai penyandang gelar wyasa pada mahayuga ke-29, di manwantara ke-7. Aswatama juga akan menjabat sebagai salah satu resi di antara tujuh resi agung (Saptaresi) pada manwantara ke-8. Arti nama Menurut Mahabharata, Aswatama berarti "bersuara [seperti] kuda". Ia diberi nama demikian karena tangisannya saat lahir seperti suara ringkikan kuda. Ia juga dikenal sebagai Acaryanandana (आचार्यनन्दन; Ācāryanandana), yang artinya "[anak] kesayangan guru", dan Acaryaputra (आचार्यपुत्र; Ācāryaputra), arti harfiahnya "putra guru". Masa muda dan pendidikan Aswatama merupakan putra dari pasangan Bagawan Drona dengan Krepi, adik Krepa (pendeta agung Hastinapura pada masa pemerintahan para raja Dinasti Kuru). Ia terlahir dengan sebuah batu permata (mani) yang melekat di dahinya. Saat kecil ia hidup dalam kemiskinan; Mahabharata mendeskripsikan bahwa keluarga Aswatama bahkan tidak mampu menyediakan susu, minuman yang lazim pada masyarakat saat itu. Demi memberikan kehidupan yang lebih layak kepada Aswatama, Drona mencoba mencari bantuan kepada teman lamanya yang bernama Drupada, tetapi berujung pada permusuhan karena Drupada menghina status sosial Drona. Status sosial keluarganya mengalami perubahan setelah Drona diangkat sebagai guru kerajaan oleh keluarga Dinasti Kuru di Hastinapura. Ia mengenyam ilmu militer bersama dengan para pangeran Dinasti Kuru, yaitu seratus Korawa (putra Dretarastra, Raja Hastinapura) dan lima Pandawa (putra Pandu, adik Dretarastra: Yudistira, Bima, Arjuna, Nakula, Sadewa). Kekuatannya hampir setara dengan Arjuna, terutama dalam ilmu memanah. Di antara para pangeran Kuru, ia berteman baik dengan Duryodana, putra sulung Dretarastra. Mereka berdua memiliki kecemburuan kepada Pandawa. Duryodana merasa bahwa Yudistira adalah penghalangnya dalam mewarisi takhta Hastinapura, sementara bakat Arjuna membuat Aswatama iri karena merasa bahwa kasih sayang ayahnya telah terbagi, sebab Arjuna adalah murid kesayangan Drona. Dalam rangka menyelesaikan pendidikan para pangeran Kuru, Drona memerintahkan para Korawa untuk melakukan tugas akhir, yaitu mengalahkan Drupada, Raja Panchala, dan membawanya hidup-hidup ke hadapan Drona. Setelah para Korawa gagal melaksanakan tugasnya, Drona mengutus Arjuna dan saudara-saudaranya untuk menunaikan tugas tersebut. Arjuna berhasil membawa Drupada ke hadapan Drona. Drona menjelaskan bahwa dendamnya kepada Drupada telah berakhir pada saat itu juga. Ia juga membagi kerajaan Panchala menjadi dua wilayah, dan mengangkat Aswatama sebagai raja di sebagian wilayah Panchala tersebut. Perang Kurukshetra Saat perang di antara Pandawa dan Korawa meletus, Aswatama memihak kepada Korawa. Keputusannya memaksa Drona untuk bergabung dengan Korawa. Untuk membangkitkan semangat pasukan Korawa setelah dipukul mundur, ia memanggil senjata Narayanastra yang dahsyat. Mengetahui hal tersebut, Kresna membuat sebuah taktik dan karenanya senjata itu berhasil diatasi. Ia juga memanggil senjata Agneyastra untuk menyerang Arjuna, tetapi berhasil ditumpas dengan senjata Brahmastra. Pertarungannya dengan Bima dalam Bharatayuddha berakhir secara "skakmat". Kematian Drona Pada pertempuran di hari ke-10, Drona diangkat sebagai panglima tertinggi pasukan Korawa, menggantikan Bisma yang telah kalah. Drona berjanji bahwa ia akan menangkap Yudistira dan membawanya ke hadapan Duryodana, tetapi janji itu senantiasa gagal ditunaikan. Duryodana pun mulai mencela Drona, yang menyebabkan Aswatama marah. Akhirnya timbul perselisihan antara Duryodana dengan Aswatama. Kresna menyadari bahwa mustahil bagi para Pandawa untuk mengalahkan Drona yang bersenjata lengkap. Sebagai penasihat, ia menyarankan agar Yudistira dan para Pandawa membuat kesan seolah-olah Aswatama gugur dalam pertempuran. Menurut Kresna, hal itu akan menjatuhkan semangat tempur Drona, sehingga ia akan lebih mudah untuk dikalahkan. Kresna pun menyuruh Bima untuk membunuh seekor gajah perang yang bernama Aswatama, lalu berseru setelah berhasil membunuhnya. Hal itu dilakukan dengan baik oleh Bima. Saat mendengar bahwa "Aswatama mati", Drona segera bertanya kepada Yudistira, orang yang ia ketahui tidak pernah berbohong. Yudistira pun menyatakan bahwa Aswatama telah mati, tetapi bukan Aswatama putra Drona. Menurut salah satu versi Mahabharata, Yudistira mengucapkan kalimat seutuhnya dan sejelas mungkin, tetapi klausa terakhir tersamarkan oleh suara genderang dan terompet yang bertalu-talu, sehingga klausa yang didengar oleh Drona hanya "Aswatama mati" saja. Menurut versi lain, Yudistira mengucapkan bahwa Aswatama mati, tetapi diikuti dengan bisikan bahwa bukan Aswatama putra Drona. Setelah mendengar bahwa "Aswatama mati", Drona langsung merasa lemas dan tidak melanjutkan pertempuran. Ia segera duduk dalam posisi asanas. Melihat Drona sudah tak bersemangat lagi, Drestadyumna, panglima tertinggi pihak Pandawa bergegas mengambil pedangnya, kemudian memenggal leher Drona. Senjata Narayanastra Setelah mengetahui bahwa ayahnya terbunuh karena suatu tipuan, Aswatama pun murka. Ia mengeluarkan senjata Narayanastra untuk memusnahkan Pandawa. Pengeluaran senjata tersebut diiringi dengan tiupan angin kencang, sambaran petir, dan kemunculan jutaan anak panah yang siap menyasar setiap orang bersenjata di kubu Pandawa. Hal tersebut menggentarkan pihak Pandawa, sampai akhirnya Kresna menyuruh semua orang di kubu Pandawa untuk menjatuhkan senjata dan bersikap menyerah kepada Narayanastra. Sebagai awatara Wisnu (Narayana), Kresna tahu bahwa Narayanastra hanya menyerang orang-orang yang bersenjata saja. Setelah semua orang di kubu Pandawa menjatuhkan senjata, Narayanastra pun kehilangan target serangannya, lalu kembali kepada Aswatama. Saat pertempuran berlanjut kembali, Duryodana menyuruh Aswatama agar mengeluarkan Narayanastra sekali lagi, tetapi Aswatama menerangkan bahwa apabila senjata tersebut dipakai lagi, maka pemakainyalah yang akan menjadi sasaran. Menurut versi Mahabharata terjemahan Kisari Mohan Ganguli, senjata Narayanastra berhasil memusnahkan satu aksohini laskar Pandawa. Setelah menggunakan Narayanastra, pertempuran sengit antara kedua belah pihak berlanjut kembali. Aswatama mengalahkan Drestadyumna dalam pertarungan langsung, tetapi gagal untuk membunuhnya karena Satyaki dan Bima segera menolongnya. Setelah pertempuran berlanjut, Aswatama berhasil membunuh Raja Nila dari Mahismati. Serangan malam Dalam kitab Sauptikaparwa dikisahkan bahwa pada hari ke-18 (hari berakhirnya berperang), penyintas perang dari pihak Korawa ada tiga orang: Aswatama, Krepa, dan Kertawarma. Setelah perang di hari terakhir usai, mereka mendapati bahwa Duryodana terluka parah setelah berduel dengan Bima. Dalam keadaan sekarat, Duryodana mengangkat Aswatama sebagai panglima tertinggi Korawa, dan memohon agar ia membalaskan dendam Duryodana. Aswatama—yang juga memiliki dendam—berjanji untuk membunuh para perwira pihak Pandawa demi Duryodana setelah perang berakhir secara resmi. Terinsiprasi dari burung hantu yang menyambar gagak di tengah malam, Aswatama menggagas untuk melakukan serangan pada malam hari. Namun niatnya ditentang oleh Krepa karena itu merupakan perbuatan yang tidak adil. Aswatama pun mengutarakan bahwa peperangan memang tidak adil, dan semua pihak memang tidak adil. Pada akhirnya Krepa dan Kertawarma tetap mengikuti instruksi Aswatama untuk melakukan serangan malam di perkemahan para Pandawa. Di pintu gerbang perkemahan, mereka bertiga dihadang raksasa penjaga. Segala senjata yang diluncurkan Aswatama tidak mampu mengalahkan makhluk itu. Kemudian Aswatama memohon bantuan Dewa Siwa. Sang dewa muncul lalu memberikan kesaktian bagai Rudra kepada Aswatama, yang membuatnya tak terkalahkan dan berhasil merangsek masuk dengan mudah ke perkemahan Pandawa. Pertama-tama, Aswatama mencari tenda Drestadyumna lalu membunuhnya. Keributan yang terjadi membuat Yudamanyu dan Utamoja bangun lalu bergegas ke tenda Drestadyumna. Namun mereka terbunuh oleh Aswatama yang telah mendapatkan kekuatan dari Siwa. Aswatama juga membunuh Pancakumara (lima putra Pandawa), Srikandi, dan para kesatria yang ada di perkemahan, kemudian mengamuk bagaikan Rudra. Sementara itu, Krepa dan Kertawarma berjaga di gerbang perkemahan, dan membunuh para prajurit yang melarikan diri dari amukan Aswatama. Setelah melakukan pembantaian di perkemahan Pandawa, ketiga kesatria kembali menghadap Duryodana dan menyatakan bahwa para perwira Panchala (Drestadyumna, Srikandi, Yudamanyu, Utamoja) telah binasa, dan anak-anak para Pandawa telah punah. Duryodana merasa senang mendengarkan berita keberhasilan Aswatama; sesuatu yang tidak dapat dilakukan oleh Bisma, Drona, dan Karna untuknya. Tak lama kemudian, Duryodana menghembuskan napas terakhirnya. Aswatama, Krepa, Kertawarma, beserta para prajurit Korawa yang tersisa melaksanakan upacara pembakaran jenazah untuknya. Konfrontasi terakhir Pada saat serangan malam, Pandawa sedang tidak berada di perkemahan sehingga selamat dari amukan Aswatama. Seorang kusir kereta Drestadyumna berhasil meloloskan diri dari serangan Krepa dan Kertawarma di pintu gerbang. Ia melaporkan kejadian kepada Yudistira sehingga para Pandawa bergegas kembali ke perkemahan mereka. Ketika kembali, mereka mendapati bahwa perkemahan telah porak poranda. Sementara itu, Aswatama mengungsi ke asrama Resi Byasa setelah menyesali perbuatannya. Pandawa memburu Aswatama hingga ke asrama sang bagawan. Di sana, ia bertarung dengan Arjuna. Saat pertarungan, Aswatama memanggil senjata Brahmastra. Dengan senjata itu ia menyerang Arjuna dan Arjuna membalasnya dengan mengeluarkan senjata yang sama. Takut akan kehancuran dunia, Resi Byasa menyuruh agar kedua kesatria tersebut menarik senjatanya kembali. Sementara Arjuna berhasil melakukannya, Aswatama yang belum diberi pengetahuan untuk menarik Brahmastra diberi pilihan agar senjata menyerang target lain untuk dihancurkan. Aswatama mengarahkan senjatanya menuju rahim Utari (menantu Arjuna) yang sedang hamil, dengan tujuan memutus garis keturunan Pandawa. Senjata itu berhasil membakar janin Utari, tetapi Kresna menghidupkannya lagi. Kutukan bagi Aswatama Pada akhir buku Sauptikaparwa dinyatakan bahwa Kresna mengutuk Aswatama agar menderita kusta dan mengembara di Bumi sampai akhir zaman Kaliyuga. Aswatama juga dipaksa menyerahkan batu permata berharga (mani) yang melekat di dahinya, yaitu permata yang membuatnya tidak takut terhadap segala senjata, penyakit, atau rasa lapar, dan membuatnya tak takut terhadap para dewa, raksasa, detya, dan naga. Setelah permatanya dilepaskan, bekas lekatannya meninggalkan luka di dahinya, yang mengeluarkan darah berbau tidak sedap yang tidak akan pernah berhenti mengalir sampai akhir zaman Kaliyuga. Di India masa kini, Aswatama telah menjadi legenda urban, dan dipercaya masih hidup serta mengembara ke berbagai kuil Siwa, memohon agar lukanya dapat disembuhkan. Pewayangan Jawa Riwayat hidup Aswatama dalam pewayangan Jawa memiliki beberapa perbedaan dengan kisah aslinya dari kitab Mahabharata yang berasal dari Tanah Hindu, yaitu India, dan berbahasa Sanskerta. Beberapa perbedaan tersebut meliputi nama tokoh, lokasi, dan kejadian. Namun perbedaan tersebut tidak terlalu besar sebab inti ceritanya sama. Dalam pewayangan Jawa, Aswatama juga dikenal sebagai putra Begawan Durna alias Resi Drona dengan Dewi Kripi, putri Prabu Purungaji dari negara Tempuru. Ia berambut dan bertelapak kaki kuda karena ketika awal mengandung dirinya, Dewi Kripi sedang beralih rupa menjadi kuda sembrani, dalam upaya menolong Bambang Kumbayana (Drona) terbang menyeberangi lautan. Aswatama berasal dari padepokan Sokalima. Seperti ayahnya, ia memihak para Korawa saat perang Bharatayuddha. Ketika ayahnya menjadi guru Keluarga Pandawa dan Korawa di Astina (Hastinapura), Aswatama ikut serta dalam mengikuti pendidikan ilmu olah keprajuritan. Ia memiliki sifat pemberani, cerdik dan pandai mempergunakan segala macam senjata. Dari ayahnya, Aswatama mendapat pusaka sakti berupa panah bernama Panah Cundamanik. Pada perang Bharatayuddha, Durna gugur karena terkena siasat oleh para Pandawa. Mereka berbohong bahwa Aswatama telah gugur, tetapi yang dimaksud bukan Aswatama manusia, melainkan seekor gajah perang yang bernama Hastitama (hasti berarti "gajah") namun terdengar seperti Aswatama. Lalu Durna menjadi putus asa setelah ia menanyakan kebenaran kabar tersebut kepada Yudistira yang dikenal tak pernah berbohong. Aswatama merasa kecewa dengan sikap Duryodana yang terlalu membela Salya yang dituduhnya sebagai penyebab gugurnya Karna. Aswatama memutuskan untuk mundur dari perang Bharatayudha. Setelah Perang Bharatayuda berakhir dan keluarga Pandawa pindah dari Amarta (Indraprastha) ke Astina, Aswatama menyelinap ke dalam keraton Astina. Ia berhasil membunuh Drestadyumna (pembunuh ayahnya), Pancawala (putra Puntadewa alias Yudistira), Banowati (janda Duryodana) dan Srikandi. Diceritakan bahwa akhirnya ia mati oleh Bima, karena badannya hancur dipukul Gada Rujakpala. Lihat pula Drona Ciranjiwi Referensi Pranala luar Pembalasan dendam Aswatama Tokoh Mahabharata
4761
https://id.wikipedia.org/wiki/Gatotkaca
Gatotkaca
Gatotkaca adalah seorang tokoh dalam wiracarita Mahabharata, putra Bimasena (Bima) atau Werkodara dari keluarga Pandawa. Ibunya bernama Hidimbi (Arimbi), berasal dari bangsa rakshasa. Gatotkaca dikisahkan memiliki kekuatan luar biasa. Dalam perang besar di Kurukshetra, ia menewaskan banyak sekutu Korawa sebelum akhirnya gugur di tangan Karna. Di Indonesia, Gatotkaca menjadi tokoh pewayangan yang sangat populer. Misalnya dalam pewayangan Jawa, ia dikenal dengan sebutan Gatotkoco (bahasa Jawa: Gathotkaca). Kesaktiannya dikisahkan luar biasa, antara lain mampu terbang di angkasa tanpa menggunakan sayap, serta terkenal dengan julukan "otot kawat tulang besi". Etimologi Dalam bahasa Sanskerta, nama Ghaṭotkaca (घटोत्कच) secara harfiah bermakna "kepala gundul [yang seperti] kendi". Nama ini terdiri dari dua kata, yaitu ghaṭaṁ (घटं) yang berarti "buli-buli" atau "kendi", dan utkaca (उत्कच) yang berarti "gundul". Nama ini diberikan kepadanya karena sewaktu lahir kepalanya yang gundul mirip dengan buli-buli atau kendi. Kelahiran Menurut versi Mahabharata, Gatotkaca adalah putra Bima dari keluarga Pandawa yang lahir dari seorang rakshasa perempuan bernama Hidimbi. Hidimbi sendiri merupakan raksasa penguasa sebuah hutan; tinggal bersama kakaknya yang bernama Hidimba . Menurut versi ini, Arimbi bukan sekadar penghuni hutan biasa, melainkan putri dari Kerajaan Pringgadani, negeri bangsa rakshasa). Kisah kelahiran Gatotkaca dikisahkan secara tersendiri dalam pewayangan Jawa. Namanya sewaktu masih bayi adalah Jabang Tetuka. Sampai usia satu tahun, tali pusarnya belum bisa dipotong walau menggunakan senjata apa pun. Arjuna (adik Bimasena) pergi bertapa untuk mendapatkan petunjuk dewa demi menolong keponakannya itu. Pada saat yang sama Karna, yang kelak menjadi panglima Kerajaan Hastina juga sedang bertapa mencari senjata pusaka. Karena wajah keduanya mirip, Batara Narada selaku utusan kahyangan memberikan senjata Kontawijaya kepada Karna, bukan kepada Arjuna. Setelah menyadari kesalahannya, Narada pun menemui Arjuna yang sebenarnya. Lalu Arjuna mengejar Karna untuk merebut senjata Konta, sehingga pertarungan pun terjadi. Karna berhasil meloloskan diri bersama senjata Konta, sedangkan Arjuna hanya berhasil merebut sarung pembungkus pusaka tersebut. Sarung pusaka Konta terbuat dari kayu mastaba yang ternyata bisa digunakan untuk memotong tali pusar Tetuka. Saat dipakai untuk memotong, kayu mastaba musnah dan bersatu dalam perut Tetuka. Kresna yang ikut serta menyaksikannya berpendapat bahwa pengaruh kayu Mastaba akan menambah kekuatan bayi Tetuka. Ia juga meramalkan bahwa kelak Tetuka akan tewas di tangan pemilik senjata Konta. Jagoan para dewa Menurut versi pewayangan Jawa, setelah berhasil dipotong pusarnya, Tetuka dibawa ke kahyangan oleh Narada yang saat itu sedang digempur oleh Patih Sekipu dari Kerajaan Trabelasuket. Patih tersebut diutus rajanya, Kalapracona untuk melamar bidadari bernama Batari Supraba. Tetuka dihadapkan sebagai lawan Sekipu. Semakin dihajar, Tetuka justru semakin kuat. Karena malu, Sekipu mengembalikan Tetuka kepada Narada untuk dibesarkan saat itu juga. Narada menceburkan tubuh Tetuka ke dalam kawah Candradimuka, di Gunung Jamurdipa. Para dewa kemudian melemparkan berbagai jenis senjata pusaka ke dalam kawah. Beberapa saat kemudian, Tetuka muncul ke permukaan sebagai seorang laki-laki dewasa. Segala jenis pusaka para dewa telah melebur dan bersatu ke dalam dirinya. Kemudian Tetuka bertarung melawan Sekipu dan berhasil membunuhnya dengan gigitan taringnya. Kresna dan para Pandawa saat itu datang menyusul ke kahyangan. Kresna memotong taring Tetuka dan menyuruhnya berhenti menggunakan sifat-sifat kaum raksasa. Batara Guru, raja kahyangan menghadiahkan seperangkat pakaian pusaka, yaitu Caping Basunanda, Kotang Antrakusuma, dan Terompah Padakacarma untuk dipakai Tetuka, yang sejak saat itu berganti nama menjadi Gatotkaca. Dengan mengenakan pakaian pusaka tersebut, Gatotkaca mampu terbang menuju Kerajaan Trabelasuket dan membunuh Kalapracona. Pernikahan Dalam versi Mahabharata, Gatotkaca menikahi Ahilawati, gadis dari Kerajaan Naga dan mempunyai anak bernama Barbarika. Dalam versi pewayangan Jawa, Gatotkaca menikah dengan sepupunya, yaitu Pregiwa, putri Arjuna. Ia berhasil menikahi Pregiwa setelah melalui perjuangan berat, yaitu menyingkirkan saingannya, bernama Laksmana Mandrakumara, putra Duryodana dari keluarga Korawa. Dari perkawinannya dengan Pregiwa, Gatotkaca memiliki putra bernama Sasikirana, yang menjadi panglima perang Hastinapura pada masa pemerintahan Prabu Parikesit, putra Abimanyu atau cucu Arjuna. Versi lain mengisahkan, Gatotkaca memiliki dua orang istri lagi selain Pregiwa, yaitu Suryawati dan Sumpaniwati. Dari keduanya masing-masing lahir Suryakaca dan Jayasumpena. Raja Pringgandani Gatotkaca versi Jawa adalah manusia setengah raksasa, tetapi bukan raksasa hutan. Ibunya adalah putri Prabu Tremboko dari Kerajaan Pringgadani. Tremboko tewas di tangan Pandu ayah para Pandawa akibat adu domba yang dilancarkan Sangkuni. Ia kemudian digantikan oleh anak sulungnya yang bernama Arimba. Arimba sendiri tewas di tangan Bimasena pada saat para Pandawa membangun Kerajaan Amarta. Takhta Pringgadani kemudian dipegang oleh Arimbi yang telah diperistri Bima. Suksesi kepemimpinan kelak diserahkan kepada putra mereka setelah dewasa. Arimbi memiliki lima orang adik bernama Brajadenta, Brajamusti, Brajalamadan, Brajawikalpa, dan Kalabendana. Brajadenta diangkat sebagai patih dan diberi tempat tinggal di Kasatrian Glagahtinunu. Sangkuni dari Kerajaan Hastina datang menghasut Brajadenta bahwa takhta Pringgadani seharusnya menjadi miliknya, bukan milik Gatotkaca. Akibat hasutan tersebut, Brajadenta memberontak untuk merebut takhta dari tangan Gatotkaca yang baru saja dilantik sebagai raja. Brajamusti yang memihak Gatotkaca bertarung menghadapi Brajadenta. Kedua raksasa tersebut tewas bersama. Roh mereka menyusup masing-masing ke dalam kedua telapak tangan Gatotkaca, sehingga menambah kesaktian keponakan mereka tersebut. Setelah peristiwa itu, Gatotkaca mengangkat Brajalamadan sebagai patih baru, dengan gelar Patih Prabakiswa. Kematian Versi Mahabharata Kematian Gatotkaca terdapat dalam jilid ketujuh kitab Mahabharata yang berjudul Dronaparwa, pada bagian Ghattotkacabadhaparwa. Ia dikisahkan gugur dalam perang di Kurukshetra pada malam hari ke-14. Perang besar tersebut adalah perang saudara antara keluarga Pandawa melawan Korawa. Mahabharata mengisahkan, sebagai seorang raksasa, Gatotkaca memiliki kekuatan luar biasa terutama pada malam hari. Setelah kematian Jayadrata di tangan Arjuna, pertempuran seharusnya dihentikan untuk sementara karena senja telah tiba. Namun Gatotkaca menghadang pasukan Korawa saat mereka dalam perjalanan menuju perkemahan mereka. Pertempuran berlanjut; semakin malam, kesaktian Gatotkaca semakin meningkat. Banyak prajurit Korawa yang dibunuhnya. Seorang sekutu Korawa dari bangsa rakshasa bernama Alambusa maju menghadapinya. Gatotkaca menghajarnya dengan kejam karena Alambusa telah membunuh sepupunya, yaitu Irawan putra Arjuna pada pertempuran hari kedelapan. Tubuh Alambusa ditangkap dan dibawa terbang tinggi, kemudian dibanting ke tanah sampai hancur berantakan. Duryodana, pemimpin Korawa merasa ngeri melihat keganasan Gatotkaca. Ia memaksa Karna menggunakan senjata pusaka Indrastra pemberian Dewa Indra yang bernama Vasavishakti (menurut pewayangan Jawa, disebut senjata Konta) untuk membunuh rakshasa itu. Semula Karna menolak karena pusaka tersebut hanya bisa digunakan sekali saja dan akan dipergunakannya untuk membunuh Arjuna. Karena terus didesak, akhirnya Karna melemparkan pusakanya ke arah Gatotkaca. Menyadari ajalnya sudah dekat, Gatotkaca memikirkan cara untuk membunuh prajurit Korawa dalam jumlah besar sekaligus sekali serang. Gatotkaca pun memperbesar ukuran tubuhnya sampai ukuran maksimal dan kemudian roboh menimpa ribuan prajurit Korawa setelah senjata pamungkas Karna menembus dadanya. Pandawa sangat terpukul dengan gugurnya Gatotkaca. Dalam barisan Pandawa, hanya Kresna yang tersenyum melihat kematian Gatotkaca. Ia gembira karena Karna telah kehilangan pusaka andalannya sehingga nyawa Arjuna dapat dikatakan aman. Versi Jawa Perang di Kurukshetra dalam pewayangan Jawa biasa disebut dengan nama Baratayuda. Kisahnya diadaptasi dan dikembangkan dari naskah Kakawin Bharatayuddha yang ditulis tahun 1157 pada zaman Kerajaan Kadiri. Versi pewayangan mengisahkan, Gatotkaca sangat akrab dengan sepupunya yang bernama Abimanyu, putra Arjuna. Setelah mengetahui bahwa Abimanyu menikah dengan Utari, paman Gatotkaca yang bernama Kalabendana datang menemui Abimanyu dengan tujuan mengajaknya pulang, tetapi tidak berhasil. Gatotkaca justru memarahi Kalabendana yang dianggapnya lancang mencampuri urusan rumah tangga sepupunya itu. Karena terlalu marah, Gatotkaca memukul kepala Kalabendana. Mekipun perbuatan tersebut dilakukan tanpa sengaja, tetapi pamannya itu tewas seketika. Ketika perang Baratayuda meletus, Abimanyu benar-benar tewas dikeroyok para Korawa pada hari ke-13. Pada hari ke-14, Arjuna berhasil membalas kematian putranya itu dengan cara memenggal kepala Jayadrata, ipar Duryodana. Akhirnya Duryodana memaksa Karna menyerang perkemahan Pandawa pada malam itu juga, meskipun hal itu melanggar peraturan perang. Setelah tahu bahwa para Korawa melancarkan serangan malam, pihak Pandawa mengirim Gatotkaca untuk menghadang. Gatotkaca sengaja dipilih karena Kotang Antrakusuma yang ia pakai mampu memancarkan cahaya terang benderang. Gatotkaca berhasil menewaskan sekutu Korawa yang bernama Lembusa. Sementara itu dua pamannya, yaitu Brajalamadan dan Brajawikalpa, tewas di tangan musuh mereka, masing-masing bernama Lembusura dan Lembusana. Gatotkaca berhadapan dengan Karna, pemilik senjata Kontawijaya. Ia menciptakan kembaran dirinya sebanyak seribu orang sehingga membuat Karna merasa kebingungan. Atas petunjuk Batara Surya, Karna berhasil menemukan Gatotkaca yang asli. Ia pun melepaskan senjata Konta ke arah Gatotkaca. Gatotkaca mencoba menghindar dengan cara terbang setinggi-tingginya. Namun arwah Kalabendana tiba-tiba muncul menangkap Kontawijaya sambil menyampaikan berita dari kahyangan bahwa ajal Gatotkaca telah ditetapkan malam itu. Gatotkaca yang pasrah terhadap takdirnya berpesan supaya mayatnya bisa digunakan untuk membunuh musuh. Kalabendana setuju, kemudian menusuk pusar Gatotkaca menggunakan senjata Konta. Pusaka itu melebur dengan sarungnya, yaitu kayu mastaba yang masih tersimpan di dalam perut Gatotkaca. Setelah Gatotkaca gugur, arwah Kalabendana melemparkan jenazahnya ke arah Karna. Karna berhasil melompat sehingga lolos dari maut. Namun keretanya hancur berkeping-keping akibat tertimpa tubuh Gatotkaca. Pecahan kereta tersebut melesat ke segala arah dan menewaskan para prajurit Korawa yang berada di sekitarnya. Gatotkaca dalam budaya populer Sejak zaman kuno hingga Indonesia modern saat ini, Gatotkaca telah menjadi tokoh budaya pop dan tokoh wayang yang sangat populer di Indonesia, memiliki versi cerita sendiri yang diceritakan dalam versi Jawa dan Bali dari Kakawin Bharatayuddha oleh Empu Sedah dan Empu Panuluh. Dalam wayang Jawa, ia dikenal sebagai "Gathotkaca" dengan ketenaran superhero dan terkenal dengan julukan "Satriya otot kawat balung wesi". Untuk orang Bali, Gatotkaca dipuja sebagai dewa dan secara populer digambarkan dalam karya seni dan patung, seperti Patung Satria Gatotkaca di persimpangan jalan utama Kuta di Bali. Gatotkaca telah sering digambarkan dalam budaya populer Indonesia seperti musik, permainan, komik dan film. Film aksi pahlawan super Satria Dewa: Gatotkaca (2020), bagian dari serial Jagat Satria Dewa. Gatotkaca versi Jawa karya Is Yuniarto ditampilkan sebagai pahlawan yang dapat dimainkan di game Mobile Legends: Bang Bang. Gatotkaca merupakan sinetron SCTV pada Minggu, 21 Agustus-13 Nopember 2005 pukul 19:00-20:00 WIB berjumlah 13 episode diproduksi MD Entertainment. Gatotkaca merupakan sinetron MNCTV pada Rabu, 17 Maret 2010 pukul 18:00-19:00 WIB diproduksi Lunar Jaya Films dan MNC Pictures. Gatotkaca merupakan sinetron ANTV pada Sabtu, 11 Pebruari–Minggu, 2 April 2017 pukul 8:45-9:45 WIB diproduksi Lunar Jaya Films, Verona Pictures dan ANTV Pictures. Galeri Lihat pula Bima Bharatayuddha Referensi Pranala luar Mahabharata jilid ketujuh atau Dronaparwa, bagian Ghatotkachabadhaparwa Gatotkaca sebagai konsep superhero Tokoh Mahabharata
4762
https://id.wikipedia.org/wiki/Abimanyu
Abimanyu
Abimanyu adalah seorang tokoh dalam wiracarita Mahabharata. Ia adalah putra Arjuna dan Subadra. Dalam wiracarita Mahabharata, ditetapkan bahwa Abimanyulah yang akan meneruskan Yudistira sebagai pewaris takhta. Riwayatnya dituturkan sebagai pahlawan yang tragis. Ia gugur dalam pertempuran besar di Kurukshetra sebagai salah satu kesatria termuda dari pihak Pandawa, karena baru berusia enam belas tahun. Abimanyu menikah dengan Utari, putri Raja Wirata dan memiliki seorang putra bernama Parikesit, yang lahir tak lama setelah ia gugur. Menurut mitologi Hindu, Abimanyu adalah inkarnasi Warcasa, putra Dewa bulan. Ia membuat perjanjian bahwa putranya tinggal di Bumi hanya selama 16 tahun, sebagaimana ia tak dapat menahan perpisahan dengan putranya. Abimanyu berusia 16 tahun saat ia terbunuh dalam pertempuran. Arti nama Abimanyu terdiri dari dua kata Sanskerta, yaitu abhi (artinya 'berani') dan manyu (artinya 'tabiat'; diucapkan seperti kata 'maniyu'). Dalam bahasa Sanskerta, kata Abhimanyu (diucapkan seperti 'Abimaniyu') berarti "ia yang memiliki sifat tak kenal takut" atau "yang bersifat kepahlawanan". Partasuta (पार्थसुत; Pārthasuta) atau Partatmaja (पार्थात्मज; Pārthātmaja), yang berarti anak Parta (nama lain Arjuna), adalah nama yang biasanya muncul dalam naskah adaptasi Mahabharata berbahasa Kawi, contohnya Kakawin Bharatayuddha. Beberapa nama lainnya juga terdapat dalam naskah Mahabharata berbahasa Sanskerta, antara lain: Sakratmajatmaja (शक्रात्मजत्माज; Śakrātmajatmāja), anak dari putranya Dewa Sakra (yang dimaksud putra Dewa Sakra yaitu Arjuna). Arjuni (आर्जुनि; Ārjuni), patronim dari nama Arjuna. Arjunatmaja (अर्जुनात्मज; Arjunātmaja), putra Arjuna. Saubadra (सौभद्र; Saubhadra), putra Subadra. Janmawira (जन्मविर; Janmavira), pemberani sejak lahir. Kehidupan awal Dalam kitab Mahabharata dikisahkan bahwa semasih berada dalam rahim ibunya, Abimanyu sudah dapat mendengarkan percakapan antara ibu dan ayahnya. Mahabharata menjelaskan bahwa dari dalam rahim, ia bisa menguping pembicaraan Arjuna yang sedang mengajari Subadra tentang suatu formasi mematikan yang sulit ditembus bernama Cakrabyuha. Setelah Arjuna selesai membahas cara memasuki Cakrabyuha, akhirnya Subadra tertidur, sehingga Abimanyu tidak memiliki kesempatan untuk tahu bagaimana cara meloloskan diri dari formasi itu. Setelah lahir, Abimanyu tinggal bersama ibunya di Dwaraka. Dalam Sabhaparwa dikisahkan bahwa para Pandawa (termasuk Arjuna, ayah Abimanyu) kalah berjudi dengan para Korawa. Taruhannya adalah hukuman pengasingan selama 12 tahun, ditambah hidup dalam penyamaran selama setahun. Pada masa pengasingan itu, Abimanyu diasuh di bawah bimbingan pamannya, Kresna. Dalam Wirataparwa dikisahkan bahwa Arjuna mengakhiri masa hukumannya di keraton Raja Wirata dengan menyamar sebagai guru tari. Setelah penyamarannya diakhiri, Arjuna menikahkan Abimanyu dengan Utari, putri Raja Wirata, untuk mempererat hubungan antara Pandawa dengan keluarga Raja Wirata, selain untuk menjalin persekutuan apabila perang antara Pandawa dan Korawa tak bisa dielakkan. Perang di Kurukshetra Abimanyu turut serta membela ayahnya dalam perang di Kurukshetra, yang menjadi klimaks wiracarita Mahabharata. Perang itu dilatarbelakangi dengan pertikaian antara para Pandawa dan para Korawa. Dikisahkan bahwa setelah masa hukuman para Pandawa sudah habis, dan sesuai dengan perjanjian yang sah, Pandawa yang dipimpin Yudistira berniat mengambil kembali kerajaan yang seharusnya menjadi hak mereka. Namun, Duryodana, pemimpin para Korawa tidak mau menyerahkan kerajaan kepadanya. Perundingan untuk mendamaikan mereka dilakukan oleh Kresna, tetapi gagal. Akhirnya, pertempuran tidak dapat dielakkan. Mereka memilih Kurukshetra—suatu lapangan di sebelah utara kerajaan mereka—sebagai medan perang. Mahabharata mencatat bahwa pertempuran berlangsung selama 18 hari. Sebagai cucu Dewa Indra—dewa senjata ajaib sekaligus dewa peperangan—Abimanyu merupakan ksatria yang gagah berani dan ganas. Karena dianggap setara dengan kemampuan ayahnya, Abimanyu mampu melawan kesatria-kesatria besar dari pihak Korawa seperti Drona, Karna, Duryodana dan Dursasana. Ia dipuji karena keberaniannya dan memiliki rasa setia yang tinggi terhadap ayah, paman, dan sekutunya. Kematian Pada pertempuran pada hari ketiga belas, pihak Korawa menantang Pandawa untuk mematahkan formasi tempur melingkar yang dikenal sebagai Cakrabyuha. Para Pandawa menerima tantangan tersebut karena Kresna dan Arjuna tahu bagaimana cara mematahkan berbagai formasi tempur. Pada hari itu, Kresna dan Arjuna sibuk bertarung dengan Raja Susarma dari Trigarta dan laskar Samsaptaka yang dikenal tahan banting. Karena Pandawa telanjur menerima tantangan tersebut, mereka tidak memiliki pilihan selain menaruh harapan kepada Abimanyu yang memiliki pengetahuan tentang bagaimana cara mematahkan formasi Cakrabyuha, tetapi tidak tahu bagaimana cara keluar dari dalamnya. Untuk meyakinkan bahwa Abimanyu tidak akan terperangkap dalam formasi tersebut, Pandawa bersaudara memutuskan bahwa mereka dan sekutu mereka akan mengawal Abimanyu dan membantu sang pemuda keluar dari Cakrabyuha. Abimanyu berhasil menembus Cakrabyuha. Pandawa bersaudara dan sekutu mereka mencoba untuk mengikuti, tetapi dihadang oleh Jayadrata, Raja Sindhu, yang memakai anugerah Siwa sehingga mampu menahan serangan para Pandawa—kecuali Arjuna—hanya untuk satu hari. Setelah tertinggal, Abimanyu berjuang sendirian dalam menghadapi serangan pasukan Korawa. Abimanyu membunuh beberapa kesatria yang mendekatinya, termasuk putra Duryodana, yaitu Laksmana. Menyaksikan putra kesayangannya terbunuh, Duryodana menjadi murka dan memerintahkan segenap perwira Korawa yang ada di sana—meliputi Dursasana, Sangkuni, Aswatama, Karna—untuk segera membunuh Abimanyu. Tanpa menghiraukan aturan perang, mereka menyerang Abimanyu secara serentak. Setelah gagal menghancurkan baju zirah Abimanyu, Karna menghancurkan busur Abimanyu dari belakang. Kemudian keretanya dihancurkan, kusir dan kudanya dibunuh, dan seluruh senjatanya terbuang. Abimanyu mampu bertahan sampai pedangnya patah dan roda kereta yang ia pakai sebagai perisai hancur berkeping-keping. Tak berapa lama kemudian, Abimanyu dibunuh oleh putra Dursasana dengan cara menghancurkan kepalanya dengan gada. Abimanyu gugur saat istrinya sedang hamil tua. Putra Abimanyu, yaitu Parikesit, lahir setelah kematiannya. Ia merupakan satu-satunya keturunan Arjuna yang masih hidup setelah Bharatayuddha, dan melanjutkan garis keturunan Dinasti Kuru. Abimanyu sering kali dianggap sebagai kesatria yang terberani dari pihak Pandawa, yang mengorbankan dirinya pada peperangan dalam usia yang masih sangat muda. Pembalasan dendam Arjuna Berita kematian Abimanyu membuat Arjuna sangat sedih dan sakit hati. Ia sadar bahwa seandainya Jayadrata tidak menghalangai para Pandawa memasuki formasi Cakrabyuha, Abimanyu pasti mendapat bantuan. Ia bersumpah akan membunuh Jayadrata pada hari berikutnya sebelum matahari tenggelam. Kalau gagal menunaikan sumpahnya, Arjuna siap membakar diri hidup-hidup. Pihak Korawa yang mengetahui sumpah tersebut segera mengatur strategi agar Jayadrata berada sangat jauh dan terlindungi dari Arjuna pada hari berikutnya. Ribuan prajurit dan kesatria Korawa mengelilingi dan mengawal Jayadrata. Arjuna berusaha menjangkau Jayadrata, tetapi ribuan pasukan Korawa mengahalanginya. Hingga matahari hampir terbenam, Jayadrata masih jauh dari jangkauan Arjuna. Karena khawatir bahwa Arjuna tidak mampu menuntaskan sumpahnya, maka Kresna terpaksa memanfaatkan kesaktiannya. Dengan pusaka sakti Cakra Sudarsana, ia menutupi sebagian matahari, sehingga suasana menjadi gelap seolah-olah matahari sudah tenggelam. Baik pihak Korawa maupun Pandawa mengira hari sudah malam, dan sesuai aturan, mereka menghentikan peperangan dan kembali ke kubu masing-masing. Dengan demikian, pihak Korawa tidak melanjutkan pertarungan sehingga Jayadrata tidak berada dalam perlindungan mereka lagi. Saat kereta perang Arjuna mendekati kereta perang Jayadrata, matahari muncul kembali. Kresna segera menyuruh Arjuna agar menggunakan kesempatan tersebut untuk membunuh Jayadrata. Arjuna mengangkat busurnya dan meluncurkan panah, memutuskan leher Jayadrata. Tepat setelah itu, hari sudah sore, matahari tenggelam dan Arjuna berhasil menuntaskan sumpahnya untuk membunuh Jayadrata. Pewayangan Jawa Dalam khazanah pewayangan Jawa, Abimanyu merupakan tokoh penting. Di bawah ini dipaparkan ciri khas tokoh ini dalam budaya Jawa, yang sudah berkembang dan berbeda daripada tokoh yang sama di India. Riwayat Dalam pewayangan Jawa, Abimanyu dikenal pula dengan nama Angkawijaya, Jaya Murcita, Jaka Pengalasan, Partasuta, Kirityatmaja, Sumbadraatmaja, Wanudara dan Wirabatana. Ia merupakan putra Arjuna (salah satu dari lima kesatria Pandawa) dengan Dewi Sembadra atau Roro Ireng (putri Prabu Basudewa [penguasa Mandura] dengan Dewi Dewaki). Ia mempunyai 13 orang saudara lain ibu, yaitu: Sumitra, Bratalaras, Bambang Irawan, Kumaladewa, Kumalasakti, Wisanggeni, Wilungangga, Endang Pregiwa, Endang Pregiwati, Prabakusuma, Wijanarka, Anantadewa dan Bambang Sumbada. Abimanyu merupakan kesayangan dewata. Sejak dalam kandungan ia telah mendapat "Wahyu Hidayat", yang mampu membuatnya mengerti dalam segala hal. Dikisahkan bahwa karena pertapaannya yang khusyuk, Abimanyu mendapatkan Wahyu Makutha Raja, yaitu wahyu yang menyatakan bahwa keturunannya akan menjadi penerus takhta penguasa Astina. Dalam pewayangan, Abimanyu diceritakan sebagai tokoh yang bersifat lembut, bertingkah laku baik, jujur, berhati teguh, bertanggung jawab, dan pemberani. Pendidikan militernya diajarkan langsung oleh ayahnya, sedangkan ilmu kebatinan ia dapatkan dari kakeknya, Bagawan Abiyasa. Abimanyu tinggal di kesatrian Palangkawati, setelah mengalahkan Prabu Jayamurcita. Ia mempunyai dua orang istri, yaitu: Dewi Siti Sundari, putri Prabu Kresna, raja negara Dwarawati dengan Dewi Pratiwi. Kisah pernikahan Abimanyu dengan Siti Sundari pertama kali muncul dalam Kakawin Gatotkacasraya karya Mpu Panuluh, dan dilakonkan dalam pentas wayang kulit dengan judul Alap-Alapan Siti Sundari atau Jaya Murcita Ngraman. Dewi Utari, putri Prabu Matsyapati dengan Dewi Ni Yutisnawati, dari negara Wirata, dan berputra Parikesit. Kisah pernikahan Abimanyu dengan Utari dilakonkan dalam pentas wayang kulit dengan judul Putu Rabi Nini atau Kalabendana Gugur. Bharatayuddha Abimanyu gugur dalam Baratayuda, yaitu pertempuran antara kubu Korawa melawan Pandawa di lapangan Kurusetra. Pada saat itu, kesatria dari pihak Pandawa yang berada di medan laga dan menguasai strategi perang hanya tiga orang, yakni Bima, Arjuna, dan Abimanyu. Gatotkaca menyingkir karena Karna merentangkan senjata Kunta Wijayadanu. Bima dan Arjuna dipancing oleh kesatria lain dari pihak Korawa agar keluar dari medan pertempuran, sehingga Abimanyu saja yang diandalkan pihak Pandawa pada saat itu. Setelah semua saudaranya gugur, Abimanyu lupa untuk mengatur formasi perang. Dia maju sendirian ke tengah barisan Korawa dan terperangkap dalam formasi mematikan yang disiapkan musuhnya. Korawa menghujani senjata ke tubuh Abimanyu sampai Abimanyu terjerembab dan jatuh dari kudanya—dalam pewayangan digambarkan lukanya arang kranjang (banyak sekali). Abimanyu terlihat seperti landak karena berbagai senjata menancap di tubuhnya. Menurut cerita, kejadian itu merupakan risiko pengucapan sumpah ketika melamar Dewi Utari. Abimanyu pernah bersumpah bahwa dia masih bujang, dan menyatakan apabila dia mengucapkan sumpah palsu, maka dia siap mati dikeroyok dan tertusuk berbagai senjata para musuhnya. Padahal Abimanyu mengucapkan sumpah palsu, karena saat itu dia sudah menikahi Dewi Siti Sundari. Dengan berbagai senjata yang menancap diseluruh tubuhnya, Abimanyu tidak bisa berjalan lagi. Meski demikian, Abimanyu tidak menyerah. Bahkan dia berhasil membunuh calon putra mahkota Astina, yaitu Lesmana Mandrakumara putra Prabu Duryodana, dengan cara melemparkan keris Pulanggeni, setelah menembus tubuh empat prajurit lainnya. Pada saat itu pihak Korawa tahu bahwa untuk membunuh Abimanyu, mereka harus memutus langsang yang ada di dadanya. Akhirnya Abimanyu gugur oleh gada Kyai Glinggang atau Galih Asem milik Jayadrata, kesatria dari Banakeling. Kakawin Bharatayuddha Kutipan di bawah ini diambil dari Kakawin Bharatayuddha, yang menceritakan pertempuran terakhir Sang Abimanyu. Galeri Lihat pula Laksmanakumara Perang Kurukshetra Referensi Pranala luar Moral Stories.com: Kisah yang menceritakan keberanian Abimanyu Mahabharata Online: Situs tentang tokoh dan cerita Mahabharata Tokoh Mahabharata
4763
https://id.wikipedia.org/wiki/Parikesit
Parikesit
Parikesit adalah nama penguasa kerajaan Kuru dalam legenda India, yang disebutkan dalam sejumlah pustaka Hindu, meliputi Mahabharata dan Purana. Berdasarkan analisis kepustakaan, ia memerintah pada Periode Weda Pertengahan (abad ke-12 sampai ke-9 SM). Ia bersama putra sekaligus penerusnya yang bernama Janamejaya, memiliki peranan penting dalam konsolidasi negeri Kuru, penyusunan sloka-sloka Weda menjadi suatu himpunan, dan pengembangan upacara srauta yang ortodoks, sehingga menjadikan ranah kerajaan Kuru sebagai pusat kebudayaan dan politik yang dominan di kawasan India Utara pada Zaman Besi. Riwayat Parikesit terutama tercatat sebagai legenda dalam Mahabharata dan Purana. Dalam Mahabharata disebutkan bahwa ia merupakan putra Abimanyu dan Utari, dan merupakan cucu Arjuna. Ia menjadi penerus kakeknya, Yudistira yang bertakhta di Hastinapura, ibukota Kuru. Menurut Mahabharata, ia memerintah selama 24 tahun dan wafat saat berumur 60 tahun. Pada suatu legenda dalam kitab Adiparwa dan Bhagawatapurana, diceritakan bahwa Parikesit meninggal karena digigit Naga Taksaka. Menurut kitab Adiparwa, sang naga menyamar menjadi ulat dan bersembunyi di dalam buah jambu yang dihidangkan kepada Parikesit. Cara kematian tersebut terjadi karena kutukan brahmana bernama Srenggi yang merasa sakit hati karena Parikesit telah mengalungkan bangkai ular di leher Samiti (Samika), ayahnya. Konteks sejarah Dalam pustaka suci Weda, hanya ada satu nama Parikesit yang tercatat; namun, sastra pasca-Weda (Mahabharata dan Purana) tampaknya mengindikasikan keberadaan dua raja dengan nama Parikesit, yang satunya hidup sebelum Perang Kurukshetra dan menjadi leluhur Pandawa (tokoh Mahabharata), yang satunya lagi hidup setelah Pandawa dan merupakan keturunannya. Sejarawan H. C. Raychaudhuri meyakini bahwa keterangan tentang Parikesit yang kedua lebih cocok dengan yang disebutkan dalam pustaka Weda, sedangkan informasi tentang keberadaan Parikesit yang pertama amat langka dan tidak konsisten. Namun Raychaduri penasaran apakah kenyataannya memang ada dua raja dengan nama yang sama. Ia berpendapat bahwa penggandaan nama sebenarnya "dilakukan oleh para penulis silsilah untuk mencatat anakronisme" dalam beberapa bagian Mahabharata, sebagai "duplikasi karangan yang merujuk kepada orang yang sama, yang keberadaannya dalam silsilah penguasa Kuru tidak mewariskan suatu tradisi yang bertahan", sehingga "ada suatu pengacauan kepada catatan silsilah" dalam tradisi pasca-Periode Weda, yang juga mencatat adanya dua nama Janamejaya, putra Parikesit. Sejarawan Michael Witzel menyatakan bahwa Parikesit adalah penguasa kuno kerajaan Kuru; ia menentukan tarikh Dinasti Pārikṣita sekitar 1200–1100 SM (Periode Regweda Akhir). Sebaliknya, H.C. Raychaudhuri menentukan tarikhnya sekitar abad ke-9 SM. Witzel menganggap Parikṣhit (beserta raja lainnya dalam dinasti tersebut) berperan penting terhadap pengumpulan berbagai naskah yang terpencar menjadi suatu himpunan karya "nasional"—Reg-weda Samhita, Samaweda Samhita, dan Khilani. Kelahiran Catatan dalam Mahabharata dan Bhagawatapurana menyebutkan bahwa Parikesit adalah putra Abimanyu, keturunan Arjuna, salah satu Pandawa. Saat Parikesit masih berada dalam kandungan, ayahnya berpartisipasi dalam perang antara Pandawa melawan Korawa (Bharatayuddha) di Kurukshetra. Dalam pertempuran tersebut, Abimanyu gugur, meninggalkan ibu Parikesit (Utari) yang sedang hamil tua. Maka dari itu ia lahir dalam keadaan yatim. Sebelum kelahiran Parikesit, diceritakan dalam kitab Sauptikaparwa bahwa Aswatama bertarung dengan Arjuna pada akhir perang. Keduanya sama-sama sakti dan mampu mengeluarkan senjata Brahmāstra. Agar tidak terjadi kehancuran akibat pertemuan dua senjata itu, mereka dilerai oleh Resi Byasa, dan diminta untuk menarik senjata masing-masing. Arjuna mampu menariknya, sedangkan Aswatama tidak. Aswatama dianjurkan untuk mengarahkan senjata tersebut kepada objek lain. Karena dipenuhi hasrat untuk menghancurkan garis keturunan Pandawa, ia mengarahkan senjata tersebut ke janin Utari. Parikesit yang masih berada dalam kandungan pun tewas. Berkat pertolongan dari Kresna, Parikesit dihidupkan kembali. Menurut Bhagawatapurana, saat senjata milik Aswatama diarahkan ke janin Utari, Dropadi dan Subadra berdoa kepada Kresna agar keturunan Pandawa terselamatkan. Kresna menenangkan mereka, lalu ia melindungi janin dalam kandungan Utari dari serangan senjata milik Aswatama yang mematikan. Akhirnya nyawa Parikesit terselamatkan. Maka dari itu, Parikesit juga memiliki nama lain "Wisnurata" (Viṣṇurāta), karena Dewa Wisnu (dalam wujud Kresna) menjadikannya anugerah bagi para Pandawa saat garis keturunan mereka terancam punah. Resi Domya menyampaikan ramalan kepada Yudistira bahwa Parikesit akan menjadi pemuja Wisnu yang setia, dan semenjak diselamatkan oleh Kresna, ia akan dikenal sebagai Wisnurata (orang yang selalu dilindungi oleh Sang Dewa). Resi Domya juga meramalkan bahwa Parikesit akan selamanya mencurahkan kebajikan, ajaran agama dan kebenaran, dan akan menjadi pemimpin yang bijaksana, tepatnya seperti Ikswaku dan Rama dari Ayodhya. Ia akan menjadi kesatria panutan seperti Arjuna, yaitu kakeknya sendiri, dan akan membawa kemasyhuran bagi keluarganya. Pemerintahan Setelah Perang Kurukshetra berakhir, kakek Parikesit yang bernama Yudistira (kakak Arjuna) menjabat sebagai raja di Hastinapura selama 36 tahun. Dalam kitab Prasthanikaparwa, Yudistira memutuskan untuk turun takhta, tak lama setelah wafatnya Kresna. Kemudian takhta Kerajaan Kuru diserahkan kepada Parikesit. Dalam menjabat, ia didampingi oleh kakeknya yang lain yang bernama Yuyutsu (putra Dretarastra), selaku penasihat raja. Setelah menjabat sebagai raja, Parikesit menyelenggarakan tiga ritual yadnya. Saat melangsungkan ritual, ia berkelana ke berbagai penjuru kerajaannya. Dalam perjalanannya, ia melihat seorang pria sedang memukul banteng berkaki satu dengan menggunakan tongkat, serta menendang seekor sapi. Parikesit menahan pria tersebut lalu menjatuhkan hukuman mati. Sebelum dihukum, pria tersebut menampakkan wujud aslinya sebagai Raksasa Kali. Ia meminta ampun kepada sang raja, kemudian dibebaskan dengan syarat tidak menginjakkan kaki lagi di wilayah kekuasaan Parikesit. Sapi yang dipukul pria tadi pun menampakkan wujud aslinya sebagai Dewi Pertiwi yang dilanda duka sebab Kresna telah meninggal dunia dan kembali ke Waikuntha. Sementara si banteng adalah personifikasi dari darma yang ketiga kakinya telah dimutilasi, dan pada masa Kaliyuga ini ia berdiri dengan satu kaki saja. Akhir riwayat Dalam bagian awal kitab Adiparwa dan Bhagawatapurana terkandung cerita tentang kutukan Srenggi pada Parikesit. Diceritakan bahwa Parikesit beristirahat di sebuah tempat pertapaan Begawan Samiti (Samika), setelah lelah melakukan perburuan. Ketika itu Samiti sedang duduk bertapa. Tatkala Parikesit bertanya ke mana buruannya pergi, Samiti hanya diam membisu karena pantang berkata-kata saat bertapa. Setelah pertanyaannya tidak dijawab, Parikesit merasa dongkol lalu mengambil bangkai ular yang ada di dekat situ dengan anak panahnya, lalu mengalungkannya ke leher Samiti. Seseorang bernama Kresa menyaksikan perbuatan Parikesit, lalu ia menceritakannya kepada putra Samiti yang bernama Srenggi. Srenggi menyumpahi Parikesit agar mati digigit ular dalam waktu tujuh hari sejak sumpah tersebut diucapkan. Samiti kecewa terhadap perbuatan putranya tersebut, yang mengutuk raja yang telah memberikan mereka tempat berlindung. Akhirnya Samiti berencana untuk membatalkan kutukan Srenggi. Ia lalu mengutus muridnya untuk memberitahu dan mengundang Parikesit agar datang kembali ke pertapaannya, tetapi sang raja menjaga gengsi saat mendengar tawaran Samiti, dan memilih untuk berlindung. Tujuh hari kemudian, seekor naga bernama Taksaka pergi ke Hastinapura dalam misi melaksanakan perintah Srenggi untuk menggigit Parikesit. Di tengah perjalanan ke Hastinapura, Taksaka bertemu seorang ahli bisa bernama Kasyapa yang hendak melindungi sang raja. Setelah Kasyapa mendemonstrasikan kemahirannya, Taksaka menyuapnya agar segera pulang. Setiba di Hastinapura, Taksaka melihat bahwa penjagaan istana sangat ketat. Sang raja berlindung di dalam menara tinggi dan dikelilingi oleh prajurit, brahmana, dan ahli bisa. Untuk dapat membunuh Parikesit, Taksaka menyamar menjadi ulat dalam buah jambu. Kemudian jambu tersebut disuguhkan kepada Parikesit. Pada saat menjelang malam, Parikesit merasa aman, sebab hari ketujuh akan segera berakhir. Ketika ia mengambil buah jambu yang disuguhkan, ulatnya berubah menjadi Taksaka, yang segera menggigit leher sang raja. Parikesit pun tewas seketika, sementara Taksaka pulang ke dalam perut Bumi (Patala). Keturunan Menurut Purana, Parikesit menikah dengan Putri Madrawati. Dalam kitab Shatapatha Brahmana (XIII.5.4), tercatat bahwa Parikesit memiliki empat putra: Janamejaya, Bimasena, Ugrasena, dan Srutasena. Sebagaimana yang tercatat dalam Mahabharata, di antara empat putranya, Janamejaya yang dipilih sebagai pewaris takhta. Dalam Adiparwa diceritakan bahwa ia dan ketiga saudaranya melaksanakan Aswamedha-yadnya. Janamejaya juga menyelenggarakan upacara Sarpahoma, yang bertujuan untuk membasmi seluruh ular di muka Bumi, sebagai pembalasan dendam karena ayahnya tewas akibat gigitan ular. Menurut Purana, Janamejaya menikahi Wapustama, dan memiliki dua putra bernama Satanika dan Sankukarna. Satanika diangkat sebagai raja menggantikan ayahnya dan menikahi putri dari Kerajaan Wideha, kemudian memiliki seorang putra bernama Aswamedadata. Para keturunan Raja Parikesit tersebut merupakan raja legendaris yang memimpin Kerajaan Kuru, tetapi riwayatnya tidak muncul dalam Mahabharata. Nama-nama tersebut muncul dalam kitab Bhagawatapurana dan Purana lainnya. Pewayangan Jawa Pada masa perkembangan agama Hindu dan Buddha di Nusantara, kitab Mahabharata dari India yang berbahasa Sanskerta juga diterjemahkan ke dalam bahasa Jawa Kuno, bersama pustaka suci Hindu lainnya. Selain itu, beberapa kakawin digubah berdasarkan cerita dalam pustaka tersebut, dan beberapa di antaranya diadaptasi menjadi pertunjukan wayang kulit yang masyhur di Jawa. Dalam perkembangannya, para dalang melakukan sejumlah perubahan saat mengadaptasi kisah Mahabharata ke dalam lakon pewayangan. Tokoh Parikesit yang diceritakan dalam pewayangan tidak jauh berbeda dengan yang tertulis dalam kitab Mahabharata; perubahan kecil terjadi pada sejumlah nama tokoh. Menurut pewayangan Jawa, Parikesit adalah putra Abimanyu alias Angkawijaya, kesatria Plangkawati dengan permaisuri Dewi Utari, putri Prabu Matsyapati (Wirata) dengan Dewi Ni Yustinawati (Sudesna) dari Kerajaan Wirata. Ia seorang anak yatim, karena ayahnya gugur di medan perang Bharatayuddha ketika ia masih dalam kandungan. Parikesit lahir di istana Astina (Hastinapura) setelah keluarga Pandawa pindah dari Amarta (Indraprastha) ke Astina. Parikesit naik takhta negara Astina menggantikan kakeknya, Prabu Karimataya (nama gelar Prabu Yudistira setelah menjadi raja negara Astina). Dikisahkan bahwa Parikesit berwatak bijaksana, jujur dan adil. Menurut cerita sisipan dalam pewayangan Jawa, Parikesit mempunyai 5 (lima) orang permaisuri dan 8 (delapan) orang anak, yaitu: Dewi Puyangan, memiliki putra Ramayana dan Pramasata. Dewi Gentang, memiliki putri Dewi Tamioyi. Dewi Satapi alias Dewi Tapen, memiliki putra Yudayana dan Dewi Pramasti. Dewi Impun, memiliki putri Dewi Niyedi. Dewi Dangan, memiliki putra Ramaprawa dan Basanta. Catatan Referensi Daftar pustaka Pranala luar Kisah yang menceritakan keagungan Maharaja Parikesit Dharmakshetra.com: Parikshita Kejadian setelah Bharatayuddha: lahirnya Parikesit Tokoh Mahabharata Raja dalam mitologi Hindu