Bidang Ilmu
stringclasses 1
value | Kalimat
stringlengths 5
1k
|
---|---|
Sastra | Nikah, Minke. |
Sastra | Ayyas membayangkan, jika Muna yang datang ke Moskwa terus bisa menikah dengannya di Moskwa, sejarah hidupnya terasa akan sangat indah. |
Sastra | Cakra dan Satya berada di lantai atas, di kamar calon pengantin, mencoba baju Jawa untuk nikahan akhir minggu ini. |
Sastra | Tapi kebahagiaan yang melingkupi rumah panggung atas pernikahan 'kembar' Ikanuri dan Wibisana membuatnya seperti kejadian biasa-biasa saja. |
Sastra | Akhirnya, Dini menelepon Kemal dan semuanya seperti sudah direncanakan, Dini menikah dengan Kemal! |
Sastra | Aku sempat menikah ketika masih tinggal di-gereja tua itu, tapi hanya bertahan enam bulan. |
Sastra | Butuh berkali-kali menyakinkan Kak Laisa kalau pernikahan itu justru karena permintaan istri pertama. |
Sastra | Di pernikahan sahabat Anda, berarti alergi udang hindari makan itu, ini resepnya." "Saya tidak pernah alergi apa pun termasuk udang. |
Sastra | Rezim Matarom WAKTU berlalu, Enong tak menunjukkan tanda-tanda akan menikah. |
Sastra | Kemarin malam ia telah dinikahkan. |
Sastra | Ia telah menikahkan seluruh adiknya dan berusaha memberikan yang terbaik untuk setiap orang dalam keluarganya. |
Sastra | Kau mungkin benar, tidak pantas mendahului Kak Laisa menikah.... |
Sastra | Ketika namamu disebut dalam akad nikah Hafshah binti Ragab Ali Ridhwan Hamid Ghazali. |
Sastra | Sekarang bahagia dan udah punya anak." Zafran coba berargumen, "Tapi ada ada juga lho temen gue yang udah bertahun-tahun pacaran hingga akhirnya menikah, sekarang udah punya anak juga". |
Sastra | Ia tak menduga pernikahan itu menjelma sembilu yang memutuskan tali persahabatan dengan Sum. |
Sastra | Kalian ini nanti kalau sudah nikah, pastikan istri kalian tahu bahwa kalian yang berkuasa dalam rumah tangga. |
Sastra | Kecantikan fisik Retna dalam ruang akad nikah ini kalah oleh kecantikan batinnya sendiri. |
Sastra | Ayyas dan beberapa pejabat KBRI Moskwa menyaksikan prosesi akad pernikahan itu. |
Sastra | Menikahlah Sebelum Dipaksa Menikah! |
Sastra | "Aku amat mencintai istriku, tidak pernah sekalipun terlintas untuk menikah lagi, tapi aku berjanji, jika urusan ini berjalan sesuai yang direncanakan, aku akan belajar banyak bagaimana membagi cinta dengan adil.... |
Sastra | "Karena dulu sebelum menikahi bibimu, pernah kujanjikan dengan bersungguh-sungguh, bahwa aku akan menyayangi keluarga dengan sepenuh jiwa." Ah, tampak benar Melayunya lelaki itu. |
Sastra | Beberapa pernikahan berikutnya bahkan lebih maju lagi, mereka berdansa, menari diiringi gesekan biola Jim. |
Sastra | Aku akan menikahimu. |
Sastra | Pernikahan terakhir di lembah indah mereka. |
Sastra | Mamak dulu juga menikah di umur segitu. |
Sastra | "Aku tidak akan menikah—" "Dengarkan Kakak bicara, Dali!" Kak Laisa menatap tajam. |
Sastra | Mereka berkeliling museum kepolisian, gedung kekaisaran, taman Ueno dan berakhir di restoran Indonesia, milik seorang artis Indonesia yang menikah dengan pebisnis Amerika. |
Sastra | Setelah sudah nikah, maka Sultan Muhammad pun didudukkan di kanan tuan Putri Seganda Lela, Maka nasi hadap-hadapan pun diangkat oranglah. |
Sastra | Dia sungguh tidak akan pernah bisa mengambil keputusan sepenting itu sebelum Kak Laisa menikah. |
Sastra | Apalagi dengan fakta menikahnya Yashinta, maka sempurna sudah Kak Laisa dilintas oleh seluruh adik-adiknya. |
Sastra | Meninggalkan hatinya yang telah membiru setelah tubuhnya kutelantarkan demi pernikahan ini. |
Sastra | Tapi setelah nikah, boro-boro kasih yang mewah, kasih yang sederhana saja tidak bisa. |
Sastra | Yang terakhir ini dilakukan Bu Geni pada mayat perempuan yang meninggal sebelum menikah. |
Sastra | "pesona sesaat", "pelarian kejenuhan pasutri", "intermeso pernikahan", dan sebagainya. |
Sastra | Pernikahanku. |
Sastra | Perempuan itu mencuri tujuh belas tahun dari tiga puluh empat tahun pernikahan kami. |
Sastra | Hari pernikahan kami benar-benar melepaskan kodratku sebagai makhluk yang—pada dasarnya—menyedihkan. |
Sastra | Bukankah pacaran itu dosa, ya Miss Indonesu…?" Dan pertanyaan itu diulang kali ini oleh Mayuko kepada Garsini, ketika mereka telah selesai menyaksikan akad nikah pasangan berbahagia di Islamic Centre. |
Sastra | "Maksudmu, kamu menyesal menikah dengan Arwin? |
Sastra | Ternyata suaminya telah menikah lagi dengan putri seorang imam 919/994 masjid kota Kazan, maka ia merasa tidak mungkin lagi kembali kepada suaminya. |
Sastra | "Setiap pernikahan punya pasang surut, sama seperti hal-hal lain. |
Sastra | Pacaran bukan berarti sudah seratus persen untuk menikah. |
Sastra | Inikah perasaan menang yang selama ini diimpikannya? |
Sastra | Pemuda normal yang belum menikah. |
Sastra | Beberapa tahun setelah pulang ke desanya dia menikah. |
Sastra | Dalimunte kembali ke ibukota lepas satu minggu dari acara pernikahan. |
Sastra | Siap nikah, ujar Wati. |
Sastra | Setelah masa tunangan beberapa bulan, aku dinikahi seorang anak pemilik sebuah restoran di Sanur. |
Sastra | Dua tahun menikah juga demikian. |
Sastra | "Dan itu terus terjadi, lak peduli meski kau sudah menikah dengan seseorang, tak peduli meski kau sudah menemukan kekasih hati yang baru. |
Sastra | Sungguh, tidak mudah mendapat abit godang sebagai simbol restu orangtua atas pernikahan anaknya. |
Sastra | Aku punya uang untuk pesta pernikahanku." "Ini soal adat dan harga diri buyung. |
Sastra | Bahkan ia bisa menargetkan kapan menikah. |
Sastra | Dan Anastasia harus menikah dengan orang seperti itu. |
Sastra | Sudah lebih dari cukup umur untuk menikah. |
Sastra | Pernikahan ini mungkin hanya menjadi tempat berlindung baginya karena ia takut disebut perawan tua. |
Sastra | Saka nikah. |
Sastra | Pernikahan-pernikahan yang dihadirinya. |
Sastra | Lain kalau saya tidak jadi menikah dengan Pak Geni dulunya. |
Sastra | Dan dengan khusyuk Ayyas menjawab, "Amin." "Mas Ayyas belum menikah kan?" "Belum Pak Joko." "Sudah ada calon." "Yang benar-benar pasti belum. |
Sastra | Ibunda Doktor meminta Doktor menikah dengan A atau B atau C, itu karena melihat Doktor tidak juga menikah, dan belum memiliki pilihan yang jelas. |
Sastra | Markum sedang membeli satu pak rokok ke 7 Eleven di depan apartemen, dan saat pulang menemukan anaknya bergumul dengan perempuan yang baru saja dalam rencana hendak dinikahinya. |
Sastra | Sebentar lagi dia akan menikah. |
Sastra | Kau menjadi perempuan yang aku cari itu, Kita menikah dan hidup bersama dalam kesucian dan kesetiaan." Devid mengucapkan kalimatnya itu dengan muka tertunduk. |
Sastra | "Nanti, setelah kau menjalani pernikahanmu sepuluh atau lima belas tahun, kau akan mengerti sendiri. |
Sastra | Bagaimana mungkin ia bisa menikah dengan orang yang melihat bayangannya atau mendengar namanya saja ia merasa jijik bukan main. |
Sastra | Sejak menikah, mereka tinggal di rumah masing-masing. |
Sastra | Seperti seorang pawang hujan yang komat-kamit merapal mantra, berusaha menggusur hujan ketika gelaran macam pernikahan akan berlangsung. |
Sastra | Begitu seorang laki-laki menikah, maka dia mendapat gelar adat. |
Sastra | "Percayalah, ini akan menjadi kejutan menyenangkan buat Mayumi…" Betapa ia telah berjuang meyakinkan kedua wanita itu untuk merestui pernikahan putrinya dengan Jay Bachan. |
Sastra | Yang jelas, bagi Ayyas menikah tidak semata-mata pertemuan lelaki dan perempuan dalam akad yang sah. |
Sastra | Aku ingin mengambil pasangan hetero tapi memiliki rintangan besar, misal, yang satu sudah menikah." "Klise. |
Sastra | Perhatiannya lebih terarah ke sosok pria renta yang berbaring lemah di hadapannya. |
Sastra | Kami pun akan merasa lebih aman dengan seorang pria di dalam rumah ini. |
Sastra | Supriatun ingat sepeda anak laki-lakinya yang boncengannya dipasangi dua buah keranjang untuk mengangkut rumput makanan ternak. |
Sastra | Percakapan di Dalam Butik Cakra, Wati, dan Bambang berdiri di depan cermin, di dalam sebuah butik pria mahal asal Italia. |
Sastra | Di bagian pria, tepatnya di barisan pertama tidak jauh dari Imam Sadulayev berdiri, seorang pemuda berkaca mata dan berwajah Asia Tenggara nampak duduk menunduk dengan mata berkaca-kaca. |
Sastra | Terutama ini kukatakan karena pria Pribumi belum terbiasa memperlakukan wanita dengan lemah-lembut dan sopan, ramah dan tulus. |
Sastra | Memang di daerah Sumedang banyak pemandangan yang indah-indah, tiada kurang daripada di daerah tanah Priangan yang termasyhur permai sekalipun. |
Sastra | Itu, tiga perkara yang pria minta dari perempuan. |
Sastra | Menjauh dari pria aneh tersebut. |
Sastra | Empat hari setelah memberi kabar persetujuan, Supriatun langsung ke Jakarta dengan kereta api sendirian. |
Sastra | Sumpah mati aku akan jadikan malam itu tak akan terlupakan oleh pria yang berani menyematkan cincin di jari manisku. |
Sastra | Tak satu pun pria yang mau memperistri dirinya. |
Sastra | Mempelai pria sudah datang dan seperti banyak mempelai pria lain, bertampang pucat seperti kena delapan hari diare. |
Sastra | Sebagian besar penghuni rumah kos, terutama pria, yakin bahwa Yulius sekali atau dua kali sebulan pasti pergi ke tempat pelacuran. |
Sastra | Apalah dosa mereka ...." Pria tua itu bergumam dalam diam, mendongak menatap Jingganya lautan Menghela na- pas panjang. |
Sastra | Kau-lah yang akan membuat-nya ...." Pria tua itu tersenyum. |
Sastra | Supriatun mengajaknya bermain sepeda di jalan aspal depan rumah. |
Sastra | Di antaranya adalah teguran Gunadi kepada Farida akan berkurangnya perhatian terhadap Alya, lalu keberatan Farida akan kesibukan Gunadi yang kian menjadi setelah Supriatun datang. |
Sastra | "Tidak, kalau pengantin pria berhalangan, juga boleh diwakili dengan keris." "Mengapa orang mesti kawin mBok?" Bujang itu tertawa, dan kepalanya digeleng-gelengkan, "Ah, Mas Nganten ini. |
Sastra | Buat apa lagi negeri Yang Ada Hanyalah ADA dongeng?" Kedua pria itu duduk berhadapan. |
Sastra | Tangan prianya menggenggam erat rambut perempuannya. |
Sastra | Di mata Garsini para pria itu sama saja. |
Sastra | Tetapi bagi orang-orang di desa asal pengantin pria, itu pemandangan biasa. |
Sastra | "Pencinta sejati tidak akan pernah menyerah sebelum kematian itu sendiri datang menjemput dirinya Pria tua itu mengulang kalimatnya. |
Sastra | Ia justru malah lebih senang menampilkan diri, sebagai pria sederhana. |
Sastra | Juga cerita-cerita tentang jasa Supriatun yang telah menyelamatkan nyawanya ketika tercebur kali irigasi persawahan. |
Sastra | Harus menutup hijab antara wanita dan pria. |
Sastra | Maka titah Seri Batara, "Manatah segala raja-raja yang tiada singgah bermain, karena adat raja-raja barang di mana tempat yang baik, berhenti juga melihat tamasya, daripada segenap pulau itu banyak perburuan, maka itulah raja namanya." Maka sahut raja Melaka, "Kesukaan raja itu, tiadalah daripada berburu itu," Syahdan maka hidangan pun diangkat oranglah, maka segala priayi yang mengangkat hidangan itu pun semuanya menyandang tatapan kekuningan. |